Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MODUL 7 DAN 8
OPTIK, LISTRIK DAN MAGNET
(Bimbingan)
YUSPIANA LAONDANG
838760501
UPBJJ TERNATE
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2020
LEMBAR DATA DATA MAHASISWA
Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Praktikum ini merupakan hasil karya saya
sendiri dan saya tidak melakukan plagiarisme atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak
sesuai dengan etika yang berlaku dalam keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menerima
tindakan/sanksi yang diberikan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan pelanggaran
akademik dalam karya saya ini atau ada klaim atas karya saya ini.
Yuspiana Laondang
a. Tujuan
1. Menjelaskan sifat-sifat cahaya
2. Menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin
3. Menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh lensa
4. Menentukan fokus lensa cekung
5. Menentukan fokus lensa cembung
b. Dasar teori
Sifat cahaya
Cahaya Merambat Lurus
Cahaya yang dipancarkan oleh sebuah sumber cahaya merambat ke segala arah. Bila
medium yang dilaluinya homogen, maka cahaya lurus. Bukti cahaya merambat lurus
tampak pada berkas cahaya matahari yang menembus masuk ke dalam ruangan yang
gelap.
Cahaya dapat Dipantulkan
Pemantulan cahaya ada dua jenis yaitu pemantulan baur (pemantulan difusi) dan
pemantulan teratur. Pemantulan baur merupakan pemantulan yang terjadi apabila cahaya
mengenai permukaan yang kasar atau tidak rata. Pada pemantulan ini, sinar pantulnya
tidak beraturan. Sedangkan pemantulan teratur terjadi bila cahaya mengenai permukaan
yang licin, rata, dan mengkilap, misalnya cermin. Sinar pantulnya memiliki arah yang
teratur.
Berdasarkan bentuk permukaannya cermin dibedakan menjadi tiga macam yaitu cermin
datar, cermin cembung, dan cermin cekung.
d. Cara Kerja
1. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin datar
a. Susunlah lampu senter dan celah cahaya di depan cermin datar
b. Nyalakanlah lampu senter dan amati dengan baik jalannya berkas cahaya pada
saat sebelum dan sesudah mengenai cermin datar
c. Gambarkanlah jalannya berkas sina pada langkah.
d. sehingga tampak sudut datang dan susut pantulnya
e. Ukurlah besar sudut datang (i) dan besar sudut pantul (r) tersebut
f. Letakkan lilin di depan cermin datar dan amati bayangannya selama benda itu
digeser-geserkan di depan cermin datar
g. Catatlah bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar tersebut
e. Hasil pengamatan
a. Pemantulan cahaya pada cermin datar
No i (derajat) r (derajat)
1 300 300
2 450 450
3 550 550
4 600 600
5 750 750
f. Kesimpulan
Salah satu sifat cahaya adalah dapat dipantulkan bayangan yang dihasilkan oleh cermin
datar sama dengan bayanganya.
Bayangan yang dihasilkan oleh cermin cembung lebih kecil daripada bendanya.
Bayangan yang dihasilkan oleh cermin cekung dua kali lebih besar dari pada bendanya.
g. Jawawaban pertanyaan
1. Jarak fokus = jarak benda dari cermin cekung tersebut atau s = f sehingga 1/s = 0, dan
s’ = 8
2. Jadi benda tersebut harus diletakan 15 cm dari cermin cekung.
Dik = f = 10 cm
s’ = 2 kali s
penyelesaian
1/10 = 1/s + 1/s’
1/10 = 2+1/25
1/10 = 3/25
25 = 30
S = 15 cm
3. Agar lensa cembung yang memiliki jarak fokus 20 cm dapat membentuk bayangan
nyata pada jarak setenga kali jarak bendanya dimanakah benda harus diletakan
terhadap lensa cembung?
Penyelesaian:
F=20 cm
M = ½ kali nyata
m = f/ (s-f)
½ = 20 / (s-20)
s – 20 = 40
s = 60 cm
Referensi:
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.
b. KAJIAN TEORI
Lensa adalah medium transparan yang dibatasi oleh dua permukaan bias paling sedikit
satu diantaranya lengkung sehingga terjadi dua kali pembiasan sebelum keluar dari lensa.
Garis hubung antara pusat kelengkungan kedua permukaan disebut sumbu utama.
Bayangan yang dibuat oleh permukaan pertama merupakan benda untuk permukaan
kedua. Permukaan kedua akan membuat bayangan akhir. Terdapat dua jenis lensa, yaitu
lensa cembung dan lensa cekung. Pada lensa cembung (lensa positif) sinar dapat
mengumpul (konvergen) dan pada lensa cekung (lensa negatif) sinar dapat menyebar atau
konvergen (Sarojo, 2011).
b) Sinar yang datang melalui titik fokus pasif f akan dibiaskan sejajar dengan sumbu
utama.
Gambar Berkas Sinar Istimewa II
c) Sinar yang datang melalui titik pusat optik (O) akan diteruskan (tidak dibiaskan)
Gambar Berkas Sinar Istimewa III
(Sunaryono, 2010)
Seperti halnya pada lensa cembung, untuk menggambarkan bayangan pada lensa
cekung pun dapat digunakan perjalanan tiga sinar istimewanya. Tiga sinar
istimewa pada lensa cekung adalah sebagai berikut:
a. Sinar datang sejajar dengan sumbu utama akan dibiaskan seolah-olah dari titik
fokus f, perhatikan gambar berikut:
b. Sinar datang menuju titik fokus pasif f2 akan dibiaskan sejajar dengan sumbu
utama.
Gambar Berkas Sinar Istimewa II
d. PROSEDUR PERCOBAAN
e. HASIL PERCOBAAN
1. LENSA CEMBUNG
1 3 (cm) 2 (cm)
2 2 (cm) 2 (cm)
3 2 (cm) 3 (cm)
4 1 (cm) 2 (cm)
2. LENSA CEKUNG
No Jarak benda s (cm) Jarak bayangan s’ (cm)
1 5,5 cm 5 cm
2 4,5 cm 5 cm
3 5 cm 5,5 cm
4 1,5 cm 3 cm
f. JAWABAN PERTANYAAN
1
P =
f
1 2
= =
1,5 3
3. Jarak fokus cermin cekung : 2,5 cm
Referensi:
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.
Gambar percobaan cermin cembung
a. Tujuan
1) Menunjukan adanya muatan listrik pada sebuah benda, akibat yang tibul dari sifat
muatan.
2) Memperlihtkan adanya gaya elektrostika dua benda bermuatan.
c. Cara Kerja
1) Menggantungkan sebuah bola pinpong pada bagian pinggir meja dengan
menggunakan benang dan isolasi. Menggosokan tas plastic pada baju
beberapa kali, kemudian mendekatkannya pada bola pingpong dan mengamati
apa yang terjadi?
2) Menggosokan sisir pada rambut beberapa kali, kemudian mendekatkannya
pada potongan-potongan kertas yang terletak diatas meja dan mengamati apa
yang terjadi?
3) Membiarkan percobaan 2 dalam waktu yang cukup lama dan mmengamati apa
yang terjadi?
4) Mengikatkan kedua buah bola pingpong pada benang kemudian
menggantungkannya kebagian pinggir meja (ditempelkan menggunakan
isolasi). Setelah itu mendekatkan pada kedua buah bola tetapi jangan sampai
bersentuhan. Serta mengamati apa yang terjadi?
5) Menggosokan bola kiri dan kanan dengan kain wool, setelah itu mendekatkan
keduanya dan mengamati yang terjadi?
6) Melengkapi tabel dengan hasil pengamatan pada lembar kerja.
d. Dasar Teori
Muatan listrik, Q, adalah muatan dasar yang dimiliki suatu benda. Satuan Q adalah
coulomb, yang merupakan 6.24 x 1018 muatan dasar. Q adalah sifat dasar yang
dimiliki oleh materi baik itu berupa proton (muatan positif) maupun elektron (muatan
negatif). Muatan listrik total suatu atom atau materi ini bisa positif, jika atomnya
kekurangan elektron. Sementara atom yang kelebihan elektron akan bermuatan
negatif. Besarnya muatan tergantung dari kelebihan atau kekurangan elektron ini,
oleh karena itu muatan materi/atom merupakan kelipatan dari satuan Q dasar. Dalam
atom yang netral, jumlah proton akan sama dengan jumlah elektron yang
mengelilinginya (membentuk muatan total yang netral atau tak bermuatan.
e. Data hasil pengamatan
f. Analisis Data
1) Terjadi gaya tarik menarik antara tas plastik dengan bola pingpong.
2) Ada muatan listrik.
3) Potongan kertas sudah tidak tertarik oleh sisir, karena gaya listrik pada sisir
sudah habis.
4) Tidak terjadi reaksi sama sekali diantara kedua bola pingpong.
5) Saling menolak karena karena kedua bola pingpong bermuatan listrik sejenis
akibat gosokan dengan kain wool.
g. Pertanyaan
1) Mengapa pada langkah (6) antara 2 bola tidak saling berinteraksi?
2) Apakah bola pingpong pada langkah (6) memiliki muatan yang sejenis atau
berlawanan?
3) Jika terdapat 4 buah benda masing-masing A,B,C dan D. bila diketahui benda
A menarik B, B menarik C, sedangkan C menarik . Bila A bermuatan negative
maka tentukanlah jenis muatan benda B, C, dan D !
4) Apa yang dapat anda simpulkan dari interaksi muatan yang sejenis maupun
muatan yang berlawnan?
h. Jawaban Pertanyaan
1) Kedua bola pingpong tidak ada reaksi karena tidak mengandung muatan listrik.
2) Kedua bola pingpong bermuatan sejenis, sehingga saling menolak.
3) Terdapat 4 benda yaitu: A, B, C, dan D.Jika A menarik B, B menarik C, C
menarik D. Diketahui A bermuatan negative maka:
B bermuatan positif
C bermuatan negatif
D bermuatan positif
4) Interaksi muatan sejenis adalah tolak menolak dan muatan berlawanan adalah
tarik menarik.
Referensi:
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.
Gambar
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM PDGK4107
MODUL 6 DAN 7
GETARAN DAN BUNYI, TELINGA DAN MATA
(Mandiri)
YUSPIANA LAONDANG
838760501
UPBJJ TERNATE
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2020
LAPORAN PRAKTIKUM IPA MODUL 6 GETARAN DAN BUNYI.
2. PERCOBAAN GETARAN BEBAN PADA AYUNAN (BANDUL SEDERHANA)
a. Tujuan
Menghitung besarnya periode dan frekuensi pada bandul sederhana
c. Dasar teori
Periode adalah selang waktu yang diperluhkan oleh suatu benda untuk melakukan satu
getaran lengkap. Getaran adalah gerakan bolak- balik yang ada disekitar titik
keseimbangan dimana kuat lemahnya dipengaruhi besar kecilnya energi diberikan. Satu
getaran prekuensi adalah satu kali getaran bolak-balik penuh.
d. Hasil pengamatan
Table 6.3.
Panjang tali (f) = 100 cm (tetap)
Table 6.4.
Massa benda (m) = 60 gram (tetap)
e. Pembahasan
Beban / bandul digantungkan pada seutas benang di tiang setinggi +1,5 m.kemudian
benda ditarik
dari kedudukan setimbang (0) dengan tangan kiri dan sudut penyimpangan 100 (titik A)
selanjutnya
dilepas dan dihitung kembalinya ke titik A selama 10 hitungan dan dicatat waktunya.
Percobaan ini
dilakukan berulang-ulang dengan mengganti beban. Pada percobaan kedua menggunakan
beban yang sama yaitu 60 gr dengan mengubah panjang tali
dari 20 cm sampai 60 cm.
f. Kesimpulan
1. Periode dan frekuensi bandul dipengaruhi oleh beban.
2. Periode dan frekuensi bandul dipengruhi oleh panjang tali.
g. Jawaban pertanyaan
1. Periode adalah waktu yang dibutuhkan oleh suatu gelombang penuh untuk melewati
suatu titik tertentu.
Frekuensi adalah jumlah gelombang yang melewati suatu titik tiap satuan waktu
(biasanya per sekon).
2. frekuensi merupakan hasil kali antara, periode dengan waktu getaran.
3. Faktor yang mempengaruhi periode dan frekuensi pada pegas adalah massa benda
(m).
Faktor yang mempengaruhi periode dan frekuensi pada bandul ayunan adalah panjang
tali dan massa benda.
4. Beberapa pegas yang berbeda elastisitasnya (kelentingannya) masing-masing
digantungkan pada sebuah statis. Pada masing-masing pegas tersebut digantungkan
benda yang massanya sama. Jika semua pegas itu digetarkan maka frekuensinya
berbeda-beda karena elastisitas pegas mempengaruhi periode, waktu gatar dan
panjang gelombang.
5.
a. Bandul pada ayunan dapat disebut getaran, karena bandul yang satu akan
menggerakan bandul yang lainnya.
b. Cara yang baik dalam mengukur waktu ayunan adalah tangan kiri memegang
stopwatch sementara tangan kanan mengayunkan bandul. Pada hitungan ketiga
stopwatch dihidupkan bersamaan tangan kanan mengayunkan bandul.
6. frekuensi getaran yang ditimbulkan berbeda karena rangkaian percobaannya juga
berbeda.
7. Bunyi ditimbulkan oleh getaran suatu benda.
8. Medium yang bisa menyampaikan bunyi ke telinga pendengar adalah melalui
perambatan udara.
9. Eksperimen sendiri
a. Resonansi adalah peristiwa turut bergetarnya suatu benda karena pengaruh
getaran benda lain.
b. Syarat terjadinya resonansi adalah jika bunyi tersebut terdengar lebih keras dari
bunyi aslinya
10. Panjang pada resonansi kedua = 35 cm.
11. Dalam percobaan ruang tertutup, ternyata suhu udara pada saat itu adalah 70C. Maka
cepat rambat bunyi pada tempat tersebut adalah
V = 331 x
=
= 331 x 0,160128
= 53,062 m/s
Referensi
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.
a. Tujuan
Untuk mengetahui kepekaan indera pendengaran seseorang.
c. Cara Kerja
a. Tutuplah matamu dengan sapu tangan.
b. Kedua teman yang lain masing-masing memegang sendok dan mangkok.
Tentukan jarak antar temanmu yang ditutup matanya dengan anda yang
memegang sendok dan mangkok, misalnya pertama 1m, kemudian 2m dan
seterusnya.
c. Setelah siap, anda akan ditutup matanya memberi aba-aba agar teman yang
memegang sendok mengetukkan sendok pada mangkok secara bergantian.
Dapatkah anda mendengar bunyi yang dihasilkan? Dapatkah anda mendengar
dengan lebih naik?
d. Kemudian, sumbatlah telinga kanan dan kiri secara bergantian dengan kapas.
Dapatkah anda mendengar dengan jelas? Telinga mana yang dapat mendengar
dengan baik?
e. Selanjutnya bergantian dengan teman anda. Ulangi kegiatan sepserti yang anda
lakukan sebanyak empat kali lagi, ujilah kemampuan telinga teman anda.
f. Hasil observasi anda kemudian masukkan ke dalam table 6.1.
d. Hasil percobaan
Table 6.1. kepekaan indra pendengar manusia
f. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa kita masih dapat mendengar
bunyi pada jarak 1 meter, 3 meter, bahkan sampai 9 meter karena bunyi merambat
melalui udara.Kemampuan mendengar pada setiap orang tidak sama/berbeda. Begitu
juga, kepekaan antara telinga kanan dengan telinga kiri terhadap rangsang berupa
bunyi/suara terdapat perbedaanatau ketidaksamaan. Kuat lemahnya bunyi juga
tergantung pada banyaknya sel penerima yang mengirim impuls ke otak.
a. Tujuan
Untuk mengetahui bagian-bagian yang menyusun telinga beserta fungsinya
c. Cara Kerja
1. Perhatikan gambar struktur alat pendengar manusia.
2. Beri nama dan jelaskan fungsinya bagian-bagian telinga mulai dari telinga bagian
luar sampai telinga bagian dalam sesuai yang ditunjuk dengan anak panah.
3. Kemudian masukkan dalam Tabel 6.2
d. Hasil pengamatan
No Telinga Fungsi
Bagian luar Bagian tengah Bagian dalam
3 Gendang Meneruskan
telinga gelombang bunyi dari
udara.
e. Pembahasan
Bagian-bagian telinga:
1. Telinga luar
Daun telinga (external pinna) merupakan bagian telinga yang paling jelas
terlihat dari luar. Daun telinga memiliki lekukan-lekukan khas yang berfungsi
untuk mengumpulkan gelombang suara. Daun telinga memiliki struktur yang
lentur dan elsatis karena tersusun atas jaringan tulang rawan.
Saluran telinga merupakan kelanjutan dari daun telinga yang menjadi saluran
masuknya gelombang suara menuju organ-organ pendengaran di bagian
dalam.
Gendang telinga (membran timpanik) akan bergetar ketika menerima
gelombang suara yang datang. Getaran atau vibrasi dari gendang telinga akan
diteruskan menuju tualng-tulang pendengaran.
2. Telinga tengah
Tulang martil (maleus) merupakan tulang pendengaran pertama yang
berbentuk seperti martil/ palu dan akan bergerak ketika ada getaran yang
datang.
Tulang landasan (incus) merupakan tulang pendengaran kelanjutan dari tulang
martil
Tulang sanggurdi (stapes) merupakan tulang pendengaran ketiga di telinga
tengah. Ketiga tulang pendengaran tersebut memiliki satu fungsi pokok untuk
menghantarkan dan memperkuat getaran suara yang datang.
3. Telinga dalam
Jendela oval merupakan membran berbentuk oval pada permukaan koklea.
Jendela oval akan menerima getaran dari tulang sanggurdi dan
meneruskannya menuju koklea.
Rumah siput (koklea) merupakan saluran berbentuk seperti rumah siput di
telinga bagian dalam. Koklea mempunyai dua ruangan besar, yaitu saluran
vestibuler di bagian atas dan saluran timpanik di bagian bawah yang
dipisahkan oleh diktus koklea yang berukuran lebih kecil. Saluran
vestibuler dan timpanik berisi cairan perilimfa, sedangkan duktus koklea
berisi cairan endolimfa.
Organ korti, terletak pada duktus koklea. Organ korti mengandung sel
reseptor telinga yang akan menerima getaran dan mengubahnya menjadi
impuls listrik untuk dihantarkan ke otak. Sel reseptor tersebut memiliki
rambut yang menjulur ke dalam duktus koklea. Rambut tersebut beraut ke
membran tektorial yang menggantung di atas ogan corti.
Jendela bundar merupakan ujung dari koklea yang akan menjadi akhir dari
getaran suara karena getaran yang menumbuk jendela bundar akan
menghilang.
Vestibula terletak di belakang jendela bundar yang terdiri atas bagian
sakulus dan utrikulus, yang berperan dalam mengatur keseimbangan
tubuh.
Saluran semisirkuler merupakan struktur berbentuk tiga saluran setengah
lingkaran yang berisi cairan endolimfa. Organ ini juga berperan dalam
mengatur keseimbangan tubuh.
Saluran eustacheus merupakan saluran kecil yang menghubungkan telinga
dalam dengan faring. Saluran ini berfungsi untuk menyamakan takanan
udara di dalam telinga dengan atmosfer.
f. Kesimpulan
Keras lemahnya bunyi tergantung pada banyaknya sel penerima yang mengirim
impuls ke otak. Semakin kuat gelombang bunyi semakin banyak sel reseptor yang
bergerak.
g. Pertanyaan
1. Jelaskan peranan daun telinga pada proses mendengar dari sumber bunyi!
2. Jelaskan fungsi saluran Eustachius!
3. Jelaskan proses terjadinya rambatan suatu bunyi/suara hingga kita mendengar!
4. Mengapa kemampuan mendengar seseorang satu dengan yang lain tidak sama?
5. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi seseorang menjadi tuli!
Jawaban pertanyaan
1. Fungsi daun telinga adalah untuk mengumpulkan suara. Daun telinga juga dapat
memperbesar (mengamplifikasi) suara dan mengarahkannya ke saluran telinga.
Ketika memantul pada daun telinga, suara juga mengalami proses penyaringan
yang akan memberikan informasi mengenai lokalisasi suara. Efek penyaringan
tersebut pada manusia terutama untuk memilah suara yang berada di rentang
frekuensi suara manusia.
2. Saluran ini memiliki beberapa fungsi, di antaranya:
a. Menjaga keseimbangan tekanan udara di dalam telinga dan menyesuaikannya
dengan tekanan udara di dunia luar.
b. Mengalirkan sedikit lendir yang dihasilkan sel-sel yang melapisi telinga
tengah ke bagian belakang hidung.
c. Sebagai filter (penyaring) kuman yang mungkin akan masuk ke dalam telinga
tengah.
3. Bunyi Dalam perambatannya memerlukan medium, jika kita berbicara dan orang
lain dapat mendengar, itu terjadi karena bunyi merambat melalui udara. Bunyi
tidak dapat merambat di ruang hampa. Oleh karena itu jika kita berada di bulan,
kita tidak dapat mendengar bunyi dengan jelas, dikarenakan tidak ada udara
sebagai medium dalam perambatan bunyi. Bunyi juga dapat merambat di benda
padat dan cair.
4. Tergantung faktor2 yang mempengaruhi, aktivitas sering mendengarkan musik
menggunakan headset mudah mempengaruhi pendengaran seseorang.
5. Ada tuli konduksi dan tuli karena saraf, tuli konduksi disebabkan : ada banyak
kotoran/minyak serumen yang menutupi lubang telinga, rapuh/retaknya tulang2
pendengaran, tingkap oval dan tulang sanggurdi tidak terhubung. Tuli juga bisa
terjadi karena rusaknya saraf ke 8 kranial (auditori)
Referensi:
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri
A. Tujuan
a. Mengetahui bagaimana bayangan benda jika mengenai bintik buta.
b. Menentukan jarak benda yang adda lihat yang bayangannya tepat mengenai bintik
buta.
C. Dasar teori
Benda yang terkena cahaya akan membiaskan cahayanya melalui kornea dan diteruskan
ke aqeus humor, pupil, lensa mata, vitrous humor, kemudian retina. Cahaya yang masuk
ke bagian bintik kuning retina akan mengenai sel-sel batang dan kerucut. Sel kerucut
sebagai fotoreseptor yang peka cahaya akan menangkap rangsang dan mengubahnya
menjadi impuls yang dihantarkan ke saraf optik ke otak besar bagian belakang (lobus
oksipitalis). Pada lobus oksipitalis ini terjadi asosiasi berupa kesan melihat benda
Pembiasan cahaya dari suatu benda akan membentuk bayangan benda jika cahaya
tersebut jatuh di bagian bintik kuning pada retina, karena cahaya yang jatuh pada bagian
ini akan mengenai sel-sel batang dan kerucut yang meneruskannya ke saraf optik dan
saraf optik meneruskannya ke otak sehingga terjadi kesan melihat. Sebaliknya, bayangan
suatu benda akan tidak nampak, jika pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di
bagian bintik buta pada retina.
D. Hasil pengamatan
Table hasil pengamatan bintik buta (1)
2 20 cm Tampak buram
3 10 cm Buram
4 5 cm Hamper tidak tampak v
Beri tanda (v) jika tanda garis pendek menyatu dengan garis panjang.
E. Pembahasan
Pada percobaan 1, pada jarak 60 cm, focus mata masih baik dan tanda (+) terlihat jelas.
Jarak pandang semakin dekat maka tanda (•) akan semakin hilang karena pandangan
focus ke tanda (+). Dan pada percobaan 2 pada jarak 60 cm pandangan masih baik dan
tanda masih tampak jelas, setelah jarak 5 cm garis akan tampak menyatu.
F. Kesimpulan
Jarak pandang semakin dekat maka focus mata (penglihatan) akan semakin buram
bahkan tidak tampak.
Referensi:
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.
(Mandiri)
YUSPIANA LAONDANG
838760501
UPBJJ TERNATE
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2020
b. Landasan teori
Kata magnet sendiri berasal dari bahasa Yunani magnesia yang memiliki artis
batuMagenisia. Umumnya Magnesia adalah nama sebuah wilayah yang ada du Yunani
yang pada saat ini bernama Manisa. Di mana di wilayah tersebut batu magnet pertama
kaliditemukan. Batu magnet pertama yang ditemukan merupakan magnet tetap atau
magnetalam. Dan saat ini magnet yang ada di pasaran kebanyakan adalah magnet
buatan.
Magnet sendiri merupakan sebuah benda yang dapat menarik benda di sekitarnya
dansetiap magnet pastinya memiliki sifat kemagnetan. Kemagnetan adalah kemampuan
bendauntuk menarik benda-benda lain yang ada di sekitarnya.
1. Magnet dapat menarik benda
Sifat magnet yang pertama adalah magnet dapat menarik benda lain yang berasal dari
bahan logam. Akan tetapi tidak semua logam dapat ditarik oleh magnet. Bahan
logamyang memiliki daya tarik yang tinggi oleh magnet dalah besi dan juga baja.
2. Medan magnet membentuk gaya magnetTahukah Anda bahwa gaya magnet tidak
hanya berada di kutub-kutubnya. Akan tetapigaya magnet juga timbul di sekitar
magnet. Daerah yang di sekitar magnet yangmemiliki gaya magnet disebut juga
medan magnet.
3. Magnet memiliki dua kutubSifat-sifat magnet selanjutnya adalah magnet memiliki
dua kutub, yaitu kutub utara dankutub selatan.
4. Kutub magnet tidak sesama tarik menarik dan sesama akan menolakSama halnya
dengan gaya listrik, gaya magnet juga berupa tarikan dan tolakan. Jikakutub yang
sama didekatkan maka akan saling tolak-menolak dan jika kutub yang berbeda yaitu
utara dan selatan di didekatkan maka akan saling tarik menarik.
5. Sifat magnet dapat hilangSifat-sifat magnet juga akan menghilang atau melemah
karena beberapa penyebab,seperti terbakar, jatuh secara terus menerus dan lainnya.
c. Hasil pengamatan
1. Jika didekatkan kutub selatan magnet kedua yang dipegang ke kutub selatan magnet
batang yang digantung secara perlahan-lahan, maka yang terjadi akan menjauhi
magnet yang dipegang.
2. Jika didekatkan kutub utara magnet yang dipegang pada kutub selatan magnet batang
yang digantung secara perlahan-lahan, maka yang terjadimagnet batang yang
digantung menjadi magnet yang dipegang.
3. Jika dilakukan cara yang lama, didekatkan kutub selatan magnet yang dipegang pada
kutub utara magnet yang digantung, maka yang terjadi kedua kutub akan tarik
menarik.
4. Jika didekatkan kutub utara magnet yang dipegang pada kutub utara magnet yang
digantung, maka yang terjadi akan menjauhi magnet yang dipegang.
d. Pembahasan
Berdasarkan gambar diatas kami melakukan pengamatan mengenai sifat-sifat magnet.
Kami memberi tanda S untuk kutub selatan dan U untuk kutub utara pada kedua magnet
batang. Kemudian kami gantung salah satu magnet dengan benang pada statis. Lalu kami
dekatkan kutub selatan magnet kedua yang dipegang ke kutub selatan magnet batang
yang digantung. Secara perlahan-lahan dan terjadi adalah magnet batang yang digantung
menjauhi magnet yang dipegang. Selanjutnya kami dekatkan kutub selatan magnet yang
dipegang pada kutub utara magnet yang digantung. Ternyata magnet batang yang
digantung menjauhi magnet yang dipegang.Jika dengan cara lama didekatkan kutup
selatan magnet yang dipegang pada kutup utara magnet yang digantung, maka kedua
kutub akan tarik menarik. Terakhir kami dekatkan kutub utara magnet yang dipegang
pada kutub utara magnet yang digantung, ternyata magnet yang digantung mendekati
magnet yang dipegang.
e. Kesimpulan
Sebuah magnet selalu mempunyai kutub utara dan kutub selatan.
Kutub-kutub yang sejenis akan saling tolak menolak, sedangkan kutub-kutub yang tidak
sejenis akan tarik-menarik.
Referensi:
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.
Gambar
PRAKTIKUM 1 MODUL 9 UDARA DAN BATUAN
1. Kegiatan praktikum udara
c. Cara Kerja
1. Menyediakan 2 lilin yang sama ukurannya, diameter, panjang, warna dan bentuknya.
2. Meletakan kedua llin diatas meja, dan member jarak diantara lilin sekitar 30 cm.
3. Menyalakan kedua lilin tersebut.
4. Memperhatikan Gambar 9.1 berikut. Menutup salah satu lilin dengan gelas.
5. Membandingkan lama lilin menyala antara kedua him tersebut. Mengamati dan
mencatat perubahan yang terjadi.
6. Menyalakan lilin, tutup him dengan gelas seperti Gambar 9.2 berikut.
7. Mengamati dan mencatat waktu antara him menyala saat ditutup gelas sampai
hilinmati.
8. Memasukkan data pengamatan pada tabeh yang tersedia.
9. Menulangi langkah 6 sampai dengan 8, untuk 5 kahi pengamatan.
d. Dasar Teori
Udara merujuk kepada campuran gas yang terdapat pada permukaan bumi. Udara bumi
yang kering mengandungi 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% uap air, karbon dioksida,
dan gas-gas lain.
g. Kesimpulan
Pembakaran memerlukan udara terbukti dari lilin yang mati akibat ditutup oleh gelas.
a. Tujuan
Membuktikan bahwa udara menekan dari tekanan tinggi ke rendah.
c. Cara Kerja
1. Meletakkan lilin di atas piring/mangkok dan bahan gelas.
2. Mengisi air dalam piring/mangkok kira-kira setinggi 2 cm.
3. Memperhatikan Gambar 9.3 berikut. Nyalakan lilin, selanjutnya menutup lilin dengan
gelas kaca.
4. Mengamati nyala lilin dan permukaan air dalam gelas.
5. Mencatat hasil pengamatan.
d. Dasar Teori
Kandungan elemen senyawa gas dan partikel dalam udara akan berubah-ubah dengan
ketinggian dari permukaan tanah. Demikian juga massanya, akan berkurang seiring
dengan ketinggian. Semakin dekat dengan lapisan troposfer, maka udara semakin tipis,
sehingga melewati batas gravitasi bumi, maka udara akan hampa sama sekali. Apabila
makhluk hidup bernapas, kandungan oksigen berkurang, sementara kandungan karbon
dioksida bertambah. Ketika tumbuhan menjalani sistem fotosintesa, oksigen kembali
dibebaskan.
e. Hasil Pengamatan
1. Air dalam gelas pelan-pelan naik dan udara menekan di dalam gelas, sehingga
menyebabkan api lilin padam. Hal ini membuktikan bahwa udara menekan dari
tekanan tinggi ke tekanan rendah.
2. Lilin padam dalam jangka waktu ± 04.17 detik.
f. Kesimpulan
Udara mengalir dan menekan dari udara yang bertekanan tinggi ke udara yang bertekanan
rendah.
Referensi:
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri
Gambar hasil percobaan
2. KEGIATAN PRAKTIKUM BATUAN
a. Tujuan
Mengklasifikasikan batuan
c. Cara Kerja
1. Ambilah beberapa batuan, cucilah dengan iar sebersih mungkin. Amatilah dengan
warna dan baunya.
2. Cobalah diremas, dicungkil dengan kuku, ditarik dan dipukul dengan palu untuk
melihat keras tidaknya batuan.
3. Timbanglah masa batuan dengan neraca, catat dalam lembar pengamatan.
4. Ukur volume batuan dengan cara memasukkan batuan ke dalam gelas yang berisi air
tidak penuh. Catat volume air sebelum batuan dimasukkan dan catat volume air
setelah ada batuan. Selisih antara batuan, catatlah dalam lembar pengamatan.
5. Hitunglah massa jenis batuan tersebut.
d. Hasil pengamatan
Tabel 9.2. klasifikasi batuan
No Batuan Massa (kg) Volume (m3 ) Massa jenis (kg/m3 )
1 Batu apung 0,028 0,10 0,28
2 Granit 0,11 0,23 0,48
3 Konglomerat 0,32 0,25 1,28
4 Batu gamping 0,95 0,15 9,63
5 Breksi 0,30 0,4 0,73
Referensi:
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.
Gambar macam –macam batuan
KEGIATAN PRAKTIKUM 2 MODUL 9 ALAM SEMESTA
1. PANAS MATAHARI
a. Tujuan
Menjelaskan matahari sebagai sumber panas
c. Teori Dasar
Perpindahan panas dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain melalui 3 cara
yaitu : konduksi. Konveksi dan radiasi. Contoh : bentuk perpindahan panas secara
radiasi adalah perpindahan panas dari dari matahari ke bumi dengan melewati
gelombang hampa. Dalam proses radiasi energi yang dibawa adalah gelombang
elektromagnetik. Jadi panas dapat merambat dengan cara memancar / radiasi. Pada
peristiwa radiasi, panas memancar tanpa zat antara atau menembus zat antara. Besar
kecilnya panas suatu benda tergantung pada suhu benda. Makin tinggi suhu benda
makin besar pula radiasi panas yang dikeluarkan. Makin panas air maka rambatannya
makin tinggi.
d. Cara kerja
1. Isilah kedua tempat air dengan air dingin yang sama banyaknya.
2. Ukur dengan thermometer suhu dingin air (Ti) terbut, catatlah dalam lembar
pengamatan.
3. Tempatkan kedua tempat air tersebut dibawah sinar matahari langsung.
4. Tempatkan lempeng plastik transparan diatas salahsatu tempat air dengan jarak
sekitar 10 cm dari permukaan air dalam tempat air.
5. Atur agar kedua tempat air tersebut selalu menghadap matahari.
6. Amati temperatur air pada kedua tempat air tersebut (To) setiap 30 menit selama
10 kali pengukuran. Catatlah dalam lembar pengamatan.
7. Bila ada luks meter, amati dan ukurlah kuat penerangan cahaya matahari tepat
diatas permukaan air setiap 30 menit. Catatlah dalam lembar pengamatan.
e. Data Pengamatan
Hasil pengamatan panas matahari.
f. Pembahasan
Dari hasil pengamatan bahwa air yang tanpalempeng terasa panasnya lebih cepat karena
tingkat radiasi sinar matahari langsung tanpa penghalang. Berbeda dengan yang
menggunakan lempeng plastik, tingkat panasnya air sangat lambat dikarenakan adanya
penghalang (lempeng plastik).
g. Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa panas matahari dapat langsung memancar
dan menembus zat antara dan kemudian besar kecilnya radiasi panas suatu benda
bergantung pada suhu benda.
Referensi
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.
Gambar hasil percobaan