Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH LATIHAN LOB FOREHAND

ATAS DAN KEKUATAN LENGAN


DALAM PERMAINAN BULU TANGKIS
Seno Hargo Winardi

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh


latihan pukulan lob forehand atas dan kekuatan lengan terhadap
jauhnya pukulan lob forehand atas bulutangkis bagi pemain putra
usia 9-12 tahun di Persatuan Bulutangkis Nasional Malang.
Metode penelitian ini adalah eksperimen dengan rancangan
penelitian “single group pretest posttest design”. Langkah-langkah
penelitian meliputi: 1) Pengukuran jauhnya pukulan lob forehand
atas yang pertama sebagai tes awal, 2) Pemberian perlakuan pada
subyek dengan waktu latihan yang telah ditetapkan yaitu pukulan
lob forehand atas dan kekuatan lengan, 3) Pengukuran jauhnya
pukulan lob forehand yang kedua sebagai tes akhir. Subyek
penelitian ini adalah atlet Putra Persatuan Bulutangkis Nasional
Malang, usia 9-12 tahun yang berjumlah 15 anak. Teknik analisa
data penelitian ini adalah teknik analisis statistik deskriptif, analisis
uji normalitas, analisis uji-t dan analisis uji hipotesis. Kesimpulan
dari penelitian ini adalah ada pengaruh yang signifikan latihan
pukulan lob forehand dan kekuatan lengan terhadap jauhnya
pukulan lob forehand atas Bulutangkis di Persatuan Bulutangkis
Nasional Malang.

Kata Kunci: Pukulan lob, kekuatan lengan, jauhnya pukulan lob

Olahraga bulutangkis di Indonesia bukan merupakan hal yang baru.


Sebagaimana diketahui olahraga bulutangkis ini banyak berkembang di
klub-klub yang ada di daerah. Banyaknya atlet putra maupun putri yang
handal saat ini, membuat persaingan bulutangkis di daerah merata (Djide,
2004:1). Pembinaan sejak dini diharapkan dapat dijadikan proses awal
untuk pembentukan bibit yang unggul dimana di usia dini ini sudah bisa

Seno Hargo Winardi adalah alumni Jurusan Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Malang.

154
Pengaruh Latihan Lob Forehand Atas (Seno Hargo Winardi)

dilihat bakat yang ada. Dalam permainan bulutangkis untuk usia dini,
pukulan lob yang jauh sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil
pukulan lob dalam permainan bulutangkis. Sebagai rancangan latihan
yang diprogramkan dengan baik, latihan pukulan lob forehand atas dan
kekuatan lengan diberikan bagi pemain putra usia 9-12 tahun. Pembinaan
dan pengelolaan latihan yang dilakukan sedini mungkin dimulai sejak
atlet berusia muda atau masa kanak-kanak. Untuk memungkinkan
peningkatan prestasi, latihan harus berpedoman pada teori dan prinsip-
prinsip latihan tertentu. Bompa (dalam Budiwanto, 1985) menjelaskan
bahwa dalam melaksanakan latihan, pemberian beban latihan harus
ditingkatkan secara bertahap teratur hingga mencapai beban maksimum.
Demikian juga dengan teknik pukulan lob dalam permainan bulutangkis,
latihan harus berpedoman pada teknik pukulan lob. Latihan adalah
peningkatan sarana untuk meningkatkan keterampilan dan prestasi
semaksimal mungkin dengn tidak mengabaikan aspek dalam latihan,
yaitu: fisik, teknik, taktik dan mental (Harsono, 1998). Pemilihan yang
tepat dari pelaksanaan latihan secara kontinyu, harus dipahami betul
sifat-sifat yang terutama berhubungan dengan baik tidaknya latihan
dijalankan, karena semakin tinggi tingkat prestasi semakin baik pula
metode dan program latihan yang disajikan. Program latihan pukulan lob
forehand atas dan kekuatan lengan merupakan bentuk perlakuan dalam
penelitian ini. Pukulan lob merupakan taktik untuk menyerang atau
bertahan dalam melakukan lob.
Pukulan lob merupakan pukulan yang mengarah keposisi
belakang lawan dan posisi shuttlecock melambung tinggi di daerah
belakang lawan. Pukulan lob dilakukan dengan rilek, posisi badan
ditempatkan sedemikian rupa dibelakang shutlecock, salah satu kaki
berada didepan dan berat badan jatuh di kaki belakang. Pukulan lob harus
disertai dengan kekuatan lengan yang kuat dan semua itu memerlukan
latihan yang melalui prinsip-prinsip yang benar. Tekinik latihan pukulan
lob forehand atas yang dipergunakan dalam penelitian ini. Untuk
terampil memukul memerlukan proses, teknik pukulan yag baik bisa
dilakukan jika sudah tercapai otomatisasi pukulan. Latihan pukulan lob
yang teratur dan terprogram dengan baik merupakan langkah untuk
mendapatkan otomatisasi pukulan lob. Teknik pukulan lob bisa dilakukan
dengan lambungnya shuttlecock yang tidak terlalu tinggi tetapi jatuh di

155
JURNAL IPTEK OLAHRAGA, VOL.9, No.2, Mei-Agustus 2007: 154-161.

garis belakang lawan dan pukulan tersebut lebih mengandalkan kekuatan


dan kecepatan lengan serta lecutan pergelangan tangan.
Kekuatan adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi
guna membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan dan latihan yang
sesuai untuk mengembangkan kekuatan adalah melalui bentuk latihan
tahanan (resistence exercise), (Jayadi, 2005). Faktor kekuatan merupakan
unsur kesegaran jasmani yang paling utama. Untuk mengembangkan
kekuatan orang membutuhkan kepandaian khusus, disamping itu tidak
memerlukan peralatan yang banyak dan mahal. Untuk mendukung dari
program latihan lob dan kekuatan lengan, maka kekuatan yang
diperlukan harus sudah terlatih atau sudah terbiasa dengan latihan yang
lebih berat daaripada latihan sebelumnya. Kekuatan lengan bisa diperoleh
misalnya dalam latihan melempar bola kedaerah lapangan lawan secara
bergantian. Dan bisa dilakukan dengan situasi permainan supaya anak
didik tidak merasa dibebani secara langsung oleh beban yang terlalu
berat. Kekuatan lengan yang dilakukan diberikan secara bertahap, teratur
hingga mencapai kekuatan yang maksimum dari atlet. Pengembangan
kekuatan bisa dilihat hasilnya dari banyaknya atau kemampuan atlet yang
mampu dijalankan dalam latihan. Sesuai dengan prinsip-prinsip latihan,
bahwa latihan yang dilakukan semakin lama akan semakin meningkat
akan tetapi beban latihan tersebut harus bertambah sedikit demi sedikit,
dan peningkatan beban latihan jangan dilakukan setiap kali latihan,
sebaiknya dua atau tiga kali latihan baru dinaikkan (Suharno, 1993).
Latihan teknik kekuatan lengan memang jarang dilakukan dalam klub-
klub bulutangkis yang pernah peneliti lihat. Untuk itu peneliti juga
menerapkan latihan yang ada hubungannya ini sesuai dengan penelitian
yang dijalankan.

METODE
Penelitian ini mengggunakan rancangan eksperimen dengan
menggunakan rancangan penelitian “single group pretest posttest
design” (Graziano dan Raulin,1993). Subyek penelitian ini adalah atlet
Putra Persatuan Bulutangkis Nasional Malang, usia antara 9-12 tahun
yang berjumlah 15 anak. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes
pukulan lob forehand atas. Dalam penelitian ini, peneliti juga

156
Pengaruh Latihan Lob Forehand Atas (Seno Hargo Winardi)

mengunakan instrumen program latihan (latihan pukulan lob dan latihan


kekuatan lengan).
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes pukulan
lob forehand atas dalam permainan bulutangkis. Pukulan lob forehand
atas yang diperoleh berasal dari hasil tes awal dan hasil tes akhir. Teknik
analisis data dalam penelitian ini adalah uji-t amatan ulangan, uji
normalitas, uji hipotesis dan analisa data dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan SPSS (statistical package for social science).

HASIL
Hasil penelitian yang disajikan berupa teknik statistik deskriptif
dalam bentuk tabel, meliputi : rata-rata hitung (mean), simpangan baku
(standart deviation), dan rentangan skor terendah dan tertinggi (range).

Tabel 1. Hasil Deskripsi Data


Tes Awal Tes Akhir
N 15 15
Mean 7,3667 9,0333
Std. Deviation 0,5499 0,7188
Range 1,50 2,00
Minimum 6,50 8,00
Maximum 8,00 10,00
Keterangan:
N : jumlah subyek
Mean : rata-rata hitung
Standart Deviation : simpangan baku
Range : rentangan
Minimum : skor terendah
Maximum : skor tertinggi.

Hasil normalitas data tes awal dan tes akhir jauhnya pukulan lob
forehand atas disajikan dalam tabel berikut ini.
Setelah dilakukan uji normalitas langkah selanjutnya yaitu
menguji perbedaan rata-rata tes jauhnya pukulan lob forehand atas
bulutangkis sebelum dan setelah diberi program latihan. Berdasarkan
hasil perhitungan uji-t yang disajikan dalam tabel 4.3. menunjukkan

157
JURNAL IPTEK OLAHRAGA, VOL.9, No.2, Mei-Agustus 2007: 154-161.

bahwa nilai t = -13,229 dan nilai probabilitas = 0,000. maka hipotesis nol
(ho) berbunyi” pengaruh latihan pukulan lob forehand atas dan kekuatan
lengan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap jauhnya pukulan lob
forehand atas bagi pemain putra usia 9-12 tahun di perkumpulan
bulutangkis Nasional Malang” ditolak. Menurut Arikunto (2002:3)
Penelitian eksperimen adalah suatu rencana untuk mencari hubungan
sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja
ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi faktor-faktor lain yang bisa
mengganggu penelitian. Dari proses yang diberikan dalam latihan
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh pukulan lob
forehand atas dan kekuatan lengan terhadap jauhnya pukulan lob
forehand atas bulutangkis bagi pemain putra usia 9-12 tahun di Persatuan
Bulutangkis Nasional Malang.

Tabel 2. Uji Normalitas


Variabel Statistik df Sig Keterangan
Tes awal 0,214 14 0,497 normal
Tes akhir 0,148 14 0,897 normal

Keterangan:
df : derajat kebebasan
Sig : nilai signifikansi.

PEMBAHASAN
Dalam pembahasan hasil penelitian ini akan dibahas tentang
pembahasan jenis dan rancangan penelitian, Menurut Graziano dan
Raulin (1993) menyatakan bahwa rancangan penelitian terdiri dari satu
kelompok tes yang mendapat tes dua kali yaitu sebelum perlakuan dan
sesudah perlakuan diadakan tes. Pembahasan variabel penelitian,
Menurut Arikunto (2002) menyatakan bahwa variabel adalah obyek
penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
Penelitian ini hanya menggunakan satu variabel bebas yaitu latihan
pukulan lob forehand atas dan kekuatan lengan, satu variabel terikat yaitu
jauhnya pukulan lob forehand atas. Variabel bebas dalam penelitian ini
digunakan sebagai variabel perlakuan adalah program latihan yang

158
Pengaruh Latihan Lob Forehand Atas (Seno Hargo Winardi)

diberikan kepada subyek untuk diketahui pengaruhnya terhadap variabel


terikat.
Menurut Arikunto (2002) menyatakan bahwa subyek penelitian
adalah subyek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti. Berbicara tentang
subyek penelitian, sebetulnya berbicara tentang unit analisis yaitu subyek
yang menjadi pusat perhatian atau sasaran peneliti. Subyek penelitian ini
adalah atlet putra Persatuan Bulutangkis Nasional Malang, usia 9–12
tahun yang berjumlah 15 anak.
Dalam penelitian ini, peneliti membuat model program latihan
sendiri sehingga dapat diterapkan oleh klub-klub bulutangkis dalam
setiap latihan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dan jadwal latihan
tersebut peneliti memberikan program latihan setiap minggunya berupa
latihan pukulan shuttlecock gantung, pukulan sama tembok, pukulan lob
silang dan lurus, push-up, angkat badan di kursi, dorong tembok dan
angkat tubuh di palang.
Teknik analisa penelitian ini adalah teknik analisis statistik
deskriptif, analisis uji normalitas (Kolmogorov-Smirnov), analisis uji-t
dan analisis hipotesis. Teknik statistik deskriptif yang digunakan adalah
pusat kecenderungan (central tendensy) meliputi rata-rata hitung (mean),
standard deviasi (SD) dan rentang skor terendah dan tertinggi (range)
hasil tes awal dan hasil tes akhir. Dari hasil perhitungan uji-t amatan
ulanagnmenunjukkan bahwa nilai probabilitas atau p = 0,000, Maka Ho
berbunyi” Pengaruh latihan pukulan lob forehand atas dan kekuatan
lengan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap jauhnya pukulan lob
forehand atas bulutangkis bagi pemain putra usia 9-12 tahun di Persatuan
Bulutangkis Nasional Malang” ditolak. Dengan kata lain bahwa latihan
pukulan lob forehand atas dan kekuatan lengan berpengaruh secara
signifikan terhadap jauhnya pukulan lob forehand atas bulutangkis bagi
pemain putra usia 9-12 tahun di Persatuan Bulutangkis Nasional Malang.
Teknik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian ini
adalah analisis uji normalitas yang digunakan untuk melihat apakah
distribusi data yang diperoleh (tes awal-tes akhir) berasal dari populasi
berdistribusi normal atau tidak normal. Hasil uji normalitas (Kolmogrov-
Smirnov) menunjukkan bahwa data hasil tes awal dan hasil data tes akhir
berasal dari populasi berdistribusi normal. Dengan demikian hasil tes
awal dan hasil tes akhir dalam penelitian ini memenuhi kriteria

159
JURNAL IPTEK OLAHRAGA, VOL.9, No.2, Mei-Agustus 2007: 154-161.

normalitas. Uji-t amatan ulangan bertujuan untuk mengetahui perbedaan


antara hasil tes awal dan hasil tes akhir. Hasil uji-t untuk amatan ulangan
menunjukkan bahwa hasil data tes awal dan hasil data tes akhir terdapat
perbedaan yang signifikan (p=0,000). Berdasarkan hasil tersebut, maka
perhitungan uji-t untuk amatan ulangan adalah signifikan dengan kata
lain ada perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal dan hasil tes
akhir pukulan lob forehand bulutangkis. Dari hasil uji-t amatan ulangan
menunjukkan hasil –13,229. Menurut Ronald (1995), -t merupakan nilai
tes yang berasal dari populasi normal dan nilai uji statistik yang diamati
masih berarti.
Berdasarkan hasil perhitungan uji-t amatan ulangan diperoleh
bahwa ada perbedaan yang signifikan antara data tes awal dan data tes
akhir maka hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi “ tidak ada pengaruh yang
signifikan program latihan pukulan lob forehand atas dan kekuatan
lengan terhadap jauhnya pukulan lob forehand atas bulutangkis bagi
pemain putra usia 9-12 tahun di Persatuan Bulutangkis Nasional
Malang” adalah ditolak. Dengan kata lain bahwa latihan pukulan lob
forehand atas berpengaruh secara signifikan terhadap jauhnya pukulan
lob forehand atas.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Penelitian ini dapat disimpulkan “ada pengaruh yang signifikan
latihan pukulan lob forehand atas dan kekuatan lengan terhadap jauhnya
pukulan lob forehand atas bulutangkis bagi pemain putra usia 9-12 tahun
di Persatuan Bulutangkis Nasional Malang”.

Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka selanjutnya peneliti
mengemukakan beberapa saran. Adapun saran-saran tesebut
adalah: (1) Disarankan kepada atlet dalam menjalankan latihan
pukulan lob forehand atas dan kekuatan lengan lebih bersemangat
agar cepat memperoleh prestasi yang diharapkan; (2) Disarankan
kepada peneliti lain agar dilakukan penelitian tentang pengaruh latihan
pukulan lob forehand atas dan kekuatan lengan terhadap jauhnya pukulan
lob forehand atas bulutangkis dengan frekuensi latihan lebih banyak;

160
Pengaruh Latihan Lob Forehand Atas (Seno Hargo Winardi)

(3)Diharapkan kepada pelatih agar dalam menentukan atau membuat


program latihan, intensitas latihan dan frekuensi latihan lebih
ditingkatkan; (4) Diharapkan kepada peneliti lain dalam penelitian
selanjutnya dilakukan penelitian tentang pengaruh program latihan
pukulan lob forehand atas dan kekuatan lengan terhadap jauhnya pukulan
lob forehand atas bulutangkis yang sejenis dengan subyek yang lebih
banyak.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan


Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Budiwanto, Setyo. 1985. Dasar-dasar Teknik dan Taktik Bemain
Bulutangkis, IK FIP Universitas Negeri Malang.
Djide, T., 2004. Membingkai Ulang Metode dan Strategi Pelatihan
Bulutangkis dengan Pendekatan IPTEK untuk Bulutangkis
Indonesia. Jakarta: FPOK-UPI
Graziano, A.M. dan Raulin, M.L. 1993. Research Methods, a Process of
Inquiry. second edition. New York: Harper Collins College
Publisher.
Harsono. 1998. Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching.
Jakarta.
Jayadi, I.,2005. Pembinaan Kondisi Fisik, Makalah disajikan dala
Penataran Bulutangkis. Malang.
Ronald,W., 1995. Ilmu Peluang dan Statistika untuk Insinyur dan
Ilmuwan. Bandung: ITB Bandung.
Suharno, 1993. Metodologi Pelatihan, Jakarta: KONI PUSAT.

161

Anda mungkin juga menyukai