Anda di halaman 1dari 9

PA JAK

PENGHASIL AN
OLEH :
D R A . W A H Y U B U D I L E S TA R I
M A P E L : A D M I N I S T R A S I PA J A K
KELAS XI AKL
PENGERTIAN PAJAK PENGHASILAN
(PPH)
• Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik
berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah
kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun.
• Penghasilan dapat dilihat dari sumbernya, antara lain :
a. Penghasilan dari pekerja
b. Penghasilan dari kegiatan
c. Penghasilan dari usaha
d. Penghasilan dari modal
e. Penghasilan lain – lain
• Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan kepada badan atau orang pribadi pada tingkat penghasilan
tertentu.
• Penghasilan yang dikenakan pajak adalah penghasilan yang diterima atau diperolehnya selama Tahun Pajak.
• Dasar Hukum Pajak Penghasilan adalah UU No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan UU No. 36 Tahun 2008
SUBJEK PAJAK PENGHASILAN
• Subjek Pajak Penghasilan adalah segala sesuatu yang mempunyai potensi untuk memperoleh penghasilan dan
menjadi sasaran untuk dikenakan pajak penghasilan.
• Berdasarkan UU No. 36 Tahun 2008 Pasal 2 ayat 1, yang menjadi subjek pajak meliputi :
a. Orang pribadi adalah orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia / luar negeri.
b. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan
c. Badan, adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan
usaha maupun yang tidak melakukan usaha. Contoh : perseroan terbatas, firma, bumn, bumd, koperasi,
Yayasan, dana pensiun, perkumpulan.
d. Bentuk Usaha Tetap (BUT), adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak
bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam
jangka waktu 12 bulan, dan badan yang tidak berdiri dan tidak berkedudukan di Indonesia.
• Subjek pajak berdasarkan UU No. 36 Tahun 2008 Pasal 2 ayat 3 dikelompokkan menjadi Subjek Pajak Dalam
Negeri, Subjek Pajak Luar Negeri, dan Bentuk Usaha Tetap (BUT)
1. Subjek Pajak Dalam Negeri
a. Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau yang berada di Indonesia lebih dari 183 hari
dalam jangka waktu 12 bulan, atau yang dalam suatu Tahun Pajak berada di Indonesia dan mempunyai
niat untuk bertempat tinggal di Indonesia.
b. Badan yang berdiri atau berkedudukan di Indonesia, kecuali unit tertentu dari badan pemerintah yang
memenuhi kriteria sebagai berikut :
o Pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang – undangan .
o Pembiayaannya bersumber dari APBN dan APBD.
o Penerimaannya dimasukkan dalam anggaran pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
o Pembukaannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional negara.
c. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan untuk menggantikan yang berhak.
2. Subjek Pajak Luar Negeri
a. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau yang berada di Indonesia tidak lebih dari
183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat berkedudukan
di Indonesia yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui BUT di Indonesia.
b. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia ataupun berada di Indonesia, orang pribadi
yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, dan badan yang tidak
berdiri dan tidak berkedudukan di Indonesia yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari
Indonesia tidak dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui Bentu Usaha Tetap di
Indonesia.
Pengecualian Subjek Pajak Luar Negeri berdasarkan UU No. 36 Tahun 2008 Pasal 2, antara lain sebagai
berikut :
a. Kantor perwakilan negara asing
b. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat – pejabat lain dari negara asing, dan orang –
orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama – sama
mereka
c. Organisasi – organisasi internasional yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan
d. Pejabat perwakilan organisasi internasional yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan
3. Bentuk Usaha Tetap (BUT)
Bentuk Usaha Tetap adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak
bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari
dalam jangka waktu 12 bulan, dan badan yang tidak berdiri dan tidak berkedudukan di Indonesia
untuk menjalankan usaha / melakukan kegiatan di Indonesia.
BUT dapat berupa : tempat kedudukan manajemen, cabang perusahaan, kantor perwakilan, Gedung
kantor, pabrik, bengkel, Gudang, pertambangan, perikanan, peternakan proyek konstruksi, dan lain –
lain.
OBJEK PAJAK PENGHASILAN
• Objek Pajak Penghasilan adalah penghasilan dalam arti luas. Berdasarkan UU No. 17 Tahun 2000 Pasal
4 (1), penghasilan adalah setiap tambahan ekonomis yang diterima oleh Wajib Pajak, baik yang berasal
dari Indonesia maupun luar negeri yang dapat digunakan untuk konsumsi dan menambah kekayaan
dengan nama dan dalam bentuk apapun.
Penghasilan yang termasuk objek pajak, antara lain :
1. Penggantian / imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh.
2. Hadiah dari undian / pekerjaan / kegiatan dan penghargaan
3. Laba usaha
4. Keuntungan karena penjualan / karena pengalihan harta
5. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya
6. Bunga
7. Dividen
8. Royalti atau imbalan atas penggunaan hak
9. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta
10. Premi asuransi
11. Penghasilan dari usaha berbasis Syariah
BUKAN OBJEK PAJAK PENGHASILAN
• Penghasilan yang tidak termasuk objek penghasilan adalah koreksi fiskal negative bagi penerima penghasilan dan
koreksi fiskal positif bagi yang membayarkan.
• Bukan termasuk objek pajak penghasilan sebagai berikut :
1. Bantuan atau sumbangan
2. Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat dan oleh
badan keagaman / badan Pendidikan / badan social / pengusaha kecil.
3. Warisan
4. Harta
5. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam
bentuk natura dan atau kenikmatan dari Wajib Pajak / Pemerintah
6. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi
7. Dividen atau bagian laba yang diterima/diperoleh perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak Dalam Negeri
8. Iuran yang diterima / diperoleh dari dana pension
9. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pension dalam bidang – bidang tertentu
10. Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial kepada Wajib Pajak
tertentu
TUGAS
1. Jelaskan apa yang kamu ketahui tentang Pajak Penghasilan ?
2. Sebutkan dasar hukum pengenaan Pajak Penghasilan !
3. Sebutkan siapa saja yang disebut subjek pajak dalam negeri!
4. Apa yang kamu ketahui tentang Bentuk Usaha Tetap (BUT), beri contohnya!
5. Siapa subjek pajak luar negeri yang dikecualikan dari pengenaan pajak?

Anda mungkin juga menyukai