KONSEP KEHAMILAN
Rumah Sakit Tentara Ciremai Kota Cirebon
Disusun Oleh :
Ferina damayanti (CKR0190209)
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
KAMPUS 2 STIKKu
Jl. Pangeran Drajat No 40A, Drajat, Kec. Kesambi, Kota Cirebon,
Jawa Barat 45133
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
KEHAMILAN TRIMESTER III
A. Definisi
Trimester tiga adalah priode kehamilan tiga bulan terakhir atau sepertiga
masa
kehamilan terakhir. Trimester tiga merupakan periode kehamilan dari bulan
ketujuh sampai
sembilan bulan (28-40 minggu) (Farrer, 2001).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama
haid terakhir
(Prawirohardjo, 2002).
Trimester tiga adalah triwulan terakhir dari masa kehamilan, yakni usia 7
bulan sampai
9 bulan atau 28 minggu – 40 minggu. Trimester tiga adalah trimester
terakhir kehamilan. Pada
periode ini pertumbuhan janin dalam rentang waktu 28-40 minggu. Janin
ibu sedang berada di
dalam tahap penyempurnaan.
Trimester ketiga sering disebut sebagai periode penentuan. Pada periode
ini wanita
menanti kehadiran bayinya sebagai bagian dari dirinya, dia menjadi tidak
sabar untuk melihat
bayinya.
Pada trimester ketiga terjadi beberapa perubahan pada tubuh ibu, yaitu :
1. Uterus
Pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1000 gram (berat
uterus
normal 30 gram) dengan panjang 20 cm dan dinding 2,5 cm. Pada bulan-
bulan pertama
kehamilan bentuk uterus seperti buah alpukat agak gepeng. Pada
kehamilan 16 minggu,
uterus berbentuk bulat. Selanjutnya pada akhir kehamilan kembali seperti
bentuk semula,
lonjong seperti telur. Hubungan antara besarnya uterus dengan tuanya
kehamilan sangat
penting diketahui antara lain untuk membentuk diagnosis, apakah wanita
tersebut hamil
fisiologik, hamil ganda atau menderita penyakit seperti mola hidatidosa dan
sebagainya.
Pada kehamilan 28 minggu, fundus uteri terletak kira-kira 3 jari diatas
pusat atau 1
3
jarak antara pusat ke prosssus xipoideus. Pada kehamilan 32 minggu,
fundus uteri terletak
antara ½ jarak pusat dan prossesus xipoideus. Pada kehamilan 36
minggu, fundus uteri
terletak kira-kira 1 jari dibawah prossesus xipoideus. Bila pertumbuhan
janin normal, maka
tinggi fundus uteri pada kehamilan 28 minggu adalah 25 cm, pada 32
minggu adalah 27 cm,
dan pada 36 minggu adalah 30 cm. Pada kehamilan 40 minggu, fundus
uteri turun kembali
dan terletak kira-kira 3 jari dibawah prossesus xipoideus. Hal ini
disebabkan oleh kepala
janin yang pada primigravida turun dan masuk ke dalam rongga panggul.
2. Serviks Uteri
4. Mammae
Pada kehamilan 12 minggu ke atas, dari puting susu dapat keluar cairan
berwarna
putih agak jernih disebut kolostrum. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-
kelenjar asinus yang
mulai bersekresi.
5. Sirkulasi Darah
Volume darah akan bertambah banyak ± 25% pada puncak usia kehamilan
32
minggu. Meskipun ada peningkatan dalam volume eritrosit secara
keseluruhan, tetapi
penambahan volume plasma jauh lebih besar sehingga konsentrasi
hemoglobin dalam darah
menjadi lebih rendah. Walaupun kadar hemoglobin ini menurun menjadi ±
120 g/L. Pada
minggu ke-32, wanita hamil mempunyai hemoglobin total lebih besar
daripada wanita yang
tidak hamil. Bersamaan itu, jumlah sel darah putih meningkat (±
10.500/ml), demikian juga
hitung trombositnya.
Untuk mengatasi pertambahan volume darah, curah jantung akan
meningkat ± 30%
pada minggu ke-30. Kebanyakan peningkatan curah jantung tersebut
disebabkan oleh
meningkatnya isi sekuncup, akan tetapi frekuensi denyut jantung
meningkat ± 15%. Setelah
kehamilan lebih dari 30 minggu, terdapat kecenderungan peningkatan
tekanan darah.
Sama halnya dengan pembuluh darah yang lain, vena tungkai juga
mengalami
distensi. Vena tungkai terutama terpengaruhi pada kehamilan lanjut karena
terjadi obstruksi
aliran balik vena (venous return) akibat tingginya tekanan darah vena yang
kembali dari
utrerus dan akibat tekanan mekanik dari uterus pada vena kava. Keadaan
ini menyebabkan
varises pada vena tungkai (dan kadang-kadang pada vena vulva) pada
wanita yang rentan.
Aliran darah melalui kapiler kulit dan membran mukosa meningkat hingga
mencapai
maksimum 500 ml/menit pada minggu ke-36. Peningkatan aliran darah
pada kulit
disebabkanoleh vasodilatasi ferifer. Hal ini menerangkan mengapa wanita
“merasa panas”
mudah berkeringat, sering berkeringat banyak dan mengeluh kongesti
hidung.
6. Sistem Respirasi
7. Traktus Digestifus
8. Traktus Urinarius
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke PAP, keluhan sering
berkemih
timbul karena kandung kemih mulai tertekan. Disamping itu, terdapat pula
poliuri. Poliuri
disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada
kehamilan sehingga laju
filtrasi glomerulus juga meningkat sampai 69%. Reabsorbsi tubulus tidak
berubah, sehingga
produk-produk eksresi seperti urea, uric acid, glukosa, asam amino, asam
folik lebih banyak
yang dikeluarkan.
9. Sistem Imun
HCG dapat menurunkan respon imun wanita hamil. Selain itu kadar IgG,
IgA dan Ig
M serum menurun mulai dari minggu ke-10 kehamilan hingga mencapai
kadar terendah
pada minggu ke-30 dan tetap berada pada kadar ini, hingga aterm.
10. Kulit
hiperp
A. Definisi Abortus
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada
usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500
gram (Norma dan Dwi,2013).
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Usia kehamilan kurangdari
20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram (Maryunani A Puspita
2013).
Abortus inkomplit adalah sebagian jaringan hasil konsepsi masih
tertinggal di dalam uterus di mana pada pemeriksaan vagina, kanalis
servikalis, masih terbuka dan teraba jaringan dalam kavum uteri. Batasan
ini juga masih terpancang pada umur kehamilan kurang dari 20 minggu
atau berat janin kurang dari 500 gram (Prawirohardjo, 2012).
Abortus inkomplit adalah pengeluara hasil konsepsi yang tidak
lengkap atau ekspulsi parsial dari hasil konsepsi. Fetus biasanya sudah
keluar namun terjadi retensi plasenta, sebagian atau seluruhnya didalam
uterus (Nugroho, 2012).
B. Etiologi
Beberapafaktoryangmenyebabkanabortusantaralain:
1) FaktorJanin
Faktor janin penyebab keguguran adalah kelainan genetik, dan ini terjadi
pada 50% - 60% kasus keguguran, fakta kelainan yang paling sering
dijumpaipadaabortusadalahgangguanpertumbuhanzigot,embrio,janin atau
plasenta.
2) FaktorIbu
a) Kelainanendokrin(hormonal)misalnyakekurangantiroid
b) Faktorkekebalan(imunologi)misalnyapadapenyakitlupus
c) Infeksi,didugaakibatbeberapavirusseperticacarair,campak jerman,
toksoplasma, herpes, kiamida
d) Kelemahanototleherrahim
e) Kelainanbentukrahim
3) FaktorBapak
Kelainan kromosom dan infeksisperma didugadapat
menyebabkan abortus.
4) FaktorGenetik
Sekitar 5% abortus terjadi karena faktor genetik. Paling sering
ditemukannya kromosom trisomi dengan trisomi 16. Penyebab yang
paling sering menimbulkan abortus spontan adalah abnormalitas
kromosom pada janin. Lebih dari 60% abortus spontan yang terjadi pada
trimester pertama menunjukkan beberapa tipe abnormalitasgenetik.
5) Faktor anatomi kogenital dan didapat pernah dilaporkan timbul
pada 10-15% wanita dengan abortus spontan yang rekuren.
C. ManifestasiKlinik
MenurutPudiastuti(2012),tandadangejalaabortusinkomplitantaralain:
1) Perdarahan sedang hingga banyak, kadang-kadang keluar
gumpalan darah
2) Uterussesuaimasakehamilan
3) Kramataunyeriperutdanterasamules-mules
4) Setelah terjadi abortus dengan pengeluaran jaringan, perdarahan
berlangsung terus
5) Serviktetapterbukakarenamasihadabendadidalamrahimyang
dianggap corpusallienum, maka uterusakan berusaha mengeluarkannya
dengan mengadakan kontraksi. Tetapi kalau keadaan ini dibiarkan lama,
servik akan menutup kembali.
c.GejalaKlinik
Pada abortus yang terjadi sebelum usia gestasi 10 minggu, janin dan plasenta
biasanya keluar bersama-sama, tetapi setelah umur kehamilan tersebut
sudah lewat, maka plasenta dan janin keluar secara terpisah. Apabilaseluruh
atau sebagian plasenta tertahan di uterus, cepat atau lambat akan terjadi
perdarahan yang merupakan tanda utama abortus inkomplit (Prawirohardjo,
2012).
Sebagian jaringan hasil konsepsi masih tertinggal di dalam uterus di mana pada
pemeriksaan vagina, kanalis servikalis masih terbuka dan teraba jaringan
dalam kavum uteri atau menonjol pada ostium uteri eksternum. Perdarahan
biasanya masih terjadi jumlahnya pun bisa banyak atau sedikit bergantung
pada jaringan yang tersisa, yang menyebabkan sebagian plasenta sitemasih
terbuka sehingga perdarahan berjalan terus. Pasien dapat
jatuhdalamkeadaananemiaatausyokhemoragiksebelumsisajaringankonsepsi
dikeluarkan (Prawirohardjo, 2012).
Pengelolaan pasien harus diawali dengan perhatian terhadap keadaan umum
dan mengatasi gangguan hemodinamika yang terjadi untuk kemudian
disiapkan tindakan kuretase. Bila terjadi perdarahan hebat, dianjurkan
segera melakukan pengeluaran sisa hasil konsepsi secara manual agar
jaringan yang mengganjal terjadinya kontraksi uterus segera dikeluarkan
(Prawirohardjo, 2012).
D. Pathofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis, diikuti nerloisi
jaringan yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing
dalam uterus. Sehingga menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan
benda asing tersebut.
Apabila pada kehamilan kurang dari 8 minggu, nilai khorialis belum
menembus desidua serta mendalam sehingga hasil konsepsi dapat keluar
seluruhnya. Apabila kehamilan 8-14 minggu villi khoriasli sudah menembus
terlalu dalam hingga plasenta tidak dapat dilepaskan sempurna danmenimbulkan
banyak perdarahan dari pada plasenta.
Apabilamudigahyangmatitidakdikeluarkan dalamwaktusingkat,makadia dapat
diliputi oleh lapisan bekuan darah. Pada janin yang telah meninggal dan
tidakdikeluarkandapatterjadiprosesmodifikasijaninmengeringdankarena
cairan amion menjadi kurang oleh sebab diserap. Ia menjadi agak
gepeng.Dalamtingkatlebihlanjutiamenjaditipis.Kemungkinanlainpadajaninmatiyan
g tidak lekas dikeluarkan ialah terjadinya maserasi, kulit terkelupas, tengkorak
menjadi lembek, perut membesar karena terasa cairan dan seluruh janinbewarna
kemerah-merahan (Ai Yeyeh, 2012).
Pathway
E. Penatalaksanaan
MenurutMarmi(2011),penangananabortusinkomplitantaralain:
4) Pastikanuntuktetapmemantaukondisiibusetelahpenanganan.
MenurutSaifuddin(2012),padakasusabortusinkomplitpenatalaksanaan
post curettage adalah :
F. PemeriksaanPenunjang
G. KonsepDasarAsuhanKeperawatan
1. Pengkajian
Dalam tahap ini data/ fakta yang dikumpulkan adalah data subjektif dan
data objektif dari pasien. Bidan dapat mencatat hasil penemuan data
dalam catatan harian sebelum didokumentasikan
1. Identitas
a. Nama
Untukdapatmengenalataumemanggilnamaibudanuntuk mencegah
kekeliruan bila ada namayangsama(Romauli, 2011).
b. Umur
c. Agama
Untukmengetahui keyakinanpasien tersebutuntukmembimbing atau
mengarahkan pasien dalam berdoa (Ambarwati 2010 dan Wulandari,
2011).
d. Sukubangsa
e. Pendidikan
f. Pekerjaan
Untuk mengetahui taraf hidup dan social ekonomi agar nasehat kita
sesuai (Romauli, 2011).
g. Alamat
2. KeluhanUtama
3. RiwayatMenstruasi
5. RiwayatKehamilan,persalinan,dannifasyanglalu
6. RiwayatKehamilanSekarang
7. RiwayatKeluargaBerencana
8. RiwayatKesehatan
a. Riwayatkesehatanyanglalu
Datainidiperlukanuntukmengetahuikemungkinanadanya
riwayatataupenyakitakut,kronisseperti:Jantung,DM,Asma,
Hipertensi
b. Riwayatkesehatansekarang
Data-datainidiperlukanuntukmengetahuikemungkinanadanya
penyakityangdideritapadasaatini
c. Riwayatkesehatankeluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
pengaruhpenyakitkeluargaterhadapgangguankesehatanpasien
9. Polakebiasaansehari-hari
a. Nutrisi
b. Eliminasi
c. Istirahat
d. Aktivitas
e. Seksualitas
f. PersonalHygiene
Untuk mengetahuiapakah ibu selalu menjaga kebersihan tubuh
terutama pada daerah genetalia
g. PsikososialBudaya
10. PemeriksaanFisik
a. KeadaanUmum
b. Kesadaran
c. TandaVital
Untukmengkajitekanandarah,nadi,pernafasandansuhu:
1. TekananDarah
3. Pernafasan
11. Pemeriksaansistemik
a. Kepala
Pemeriksaankepalameliputi:
1. Rambut
2. Telinga
Dikajikebersihandanadatidakgangguanpendengaran.
3. Mata
Dikajiuntukmengetahuiwarnakonjungtivadansklera,kebersihan mata,
ada kelainan atau tidak dan adakah gangguan penglihatan.
4. Hidung
Dikaji untuk mengetahui keadaan bibir, lidah dan gigi klien. Mengkaji
warna bibir, integritas jaringan (lembab, kering atau pecah-pecah),
mengkaji lidah klien tentang warna dan kebersihannya serta gigi klien
tentang kebersihan, caries atau gangguan pada mulut (bau mulut).
6. Leher
7. Dada
8. Perut
9. Ekstremitas
Dikaji ekstremitas atas dan bawah. Atas dikaji ada atau tidak
gangguan/ kelainan dan bentuk. Bawah dikaji bentuk, oedema dan
varices
12. PemeriksaanKhususObstetri
1. Abdomen
a. Inspeksi
b. Palpasi
1. LeopoldI
2. LeopoldII
3. LeopoldIII
4. LeopoldIV
Untukmengetahuiseberapajauhmasuknyabagianterendahjanin
kedalam pintu atas panggul.
5. Kontraksiadaatautidak.Padakasusabortusinkomplitterasa kram
atau nyeri perut dan terasa mules-mules (Pudiastuti, 2012).
2. PemeriksaanPanggul
MenurutAstuti(2012),pemeriksaanpanggulmeliputi:
1. Distantiaspinarum
Untukmemeriksajarakantaraspinailiakaanteriorsuperior kanan
dan kiri, ukuran normal 23-26 cm.
2. Distantiakristarum
3. Konjugataeksterna
4. Lingkarpanggul
c. Genital
d. Anus
Dikajiadaatautidaknyahaemoroid,kebersihan
2. DiagnosaKeperawatan
a. Restikekuranganvolumecairanb/dperdarahan.
b. Intoleransiaktivitasb/drespontubuhterhadapaktivitas:peradarahan, keletihan.
c. Restiinfeksib/dadanyajalanmasukorganismekedalam tubuh.
d. Kecemasanb/dmasalahkesehatan:abortus.
3. RencanaKeperawatan
Intervensi :
1) Kajidanobservasipenyebabkekurangancairan:perdarahan.
3) Monitortanda–tandaperdarahan.
4) Ukurintake–outputcairan.
5) PantaukadarHb
6) Kolaborasidengandokteruntuktindakan,terapidanpemeriksaan.
Kriteriahasil:Memperlihatkankemajuanaktivitassampaidenganmandiri, respon
terhadap aktivitas.
Intervensi:
1) Jelaskanbatasan–batasanaktivitaskliensesuaikondisi.
2) Kajiresponklienterhadapaktivitas:perdarahandankeletihan.
3) Tingkatkanaktivitassecarabertahap.
4) Rencanakanwaktuistirahatsesuaijadwalsehari–hari.
5) Ajarkanmetodepenghematanenergi:luangkanwaktuistirahatselama
aktivitas, istirahat 3 menit setiap 5 menit melakukan aktivitas.
6) Bantupemenuhanaktivitasyangtidakdapat/tidakbolehdilakukan klien,
jika perlu libatkan keluarga.
III. Diagnosa III:Resti infeksi b/d adanya jalan masuk organisme ke dalam
tubuh.
Ditandaidengan:Hasilkonsepsikeluar,terdapatflek–flekdarah.
Intervensi :
1) Kajifaktorresikoterhadapinfeksinasokomial.
3) Kurangikerentananterhadapinfeksi:motivasidanpertahankanmasukan
kalori dan protein, minimalkan lamanya tinggal di Rumah sakit.
4) Pantautanda–tandainfeksi:demam,bau,secretvagina.
5) Ajarkanklienuntukmeningkatkankebersihandiri.
6) Berikanpenyuluhanuntukmenghindarihubungansuamiistri40hari post
abortus.
7) Kolaborasidengandokteruntukterapipencegahaninfeksi.
IV. DiagnosaIV:Kecemasanb/dmasalahkesehatan:abortus.
Ditandai dengan :hasil konsepsi keluar, pasien tampak cemas, pasien
menanyakan apakah dapat hamil lagi, menanyakan keadaannyaselanjutnya.
Intervensi:
1) Kajitingkatdanpenyebabkecemasan.
2) Orientasikanpadalingkungandenganpenjelasansederhana.
5) Beridoronganuntukmengekspresikanperasaan.
8) Perlihatkanrasaempati:tenang,menyentuh,membiarkanmenangis.
NormaD,N,danM.DwiS.2013.AsuhanKebidananPatologi.Yogyakarta:Nuha
Medika
Nugroho, M, dan Joseph HK. 2012. Catatan Kuliah Ginekologi & Obstetri
(Obsgyn). Yogyakarta: Nuha Medika
Kepmenkes,RI.2012.PermenkesIndonesiatentangPenyelenggaraanPraktik Bidan.
http://www.scribd.com.doc/185296177/PERMENKES-1464-MENKES-PER-X-
2010 TENTANG-IZIN-DAN-PENYELENGGARAAN-
PRAKTIK-BIDAN.Diaksestanggal19November2014.
Marmi.2011.AsuhanKebidananPadaMasaNifas“PeurpuriumCare”. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Maryunani,A.Puspita,E.2013.AsuhanKegawatdaruratanMaternaldan Neonatal.
Jakarta: TIM.
Puspitasari.2013.PemrogramanWebDatabasedenganPHP&MySQL. Jakarta:
Skripta.
Rismalinda,P,H.2014.DokumentasiKebidanan.Jakarta:InMedia.Riwidikdo,
H.2013.StatistikKesehatan.Yogyakarta:RohimaPress.
Romauli,S.2011.KonsepDasarAsuhanKehamilan.Yogyakarta:NuhaMedika.
Sari,R,N.2012.KonsepKebidanan.Yogyakarta:GrahaIlmu.