Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM PDGK4107

MODUL 7 DAN 8
OPTIK, LISTRIK DAN MAGNET

(Bimbingan)

YUSPIANA LAONDANG
838760501

UPBJJ TERNATE
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2020
LEMBAR DATA DATA MAHASISWA

Nama : Yuspiana Laondang


NIM/ID Lainnya : 838760501
Program Studi : PGSD S-1
Nama Sekolah : SD Inpres Tolong

DATA TUTOR (PGSD)/INSTRUKTUR (PGSM)

Nama(Gelar) : Nelci Toby, Spd.


Nip/Id Lainnya : 197504242003122009
Instansi Asal : SD Inpres Tolong
Nomor Hp : 082193372632
Alamat Email : nelcitoby@gmail.com
TO
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : YUSPIANA LAONDANG


NIM : 838760501
Program Studi : PGSD S-1

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Praktikum ini merupakan hasil karya saya
sendiri dan saya tidak melakukan plagiarisme atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak
sesuai dengan etika yang berlaku dalam keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menerima
tindakan/sanksi yang diberikan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan pelanggaran
akademik dalam karya saya ini atau ada klaim atas karya saya ini.

Ternate, 8 november 2020


Yang membuat pernyataan

Yuspiana Laondang

KEGIATAN PRAKTIKUM MODUL 7 SIFAT CAHAYA


1. Percobaan pemantulan cahaya

a. Tujuan
1. Menjelaskan sifat-sifat cahaya
2. Menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin
3. Menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh lensa
4. Menentukan fokus lensa cekung
5. Menentukan fokus lensa cembung

b. Dasar teori
Sifat cahaya
Cahaya Merambat Lurus
Cahaya yang dipancarkan oleh sebuah sumber cahaya merambat ke segala arah. Bila
medium yang dilaluinya homogen, maka cahaya lurus. Bukti cahaya merambat lurus
tampak pada berkas cahaya matahari yang menembus masuk ke dalam ruangan yang
gelap.
Cahaya dapat Dipantulkan
Pemantulan cahaya ada dua jenis yaitu pemantulan baur (pemantulan difusi) dan
pemantulan teratur. Pemantulan baur merupakan pemantulan yang terjadi apabila cahaya
mengenai permukaan yang kasar atau tidak rata. Pada pemantulan ini, sinar pantulnya
tidak beraturan. Sedangkan pemantulan teratur terjadi bila cahaya mengenai permukaan
yang licin, rata, dan mengkilap, misalnya cermin. Sinar pantulnya memiliki arah yang
teratur.
Berdasarkan bentuk permukaannya cermin dibedakan menjadi tiga macam yaitu cermin
datar, cermin cembung, dan cermin cekung.

c.  Alat dan Bahan


1.      Cermin datar
2.      Cermin cembung
3.      Cermin cekung
4.      Lampu senter
5.      Busur derajat
6.      Kertas putih
7.      Lilin
8.      Layar (tabir kertas)
9.      Celah cahaya

d. Cara Kerja
1. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin datar
a. Susunlah lampu senter dan celah cahaya di depan cermin datar
b. Nyalakanlah lampu senter dan amati dengan baik jalannya berkas cahaya pada
saat sebelum dan sesudah mengenai cermin datar
c. Gambarkanlah jalannya berkas sina pada langkah.
d. sehingga tampak sudut datang dan susut pantulnya
e. Ukurlah besar sudut datang (i) dan besar sudut pantul (r) tersebut
f. Letakkan lilin di depan cermin datar dan amati bayangannya selama benda itu
digeser-geserkan di depan cermin datar
g. Catatlah bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar tersebut

2. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cembung.


a. Susunlah alat
b. Nyalakan lilin dan amati dengan baik jalannya berkas cahaya pada saat sebelum
dan sesudah mengenai cermin cembung
c. Gambarkanlah jalannya berkas sinar pada langkah (b), sehingga nampak sudut
datang dan sudut pantulnya serta bayangan yang terbentuk
d. Catatlah bagaimana sifat-sifat bayangan-bayangan yang dibentuk oleh cermin
cembung tersebut
3. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cekung
a. Susunlah alat
b. Nyalakanlah lilin dan amati dengan baik jalannya berkas cahaya pada saat
sebelum dan sesudah mengenai cermin cekung
c. Gambarkanlah jalannya berkas sinar pada langkah (b), sehingga tampak sudut
datang dan sudut pantulnya serta bayangan yang terbentuk
d. Catatlah bagaiaman sifat-sifat bayangan yang dibentukoleh cermin cekung
tersebut
e. Aturlah jarak benda atau letak layar agar pada layar terbentuk bayangan yang
jelas dan tajam. Selanjutnya ukur jarak benda dan jarak bayangan
f. Jika benda di depan cermin cekung terus digeser menjauhi cermin, maka pada
jarak tertentu bayangan benda akan menghilang. Ukur jarak benda dari cermn
cekung pada keadaan tersebut (s).

e. Hasil pengamatan
a. Pemantulan cahaya pada cermin datar

3) Gambar jalannya berkas sinar pada cermin datar

4) Besar sudut datang (i) dan sudut pantul (r)

No i (derajat) r (derajat)
1 300 300
2 450 450
3 550 550
4 600 600
5 750 750

 Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar


 Tinggi benda sama dengan tinggi bayanagan
 Jarak benda ke cermin sama dengan jarak bayangan ke cermin.
 Tegak.
 Maya.
 Sama besar.
b. Pemantulan cahaya pada cermin cembung

3) gambar jalannya berkas sinar pada cermin cembung

 Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung


 Maya.
 Sama tegak.
 Bayanagan lebih kecil dari pada bendanya
c. Pemantulan cahaya pada cermin cekung

3) gambar jalannya berkas sinar sinar pada cermin cekung

 Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung


 Maya 
 Sama banyak
 Bayangan dua kali atau lebih besar dari pada bendanya.

No Jarak benda (cm) Jarak bayangan (cm)


1 5.5 cm 5 cm
2 5 cm 5 cm
3 4 cm 5,5 cm
4 1,5 cm 3 cm

f. Kesimpulan
Salah satu sifat cahaya adalah dapat dipantulkan bayangan yang dihasilkan oleh cermin
datar sama dengan bayanganya.
Bayangan yang dihasilkan oleh cermin cembung lebih kecil daripada bendanya.
Bayangan yang dihasilkan oleh cermin cekung dua kali lebih besar dari pada bendanya.

g. Jawawaban pertanyaan
1. Jarak fokus = jarak benda dari cermin cekung tersebut atau s = f sehingga 1/s = 0, dan
s’ = 8
2. Jadi benda tersebut harus diletakan 15 cm dari cermin cekung.
Dik = f = 10 cm
s’ = 2 kali s
penyelesaian
1/10 = 1/s + 1/s’
1/10 = 2+1/25
1/10 = 3/25
25 = 30
S = 15 cm

3. Agar lensa cembung yang memiliki jarak fokus 20 cm dapat membentuk bayangan
nyata pada jarak setenga kali jarak bendanya dimanakah benda harus diletakan
terhadap lensa cembung?
Penyelesaian:
F=20 cm
M = ½ kali nyata
m = f/ (s-f)
½ = 20 / (s-20)
s – 20 = 40
s = 60 cm

Referensi: 
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.

Gambar hasil percobaan cermin datar


Gambar hasil percobaan cermin cembung

Gambar hasil percobaan cermin cekung

2. KEGIATAN PRAKTIKUM II LENSA CEMBUNG DAN CEKUNG


a. TUJUAN
Setelah melakukan kegiatan dalam percobaan ini diharapkan anda dapat
1) Menentukan jarak titik api (f) lensa cembung
2) Menentukan kekuatan lensa cembung (p)
3) Menentukan jarak titik apai (f) cermin cekung

b. KAJIAN TEORI
Lensa adalah medium transparan yang dibatasi oleh dua permukaan bias paling sedikit
satu diantaranya lengkung sehingga terjadi dua kali pembiasan sebelum keluar dari lensa.
Garis hubung antara pusat kelengkungan kedua permukaan disebut sumbu utama.
Bayangan yang dibuat oleh permukaan pertama merupakan benda untuk permukaan
kedua. Permukaan kedua akan membuat bayangan akhir. Terdapat dua jenis lensa, yaitu
lensa cembung dan lensa cekung. Pada lensa cembung (lensa positif) sinar dapat
mengumpul (konvergen) dan pada lensa cekung (lensa negatif) sinar dapat menyebar atau
konvergen (Sarojo, 2011).

Lensa cembung memiliki tiga sinar istimewa yaitu:


a) Sinar yang datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan melalui titik fokus f.
Perhatikan gambar berikut!

Gambar Berkas Sinar Istimewa I

b) Sinar yang datang melalui titik fokus pasif f akan dibiaskan sejajar dengan sumbu
utama.
Gambar Berkas Sinar Istimewa II

c) Sinar yang datang melalui titik pusat optik (O) akan diteruskan (tidak dibiaskan)

 
Gambar Berkas Sinar Istimewa III

(Sunaryono, 2010)

Seperti halnya pada lensa cembung, untuk menggambarkan bayangan pada lensa
cekung pun dapat digunakan perjalanan tiga sinar istimewanya. Tiga sinar
istimewa pada lensa cekung adalah sebagai berikut:

a. Sinar datang sejajar dengan sumbu utama akan dibiaskan seolah-olah dari titik
fokus f, perhatikan gambar berikut:

Gambar Berkas Sinar Istimewa I

b. Sinar datang menuju titik fokus pasif f2 akan dibiaskan sejajar dengan sumbu
utama.
Gambar Berkas Sinar Istimewa II

c. Sinar datang melalui pusat lensa O akan diteruskan

Gambar Berkas Sinar Istimewa III

c. ALAT DAN BAHAN


1. Meja optik lengkap
2. Lensa cembung
3. Cermin cekung
4. Layar
5. Sumber cahaya (lilin atau lampu)

d. PROSEDUR PERCOBAAN

1. PERCOBAAN LENSA CEMBUNG


a. Susunlah lensa pada dudukannya dan letakkan di antara layar dan sumber cahaya
b. Nyalakanlah sumber cahaya, kemudian aturlah posisi benda dan layar agar pada
layar terbentuk bayangan yang paling tajam
c. Ukurlah jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’)
d. Ulangi percobaan beberapa kali dengan kedudukan benda yang berbeda]
2. PERCOBAAN CERMIN CEKUNG
a. Susunlah alat seperti gambar
b. Nyalakanlah sumber cahaya dan aturlah kedudukan benda dan layar agar pada
layar terbentuk bayangan paling tajam
c. Ukurlah jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’)d. Ulangi percobaan beberapa kali
dengan kedudukan benda yang berbeda

e. HASIL PERCOBAAN
1. LENSA CEMBUNG

No Jarak benda s (cm) Jarak bayangan s ‘ (cm)

1 3 (cm) 2 (cm)

2 2 (cm) 2 (cm)
3 2 (cm) 3 (cm)
4 1 (cm) 2 (cm)

2. LENSA CEKUNG
No Jarak benda s (cm) Jarak bayangan s’ (cm)
1 5,5 cm 5 cm
2 4,5 cm 5 cm
3 5 cm 5,5 cm
4 1,5 cm 3 cm

f. JAWABAN PERTANYAAN

1. Jarak fokus lensa cembung : 1,5 cm

2. Kekuatan lensa (P)

1
P =
f
1 2
= =
1,5 3
3. Jarak fokus cermin cekung : 2,5 cm

Referensi: 
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.
Gambar percobaan cermin cembung

Gambar percobaan cermin cekung


KEGIATAN PRAKTIKUM MODUL 8 KELISTRIKAN
1. PERCOBAAN MUATAN LISTRIK

a. Tujuan
1) Menunjukan adanya muatan listrik pada sebuah benda, akibat yang tibul dari sifat
muatan.
2) Memperlihtkan adanya gaya elektrostika dua benda bermuatan.

b. Alat dan Bahan


1) Bola pingpong 2 buah.
2) Benang jahit secukupnya.
3) Lembaran wool dan nilon.
4) Tas plastic.
5) Isolasi.
6) Sisir plastic.
7) Potongan kertas yang kecil-kecil

c. Cara Kerja
1) Menggantungkan sebuah bola pinpong pada bagian pinggir meja dengan
menggunakan benang dan isolasi. Menggosokan tas plastic pada baju
beberapa kali, kemudian mendekatkannya pada bola pingpong dan mengamati
apa yang terjadi?
2) Menggosokan sisir pada rambut beberapa kali, kemudian mendekatkannya
pada potongan-potongan kertas yang terletak diatas meja dan mengamati apa
yang terjadi?
3) Membiarkan percobaan 2 dalam waktu yang cukup lama dan mmengamati apa
yang terjadi?
4) Mengikatkan kedua buah bola pingpong pada benang kemudian
menggantungkannya kebagian pinggir meja (ditempelkan menggunakan
isolasi). Setelah itu mendekatkan pada kedua buah bola tetapi jangan sampai
bersentuhan. Serta mengamati apa yang terjadi?
5) Menggosokan bola kiri dan kanan dengan kain wool, setelah itu mendekatkan
keduanya dan mengamati yang terjadi?
6) Melengkapi tabel dengan hasil pengamatan pada lembar kerja.

d. Dasar Teori
Muatan listrik, Q, adalah muatan dasar yang dimiliki suatu benda. Satuan Q adalah
coulomb, yang merupakan 6.24 x 1018 muatan dasar. Q adalah sifat dasar yang
dimiliki oleh materi baik itu berupa proton (muatan positif) maupun elektron (muatan
negatif). Muatan listrik total suatu atom atau materi ini bisa positif, jika atomnya
kekurangan elektron. Sementara atom yang kelebihan elektron akan bermuatan
negatif. Besarnya muatan tergantung dari kelebihan atau kekurangan elektron ini,
oleh karena itu muatan materi/atom merupakan kelipatan dari satuan Q dasar. Dalam
atom yang netral, jumlah proton akan sama dengan jumlah elektron yang
mengelilinginya (membentuk muatan total yang netral atau tak bermuatan.
e. Data hasil pengamatan

Bola pimpong Bola pimpong kanan digosok dengan


kiri digosok Woll Plastik Nilon
dengan
Wool Tarik menarik Tarik menarik Tarik menarik
Plastik Tarik menarik Tolak menolak tarik Tarik menarik
menarok
Nilon Tarik menarik Tarik menarik Tolak menolak

f. Analisis Data
1) Terjadi gaya tarik menarik antara tas plastik dengan bola pingpong.
2) Ada muatan listrik.
3) Potongan kertas sudah tidak tertarik oleh sisir, karena gaya listrik pada sisir
sudah habis.
4) Tidak terjadi reaksi sama sekali diantara kedua bola pingpong.
5) Saling menolak karena karena kedua bola pingpong bermuatan listrik sejenis
akibat gosokan dengan kain wool.

g.   Pertanyaan
1) Mengapa pada langkah (6) antara 2 bola tidak saling berinteraksi?
2) Apakah bola pingpong pada langkah (6) memiliki muatan yang sejenis atau
berlawanan?
3) Jika terdapat 4 buah benda masing-masing A,B,C dan D. bila diketahui benda
A menarik B, B menarik C, sedangkan C menarik . Bila A bermuatan negative
maka tentukanlah jenis muatan benda B, C, dan D !
4) Apa yang dapat anda simpulkan dari interaksi muatan yang sejenis maupun
muatan yang berlawnan?
h. Jawaban Pertanyaan
1) Kedua bola pingpong tidak ada reaksi karena tidak mengandung muatan listrik.
2) Kedua bola pingpong bermuatan sejenis, sehingga saling menolak.
3) Terdapat 4 benda yaitu: A, B, C, dan D.Jika A menarik B, B menarik C, C
menarik D. Diketahui A bermuatan negative maka:
 B bermuatan positif
 C bermuatan negatif
 D bermuatan positif
4) Interaksi muatan sejenis adalah tolak menolak dan muatan berlawanan adalah
tarik menarik.

Referensi: 
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.
Gambar
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM PDGK4107
MODUL 6 DAN 7
GETARAN DAN BUNYI, TELINGA DAN MATA

(Mandiri)

YUSPIANA LAONDANG
838760501

UPBJJ TERNATE
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2020
LAPORAN PRAKTIKUM IPA MODUL 6 GETARAN DAN BUNYI.
2. PERCOBAAN GETARAN BEBAN PADA AYUNAN (BANDUL SEDERHANA)

a. Tujuan
Menghitung besarnya periode dan frekuensi pada bandul sederhana

b. Alat dan bahan


1. Bandul besih.
2. Tiang gantungan.
3. Benang
4. Stopwatch

c. Dasar teori
Periode adalah selang waktu yang diperluhkan oleh suatu benda untuk melakukan satu
getaran lengkap. Getaran adalah gerakan bolak- balik yang ada disekitar titik
keseimbangan dimana kuat lemahnya dipengaruhi besar kecilnya energi diberikan. Satu
getaran prekuensi adalah satu kali getaran bolak-balik penuh.

d. Hasil pengamatan
Table 6.3.
Panjang tali (f) = 100 cm (tetap)

Beban (gram) 10 T (S) T Periode (S) F Frekuensi (Hz)


20 20,71 10 :2,07 207,1 : 0,48
30 20,16 10 : 2,02 201,6 : 0,50
40 19,57 10 : 1,96 195,7 : 0,51
50 19,03 10 : 1,90 190,3 : 0,53
60 19,49 10 : 1,95 194,9 : 0,51
70 20,58 10 : 2,06 205,8 : 0,49
80 20,69 10 : 2,07 206,9 : 0,48
90 21,46 10 : 2,15 214,6 : 0,47
100 20,79 10 : 2,08 207,9 : 0,48

Table 6.4.
Massa benda (m) = 60 gram (tetap)

Beban tali ℓ 10 T (S) T Periode (S) T2


100 19,61 10 : 1,96 384,5 : 0,51
90 18,18 10 : 1,82 330,5 : 0,55
80 17,76 10 : 1,78 315,4 : 0,56
70 16,17 10 : 1,62 261,5 : 0,62
60 15,19 10 : 1,52 230,7 : 0,66
50 14,10 10 : 1,41 198,8 : 0,71
40 12,45 10 : 1,25 155,0 : 0,80
30 10,17 10 : 1,02 103,4 : 0,98
20 7,98 10 : 0,78 63,7 : 1,28

e. Pembahasan
Beban / bandul digantungkan pada seutas benang di tiang setinggi +1,5 m.kemudian
benda ditarik
dari kedudukan setimbang (0) dengan tangan kiri dan sudut penyimpangan 100 (titik A)
selanjutnya
dilepas dan dihitung kembalinya ke titik A selama 10 hitungan dan dicatat waktunya.
Percobaan ini
dilakukan berulang-ulang dengan mengganti beban. Pada percobaan kedua menggunakan
beban yang sama yaitu 60 gr dengan mengubah panjang tali
dari 20 cm sampai 60 cm.

f. Kesimpulan
1. Periode dan frekuensi bandul dipengaruhi oleh beban.
2. Periode dan frekuensi bandul dipengruhi oleh panjang tali.

g. Jawaban pertanyaan
1. Periode adalah waktu yang dibutuhkan oleh suatu gelombang penuh untuk melewati
suatu titik tertentu.
Frekuensi adalah jumlah gelombang yang melewati suatu titik tiap satuan waktu
(biasanya per sekon).
2. frekuensi merupakan hasil kali antara, periode dengan waktu getaran.
3. Faktor yang mempengaruhi periode dan frekuensi pada pegas adalah massa benda
(m).
Faktor yang mempengaruhi periode dan frekuensi pada bandul ayunan adalah panjang
tali dan massa benda.
4. Beberapa pegas yang berbeda elastisitasnya (kelentingannya) masing-masing
digantungkan pada sebuah statis. Pada masing-masing pegas tersebut digantungkan
benda yang massanya sama. Jika semua pegas itu digetarkan maka frekuensinya
berbeda-beda karena elastisitas pegas mempengaruhi periode, waktu gatar dan
panjang gelombang.
5.
a. Bandul pada ayunan dapat disebut getaran, karena bandul yang satu akan
menggerakan bandul yang lainnya.
b. Cara yang baik dalam mengukur waktu ayunan adalah tangan kiri memegang
stopwatch sementara tangan kanan mengayunkan bandul. Pada hitungan ketiga
stopwatch dihidupkan bersamaan tangan kanan mengayunkan bandul.
6. frekuensi getaran yang ditimbulkan berbeda karena rangkaian percobaannya juga
berbeda.
7. Bunyi ditimbulkan oleh getaran suatu benda.
8. Medium yang bisa menyampaikan bunyi ke telinga pendengar adalah melalui
perambatan udara.
9. Eksperimen sendiri
a. Resonansi adalah peristiwa turut bergetarnya suatu benda karena pengaruh
getaran benda lain.
b. Syarat terjadinya resonansi adalah jika bunyi tersebut terdengar lebih keras dari
bunyi aslinya
10. Panjang pada resonansi kedua = 35 cm.
11. Dalam percobaan ruang tertutup, ternyata suhu udara pada saat itu adalah 70C. Maka
cepat rambat bunyi pada tempat tersebut adalah

V = 331 x
=
= 331 x 0,160128
= 53,062 m/s

Referensi
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.

Gambar hasil percobaan bandul sederhana


PRAKTIKUM MODUL 6 TELINGA
1. Kegiatan praktikum kepekaan indra pendengar manusia

a. Tujuan
Untuk mengetahui kepekaan indera pendengaran seseorang.

b. Alat dan Bahan


1. Dua sendok makan
2. Dua Mangkok
3. Sapu Tangan dan Kapas

c. Cara Kerja
a. Tutuplah matamu dengan sapu tangan.
b. Kedua teman yang lain masing-masing memegang sendok dan mangkok.
Tentukan jarak antar temanmu yang ditutup matanya dengan anda yang
memegang sendok dan mangkok, misalnya pertama 1m, kemudian 2m dan
seterusnya.
c. Setelah siap, anda akan ditutup matanya memberi aba-aba agar teman yang
memegang sendok mengetukkan sendok pada mangkok secara bergantian.
Dapatkah anda mendengar bunyi yang dihasilkan? Dapatkah anda mendengar
dengan lebih naik?
d. Kemudian, sumbatlah telinga kanan dan kiri secara bergantian dengan kapas.
Dapatkah anda mendengar dengan jelas? Telinga mana yang dapat mendengar
dengan baik?
e. Selanjutnya bergantian dengan teman anda. Ulangi kegiatan sepserti yang anda
lakukan sebanyak empat kali lagi, ujilah kemampuan telinga teman anda.
f. Hasil observasi anda kemudian masukkan ke dalam table 6.1.

d. Hasil percobaan
Table 6.1. kepekaan indra pendengar manusia

No Jarak Telinga sabelum Telinga setelah ditutup keterangan


ditutup Telinga kiri Telinga
kanan
1 1 meter Terdengar keras sekali Terdengar Terdengar Telinga
jelas jelas kanan
2 3 meter Terdengar keras Terdengar Terdengar mendengar
agak jelas jelas lebih baik
3 6 meter Terdengar kurang Terdengar Terdengar dari pada
keras agak jelas masih jelas telinga kiri
4 9 meter Terdengar lirih Terdengar Terdengar
kurang jelas masih jelas
5 dst Terdengar makin lirih Terdengar Terdengar
kurag jelas kurang jelas
e. Pembahasan
Dari percobaan di atas menunjukkan bahwa kemampuan untuk mendengar antara
telingakanan dengan telinga kiri terdapat perbedaan atau ketidaksamaan. Dengan
mata tertutup, pada jarak 1m antara telinga kanan dengan telinga kiri masih terdapat
kesamaan dapatmendengar jelas. Akan tetapi pada jarak 3m sampai dengan 9m,
terdapat perbedaan yangmana telinga kanan masih mampu mendengar suara/bunyi
dengan jelas.
Berbeda dengantelinga kiri pada jarak tersebut, suara/bunyi terdengar kurang
jelas/samar. Begitu pula jika salah satu telinga kita ditutup dengan kapas maka
bunyi/suara masih bisa terdengar meskipun tidak sejelas apabila kedua mata ditutup
dengan sapu tangan.
Untuk telinga kanan jika telinga kapas yang ditutup dengan kapas, suara/bunyi masih
dapat terdengar dengan jelas/lebih baik dari kejauhan dibandingkan jika telinga kiri
yang dibuka dan telinga kanan ditutup dengan kapas, bunyi yang dihasilkan dari
kejauhan terdengar samar-samar. Dengan demikian menunjukkan bahwa telinga
kanan memiliki kepekaan terhadap rangsang atau kemampuan mendengar lebih baik,
jika dibandingkan dengan telinga kiri.

f. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa kita masih dapat mendengar
bunyi pada jarak 1 meter, 3 meter, bahkan sampai 9 meter karena bunyi merambat
melalui udara.Kemampuan mendengar pada setiap orang tidak sama/berbeda. Begitu
juga, kepekaan antara telinga kanan dengan telinga kiri terhadap rangsang berupa
bunyi/suara terdapat perbedaanatau ketidaksamaan. Kuat lemahnya bunyi juga
tergantung pada banyaknya sel penerima yang mengirim impuls ke otak.

2. Percobaan struktur dan fungsi telinga.

a. Tujuan
Untuk mengetahui bagian-bagian yang menyusun telinga beserta fungsinya

b. Alat dan Bahan


1. Gambar struktur alat pendengar manusia
2. Lembar Pengamatan
3. Alat Tulis

c. Cara Kerja
1. Perhatikan gambar struktur alat pendengar manusia.
2. Beri nama dan jelaskan fungsinya bagian-bagian telinga mulai dari telinga bagian
luar sampai telinga bagian dalam sesuai yang ditunjuk dengan anak panah.
3. Kemudian masukkan dalam Tabel 6.2
d. Hasil pengamatan

No Telinga Fungsi
Bagian luar Bagian tengah Bagian dalam

1 Daun telinga Menangkap getaran

2 Lubang telinga Mengantar getaran

3 Gendang Meneruskan
telinga gelombang bunyi dari
udara.

4 Tulang martil Menangkap ketaran


dari gendang telinga
dan meneruskannya
ketingkat oval
5 Tingkap oval Menghantarkan
getaran
6 Saluran semi Mengatur
sirkular keseimbangan tubuh
7 Tulang Menangkap ketaran
sanggurdi dari gendang telinga
dan meneruskannya
ketingkat oval
8 Koklea /rumah Mengubah getaran
siput menjadi impuls
9 Saluran eustachius Memasukan udara
ketelinga tengah dan
menjadikannya
tekanan udara di
gendang telinga

e. Pembahasan
Bagian-bagian telinga:
1. Telinga luar
 Daun telinga (external pinna) merupakan bagian telinga yang paling jelas
terlihat dari luar. Daun telinga memiliki lekukan-lekukan khas yang berfungsi
untuk mengumpulkan gelombang suara. Daun telinga memiliki struktur yang
lentur dan elsatis karena tersusun atas jaringan tulang rawan.
 Saluran telinga merupakan kelanjutan dari daun telinga yang menjadi saluran
masuknya gelombang suara menuju organ-organ pendengaran di bagian
dalam.
 Gendang telinga (membran timpanik) akan bergetar ketika menerima
gelombang suara yang datang. Getaran atau vibrasi dari gendang telinga akan
diteruskan menuju tualng-tulang pendengaran.
2. Telinga tengah
 Tulang martil (maleus) merupakan tulang pendengaran pertama yang
berbentuk seperti martil/ palu dan akan bergerak ketika ada getaran yang
datang.
 Tulang landasan (incus) merupakan tulang pendengaran kelanjutan dari tulang
martil
 Tulang sanggurdi (stapes) merupakan tulang pendengaran ketiga di telinga
tengah. Ketiga tulang pendengaran tersebut memiliki satu fungsi pokok untuk
menghantarkan dan memperkuat getaran suara yang datang.
3. Telinga dalam
 Jendela oval merupakan membran berbentuk oval pada permukaan koklea.
Jendela oval akan menerima getaran dari tulang sanggurdi dan
meneruskannya menuju koklea.
 Rumah siput (koklea) merupakan saluran berbentuk seperti rumah siput di
telinga bagian dalam. Koklea mempunyai dua ruangan besar, yaitu saluran
vestibuler di bagian atas dan saluran timpanik di bagian bawah yang
dipisahkan oleh diktus koklea yang berukuran lebih kecil. Saluran
vestibuler dan timpanik berisi cairan perilimfa, sedangkan duktus koklea
berisi cairan endolimfa.
 Organ korti, terletak pada duktus koklea. Organ korti mengandung sel
reseptor telinga yang akan menerima getaran dan mengubahnya menjadi
impuls listrik untuk dihantarkan ke otak. Sel reseptor tersebut memiliki
rambut yang menjulur ke dalam duktus koklea. Rambut tersebut beraut ke
membran tektorial yang menggantung di atas ogan corti.
 Jendela bundar merupakan ujung dari koklea yang akan menjadi akhir dari
getaran suara karena getaran yang menumbuk jendela bundar akan
menghilang.
 Vestibula terletak di belakang jendela bundar yang terdiri atas bagian
sakulus dan utrikulus, yang berperan dalam mengatur keseimbangan
tubuh.
 Saluran semisirkuler merupakan struktur berbentuk tiga saluran setengah
lingkaran yang berisi cairan endolimfa. Organ ini juga berperan dalam
mengatur keseimbangan tubuh.
 Saluran eustacheus merupakan saluran kecil yang menghubungkan telinga
dalam dengan faring. Saluran ini berfungsi untuk menyamakan takanan
udara di dalam telinga dengan atmosfer.
f. Kesimpulan
Keras lemahnya bunyi tergantung pada banyaknya sel penerima yang mengirim
impuls ke otak. Semakin kuat gelombang bunyi semakin banyak sel reseptor yang
bergerak.

g. Pertanyaan
1. Jelaskan peranan daun telinga pada proses mendengar dari sumber bunyi!
2. Jelaskan fungsi saluran Eustachius!
3. Jelaskan proses terjadinya rambatan suatu bunyi/suara hingga kita mendengar!
4. Mengapa kemampuan mendengar seseorang satu dengan yang lain tidak sama?
5. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi seseorang menjadi tuli!

Jawaban pertanyaan
1. Fungsi daun telinga adalah untuk mengumpulkan suara. Daun telinga juga dapat
memperbesar (mengamplifikasi) suara dan mengarahkannya ke saluran telinga.
Ketika memantul pada daun telinga, suara juga mengalami proses penyaringan
yang akan memberikan informasi mengenai lokalisasi suara. Efek penyaringan
tersebut pada manusia terutama untuk memilah suara yang berada di rentang
frekuensi suara manusia.
2. Saluran ini memiliki beberapa fungsi, di antaranya:
a. Menjaga keseimbangan tekanan udara di dalam telinga dan menyesuaikannya
dengan tekanan udara di dunia luar.
b. Mengalirkan sedikit lendir yang dihasilkan sel-sel yang melapisi telinga
tengah ke bagian belakang hidung.
c. Sebagai filter (penyaring) kuman yang mungkin akan masuk ke dalam telinga
tengah.
3. Bunyi Dalam perambatannya memerlukan medium, jika kita berbicara dan orang
lain dapat mendengar, itu terjadi karena bunyi merambat melalui udara. Bunyi
tidak dapat merambat di ruang hampa. Oleh karena itu jika kita berada di bulan,
kita tidak dapat mendengar bunyi dengan jelas, dikarenakan tidak ada udara
sebagai medium dalam perambatan bunyi. Bunyi juga dapat merambat di benda
padat dan cair.
4. Tergantung faktor2 yang mempengaruhi, aktivitas sering mendengarkan musik
menggunakan headset mudah mempengaruhi pendengaran seseorang.
5. Ada tuli konduksi dan tuli karena saraf, tuli konduksi disebabkan : ada banyak
kotoran/minyak serumen yang menutupi lubang telinga, rapuh/retaknya tulang2
pendengaran, tingkap oval dan tulang sanggurdi tidak terhubung. Tuli juga bisa
terjadi karena rusaknya saraf ke 8 kranial (auditori)

Referensi:
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri

Gambar struktur telinga

PRAKTIKUM IPA MODUL 7 MATA


1. Percobaan bintik buta

A. Tujuan
a. Mengetahui bagaimana bayangan benda jika mengenai bintik buta.
b. Menentukan jarak benda yang adda lihat yang bayangannya tepat mengenai bintik
buta.

B. Alat dan Bahan             


1. Gambar A dan B
2. Table pengamatan
3. Alat tulis dan penggaris

C. Dasar teori
Benda yang terkena cahaya akan membiaskan cahayanya melalui kornea dan diteruskan
ke aqeus humor, pupil, lensa mata, vitrous humor, kemudian retina. Cahaya yang masuk
ke bagian bintik kuning retina akan mengenai sel-sel batang dan kerucut. Sel kerucut
sebagai fotoreseptor yang peka cahaya akan menangkap rangsang dan mengubahnya
menjadi impuls yang dihantarkan ke saraf optik ke otak besar bagian belakang (lobus
oksipitalis). Pada lobus oksipitalis ini terjadi asosiasi berupa kesan melihat benda
Pembiasan cahaya dari suatu benda akan membentuk bayangan benda jika cahaya
tersebut jatuh di bagian bintik kuning pada retina, karena cahaya yang jatuh pada bagian
ini akan mengenai sel-sel batang dan kerucut yang meneruskannya ke saraf optik dan
saraf optik meneruskannya ke otak sehingga terjadi kesan melihat. Sebaliknya, bayangan
suatu benda akan tidak nampak, jika pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di
bagian bintik buta pada retina.

D. Hasil pengamatan
Table hasil pengamatan bintik buta (1)

No Jarak gambar A Dengan fokus pada tanda positif (+) Keteragan


dari mata anda maka tanda bundaran hitam
1 60 cm Tampak jelas
2 30 cm Tampak jelas Pada jarak 5
cm  tanda (•)
hampir tidak
3 15 cm Tampak jelas nampak  oleh
4 6 cm Buram mata.
5 5 cm Buram hamper tidak terlihat
6 3 cm Tidak terlihat

Tabel hasil pengamatan bintik buta (2)

No Jarak gambar A Dengan fokus pada tanda positif (+) maka :


dari mata anda Garis pendek Garis pendek tampak
menyatu dengan garis
panjang.
1 60 cm Tampak jelas

2 20 cm Tampak buram

3 10 cm Buram
4 5 cm Hamper tidak tampak v

Beri tanda (v) jika tanda garis pendek menyatu dengan garis panjang.

E. Pembahasan
Pada percobaan 1, pada jarak 60 cm, focus mata masih baik dan tanda (+) terlihat jelas.
Jarak pandang semakin dekat maka tanda (•) akan semakin hilang karena pandangan
focus ke tanda (+).  Dan pada percobaan 2 pada jarak 60 cm pandangan masih baik dan
tanda masih tampak jelas, setelah jarak 5 cm garis akan tampak menyatu.

F. Kesimpulan
Jarak pandang semakin dekat maka focus mata (penglihatan) akan semakin buram
bahkan tidak tampak.

G.  Pertanyaan dan jawaban


1. Pada percobaan bintik buta 1, mengapa tanda (•) menghilang dari pandangan anda
pada jarak tertentu?
Jawab :
Pada percobaan 1 tanda titik mengilang karena focus mata kita ke tanda (+), semakin
dekat jarak focus maka tanda (•) akan hilang.
2. Pada percobaan bintik buta 2, mengapa kedua garis (pendek dan panjang) tampak
menyatu? Pada jarak berapa dari mata anda? Jelaskan?
Jawab :
Pada percobaaan 2 antara garis panjang dan garis pendek tampak menyatu karena
focus benda sangat dekat dengan mata kita, kira-kira pada jarak 5 cm kedua garis
tersebut menyatu.

Referensi:
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.

Gambar percobaan bintik buta


LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM PDGK4107
MODUL 8 DAN 9
LISTRIK DAN MAKNET, BUMI DAN ALAM SEMESTA

(Mandiri)

YUSPIANA LAONDANG
838760501

UPBJJ TERNATE
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2020

PRAKTIKUM MODUL 8 KEMAGNETA


3. Percobaan mengamati sifat-sifat maget
a. Tujuan
Untuk menjelaskan sifat-sifat magnet

b. Landasan teori
Kata magnet sendiri berasal dari bahasa Yunani magnesia yang memiliki artis
batuMagenisia. Umumnya Magnesia adalah nama sebuah wilayah yang ada du Yunani
yang pada saat ini bernama Manisa. Di mana di wilayah tersebut batu magnet pertama
kaliditemukan. Batu magnet pertama yang ditemukan merupakan magnet tetap atau
magnetalam. Dan saat ini magnet yang ada di pasaran kebanyakan adalah magnet
buatan.
Magnet sendiri merupakan sebuah benda yang dapat menarik benda di sekitarnya
dansetiap magnet pastinya memiliki sifat kemagnetan. Kemagnetan adalah kemampuan
bendauntuk menarik benda-benda lain yang ada di sekitarnya.
1. Magnet dapat menarik benda
Sifat magnet yang pertama adalah magnet dapat menarik benda lain yang berasal dari
bahan logam. Akan tetapi tidak semua logam dapat ditarik oleh magnet. Bahan
logamyang memiliki daya tarik yang tinggi oleh magnet dalah besi dan juga baja.
2. Medan magnet membentuk gaya magnetTahukah Anda bahwa gaya magnet tidak
hanya berada di kutub-kutubnya. Akan tetapigaya magnet juga timbul di sekitar
magnet. Daerah yang di sekitar magnet yangmemiliki gaya magnet disebut juga
medan magnet.
3. Magnet memiliki dua kutubSifat-sifat magnet selanjutnya adalah magnet memiliki
dua kutub, yaitu kutub utara dankutub selatan.
4. Kutub magnet tidak sesama tarik menarik dan sesama akan menolakSama halnya
dengan gaya listrik, gaya magnet juga berupa tarikan dan tolakan. Jikakutub yang
sama didekatkan maka akan saling tolak-menolak dan jika kutub yang berbeda yaitu
utara dan selatan di didekatkan maka akan saling tarik menarik.
5. Sifat magnet dapat hilangSifat-sifat magnet juga akan menghilang atau melemah
karena beberapa penyebab,seperti terbakar, jatuh secara terus menerus dan lainnya.

c. Hasil pengamatan
1. Jika didekatkan kutub selatan magnet kedua yang dipegang ke kutub selatan magnet
batang yang digantung secara perlahan-lahan, maka yang terjadi akan menjauhi
magnet yang dipegang.
2. Jika didekatkan kutub utara magnet yang dipegang pada kutub selatan magnet batang
yang digantung secara perlahan-lahan, maka yang terjadimagnet batang yang
digantung menjadi magnet yang dipegang.
3. Jika dilakukan cara yang lama, didekatkan kutub selatan magnet yang dipegang pada
kutub utara magnet yang digantung, maka yang terjadi kedua kutub akan tarik
menarik.
4. Jika didekatkan kutub utara magnet yang dipegang pada kutub utara magnet yang
digantung, maka yang terjadi akan menjauhi magnet yang dipegang.
d. Pembahasan
Berdasarkan gambar diatas kami melakukan pengamatan mengenai sifat-sifat magnet.
Kami memberi tanda S untuk kutub selatan dan U untuk kutub utara pada kedua magnet
batang. Kemudian kami gantung salah satu magnet dengan benang pada statis. Lalu kami
dekatkan kutub selatan magnet kedua yang dipegang ke kutub selatan magnet batang
yang digantung. Secara perlahan-lahan dan terjadi adalah magnet batang yang digantung
menjauhi magnet yang dipegang. Selanjutnya kami dekatkan kutub selatan magnet yang
dipegang pada kutub utara magnet yang digantung. Ternyata magnet batang yang
digantung menjauhi magnet yang dipegang.Jika dengan cara lama didekatkan kutup
selatan magnet yang dipegang pada kutup utara magnet yang digantung, maka kedua
kutub akan tarik menarik. Terakhir kami dekatkan kutub utara magnet yang dipegang
pada kutub utara magnet yang digantung, ternyata magnet yang digantung mendekati
magnet yang dipegang.

e. Kesimpulan
Sebuah magnet selalu mempunyai kutub utara dan kutub selatan.
Kutub-kutub yang sejenis akan saling tolak menolak, sedangkan kutub-kutub yang tidak
sejenis akan tarik-menarik.

f. Pertanyaan dan jawaban


1. Jelaskan sifat-sifat magnet
Jawab:
a. Mempunyai dua ujung yang disebut kutub-kutub magnet, yang merupakan
bagian-bagian magnet yang mempunyai kemagnetan paling kuat.
b. Salah satu ujung magnet selalu menunjuk ke utara dan magnet lain menunjuk ke
selatan.
c. Dua magnet yang saling didekatkan akan melakukan gaya satu sama lain.
 Gaya tolak-menolak, akan terjadi apabila kutub-kutub yang didekatkan
sejenis (kutub utara dengan kutub utara, kutub selatan dengan kutub selatan).
 Gaya tarik-menarik akan terjadi jika kutub-kutub magnet yang didekatkan
berlawanan jenis (kutub utara dengan kutub selatan).
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan dipol magnet!
Jawab:
Dipol magnet adalah magnet selalu mempunyai 2 kutub
3. Apabila sebuah magnet dibagi menjadi bagian bagian yang lebih kecil, mungkinkah
bagian kecil magnet tersebut hanya memiliki sebuah kutub? Jelaskan
Jawab:
Jika sebuah magnet dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, maka bagian
kecil magnet tersebut tetap mempunyai 2 buah kutub, karena hal ini merupakan asas
piranti (kompas). Setiap magnet apapun bentuknya pasti mempunyai 2 kutub yaitu
kutup utara dan kutub selatan.
4. Dari hasil percobaan yang anda lakukan, berilah kesimpulan tentang sifat-sifat
magnet!
Jawab:
a. Jika kedua kutub magnet yang sejenis di dekatkan maka magnet tersebut akan
saling menjauhi (tolak-menolak)
b. Jika kutub-kutub magnet yang berlawanan (berbeda kutubnya atau tidak sejenis)
didekatkan maka magnet tersebut akan tarik-menarik (mendekat).

Referensi:
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.

Gambar
PRAKTIKUM 1 MODUL 9 UDARA DAN BATUAN
1. Kegiatan praktikum udara

A. Pembakaran memerluhkan udara


a. Tujuan
Menjelaskan kegunaan udara.

b. Alat dan Bahan


1. Lilin 2 btang yang sama.
2. Korek api.
3. Gelas dengan 3 ukuran yang berbeda
4. Stop watch.
5. Pirting atau mangkok.

c. Cara Kerja
1. Menyediakan 2 lilin yang sama ukurannya, diameter, panjang, warna dan bentuknya.
2. Meletakan kedua llin diatas meja, dan member jarak diantara lilin sekitar 30 cm.
3. Menyalakan kedua lilin tersebut.
4. Memperhatikan Gambar 9.1 berikut. Menutup salah satu lilin dengan gelas.
5. Membandingkan lama lilin menyala antara kedua him tersebut. Mengamati dan
mencatat perubahan yang terjadi.
6. Menyalakan lilin, tutup him dengan gelas seperti Gambar 9.2 berikut.
7. Mengamati dan mencatat waktu antara him menyala saat ditutup gelas sampai
hilinmati.
8. Memasukkan data pengamatan pada tabeh yang tersedia.
9. Menulangi langkah 6 sampai dengan 8, untuk 5 kahi pengamatan.

d. Dasar Teori
Udara merujuk kepada campuran gas yang terdapat pada permukaan bumi. Udara bumi
yang kering mengandungi 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% uap air, karbon dioksida,
dan gas-gas lain.

e. Data Hasil Pengamatan


Tabel pengamatan: waktu antara lilin menyala saat ditutup gelas sampai lilin mati, untuk
5 kali pengamatan.

Tabel 9.1. pengamatan lilin

No Selang waktu sampai lilin mati


(t)
1 ± 08.35 detik
2 ± 08.45 detik
3 ± 08.78 detik
4 ± 08.28 detik
5 ± 08.81 detik
f. Analisis data
Setelah lilin padan dalam waktu ± 8 detik, lilin mati. Namun lilin yang tidak ditutupi
gelas tetap menyala. Kedua lilin dinyalakan, lalu ditutup dengan gelas.

g.  Kesimpulan
Pembakaran memerlukan udara terbukti dari lilin yang mati akibat ditutup oleh gelas.

Gambar hasil percobaan

B. Udara menekan dari tekanan tinggi ke tekanan rendah.

a. Tujuan
Membuktikan bahwa udara menekan dari tekanan tinggi ke rendah.

b. Alat dan Bahan


1. Lilin 2 batang yang sama.
2. Korek api.
3. Gelas dengan 3 ukuran yang berbeda.
4. Stop watch,
5. Pining atau mangkok.

c. Cara Kerja
1. Meletakkan lilin di atas piring/mangkok dan bahan gelas.
2. Mengisi air dalam piring/mangkok kira-kira setinggi 2 cm.
3. Memperhatikan Gambar 9.3 berikut. Nyalakan lilin, selanjutnya menutup lilin dengan
gelas kaca.
4. Mengamati nyala lilin dan permukaan air dalam gelas.
5. Mencatat hasil pengamatan.

d. Dasar Teori
Kandungan elemen senyawa gas dan partikel dalam udara akan berubah-ubah dengan
ketinggian dari permukaan tanah. Demikian juga massanya, akan berkurang seiring
dengan ketinggian. Semakin dekat dengan lapisan troposfer, maka udara semakin tipis,
sehingga melewati batas gravitasi bumi, maka udara akan hampa sama sekali. Apabila
makhluk hidup bernapas, kandungan oksigen berkurang, sementara kandungan karbon
dioksida bertambah. Ketika tumbuhan menjalani sistem fotosintesa, oksigen kembali
dibebaskan.

e. Hasil Pengamatan
1. Air dalam gelas pelan-pelan naik dan udara menekan di dalam gelas, sehingga
menyebabkan api lilin padam. Hal ini membuktikan bahwa udara menekan dari
tekanan tinggi ke tekanan rendah.
2. Lilin padam dalam jangka waktu ± 04.17 detik.

f. Kesimpulan
Udara mengalir dan menekan dari udara yang bertekanan tinggi ke udara yang bertekanan
rendah.

g.  Pertanyaan dan Jawaban Pertanyaan Percobaan Udara


1. Mengapa lilin yang menyala ketika ditutup gelas akan padam?
Jelaskan!
Jawab:
Lilin yang menyala ditutup gelas akan padam karena di dalam gelas tidak ada udara
(hampa udara) sehingga membuat lilin padam.
2. Bagaimana Anda dapat menunjukkan bahwa udara memenuhi ruangan?
Jawab:
Bukti kalau udara udara seperti balon ditiup, ban sepeda dan lainnya.
3. Bagaimana Anda menjelaskan kepada siswa bahwa udara bergerak dan tempat yang
bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah?
Jawab:
Udara bergerak dari tempat bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah, hal
ini dibuktikan dengan padamnya lilin dalam ruang hampa udara karena udara
menekan dari tekanan tinggi ke tempat bertekanan rendah.
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan udara sebagai sumber  energi!
Jawab:
Udara sebagai sumber energi, udara dapat mendorong roket keluar angkasa karena
tekanan udara yang tinggi sehingga dapat mendorong roket meluncur.

Referensi:
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri
Gambar hasil percobaan
2. KEGIATAN PRAKTIKUM BATUAN
a. Tujuan
Mengklasifikasikan batuan

b. Alat dan Bahan


1. Beberapa batuan (minimal 3)
2. Neraca lengan
3. Gelas beker
4. Pipet
5. H_2 〖SO〗_4 atau air aki
6. HCl
7. Mangkok Kaca
8. Lup
9. Jenis Batuan

c. Cara Kerja
1. Ambilah beberapa batuan, cucilah dengan iar sebersih mungkin. Amatilah dengan
warna dan baunya.
2. Cobalah diremas, dicungkil dengan kuku, ditarik dan dipukul dengan palu untuk
melihat keras tidaknya batuan.
3. Timbanglah masa batuan dengan neraca, catat dalam lembar pengamatan.
4. Ukur volume batuan dengan cara memasukkan batuan ke dalam gelas yang berisi air
tidak penuh. Catat volume air sebelum batuan dimasukkan dan catat volume air
setelah ada batuan. Selisih antara batuan, catatlah dalam lembar pengamatan.
5. Hitunglah massa jenis batuan tersebut.

d. Hasil pengamatan
Tabel 9.2. klasifikasi batuan
No Batuan Massa (kg) Volume (m3 ) Massa jenis (kg/m3 )
1 Batu apung 0,028 0,10 0,28
2 Granit 0,11 0,23 0,48
3 Konglomerat 0,32 0,25 1,28
4 Batu gamping 0,95 0,15 9,63
5 Breksi 0,30 0,4 0,73

e. Pertanyaan dan jawaban


1. Sebutkan jenis-jenis batuan!
Jawab :
Jenis-Jenis Batuan
 Batuan beku : batu apung, granit, obsidian, basal
 Batuan sedimen : konglomerat, batu gamping, breksi, batu pasir, batu serpih
 Batuan metamorf : batu pualam, batu sabak
2. Jelaskan ciri-ciri dari masing-masing jenis batuan tersebut!
Jawab :
 Batu apung : warna keabu-abuan, berpori-pori, bergelembung, ringan,
terjadi di air.
 Granit : terdiri atas kristal-kristal kasar, warna putih sampai abu-
abu kadang jingga.
 Obsidian : hitam seperti kaca, tidak ada kristal, terdiri atas kristal-
kristal kecil, berwarna hijau keabu-abuan dan berlubang-lubang.
 Konglomerat : material kerikil-kerikil bulat, batu-batu dan pasir yang
melekat satu sama lain
 Batu gamping (kapur) : agak lemah, warna putih keabu-abuan, membentuk gas
karbondioksida (CO2) bila ditetesi asam.
 Fibreksi : gabungan pecahan-pecahan yang berasal dari letusan
gunung berapi, butirannya kasar dan bersudut-sudut tajam.
 Batu pasir : jelas terlihat tersusun dari butir-butir pasir warna abu-abu,
kuning, merah.
 Batu serpih : lunak, baunya seperti tanah liat, butir-butir batuan halus,
warna hijau, hitam, kuning, merah, abu-abu
 Batu pualam : campuran warna yang berbeda-beda dapat menyerupai
pita-pita warna, kristal-kristalnya sedang sampai kasar, bila ditetesi asam
mengeluarkan bunyi mendesis
 Batu sabak : warnanya abu-abu kehijauan dan hitam, dapat dibelah-
belah menjadi lem peng-lempeng kecil.
3. Mungkinkah suatu jenis batuan dapat berubah menjadi jenis batuan yang lain?
Jelaskan!
Jawab :
Suatu batuan dapat berubah menjadi jenis batuan yang lain karena ada proses
metamorfisme yaitu berubahnya satu jenis batuan menjadi batuan lain karena
pengaruh panas/ temperature tinggi, tekanan besar dan perubahan kimia.

Referensi:
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.
Gambar macam –macam batuan
KEGIATAN PRAKTIKUM 2 MODUL 9 ALAM SEMESTA
1. PANAS MATAHARI
a. Tujuan
Menjelaskan matahari sebagai sumber panas

b. Alat dan bahan


1. 2 bauh tempet air yang sama ukurannya (panci, baskom, atau ember)
2. Termometer plastik transparan.
3. Stopwatch
4. Luksmeter

c. Teori Dasar
Perpindahan panas dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain melalui 3 cara
yaitu : konduksi. Konveksi dan radiasi. Contoh : bentuk perpindahan panas secara
radiasi adalah perpindahan panas dari dari matahari ke bumi dengan melewati
gelombang hampa. Dalam proses radiasi energi yang dibawa adalah gelombang
elektromagnetik. Jadi panas dapat merambat dengan cara memancar / radiasi. Pada
peristiwa radiasi, panas memancar tanpa zat antara atau menembus zat antara. Besar
kecilnya panas suatu benda tergantung pada suhu benda. Makin tinggi suhu benda
makin besar pula radiasi panas yang dikeluarkan. Makin panas air maka rambatannya
makin tinggi.

d. Cara kerja
1. Isilah kedua tempat air dengan air dingin yang sama banyaknya.
2. Ukur dengan thermometer suhu dingin air (Ti) terbut, catatlah dalam lembar
pengamatan.
3. Tempatkan kedua tempat air tersebut dibawah sinar matahari langsung.
4. Tempatkan lempeng plastik transparan diatas salahsatu tempat air dengan jarak
sekitar 10 cm dari permukaan air dalam tempat air.
5. Atur agar kedua tempat air tersebut selalu menghadap matahari.
6. Amati temperatur air pada kedua tempat air tersebut (To) setiap 30 menit selama
10 kali pengukuran. Catatlah dalam lembar pengamatan.
7. Bila ada luks meter, amati dan ukurlah kuat penerangan cahaya matahari tepat
diatas permukaan air setiap 30 menit. Catatlah dalam lembar pengamatan.

e. Data Pengamatan
Hasil pengamatan panas matahari.

Waktu Pengukuran temperatur (0C) Keterangan


(menit)
Panci tanpa lempeng Panci
dengan
lempeng
10 menit Masi dingin Masi dingin Air masi tetap tidak berkurang
25 menit Hangat Hangat Air masi tetap tidak berkurang
40 menit Air mulai panas Hangat Air berkurang dipercobaan A
45 menit Air menjadi panas Mulai panas Air keduanya berkurang
60 menit Sangat panas Panas Air berkurang /menguap

f.   Pembahasan
Dari hasil pengamatan bahwa air yang tanpalempeng terasa panasnya lebih cepat karena
tingkat radiasi sinar matahari langsung tanpa penghalang. Berbeda dengan yang
menggunakan lempeng plastik, tingkat panasnya air sangat lambat dikarenakan adanya
penghalang (lempeng plastik).

g. Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa panas matahari dapat langsung memancar
dan menembus zat antara dan kemudian besar kecilnya radiasi panas suatu benda
bergantung pada suhu benda.

h. Pertanyaan dan jawaban


1. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan panas dan cahaya matahari
sampai di permukaan bumi!
Jawab:
faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan panas matahari sampai ke permukaan
bumi yaitu :
 jika pada suatu tempat banyak tumbuh-tumbuhannya maka panas matahari
akan berkurang karena diterima dulu oleh tumbuhan, sehingga tidak langsung
menuju bumi.
 Jika udara ditempat dingin, maka panas matahari juga akan terasa tidak terlalu
panas
 Jika disuatu tempat yang gersang tidak ada tumbuhannya maka penerimaan
panas matahari di bumu akan terasa sangat panas
 Jika faktor-faktor yang mempengaruhi adalah suhu udara, banyaknya
tumbuhan hidup dan keadaan daerah (pegunungan atau pantai)
2. Dapatkah matahari disebut sebagai sumber energi panas? Jelaskan!
Jawab :
matahari adalah sumber energi panas yang memanfaatkan energi panas matahari di
bumi bukan hanya manusia tetapi juga tumbuhan dan hewan.

3. Dari percobaan, apakah pengaruh lempeng plastik transparan terhadap terhadap


penerimaan panas?
Jawab :
pengaruh lempeng plastik transparan terhadap penerimaan panas adalah mengurangi
atau menghambat cahaya panas matahari yang jatuh dipermukaan air.

Referensi
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.
Gambar hasil percobaan

Anda mungkin juga menyukai