Anda di halaman 1dari 12

IPA TEMA 4

GLOBALISASI

A. SUB TEMA 1 GLOBALISASI DI SEKITARKU

Globalisasi berpengaruh pada kemajuan teknologi yang ditandai


dengan banyaknya penemuan. Sebagian besar penemuan zaman
sekarang, memerlukan energi listrik untuk membuatnya bekerja.
 Energi listrik adalah energi yang timbul karena adanya arus
listrik yang mengalir melalui hantaran. 
 Sumber utama energi listrik adalah pembangkit listrik, seperti
PLTA (tenaga air), PLTB, (tenaga bayu), PLTS (tenaga surya), PLTU
(tenaga uap). Contoh PLTA: PLTA Jatiluhur, PLTA Singkarak di
Sumatera Barat, dan PLTA Musi di Bengkulu. Pada pusat pembangkit
listrik di waduk-waduk besar, energi listrik yang dihasilkan sangat
besar hingga dapat memenuhi kebutuhan listrik warga di banyak
wilayah. 
 Komponen utama pada semua pembangkit listrik adalah
turbin dan generator/dinamo. Turbin terhubungan dengan
generator. Dengan bantuan aliran air, angin, atau uap, turbin akan
bergerak hingga menghasilkan energi gerak yang kemudian diubah
menjadi energi listrik oleh generator/dinamo. Listrik tersebut
kemudian disalurkan ke rumah-rumah melalui proses transmisi listrik.
 Pembangkit listrik mikrohidro: pembangkit listrik yang
memanfaatkan sumber energi alternatif dari aliran air yang ada di
lingkungan sekitar. Contoh: di daerah pedesaan yang belum
terjangkau aliran listrik dari pemerintah, warga terkadang membuat
pembangkit listrik secara mandiri dengan memanfaatkan aliran air
sungai/air terjun di daerahnya. Aliran air akan memutarkan kincir air.
Kincir air akan menggerakkan turbin, hingga menghasilkan listrik.
Pembangkit listrik ini hanya cukup memenuhi kebutuhan listrik untuk
warga di sekitar sungai/air terjun saja. 
Skema Cara Kerja PLTA

Keterangan Skema:
1. Sungai/kolam tandon, sebagai penampungan air.
2. Pintu masuk air,dari sungai/waduk/tandon.
3. Katup pengaman, berfungsi sebagai katup pengatur
masuknya air.
4. Headrace tunnel, pipa antara tandon dan sebelum masuk
penstock.
5. Penstock (pipa pesat), untuk mengalirkan dan mengarahkan
air ke turbin serta untuk mendapatkan tekanan energi yang besar.
6. Tangki pengaman air, berfungsi sebagai pengaman tekanan
air, jika tiba-tiba air naik saat katup pengatur ditutup. 
7. Main stop valce, berfungsi sebagai katup pengatur tubin.
8. Turbin, mengubah energi potensial air menjadi energi gerak
kinetik.
9. Generator, menghasilkan energi listrik dari energi gerak.
10. Transformer, untuk transfer energi listrik antar dua sirkuit
dengan induksi elektromagnetik
11. Saluran transmisi, penyalur energi listrik ke konsumen.
Cara Kerja PLTA:
1. Aliran air sungai/air terjun/waduk (no. 1) sebagai sumber
energi listrik akan masuk ke pipa no. 2, no. 4, dan no. 5 hingga
sampai ke turbin (no. 8) dan menggerakkan turbin. Perubahan
yang terjadi adalah perubahan dari energi potensial gerak
menjadi energi kinetik.
2. Gerakan kincir angin pada turbin (no. 8), akan
menggerakkan dinamo/generator (no.9) yang kemudian akan
membangkitkan listrik. Kecepatan turbin berputar disesuaikan
dengan kecepatan aliran air (diatur oleh katup pengaman no. 3).
Semakin cepat aliran airnya, maka turbin akan berputar semakin
cepat sehingga energi listrik yang dihasilkan akan semakin besar). 
3. Terjadi perubahan energi gerak (yang dihasilkan oleh turbin)
menjadi energi listrik (setalah diubah oleh dinamo/generator),
yang kemudian disalurkan ke rumah-rumah melalui proses
transmisi listrik (lihat gambar no. 10 dan no. 11).
========================================================
====
Penemu Pembangkit Listrik: Nikola Tesla

Nikola Tesla seorang berkebangsaan Yugoslavia, adalah penemu


sistem pembangkit dan transmisi listrik pada tahun 1895. Sejak kecil
Nikola memiliki rasa ingin tahu yang besar tentang berbagai hal. Ia
sangat menyukai matematika dan fisika. Ia pernah bekerjasama
dengan Thomas Alva Edison dan merancang 24 jenis dinamo. Setelah
Michael Faraday menemukan energi listrik, Nikola mengembangkan
penemuan tersebut dengan membangun pembangkit listrik tenaga
air (PLTA) pertama di dunia. PLTA tersebut memanfaatkan air terjun
Niagara di Amerika. Maka sejak saat itu listrik pun menerangi dunia
hingga sekarang
========================================================
====

 Proses Menyalurkan Energi Listrik


Listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik biasanya disalurkan
hingga ke rumah-rumah, gedung perkantoran, dan pabrik. Besarnya
jumlah energi listrik yang dihasilkan berbeda-beda sesuai dengan
jumlah kebutuhan.

Perhatikan skema penyaluran energi listrik berikut beserta


keterangannya!

Keterangan:
*) Tahap I: Di Pembangkit Listrik
Di pusat pembangkit listrik, terjadi proses perubahan energi gerak
menjadi energi listrik. Turbin dan generator merupakan komponen
utama dalam beberapa jenis pembangkit listrik. Contohnya di PLTA.
Energi kinetik yang dihasilkan oleh aliran air diubah menjadi energi
listrik oleh generator.

*) Tahap 2: Di Transformator Penaik Tegangan


Setelah energi listrik dihasilkan, energi disalurkan  ke transformator
penaik tegangan melalui saluran penghantar. Di sini energi listrik
dinaikkan tegangannya hingga 500 kV oleh generator. Hal ini
diperlukan agar arus listrik yang mengalir di saluran tidak terlalu
tinggi. Dengan demikian perpindahan arus listrik berlangsung secara
efektif dan efisien.

*) Tahap 3: Di Gardu Induk


Melalui SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi), listrik
dialirkan ke Gardu Induk. Di sini tegangan listrik diturunkan menjadi
tegangan menengah 20 kV oleh transformator penurun
tegangan. Manfaat SUTET adalah untuk menyalurkan energi listri dari
pusat-pusat pembangkit listrik yang jaraknya jauh menuju ke pusat-
pusat distribusi sehingga energi listrik dapat disalurkan dengan
efisien.

*) Tahap 4: Di Gardu Distribusi (Penurun Tegangan)


Gardu distribusi terdiri dari tiang-tiang listrik yang akan mengalirkan
listrik ke rumah-rumah penduduk melalui kabel listrik. Di sini, energi
listrik kembali diturunkan lagi tegangannya menjadi tegangan rendah
220 Volt. Tegangan listrik sebesar ini sudah sesuai dengan kebutuhan
di rumah. Setelah itu, energi listrik dialirkan ke rumah-rumah dan
industri melalui jaringan distribusi.

*) Tahap 5: Di Rumah

Nah, energi listrik sudah sampai di rumahmu. Kamu dapat


memanfaatkannya untuk menonton TV, mendinginkan lemari es,
menyeterika, penerang ruangan, dan lain-lain. Perjalanan yang
panjang, dan tentunya membutuhkan biaya yang juga besar. Itulah
mengapa, kalian harus bijak dan hemat dalam pemakaian listrik.

Proses Menyalurkan Energi Listrik ke Pabrik dan ke Rumah

Keterangan:
1. Energi listrik yang dihasilkan oleh PLTA siap untuk disalurkan
ke pabrik, gedung-gesung perkantoran, sekolah, dan rumah-rumah
penduduk. 
2. Energi listrik disalurkan terlebih dahulu melalui kabel-kabel
besar yang terpasang di menara Saluran Udara Tegangan Ekstra
Tinggi (SUTET). Hal ini dikarenakan energi listrik yang dihasilkan
oleh PLTA memiliki tegangan cukup tinggi.
3. Energi listrik kemudian masuk ke transformator (trafo).
Trafo merupakan alat listrik yang berfungsi untuk menaikkan atau
menurunkan tegangan. Pada tahap ini, energi listrik dinaikkan
tegangannya.
4. Energi listrik disalurkan ke dalam pabrik-pabrik terlebih
dahulu karena pabrik biasanya membutuhkan energi listrik yang
besar untuk keperluan produksi.
5. Energi listrik kemudian masuk kembali ke dalam
transformator (trafo). Namun, trafo yang ini bertugas untuk
menurunkan tegangan listrik. Tujuannya agar tidak terjadi
kelebihan energi listrik saat akan disalurkan ke gedung
perkantoran dan rumah-rumah penduduk.
6. Energi listrik dari transformator penurun tegangan diterima
oleh gedung perkantoran dan rumah-rumah penduduk.
Dalam menyalurkan energi listrik, terkadang terjadi gangguan, yang
mengakibatkan terputusnya penyaluran listrik ke tempat-tempat
yang membutuhkan. Hal ini tentu akan mengganggu aktivitas di
dalam pabrik, perkantoran, dan rumah-rumah. 

Penyebab terganggunya proses penyaluran listrik dapat disebabkan


oleh peristiwa alam, seperti tersambar atau gempa bumi yang
mengakibatkan rusaknya salah satu komponen alat yang
berhubungan dengan penyaluran listrik. Oleh karena itu, antisipasi
yang dilakukan oleh tempat-tempat yang memerlukan energi listrik
dalam jumlah besar (seperti pabrik dan rumah sakir) adalah dengan
memasang pembangkit listrik cadangan yang khusus hanya bisa
digunakan untuk kebutuhan tersebut.

B. SUB TEMA 2 GLOBALISASI DAN MANFAATANYA


Cara-cara Menghemat Energi Listrik

Globalisasi tidak hanya membawa perubahan pada cara berpikir


manusia, kebiasaan hidup, kemajuan teknologi, dan adat istiadat
tetapi juga berpengaruh pada peningkatan kebutuhan listrik yang
sangatlah pesat. Kemajuan teknologi dengan pemanfaatan listrik
memang sangat meringankan dan membantu pekerjaan manusia,
tetapi penggunaan listriknya yang besar mendorong manusia untuk
menjadi konsumtif dan bergantung pada listrik hingga lalai untuk
berhemat.

Saat ini, banyak bermunculan masalah pemborosan energi.


Penyebabnya 80% disebabkan oleh faktor sumber daya manusia yang
kurang memahami dampak dari pemborosan energi bagi
kelangsungan hidup manusia di masa depan. Sedangkan penyebab
20% sisanya adalah faktor kesalahanteknis.

Indonesia merupakan negara yang boros dalam penggunaan energi,


bahkan salah satu yang tertinggi di Asia Tenggara. Hal ini tercermin
dalam indeks elastisitas energi. Skor Indonesia lebih tinggi
dibandingakan negara-negara di Asia Tenggara lainnya, bahkan
dengan negara maju. Hal ini menunjukkan perlunya kesadaran
masyarakat untuk menurunkan konsumsi energi secara boros.

Dampak pemborosan energi adalah peningkatan suhu global, yang


dapat berakibat pada:
-terjadi kenaikan permukaan air laut menaik karena terjadi pencairan
es di kutub
-meningkatnya intensitas fenomena cuaca ekstrem
-lebih lamanya cuaca panas daripada cuaca dingin
-hilangnya gletser
-dll

Semakin meningkatkanya kebutuhan manusia akan listrik,


seharusnya diiringi dengan meningkatnya tanggung jawab manusia
dalam memanfaatkan listrik secara bijak dan hemat. Upaya
penghematan energi dapat dilakukan dengan mulai membiasakan
melakukan hal-hal kecil yang bertujuan untuk penghematan listrik,
seperti:

 Membatasi waktu menonton TV


 Mematikan kipas angin atau pendingin ruangan ketika udara
sedang sejuk
 Mencabut kabel dari stopkontak apabila sudah tidak digunakan
 Jangan membiarkan pengisi daya telepon selular atau laptop
tetap tersambung di stopkontak ketika sudah tidak digunakan
 Menggantu lampu dengan daya lampu yang lebih kecil
 Mematikan sakelar lampu ketika kondisi ruangan cukup cahaya

Selain itu, kita juga harus menggunakan listrik secara bijak dengan
berbagai cara, seperti:
 Memasang daya listrik di ruang sesuai keperluan
 Menggunakan peralatan elektronik yang mempunyai daya
(watt) kecil
 Mengganti lampu dengan lampu hemat energi
 Menggunakan alat elektronik secara bergantian
 Memanfaatkan cahaya matahari untuk menerangi rumah pada
pagi hingga sore hari.

Di sekitar kita, ada 3 jenis lampu yang beredar, yaitu: 

1. Lampu pijar, yaitu lampu yang berasal dari pemanasan


filamen (sejenis logam) sehingga menghasilkan cahaya.
2. Lampu neon atau CFL (Compact Fluorescent
Ligth), merupakan jenis lampu yang cahayanya berasal dari
pendaran fosfor karena adanya radiasi ultraviolet dari uap/gas
merkuri yang teraliri listrik.
3. Lampu LED (Light Emiting Diode), merupakan jenis lampu
yang cahayanya berasal dari pancaran cahaya diode.
Di antara ketiga lampu di atas, LED merupakan jenis lampu yang
memiliki tingkat efisiensi listrik paling tinggi. Artinya, LED
menggunakan energi listrik yang jauh lebih hemat dibandingkan 2
jenis lampu lainnya. Lampu LED digunakan untuk penerangan rumah
dan jalan, lampu lalu lintas, dan ruangan di gedung-gedung.

Upaya penghematan listrik menjadi kewajiban setiap manusia, dari


muda hingga muda, tanpa terkecuali. Oleh karena itu, kita harus
membiasakan diri kita, melatih adik-adik kita, juga mengingatkan
orang tua kita untuk menggunakan energi listrik secara bijak dan
hemat. Selain itu, kewajiban lainnya adalah dengan membayar biaya
tagihan listrik secara tepat waktu dan dengan selalu waspada dan
hati-hati ketika menggunakan listrik, terutama saat memasang
kabel/stopkontak. Jangan sampai iseng bermain-main dengan kabel
listrik atau berani memasang stopkontak ketika tangan dalam kondisi
basah.

Penduduk pedesaan dan perkotaan memiliki cara mereka sendiri


dalam berhemat listrik. Penduduk pedesaan menghemat listrik
dengan cara menggunakan lampu berdaya kecil, agar konsumsi
listriknya juga kecil. Sedangkan penduduk perkotaan, berhemat
energi dengan mulai merancang rumah minimalis yang tidak
membutuhkan banyak energi listrik sebagai penerangan.

C. SUB TEMA 3

 Energi alternative atau Energi terbarukan merupakan Energi


yang berasal dari alam
 Kelebihan Energi alternative:
a. Ramah lingkungan karena bebas polusi
b. Jumlahnya tak terbatas / memiliki jangka waktu habis yang
lama
 Contoh sumber Energi alternative: sinar matahari, arus air, angina, ombak laut,
kotoran ternak, limbah pertanian, dan panas bumi
 PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) merupakan pembangkit listrik yang
menggunkan Energi dari sinar matahari
 Alat yang digunakan pada PLTS adalah panel surya / sel surya
 Panel surya merupakan alat berbentuk lempengan logam yang mampu
mengubah Energi matahari menjadi listrik
 Prinsip kerja panel surya yaitu memfokuskan Energi panas matahari ke satu
titik objek kemudian diubah menjadi Energi listrik
 Skema pemanfaatan Energi panas matahari oleh panel surya:

1. Energi panas matahari ditangkap oleh panel surya.


2. Energi panas matahari tersebut diubah menjadi energi listrik
3. Energi listrik kemudian disimpan sementara di dalam baterai yang ada di panel
surya
4. Energi listrik dialirkan melalui kabel – kabel listrik ke semua peralatan listrik /
elektronik
5. Peralatan listrik yang mendapat energi listrik dapat berfungsi sesuai
kegunaannya

 Pemanfaatan energi matahari dalam kehidupan sehari – hari:


a. Panel surya pada atap rumah b. Panel surya pada lampu lalu lintas

c. Panel surya pada kamera CCTV d. Panel surya pada lampu


penerangan jalan

e. Panel surya pada mesin kalkulator f. Panel surya pada power bank

g. Oven tenaga surya

Anda mungkin juga menyukai