Anda di halaman 1dari 8

Manajemen luka dengan perdarahan

Yang dimaksud dengan pendarahan adalah peristiwa keluarnya darah dari


pembuluh darah karena pembuluh tersebut mengalami kerusakan. Kerusakan
ini bisa disebabkan oleh benturan fisik, sayatan, atau pecahnya pembuluh
darah yang tersumbat.
Berdasarkan letak keluarnya darah, pendarahan dibagi menjadi 2 macam,
yaitu pendarahan terbuka dan pendarahan tertutup.
Pengendalian pendarahan bisa bermacam-macam, tergantung pada jenis dan
tingkat pendarahannya. Untuk pendarahan terbuka, pertolongan yang bisa
diberikan antara lain:
– Tekan langsung pada cidera
Penekanan ini dilakukan dengan kuat pada pinggir luka. Setelah beberapa
saat, sistem peredaran darah akan menutup luka tersebut. Teknik ini
dilakukan untuk luka kecil yang tidak terlalu parah (luka sayatan yang tidak
terlalu dalam).
– Elevasi
Teknik dilakukan dengan mengangkat bagian yang luka (tentunya setelah
dibalut) sehingga lebih tingggi dari jantung. Apabila darah masih merembes,
diatas balutan yang pertama bisa diberi balutan lagi tanpa membuka balutan
yang pertama.
– Tekan pada titik nadi
Penekanan titik nadi ini bertujuan untuk mengurangi aliran darah menuju
bagian yang luka. Pada tubuh manusia terdapat 9 titik nadi, yaitu temporal
artery (di kening), facial artery (di belakang rahang), common carotid artery (di
pangkal leher, dekat tulang selangka), brachial artery (di lipatan siku), radial
artery (di pergelangan tangan), femoral artery (di lipatan paha), popliteal
artery (di lipatan lutut), posterior artery (di belakang mata kaki), dan dorsalis
pedis artery (di punggung kaki).
– Immobilisasi
Immobilisasi bertujuan untuk meminimalkan gerakan anggota tubuh yang
luka. Dengan sedikitnya gerakan diharapkan aliran darah ke bagian yang luka
tersebut menurun.
– tourniquet
Teknik ini hanya dilakukan untuk menghentikan pendarahan di tangan atau
kaki saja, merupakan pilihan terakhir, dan hanya diterapkan jika ada
kemungkinan amputasi. Bagian lengan atau paha atas diikat dengan sangat
kuat sehingga darah tidak bisa mengalir. Dahi korban yang mendapat
tourniquet harus diberi tanda silang sebagai penanda dan korban harus
segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapat penanganan lebih lanjut. Jika
korban tidak segera mendapat penanganan, bagian yang luka bisa
membusuk.
Berbeda dengan pendarahan terbuka, pertolongan yang bisa diberikan pada
korban yang mengalami pendarahan dalam adalah sebagai berikut:
– rest
Korban diistirahatkan dan dibuat senyaman mungkin.
– ice
Bagian yang luka dikompres es hingga darahnya membeku. Darah yang
membeku ini lambat laun akan terdegradasi secara alami melalui sirkulasi dan
metabolisme tubuh.
– commpression
Bagian yang luka dibalut dengan kuat untuk membantu mempercepat proses
penutupan lubang/bagian yang rusak pada pembuluh darah.
– elevation
Kaki dan tangan korban ditinggikan sehingga lebih tinggi dari jantung.

4. Manajemen luka bakar


Penyebab luka bakar bisa karena api, air panas, paparan suhu tinggi seperti
sengatan matahari, listrik ataupun bahan kimia.
Prinsip dasar penanganan luka bakar :
a. kewaspadaan akan terjadinya gangguan napas pada penderita yang
mengalami trauma inhalasi
b. mempertahankan hemodinamik dalam batas normal dengan resusitasi
cairan
c. mengendalikan suhu tubuh
d. menjauhkan penderita dari lingkungan trauma panas, misal odol, matahari.
e. mengetahui dan mengobati penyulit-penyulit yang mungkin terjadi akibat
trauma listrik, misal rabdomiolisis dan disritmia jantung.

5. Trauma Elektrik
Luka Listrik adalah luka yang disebabkan oleh trauma listrik, yang merupakan
jenis trauma yang disebabkan oleh adanya persentuhan dengan benda yang
memiliki arus listrik, sehingga dapat menimbulkan luka bakar sebagai akibat
berubahnyaenergi listrik menjadi energi panas.
Cedera Akibat Listrik merupakan kerusakan yang terjadi jika arus listrik
mengalir ke dalam tubuh manusia dan membakar jaringan ataupun
menyebabkan terganggunyafungsi suatu organ dalam.
Efek yang ditimbulkan oleh sengatan listrik ke tubuh manusia adalah kejang
otot, nafas berhenti, denyut jantung tidak teratur, luka bakar tingkat tiga,
sampai hal yang terburuk yaitu kematian. Berikut ada beberapa cara
menangani korban kesetrum :
• Jika tubuh korban masih kontak dengan arus listrik, jangan menyentuhnya
dengan tangan telanjang. Segera matikan sumber listrik atau memotong
kabelnya, jika tidak berhasil segera tendang tubuh korban dengan sol sepatu.
• Pastikan sumber listrik sudah tidak menempel di tubuh korban, rebahkan
tubuh korban hingga terlentang dan angkat dagunya, minta orang lain segera
menelepon ambulan.
• Lihat dan dengar nafasnya, jika korban dalam keadaan tidak bernafas,
segera beri nafas bantuan
• Jika ada luka terbuka di tubuh korban akibat sengatan listrik, segera tutupi
dengan benda yang tidak menghantarkan panas seperti kain atau perban.
6. Tersedak
Ketika seseorang tersedak, wajahnya akan berubah merah dan tampak
berusaha untuk mengatur napas, pembuluh darah wajah juga akan terlihat
jelas. Biasanya ia akan memegangi tenggorokan, sementara kulitnya makin
pucat, bibir dan ujung telinga serta hidung menjadi kebiruan. Ini disebabkan
jumlah oksigen yang dihirup berkurang. Anak-anak adalah orang yang paling
sering terjadi tersedak dan butuh penanganan segera.
Yang harus dilakukan sebelum melakukan pertolongan pertama, katakan
pada si anak setenang mungkin langkah apa yang akan Anda lakukan.

Pertama, perintahkan anak untuk membatukkan benda yang menyebabkan


tersedak. Batuk yang cukup kuat diperlukan untuk mengeluarkan benda
penyebab tersedak. Bila anak masih bisa bicara, Anda bisa lebih tenang
karena umumnya mereka bisa mengeluarkan benda hanya dengan
membatukkannya.

Jika dengan batuk, benda penyebab tersedak tidak juga bisa keluar. Mintalah
ia batuk sambil membungkuk atau posisi kepala lebih rendah agar gaya
gravitasi membantu ia mengeluarkan benda tersebut. Jika tidak berhasil juga,
lakukan tindakan pertolongan dengan manuver Heimlich. Manuver Heimlich
adalah tindakan yang dikenal dapat menolong orang yang tersedak
Manuver Heimlich untuk bayi kurang dari 1 tahun

1. Baringkan bayi dengan wajah menghadap ke bawah dan jari-jari tangan


kanan Anda menahannya di bahu dan leher bayi, dengan lengan bawah kiri
sebagai landasan.
2. Lalu berilah lima kali tepukan di punggungnya dengan tangan yang
satunya.
3. Jika ini gagal, balikkan badannya hingga wajahnya menghadap Anda, lalu
dengan dua jari Anda, tekan sebanyak lima kali di tulang dada bagian bawah,
kurang lebih satu jari dari garis yang dibentuk oleh kedua puting susu bayi.
4. Periksa mulut dan ambil semua benda yang dapat Anda lihat.
5. Ulangi sesering mungkin jika diperlukan.
6. Bila bayi tidak sadar, mulailah resusitasi dan bawalah ke rumah sakit.

Manuver Heimlich untuk anak lebih dari 1 tahun dan dewasa

1. Berdiri di belakang anak, carilah bagian bawah iganya.


2. Letakkan telapak anda di perut anak di atas pusarnya dan buat kepalan.
Bagian jempol berada pada perut anak.
3. Letakkan telapak tangan sisi lain di atas kepalan.
4. Tekan perut ke arah atas sampai benda terpental ke luar. Perhatikan
kekuatan tekanan sesuai keadaan fisik anak.

7. Tenggelam
• Tenggelam merupakan proses gangguan pernapasan karena adanya media
cair.
• Tenggelam dapat mengganggu system pernafasan, yang dapat
menimbulkan kematian, oleh karena itu kasus tenggelam harus cepat diatasi.
• Tenggelam dibagi menjadi tenggelam dalam air tawar dan air laut.
• Tenggelam dapat mengakibatkan air masuk ke dalam alveolus, yang dapat
menyebabkan otak tidak mendapatkan oksigen dan kelumpuhan pusat
pernafasan dan kehilangan kesadaran.
• Tenggelam air tawar menyebabkan pengenceran darah, karena konsentrasi
air yang rendah masuk ke dalam sel darah merah. Hal ini menyebabkan
gangguan elektrolit.
• Tenggelam air laut menyebabkan pemekatan darah sehingga beban jantung
bertambah dan menyebabkan denyut nadi yang melambat, dan penurunan
tekanan darah.
• Saat ada seseorang yang tenggelam, jangan sampai kita yang bermaksud
menolong justru menjadi korban kedua. Pertama, pastikan terlebih dahulu
bahwa kita yakin dapat berenang dan menyelamatkan korban, karena korban
pastinya dalam keadaan panik dan terkadang malah mencelakakan penolong.
• Selain dengan berenang, korban dapat ditolong dengan:
1. Raih (dengan atau tanpa alat)
2. Lempar (alat apung)
Penanganan awal korban adalah dengan mengecek ABC (airway, breathing,
circulation) dengan focus perbaikan jalan nafas dan pemberian nafas buatan
kepada korban.
Penilaian pernapasan dilakukan pada tahap ini, yang terdiri dari tiga langkah,
yaitu:
1. Look, yaitu melihat adanya pergerakan dada
2. Listen, yaitu mendengarkan suara napas
3. Feel, yaitu merasakan ada tidaknya hembusan napas
Penanganan pertama pada korban yang tidak sadar dan tidak bernapas
dengan normal setelah pembersihan jalan napas yaitu kompresi dada lalu
pemberian napas buatan dengan rasio 30:2. Terdapat tiga cara pemberian
napas buatan, yaitu mouth to mouth, mouth to nose, mouth to mask, dan
mouth to neck stoma.
Penanganan utama untuk korban tenggelam adalah pemberian napas
bantuan untuk mengurangi hipoksemia. Pemberian napas buatan inisial yaitu
sebanyak 5 kali. Melakukan pernapasan buatan dari mulut ke hidung lebih
disarankan karena sulit untuk menutup hidung korban pada pemberian napas
mulut ke mulut. Pemberian napas buatan dilanjutkan hingga 10 – 15 kali
selama sekitar 1 menit. Namun, bila korban tenggelam lebih dari 5 menit,
pemberian napas buatan dilanjutkan selama 1 menit, kemudian bawa korban
langsung ke daratan tanpa diberikan napas buatan.

8. Panas dengan Kejang


• Kejang adalah suatu gejala kelainan neurologis/system saraf dan bukan
suatu penyakit yang dikarenakan adanya perubahan kimiawi, infeksi akut, dll).
• Kejang jarang menimbulkan kematian, tetapi bahaya kejang terdapat pada
posisi saat pasien terkena kejang tersebut, misalnya saat dekat alat-alat berat
atau di jalanan.
• Demam adalah saat suhu tubuh berada di atas normal karena kelainan otak
sendiri atau bahan-bahan toksik.
• Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh karena
proses di luar saraf kranial (pneumonia bronkus, radang faring-amandel,
radang pada system pencernaan dan lain-lain).
• Gejala dan tanda:
1. Umur waktu kejang antara 6 bulan sampai 4 tahun
2. Lama kejang < 20 menit.
3. Kejang bersifat umum
4. Frekuensi kurang dari 4 kali dalam setahun
5. 16 jam setelah kenaikan suhu tubuh timbul kejang.
6. Pemeriksaan neurologic normal
7. Gambaran EEG yang dibuat sedikitnya 1 minggu sesudah kejang adalah
normal

• Penanganan awal dengan kejang:


1. Menghilangkan kejang secepatnya (dengan Diazepam intravena
2. Istirahat , dengan kompres es atau alcohol dengan obat yang diberikan
klorpromazin atau prometazin
3. Mencari dan mengobati penyebab kenaikan suhu
4. Diberikan obat antikonvulsan selama anak masih panas. Pada kejang
demam sederhana ditambahkan fenobarbital dosis tinggi dan obat antipiretik.
9. Sinkope/Heat Exhaustion dan Heatstroke
Suhu yang panas dapat menyebabkan beberapa hal, misalnya keringat,
kehausan, dan bisa fatal juga seperti heat exhaustion dan heatstroke.
Heatstroke merupakan heat exhaustion yang tidak ditangani (lebih berat)
• Heat exhaustion adalah keadaan dimana karena suhu lingkungan yang
tinggi menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan tidak dapat diatasi oleh
tubuh.
• Gejala awal dari heat exhaustion adalah lemah, pusing, nyeri kepala, mual,
gangguan penglihatan dan kejang otot ringan, yang dapat menjadi:
1. Gelisah, disertai penurunan kesadaran
2. Pupil melebar
3. Kulit pucat, dingin, lembab
4. Suhu tubuh masih normal
5. Nadi normal, tekanan darah menurun sedikit

• Tatalaksana:
1. Penderita dipinggirkan ke tempat sejuk, pakaian dilonggarkan
2. Beri minum air dingin
3. Bila keadaan berat, dapat diberikan: Infus NaCl 0,9% plasma ekspanders,
epinefrin 1/1000 0,3-1 ml subkutan, oksigen
• Heatstroke terjadi akibat paparan suhu lingkungan yang tinggi, ditambah
keja berat, biasanya dau hari setelah terpapar gelombang udara panas.
• Gejala awal berupa lemah, pusing kepala, dan pengurangan keluarnya
keringat
• Gejala berat hampir sama dengan heat exhaustion ditambah dengan kulit
kemerahan, panas dan kering, tidak ada keringat; pernafasan dan detak
jantung yang cepat; kejang setempat.
• Tatalaksana yaitu: 1. Memindahkan ke tempat sejuk, pakaian ditinggalkan.
2. Mengguyur penderita dengan air dingin
3. Massage kulit untuk mempercepat aliran darah
4. Obat-obatan berupa infus cairan, bila kejang terus diberikan diazepam iv.

10. Dehidrasi
Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada tubuh.
Hal ini terjadi karena pengeluaran air lebih banyak daripada pemasukan
(misalnya minum). Gangguan kehilangan cairan tubuh disertai dengan
gangguan keseimbangan zat elektrolit tubuh.
Gejala dan tanda: Rasa haus terus-menerus dan produksi air seni yang
seminimal mungkin dan lebih pekat dan gelap. Gejala selanjutnya berupa
mulut kering, berkurangnya air mata dan keringat, kekakuan otot, dan mual
dan muntah. Gejala bisa semakin memburuk hingga sampai ke koma dan
gagalnya multi organ yang berakibat fatal.
Penanganannya berupa penggantian cairan berupa banyak mingum, atau
melalui infus. Penanganan dengan obat ditujukan kepada penyakit penyebab
dehidrasi tersebut, berupa diare, dll.
11. Diare
Diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari dengan atau tanpa
darah dan atau lendir dalam tinja. Diare akut adalah diare yang terjadi secara
mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari.
Penyebab diare yaitu:
1. Infeksi: virus (Rotavirus, Adenovirus, Norwalk), bakteri (Shigella,
Salmonella, E.Coli, Vibrio); Parasit (protozoa: E.Histolytica, G.Lamblia,
Balantidium coli; cacing perut: Askaris, Trikuris, Strongilideus, dan jamur:
Kandida).
2. Malabsorpsi : Karbohidrat (intoleransi laktosa), lemak, dan protein
3. Makanan: makanan basi, beracun, alergi makanan
4. Imunodefisiensi
5. Psikologis: rasa takut dan cemas

Bahaya diare: Diare dapat menyebabkan gangguan biokimiawi seperti


asidosis metabolik sehingga pernafasan lebih cepat dan dalam, tekanan
darah menurun sampai tak terukur, pasien gelisah, muka pucat, ujung-ujung
tangan/kaki dingin, kadang sianosis (membiru). Kekurangan kalium
menyebabkan aritmia jantung. Perfusi ginjal sampai anuria, sehingga bisa
menyebabkan nekrosis tubular.
Penanganan awal:
1. Rehidrasi sebagai prioritas utama:
a. Jenis cairan: dapat menggunakan oralit, atau Ringer Laktat, atau cairan
NaCl isotonik ditambah satu ampul Na Bikarbonat 7,5% 50ml
b. Jumlah cairan: Sesuai jumlah cairan yang dikeluarkan
c. Jalan masuk atau cara pemberian cairan: bisa oral atau intravena
d. Jadwal: Diberikan pada dua jam pertama, dan diharapkan terpenuhi pada
akhir jam ke-3
2. Identifikasi penyebab diare akut karena infeksi.
3. Terapi Simptomatik: dengan obat antimotilitas dan antiemetik
4. Terapi definitif: demgam pemberian edukasi, higiene perorangan, sanitasi
lingkungan, dll.

12. Keracunan

Semua yang berlebihan itu tidak baik, sama seperti semua zat dapat berlaku
menjadi racun, tergantung pada dosis dan cara pemberiannya.
Keracunan dapat dikarenakan oleh makanan, zat kimia, gigitan hewan
beracun (serangga, ular, hewan dll).
Seseorang dicurigai menderita keracunan bila:
1. Seseorang yang sehat mendadak sakit
2. Gejalanya tidak sesuai dengan penyakit tertentu
3. Gejala menjadi progresif dan cepat bila dosis racun besar
4. Anamnesis menuju ke arah keracunan, terutama kasus bunuh diri
5. Keracunan kronik bila obat dalam waktu lama digunakan

Mencegah/menghentikan penyerapan racun berbeda bila racun ditelan, bila


racun melalui kulit/mata, melalui pernafasan, atau melalui suntikan.
Bila racun ditelan:
1. Encerkan racun dalam lambung, sekaligus menghalangi penyerapannya.
Cairan yang bisa digunakan: air biasa, susu. Norid 2 sendok penuh dalam
satu gelas air, dan universal antidote yang terdiri dari 2 bagian norit, 1 bagian
asam tanat(teh pekat), 1 bagian MgO (antasid)
2. Mengosongkan lambung (4 jam setelah racun ditelan) dengan: emesis,
bilas lambung, bilas usus besar.
Emesis dilakukan dengan memasukkan jari ke dinding faring dan obat-obatan
berupa air garam, sirup ipekak, apomorfin iv.
Bilas lambung dengan cairan pembilas seperti air, kalium permanganat, dll
dengan volume 250 ml setiap kali, sampai kira-kira 20 kali.
Bilas usus besar dengan pencahar dan air sabun perrektal.
Mengeluarkan racun yang telah diserap dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Forced diuresis, dengan furosemid iv dan larutan manitol intravena
2. PengenceranL pengenceran darah atau dialisa peritoneal
3. Exchange transfusion.
Gejala dari gigitan binatang berbisa yaitu:
1. Bekas gigitan khas: 2 luka tusuk dengan jarak tertentu dengan bekas luka
gigitan bawah lebih dangkal
2. Echymosis/bercak perdarahan di dalam kulit
3. Gejala lanjut berupa depresi nafas dan sirkulasi
Penanganan:
1. Pasang tourniquet proksimal gigitan / penahan aliran darah di atas gigitan
2. Letakkan daerah gigitan lebih rendah dari tubuh
3. Kompres es lokal
4. Usahakan korban tenang dan sadar
5. Hindari kontak dengan asam, yodium, benda panas
6. Bila mungkin keluarkan bisa dengan breat pump atau mulut
7. Bila mungkin diberikan antivenin 4-5 ampul
8. Perbaikan sirkulasi dengan kopi pahit pekat

Anda mungkin juga menyukai