Anda di halaman 1dari 5

JIHAN SAFIRA

1806139374
PRAKTEK HUKUM PTUN KELAS C REGULER

ANALISIS TITIK SINGGUNG KASUS PTUN DENGAN HUKUM MATERIIIL


LAINNYA

Gugatan izin Mendirikan Bangunan Tergugat: Dinas Penanaman


Penggugat: Aliansi Peduli (IMB) Gereja Katolik Paroki Santo Modal dan Pelayanan Terpadu
Kabupaten Karimun (APKK) Yoseph, Karimun, Kepulauan Riau Satu Pintu Pemerintah Tanjung
(2020) Balai Karimun, Prov. Kep. Riau

Segi Perdata Segi PTUN Segi Pidana

Pasal 1365 KUHPerdata Pasal 53 butir 1 UU PTUN Pasal 156a KUHP tentang
tentang Perbuatan Gugatan diajukan oleh APKK
Delik terhadap Agama
Melawan Hukum jo. Pasal agar IMB tersebut Tindakan APKK dapat
22 ayat 1 UU HAM dibatalkan atau ditolak
dikategorikan sebagai delik
APKK seharusnya karena tidak sesuai dengan terhadap agama, di mana
menghormati kebebasan rencana sedari awal
APKK mencerminkan
pihak Gereja Santo Yoseph perilaku permusuhan
untuk melakukan renovasi dengan menolak renovasi
dan tidak melakukan protes. Gereja Santo Yoseph.

Akhirnya, APKK mencabut


gugatan PTUN tersebut
karena terdapat
kesalahpahaman dari pihak
APKK.

Pada awalnya terdapat rencana renovasi dari bangunan Gereja Katolik Paroki
Santo Yoseph di Karimun, Kepulauan Riau yang diinisiasi oleh pihak gereja. Pihak
JIHAN SAFIRA
1806139374
PRAKTEK HUKUM PTUN KELAS C REGULER
gereja juga telah mendapatkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk melakukan
renovasi, seperti area gereja tempat beribadahnya para umat Katolik setempat dan
penambahan lantai bangunan tempat tinggal seorang pastor. Namun ternyata warga
setempat tidak setuju dengan adanya rencana renovasi tersebut karena menurut warga
Karimun, Kepulauan Riau, Gereja Santo Yoseph merupakan gedung cagar budaya yang
telah berdiri sejak tahun 1928 sehingga sangat disayangkan apabila bangunan tersebut
hendak diubah desain dan tata letaknya. Warga setempat memprotes kepada pihak
gereja secara terang-terangan menolak adanya renovasi bangunan gereja tersebut. Warga
Karimun pun melalui Aliansi Peduli Kabupaten Karimun (APKK) mengajukan gugatan
kepada Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Tanjung Pinang terhadap IMB renovasi
Gereja Santo Yoseph dengan tergugat yang ditujukan adalah Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Pemerintah Tanjung Balai Karimun,
Provinsi Kepulauan Riau.1

Ditinjau dari segi hukum perdata, sebenarnya warga Kabupaten Karimun yang
menolak atau memprotes renovasi Gereja Santo Yoseph tersebut dapat dikategorikan
sebagai perbuatan melawan hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 1365 KUHPerdata.
Pasal 1365 KUHPerdata menyatakan, “Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan
membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian
itu karena kesalahannya untuk menggantikan kerugian tersebut.”2 Protes warga tersebut
tentunya merugikan pihak gereja yang sebenarnya membutuhkan renovasi dari gereja
tersebut agar umat Katolik setempat juga dapat melakukan ibadah dan penambahan
lantai bagi Pastor Gereja bertempat tinggal. Sehingga, hal ini bersinggunggan dengan
ketentuan Pasal 1365 KUHPerdata dan melanggar ketentuan hukum dari Pasal 22 ayat 1
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (UU HAM). Pasal
22 ayat 1 UU HAM menyatakan bahwa, “setiap orang bebas memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu,”3
yang mana hal ini kebebasan dari pihak Gereja Santo Yoseph untuk melakukan renovasi

1
Agus Siswanto S., “Gugatan Renovasi Gereja di Karimun Resmi Dicabut,”
https://news.detik.com/berita/d-4944885/gugatan-renovasi-gereja-di-karimun-resmi-dicabut?
_ga=2.261120651.780605170.1631004546-1622903636.1630788029, diakses 15 September 2021.
2
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata [Burgerlijk Wetboek], diterjemahkan oleh Subekti R.
dan Tjitrosudibio R . (Jakarta: Pradnya Paramita, 2004), Ps. 1365.
3
Indonesia, Undang-Undang tentang Hak Asasi Manusia, UU No. 39 Tahun 1999, Ps. 22 ayat 1.
JIHAN SAFIRA
1806139374
PRAKTEK HUKUM PTUN KELAS C REGULER
demi pelaksanaan ibadah umatnya juga harus dihormati bagi warga Kabupaten
Karimun.

Apabila ditinjau juga dari segi hukum pidana, protes warga tersebut juga dapat
dikenakan ketentuan Pasal 156a KUHP yaitu sebagai berikut:4

“Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun barang siapa


dengan sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan
perbuatan :
a. Yang pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan
terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia;
b. Dengan maksud agar supaya orang tidak menganut agama apapun juga,
yang bersendikan Ketuhanan Yang Maha Esa.”
Tindakan protes dari warga setempat terkait renovasi gereja tersebut dapat
memicu adanya perilaku permusuhan terhadap pihak Gereja Katolik termasuk umat
Katolik yang beribadah di Gereja Santo Yoseph tersebut. Padahal tujuan dari renovasi
juga demi kebaikan dan kemaslahatan beribadat umat Katolik di Gereja tersebut dan
tempat bagi pastor untuk tinggal.
Namun akhirnya terjadi kesepakatan untuk berdamai antara pihak gereja dengan
warga setempat yang akhirnya mengizinkan renovasi dari Gereja tersebut dengan
catatan untuk tidak menambahkan lantai bangunan bagi pastor. Hal ini dikarenakan
perwakilan pihak gereja juga menerangkan bahwa tidak keberatan dengan adanya
permintaan dari warga tersebut karena akan dibangun juga bangunan lain secara
terpisah untuk tempat tinggal pastor. APKK juga akhirnya mencabut gugatan PTUN
tersebut dan meminta maaf serta menandatangani kesepakatan perdamaian dengan
pihak gereja atas tindakan protes dari warga Kabupaten Karimun.5

4
Mudzakkir, “Tindak Pidana terhadap Agama Dalam Kitab Undangundang Pidana (KUHP) dan
Undang-Undang Nomor 1/PNPS/1965 Tentang Pencegahan Penyalahgunaan Dan/Atau Penodaan Agama
(Kajian Terhadap Praktek Penegakan Hukum dan Prospek Pengaturannya dalam Hukum Positif
Indonesia),” https://www.bphn.go.id/data/documents/tindak_pidana_thd_agama_dlm_kuhp.pdf,
diakses 15 September 2021.
5
Siswanto, “Gugatan Renovasi…,” diakses 15 September 2021.
JIHAN SAFIRA
1806139374
PRAKTEK HUKUM PTUN KELAS C REGULER

LAMPIRAN BERITA:

Gugatan Renovasi Gereja di Karimun Resmi Dicabut

Link berita: https://news.detik.com/berita/d-4944885/gugatan-renovasi-gereja-di-


karimun-resmi-dicabut?_ga=2.261120651.780605170.1631004546-
1622903636.1630788029

Batam - 
Perkara gugatan terkait izin mendirikan bangunan (IMB) renovasi Gereja Katolik Paroki
Santo Yoseph, Karimun, Kepulauan Riau, di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN)
resmi dicabut oleh pihak penggugat. Penggugat adalah aliansi peduli Kabupaten
Karimun (APKK), sedangkan pihak tergugat berasal dari Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Pemerintah Tanjung Balai Karimun,
Provinsi Kepulauan Riau.

Pencabutan gugatan tersebut dihadiri kedua belah pihak yang bertikai. Pencabutan
dinyatakan sah dan dibacakan saat persidangan pencabutan gugatan oleh ketua majelis
hakim PTUN Tanjung Pinang di Sekupang, Batam, Rabu (18/3/2020).

Koordinator APKK, Hasyim Tugiran, menegaskan pihaknya melakukan perlawanan


dengan gugatan melalui pengadilan PTUN terkait penolakan terhadap IMB Gereja
Santo Yoseph, bukan persoalan renovasi.

"Sejak awal kami aliansi peduli Kabupaten Karimun menggugat terkait izin mendirikan
bangunan, bukan renovasinya, karena kami tidak pernah menolak soal renovasi," ujar
Hasyim Tugiran.
Pencabutan gugatan itu sudah sesuai kesepakatan dari warga Tanjung Balai Karimun
bersama pihak gereja. Dalam kesepakatannya, renovasi penambahan lantai bangunan
tempat tinggal seorang pastor dibatalkan.

Sementara Pastor Gereja Paroki Santo Yoseph, Romo Kristiono Widodo, yang turut
hadir di persidangan menyambut baik pencabutan perkara gugatan oleh APKK.
JIHAN SAFIRA
1806139374
PRAKTEK HUKUM PTUN KELAS C REGULER
Menanggapi permintaan revisi desain oleh APKK, Romo Kristiono mengaku tidak ada
masalah, yang terpenting bagaimana umat Katolik tetap bisa menjalankan ibadah di
dalam bangunan gereja setiap Minggu.

"Dalam waktu dekat kami akan mengganti desain bangunan, tentunya ini masih dalam
pembicaraan di internal, namun kami tetap mengacu pada kesepakatan bahwa bangunan
lain berdiri tiga lantai, sedangkan bangunan gereja tetap satu lantai," kata Romo
Kristiono.

Diketahui, keributan sempat terjadi di Gereja Katolik Paroki Santo Joseph, Tanjung
Balai Karimun, Karimun, Kepulauan Riau. Keributan itu dipicu oleh kesalahpahaman.
Ada pihak masyarakat yang menduga pihak gereja ingin melakukan pembangunan.

"Tadi kan ada kegiatan dari salah satu orang panitia gereja yang berniat mau
membongkar seng bekas olahan dekat gereja situ sehingga itu dianggap mau melakukan
pembangunan, sehingga masyarakat yang kontra memprotes, teriak-teriak gitu lah.
Tidak ada kekerasan, tidak ada perusakan. Meminta supaya kegiatan dihentikan dulu
sama-sama menghormati hasil kesepakatan itu," jelas Kapolres Karimun AKBP Yos
Guntur Yudi Fauris Susanto saat dihubungi, Kamis (6/2).

Anda mungkin juga menyukai