Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KASUS

KONSEP KEHAMILAN
Rumah Sakit Tentara Ciremai Kota Cirebon

Disusun Oleh :
Ferina damayanti (CKR0190209)
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
KAMPUS 2 STIKKu
Jl. Pangeran Drajat No 40A, Drajat, Kec. Kesambi, Kota Cirebon,
Jawa Barat 45133
2022

LAPORAN PENDAHULUAN
KEHAMILAN TRIMESTER III
A. Definisi

Trimester tiga adalah priode kehamilan tiga bulan terakhir atau sepertiga
masa
kehamilan terakhir. Trimester tiga merupakan periode kehamilan dari bulan
ketujuh sampai
sembilan bulan (28-40 minggu) (Farrer, 2001).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama
haid terakhir
(Prawirohardjo, 2002).
Trimester tiga adalah triwulan terakhir dari masa kehamilan, yakni usia 7
bulan sampai
9 bulan atau 28 minggu – 40 minggu. Trimester tiga adalah trimester
terakhir kehamilan. Pada
periode ini pertumbuhan janin dalam rentang waktu 28-40 minggu. Janin
ibu sedang berada di
dalam tahap penyempurnaan.
Trimester ketiga sering disebut sebagai periode penentuan. Pada periode
ini wanita
menanti kehadiran bayinya sebagai bagian dari dirinya, dia menjadi tidak
sabar untuk melihat
bayinya.

B. Perubahan Fisiologis pada Trimester III

Pada trimester ketiga terjadi beberapa perubahan pada tubuh ibu, yaitu :

1. Uterus

Pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1000 gram (berat
uterus
normal 30 gram) dengan panjang 20 cm dan dinding 2,5 cm. Pada bulan-
bulan pertama
kehamilan bentuk uterus seperti buah alpukat agak gepeng. Pada
kehamilan 16 minggu,
uterus berbentuk bulat. Selanjutnya pada akhir kehamilan kembali seperti
bentuk semula,
lonjong seperti telur. Hubungan antara besarnya uterus dengan tuanya
kehamilan sangat
penting diketahui antara lain untuk membentuk diagnosis, apakah wanita
tersebut hamil
fisiologik, hamil ganda atau menderita penyakit seperti mola hidatidosa dan
sebagainya.
Pada kehamilan 28 minggu, fundus uteri terletak kira-kira 3 jari diatas
pusat atau 1
3
jarak antara pusat ke prosssus xipoideus. Pada kehamilan 32 minggu,
fundus uteri terletak
antara ½ jarak pusat dan prossesus xipoideus. Pada kehamilan 36
minggu, fundus uteri
terletak kira-kira 1 jari dibawah prossesus xipoideus. Bila pertumbuhan
janin normal, maka
tinggi fundus uteri pada kehamilan 28 minggu adalah 25 cm, pada 32
minggu adalah 27 cm,
dan pada 36 minggu adalah 30 cm. Pada kehamilan 40 minggu, fundus
uteri turun kembali
dan terletak kira-kira 3 jari dibawah prossesus xipoideus. Hal ini
disebabkan oleh kepala
janin yang pada primigravida turun dan masuk ke dalam rongga panggul.

2. Serviks Uteri

Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon


estrogen.
Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan adanya
hipervaskularisasi, maka
konsistensi serviks menjadi lunak. Serviks uteri lebih banyak mengandung
jaringan ikat
yang terdiri atas kolagen. Karena servik terdiri atas jaringan ikat dan hanya
sedikit
mengandung jaringan otot, maka serviks tidak mempunyai fungsi sebagai
spinkter, sehingga
partus serviks membuka saja mengikuti tarikan-tarikan corpus uteri ke atas
dan tekanan
bagian bawah janin ke bawah.
Sesudah partus, serviks akan tampak berlipat-lipat dan tidak menutup
seperti
spinkter. Perubahan-perubahan pada serviks perlu diketahui sedini
mungkin pada
kehamilan, akan tetapi yang memeriksa hendaknya berhati-hati dan tidak
dibenarkan
melakukannya dengan kasar, sehingga dapat mengganggu kehamilan.
Kelenjar-kelenjar di
serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak.
Kadang-kadang
wanita yang sedang hamil mengeluh mengeluarkan cairan pervaginam
lebih banyak. Pada
keadaan ini sampai batas tertentu masih merupakan keadaan fisiologik,
karena peningakatan
hormon progesteron. Selain itu prostaglandin bekerja pada serabut
kolagen, terutama pada
minggu-minggu akhir kehamilan. Serviks menjadi lunak dan lebih mudah
berdilatasi pada
waktu persalinan.

3. Vagina dan Vulva

Vagina dan vulva akibat hormon estrogen juga mengalami perubahan.


Adanya
hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vula tampak lebih merah dan
agak kebirubiruan (livide). Warna porsio tampak livide. Pembuluh-
pembuluh darah alat genetalia
interna akan membesar. Hal ini dapat dimengerti karena oksigenasi dan
nutrisi pada alat-alat
genetalia tersebut meningkat. Apabila terjadi kecelakaan pada kehamilan
atau persalinan
maka perdarahan akan banyak sekali, sampai dapat mengakibatkan
kematian. Pada bulan
terakhir kehamilan, cairan vagina mulai meningkat dan lebih kental.

4. Mammae

Pada kehamilan 12 minggu ke atas, dari puting susu dapat keluar cairan
berwarna
putih agak jernih disebut kolostrum. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-
kelenjar asinus yang
mulai bersekresi.

5. Sirkulasi Darah

Volume darah akan bertambah banyak ± 25% pada puncak usia kehamilan
32
minggu. Meskipun ada peningkatan dalam volume eritrosit secara
keseluruhan, tetapi
penambahan volume plasma jauh lebih besar sehingga konsentrasi
hemoglobin dalam darah
menjadi lebih rendah. Walaupun kadar hemoglobin ini menurun menjadi ±
120 g/L. Pada
minggu ke-32, wanita hamil mempunyai hemoglobin total lebih besar
daripada wanita yang
tidak hamil. Bersamaan itu, jumlah sel darah putih meningkat (±
10.500/ml), demikian juga
hitung trombositnya.
Untuk mengatasi pertambahan volume darah, curah jantung akan
meningkat ± 30%
pada minggu ke-30. Kebanyakan peningkatan curah jantung tersebut
disebabkan oleh
meningkatnya isi sekuncup, akan tetapi frekuensi denyut jantung
meningkat ± 15%. Setelah
kehamilan lebih dari 30 minggu, terdapat kecenderungan peningkatan
tekanan darah.
Sama halnya dengan pembuluh darah yang lain, vena tungkai juga
mengalami
distensi. Vena tungkai terutama terpengaruhi pada kehamilan lanjut karena
terjadi obstruksi
aliran balik vena (venous return) akibat tingginya tekanan darah vena yang
kembali dari
utrerus dan akibat tekanan mekanik dari uterus pada vena kava. Keadaan
ini menyebabkan
varises pada vena tungkai (dan kadang-kadang pada vena vulva) pada
wanita yang rentan.
Aliran darah melalui kapiler kulit dan membran mukosa meningkat hingga
mencapai
maksimum 500 ml/menit pada minggu ke-36. Peningkatan aliran darah
pada kulit
disebabkanoleh vasodilatasi ferifer. Hal ini menerangkan mengapa wanita
“merasa panas”
mudah berkeringat, sering berkeringat banyak dan mengeluh kongesti
hidung.

6. Sistem Respirasi

Pernafasan masih diafragmatik selama kehamilan, tetapi karena


pergerakan
diafragma terbatas setelah minggu ke-30, wanita hamil bernafas lebih
dalam, dengan
meningkatkan volume tidal dan kecepatan ventilasi, sehingga
memungkinkan pencampuran
gas meningkat dan konsumsi oksigen meningkat 20%. Diperkirakan efek
ini disebabkan
oleh meningkatnya sekresi progesteron. Keadaan tersebut dapat
menyebabkan pernafasan
berlebih dan PO2 arteri lebih rendah. Pada kehamilan lanjut, kerangka iga
bawah melebar
keluar sedikit dan mungkin tidak kembali pada keadaan sebelum hamil,
sehingga
menimbulkan kekhawatiran bagi wanita yang memperhatikan penampilan
badannya.

7. Traktus Digestifus

Di mulut, gusi menjadi lunak, mungkin terjadi karena retensi cairan


intraseluler yang
disebabkan oleh progesteron. Spinkter esopagus bawah relaksasi,
sehingga dapat terjadi
reguritasi isi lambung yang menyebabkan rasa terbakar di dada
(heathburn). Sekresi isi
lambung berkurang dan makanan lebih lama berada di lambung. Otot-otot
usus relaks
dengan disertai penurunan motilitas. Hal ini memungkinkan absorbsi zat
nutrisi lebih
banyak, tetapi dapat menyebabkan konstipasi, yang merupakan salah satu
keluhan utama
wanita hamil.

8. Traktus Urinarius

Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke PAP, keluhan sering
berkemih
timbul karena kandung kemih mulai tertekan. Disamping itu, terdapat pula
poliuri. Poliuri
disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada
kehamilan sehingga laju
filtrasi glomerulus juga meningkat sampai 69%. Reabsorbsi tubulus tidak
berubah, sehingga
produk-produk eksresi seperti urea, uric acid, glukosa, asam amino, asam
folik lebih banyak
yang dikeluarkan.

9. Sistem Imun

HCG dapat menurunkan respon imun wanita hamil. Selain itu kadar IgG,
IgA dan Ig
M serum menurun mulai dari minggu ke-10 kehamilan hingga mencapai
kadar terendah
pada minggu ke-30 dan tetap berada pada kadar ini, hingga aterm.

10. Kulit

Pada kulit terdapat deposit pigmen dan

hiperp

A. Definisi Abortus
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada
usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500
gram (Norma dan Dwi,2013).
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Usia kehamilan kurangdari
20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram (Maryunani A Puspita
2013).
Abortus inkomplit adalah sebagian jaringan hasil konsepsi masih
tertinggal di dalam uterus di mana pada pemeriksaan vagina, kanalis
servikalis, masih terbuka dan teraba jaringan dalam kavum uteri. Batasan
ini juga masih terpancang pada umur kehamilan kurang dari 20 minggu
atau berat janin kurang dari 500 gram (Prawirohardjo, 2012).
Abortus inkomplit adalah pengeluara hasil konsepsi yang tidak
lengkap atau ekspulsi parsial dari hasil konsepsi. Fetus biasanya sudah
keluar namun terjadi retensi plasenta, sebagian atau seluruhnya didalam
uterus (Nugroho, 2012).

B. Etiologi
Beberapafaktoryangmenyebabkanabortusantaralain:
1) FaktorJanin
Faktor janin penyebab keguguran adalah kelainan genetik, dan ini terjadi
pada 50% - 60% kasus keguguran, fakta kelainan yang paling sering
dijumpaipadaabortusadalahgangguanpertumbuhanzigot,embrio,janin atau
plasenta.
2) FaktorIbu
a) Kelainanendokrin(hormonal)misalnyakekurangantiroid
b) Faktorkekebalan(imunologi)misalnyapadapenyakitlupus
c) Infeksi,didugaakibatbeberapavirusseperticacarair,campak jerman,
toksoplasma, herpes, kiamida
d) Kelemahanototleherrahim
e) Kelainanbentukrahim
3) FaktorBapak
Kelainan kromosom dan infeksisperma didugadapat
menyebabkan abortus.
4) FaktorGenetik
Sekitar 5% abortus terjadi karena faktor genetik. Paling sering
ditemukannya kromosom trisomi dengan trisomi 16. Penyebab yang
paling sering menimbulkan abortus spontan adalah abnormalitas
kromosom pada janin. Lebih dari 60% abortus spontan yang terjadi pada
trimester pertama menunjukkan beberapa tipe abnormalitasgenetik.
5) Faktor anatomi kogenital dan didapat pernah dilaporkan timbul
pada 10-15% wanita dengan abortus spontan yang rekuren.

C. ManifestasiKlinik
MenurutPudiastuti(2012),tandadangejalaabortusinkomplitantaralain:
1) Perdarahan sedang hingga banyak, kadang-kadang keluar
gumpalan darah
2) Uterussesuaimasakehamilan
3) Kramataunyeriperutdanterasamules-mules
4) Setelah terjadi abortus dengan pengeluaran jaringan, perdarahan
berlangsung terus
5) Serviktetapterbukakarenamasihadabendadidalamrahimyang
dianggap corpusallienum, maka uterusakan berusaha mengeluarkannya
dengan mengadakan kontraksi. Tetapi kalau keadaan ini dibiarkan lama,
servik akan menutup kembali.
c.GejalaKlinik
Pada abortus yang terjadi sebelum usia gestasi 10 minggu, janin dan plasenta
biasanya keluar bersama-sama, tetapi setelah umur kehamilan tersebut
sudah lewat, maka plasenta dan janin keluar secara terpisah. Apabilaseluruh
atau sebagian plasenta tertahan di uterus, cepat atau lambat akan terjadi
perdarahan yang merupakan tanda utama abortus inkomplit (Prawirohardjo,
2012).
Sebagian jaringan hasil konsepsi masih tertinggal di dalam uterus di mana pada
pemeriksaan vagina, kanalis servikalis masih terbuka dan teraba jaringan
dalam kavum uteri atau menonjol pada ostium uteri eksternum. Perdarahan
biasanya masih terjadi jumlahnya pun bisa banyak atau sedikit bergantung
pada jaringan yang tersisa, yang menyebabkan sebagian plasenta sitemasih
terbuka sehingga perdarahan berjalan terus. Pasien dapat
jatuhdalamkeadaananemiaatausyokhemoragiksebelumsisajaringankonsepsi
dikeluarkan (Prawirohardjo, 2012).
Pengelolaan pasien harus diawali dengan perhatian terhadap keadaan umum
dan mengatasi gangguan hemodinamika yang terjadi untuk kemudian
disiapkan tindakan kuretase. Bila terjadi perdarahan hebat, dianjurkan
segera melakukan pengeluaran sisa hasil konsepsi secara manual agar
jaringan yang mengganjal terjadinya kontraksi uterus segera dikeluarkan
(Prawirohardjo, 2012).

D. Pathofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis, diikuti nerloisi
jaringan yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing
dalam uterus. Sehingga menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan
benda asing tersebut.
Apabila pada kehamilan kurang dari 8 minggu, nilai khorialis belum
menembus desidua serta mendalam sehingga hasil konsepsi dapat keluar
seluruhnya. Apabila kehamilan 8-14 minggu villi khoriasli sudah menembus
terlalu dalam hingga plasenta tidak dapat dilepaskan sempurna danmenimbulkan
banyak perdarahan dari pada plasenta.
Apabilamudigahyangmatitidakdikeluarkan dalamwaktusingkat,makadia dapat
diliputi oleh lapisan bekuan darah. Pada janin yang telah meninggal dan
tidakdikeluarkandapatterjadiprosesmodifikasijaninmengeringdankarena
cairan amion menjadi kurang oleh sebab diserap. Ia menjadi agak
gepeng.Dalamtingkatlebihlanjutiamenjaditipis.Kemungkinanlainpadajaninmatiyan
g tidak lekas dikeluarkan ialah terjadinya maserasi, kulit terkelupas, tengkorak
menjadi lembek, perut membesar karena terasa cairan dan seluruh janinbewarna
kemerah-merahan (Ai Yeyeh, 2012).

Pathway

E. Penatalaksanaan
MenurutMarmi(2011),penangananabortusinkomplitantaralain:

1) Jika perdarahan tidak terlalu banyak, dan kehamilan kurang dari


16 minggu, evakuasi dapat dilakukan secara digital atau dengan cunam
ovumuntukmengeluarkanhasilkonsepsiyangkeluarmelaluiserviks.
Jika perdarahan berhenti,beriergometrin0,2 mgIMatau misoprostol400 mg
peroral (dapat dilakukan oleh bidan dengan kolaborasi dengan dokter ahli
kandungan).

2) Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia


kehamilan kurang dari 16 minggu, evakuasi sisa hasil konsepsi dengan
aspirasi vakum manual (AVM) merupakan metode evaluasi yang terpilih.
Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika AVM tidak
tersedia.Jikaevakuasibelum dapatdilakukan segera,beriergometrin0,2 mg
IM (diulangi setelah 15 menit jika perlu) atau misoprostol 400 mg peroral
(dapat diulangi setelah 4 jam jika perlu) yang ini hanya dilakukan oleh
dokter obgyn, bidan disini bertugas menjadi asisten.

3) Jika kehamilan lebih dari 16 minggu, berikan infus oksitosin 20unit


dalam 500 ml cairan IV (garam fisiologis atau Ringer Laktat) dengan
kecepatan 40 tetes/menit sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi, Jikaperlu
berikan misoprostol 200 mg pervaginam setiap 4 jam sampai terjadi
eksplusi hasil konsepsi (maksimal800 mcg), evakuasi sisa hasil konsepsi
yang tertinggal dalam uterus (dapat dilakukan oleh bidan di rumah sakit
dengan instruksi dokter).

4) Pastikanuntuktetapmemantaukondisiibusetelahpenanganan.

MenurutSaifuddin(2012),padakasusabortusinkomplitpenatalaksanaan
post curettage adalah :

1) Periksa kembali tanda vital pasien, segera lakukan tindakan


instruksi apabila terjadi komplikasi/kelainan

2) Catat kondisi pasien dan buat laporan tindakan didalam kolom


yang tersedia dalam status pasien. Bila keadaan umum pasien
cukup baik, setelah cairan habis lepas infus

3) Buat instruksi pengobatan lanjutan dan pemantauan kondisipasien

4) Beritahu kepada pasien dan keluarganya bahwa tindakan telah


selesai tetapi pasien masih memerlukan perawatan
5) Bersama petugas yang akan merawat pasien, jelaskan jenis
perawatan yang masih diperlukan, lama perawatan dan laporkan
kepada petugas tersebut bila ada keluhan/gangguan pasca
tindakan

6) Tegaskan pada petugas yang merawat untuk menjalankan


instruksi perawatan dan pengobatan serta laporkan segera bila
pada pemantauan lanjutan ditemukan perubahan-perubahan
seperti yang ditulis dalam catatan pasca tindakan.

F. PemeriksaanPenunjang

Data penunjang yang diperlukan pada kasus abortus inkomplit adalah


pemeriksaan USG. PemeriksaanUSGhanyadilakukan bila ragu dengan
diagnosis secara klinis (Prawirohardjo, 2012).

G. KonsepDasarAsuhanKeperawatan

1. Pengkajian

Dalam tahap ini data/ fakta yang dikumpulkan adalah data subjektif dan
data objektif dari pasien. Bidan dapat mencatat hasil penemuan data
dalam catatan harian sebelum didokumentasikan

1. Identitas

a. Nama

Untukdapatmengenalataumemanggilnamaibudanuntuk mencegah
kekeliruan bila ada namayangsama(Romauli, 2011).

b. Umur

Untuk mengetahui apakah klien dalam kehamilan yang beresiko atau


tidak, usia dibawah 16 tahun dan diatas 35 tahun (Astuti, 2012).

c. Agama
Untukmengetahui keyakinanpasien tersebutuntukmembimbing atau
mengarahkan pasien dalam berdoa (Ambarwati 2010 dan Wulandari,
2011).

d. Sukubangsa

Untuk mengetahui kondisi social budaya ibu yang mempengaruhi


perilaku kesehatan (Romauli, 2011).

e. Pendidikan

Untuk mengetahui tingkat intelektual, tingkat pendidikan


mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang (Romauli, 2011).

f. Pekerjaan

Untuk mengetahui taraf hidup dan social ekonomi agar nasehat kita
sesuai (Romauli, 2011).

g. Alamat

Untuk mengetahui ibu tinggal dimana, menjaga kemungkinan bila ada


ibuyangnamanyasama (Romauli, 2011).

2. KeluhanUtama

Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien datangke


fasilitas pelayanan kesehatan dan untuk mengetahui sejak kapan
seorang klien merasakan keluhan tersebut (Romauli, 2011). Keluhan
utama pada ibu hamil dengan abortus inkomplit adalah mengeluarkan
darah sedang hingga banyak, kram atau nyeri perut bawah, dan
ekspulsi sebagian hasil konsepsi.

3. RiwayatMenstruasi

Data yang kita peroleh akan mempunyai gambaran tentang keadaan


dasar dari organ reproduksinya. Beberapa data yang harus kita
peroleh dari riwayat menstruasiantaralain :menarche, siklus, volume
dan keluhan.
4. RiwayatPerkawinan

Untuk mengetahui usia nikah pertama kali, status pernikahan sahatau


tidak, lama pernikahan, ini suami yang ke berapa

5. RiwayatKehamilan,persalinan,dannifasyanglalu

Untuk mengetahui berapa kali ibu hamil, apakah pernah abortus,


jumlahanak,carapersalinanyanglalu, penolongpersalinan,keadaan
nifas yang lalu

6. RiwayatKehamilanSekarang

Dikaji untuk mengetahui keadaan kehamilan itu saat ini terutama


mengenai keteraturan ibu dalam memeriksakan kehamilannya,karena
dari pemeriksaan ANC yangrutindapat diketahui keluhan- keluhan
yang dirasakan (Prawirohardjo, 2012).

7. RiwayatKeluargaBerencana

Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan kontrasepsi


jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan
kontrasepsi

8. RiwayatKesehatan

a. Riwayatkesehatanyanglalu

Datainidiperlukanuntukmengetahuikemungkinanadanya
riwayatataupenyakitakut,kronisseperti:Jantung,DM,Asma,
Hipertensi

b. Riwayatkesehatansekarang

Data-datainidiperlukanuntukmengetahuikemungkinanadanya
penyakityangdideritapadasaatini

c. Riwayatkesehatankeluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
pengaruhpenyakitkeluargaterhadapgangguankesehatanpasien

9. Polakebiasaansehari-hari

a. Nutrisi

Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi,


banyaknya, jenis makanan dan makanan pantangan

b. Eliminasi

Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air


besar meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi dan bau serta
kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, warna dan jumlah

c. Istirahat

Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jampasien


tidur, kebiasaan sebelum tidur misalnya membaca, mendengarkan
musik, kebiasaan mengkonsumsi obat tidur, kebiasaan tidur siang,
penggunaan waktu luang

d. Aktivitas

Untuk memberikan gambaran tentang seberapa berat aktivitas


yangbiasa dilakukan pasien dirumah. Jikakegiatan pasienterlalu
berat sampai dikhawatirkan dapat menimbulkan penyulit masa
hamil, maka kita dapat memberikan peringatan sedini mungkin
kepada pasien untuk membatasi dahulu kegiatannya sampai
pasien sehat dan pulih kembali

e. Seksualitas

Untuk mengetahui keluhan, frekuensi dan kapan terakhir


melakukan hubungan seksual

f. PersonalHygiene
Untuk mengetahuiapakah ibu selalu menjaga kebersihan tubuh
terutama pada daerah genetalia

g. PsikososialBudaya

Untuk mengetahui bagaimana prasaan tentang kehamilan ini,


kehamilan ini direncanakan atau tidak, jenis kelahiran yang
diharapkan, dukungan keluarga terhadap kehamilan ini, keluarga
lain yang tinggal serumah, pantangan makanan dan kebiasaan
dalam kehamilan. Pada kasus abortus inkomplit, ibu mengatakan
cemas karena perdarahan banyak hingga sedang dan disertai
nyeri perut bagian bawah (Saifuddin, 2012).

10. PemeriksaanFisik

a. KeadaanUmum

Untuk mengetahui respon pasien terhadap lingkungan dan orang


lain. Pada ibu dengan abortus inkomplit keadaan umumnyalemah.

b. Kesadaran

Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien. Pada


ibu dengan abortus inkomplit kesadarannya composmentis.

c. TandaVital

Untukmengkajitekanandarah,nadi,pernafasandansuhu:

1. TekananDarah

Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi atau hipotensi dengan


nilai satuannya mmHg. Tekanan darah normal, sistolik antara 110
sampai 140 mmHg dan diastolik antara 70 sampai 90 mmHg.
Hipertensi jika tekanan sistolik sama dengan atau >140 mmHgdan
hipotensi jika tekanan diastolik sama dengan atau <70 mmHg
(Astuti, 2012).
2. Suhu

Untuk mengetahui suhu badan pasien, suhu badan normal adalah


36,5 oC sampai 37,2oC. Bila suhu tubuh lebihdari37,2oC
disebutdemamataufebris(Astuti, 2012).

3. Pernafasan

Untuk mengetahui fungsi sistem pernafasan. Normalnya 16-24


x/menit (Romauli, 2011).

4. Nadi dalam keadaan santai denyut nadi sekitar 60-80


x/menit. Denyut nadi 100 x/menit atau lebih mungkin ibu
mengalami tegang, ketakutan, cemas, perdarahan berat,
demam atau gangguan jantung (Romauli, 2011).

11. Pemeriksaansistemik

a. Kepala

Pemeriksaankepalameliputi:

1. Rambut

Dikaji untuk mengetahui warna rambut klien, kebersihan rambut dan


rambut mudah rontok atau tidak.

2. Telinga

Dikajikebersihandanadatidakgangguanpendengaran.

3. Mata

Dikajiuntukmengetahuiwarnakonjungtivadansklera,kebersihan mata,
ada kelainan atau tidak dan adakah gangguan penglihatan.

4. Hidung

Dikajiuntuk mengetahuikebersihanhidungklien,ada benjolanatau tidak,


apakah klien alergi terhadap debu atau tidak.
5. Mulut

Dikaji untuk mengetahui keadaan bibir, lidah dan gigi klien. Mengkaji
warna bibir, integritas jaringan (lembab, kering atau pecah-pecah),
mengkaji lidah klien tentang warna dan kebersihannya serta gigi klien
tentang kebersihan, caries atau gangguan pada mulut (bau mulut).

6. Leher

Dikaji untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar limfe,


pembesaran kelenjar tyroid dan bendungan vena atau tumor (Astuti,
2012).

7. Dada

Dikaji untuk menentukan bentuk dada, simetris/ tidak, payudara


(bentuk, simetris/ tidak, hiperpigmentasi areola payudara, teraba
massa, nyeri atau tidak, kolostrum, keadaan puting (menonjol, datar,
ataumasuk kedalam), kebersihan, bentuk BH)) serta mengkaji denyut
jantung dan gangguan pernafasan

8. Perut

Dikaji bentuk, ada bekas luka operasi, terdapatlineanigra, strie livide


dan terdapat pembesaran abdomen (Romauli, 2011).

9. Ekstremitas

Dikaji ekstremitas atas dan bawah. Atas dikaji ada atau tidak
gangguan/ kelainan dan bentuk. Bawah dikaji bentuk, oedema dan
varices

12. PemeriksaanKhususObstetri

1. Abdomen

a. Inspeksi

Memeriksa dengan cara melihat atau memandang. Tujuannya untuk


melihatkeadaanumumpasienmeliputi,rambut,muka,mata,hidung,
telinga,mulut,gigi,leher,dada,abdomen,vagina,anusdan ekstremitas
(Romauli, 2011).

b. Palpasi

Menurut Romauli (2011), palpasi adalah pemeriksaan yang dilakukan


dengan cara meraba, meliputi :

1. LeopoldI

Untuk mengetahui tinggi fundus uteri, bagian yang berada


difundus dan adakah kram nyeri bawah perut atau tidak. Pada
kasus abortus inkomplit tinggi fundus uteri sesuai umur kehamilan

2. LeopoldII

Untuk mengetahui bagian janin yang berada di kanan/ kiri uterus


ibu.

3. LeopoldIII

Untuk mengetahui presentasi/ bagian terbawah janin yang ada di


sympisis ibu.

4. LeopoldIV

Untukmengetahuiseberapajauhmasuknyabagianterendahjanin
kedalam pintu atas panggul.

5. Kontraksiadaatautidak.Padakasusabortusinkomplitterasa kram
atau nyeri perut dan terasa mules-mules (Pudiastuti, 2012).

2. PemeriksaanPanggul

MenurutAstuti(2012),pemeriksaanpanggulmeliputi:

1. Distantiaspinarum

Untukmemeriksajarakantaraspinailiakaanteriorsuperior kanan
dan kiri, ukuran normal 23-26 cm.
2. Distantiakristarum

Untuk memeriksa jarak antara krista iliaka terjauh kanan dan


kiri, ukuran sekitar 26-29 cm.

3. Konjugataeksterna

Untuk memeriksa antara tepi atas simfisis dan prosesus


spinosus lumbal V, ukuran normal 18-20 cm.

4. Lingkarpanggul

Untuk memeriksa dari tepi atas simfisis pubis, mengelilingi


kebelakang melalui pertengahan SIAS dan trochanter mayor
kanan, ke ruas lumbal V dan kembali ke simfisis melalui
pertengahan SIAS dan trochanter mayor kiri dan berakhir di
tepi atas simfisis, ukuran normal 80-90 cm.

c. Genital

Dikaji kebersihan, pengeluaran pervaginam, tanda-tanda infeksi


vagina, pemeriksaan dalam. Pada kasus abortus inkomplit
pengeluaran pervaginam berupa perdarahan sedang hingga banyak,
kadang-kadang keluar gumpalan darah, servik tetap terbuka
(Pudiastuti, 2012).

d. Anus

Dikajiadaatautidaknyahaemoroid,kebersihan

2. DiagnosaKeperawatan

a. Restikekuranganvolumecairanb/dperdarahan.

b. Intoleransiaktivitasb/drespontubuhterhadapaktivitas:peradarahan, keletihan.

c. Restiinfeksib/dadanyajalanmasukorganismekedalam tubuh.

d. Kecemasanb/dmasalahkesehatan:abortus.
3. RencanaKeperawatan

I. Diagnosa I:Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d perdarahan.


Ditandai dengan : Perdarahan pervaginam, hipotensi, nadi meningkat dan
perabaan diperifer halus. Gelisah atau kesadaran menurun.

Tujuan :Setelahdilakukantindakankeperawatan2x24jam diharapkan


kebutuhan cairan terpenuhi.

Kriteria hasil :Perdarahan(-),kadarHbnormal.

Intervensi :

1) Kajidanobservasipenyebabkekurangancairan:perdarahan.

2) Monitor tanda – tanda kekurangan cairan : kesadaran, tekanan darah


dan nadi.

3) Monitortanda–tandaperdarahan.

4) Ukurintake–outputcairan.

5) PantaukadarHb

6) Kolaborasidengandokteruntuktindakan,terapidanpemeriksaan.

II. Diagnosa II:Intoleransi aktivitas b/d respon tubuh terhadapaktivitas


perdarahan, keletihan. Ditandai dengan : Perdarahan pervaginam ( + ),
tampak lelah.

Tujuan :Setelahdilakukantindakankeperawatanselama3x24 jam,


aktivitas maksimal dapat tercapai kembali.

Kriteriahasil:Memperlihatkankemajuanaktivitassampaidenganmandiri, respon
terhadap aktivitas.

Intervensi:

1) Jelaskanbatasan–batasanaktivitaskliensesuaikondisi.

2) Kajiresponklienterhadapaktivitas:perdarahandankeletihan.
3) Tingkatkanaktivitassecarabertahap.

4) Rencanakanwaktuistirahatsesuaijadwalsehari–hari.

5) Ajarkanmetodepenghematanenergi:luangkanwaktuistirahatselama
aktivitas, istirahat 3 menit setiap 5 menit melakukan aktivitas.

6) Bantupemenuhanaktivitasyangtidakdapat/tidakbolehdilakukan klien,
jika perlu libatkan keluarga.

III. Diagnosa III:Resti infeksi b/d adanya jalan masuk organisme ke dalam
tubuh.

Ditandaidengan:Hasilkonsepsikeluar,terdapatflek–flekdarah.

Tujuan :setelahdilakukantindakankeperawatanselama3x24 jam,


tidak terjadi infeksi.

Kriteria hasil :Lukakeringdanmembaik,tanda–tandainfeksi(-).

Intervensi :

1) Kajifaktorresikoterhadapinfeksinasokomial.

2) Kurangi organisme yang masuk ke dalam tubuh : cuci tangan,


teknikaseptic dan antiseptic, personal hygiene dan vulva hygiene.

3) Kurangikerentananterhadapinfeksi:motivasidanpertahankanmasukan
kalori dan protein, minimalkan lamanya tinggal di Rumah sakit.

4) Pantautanda–tandainfeksi:demam,bau,secretvagina.

5) Ajarkanklienuntukmeningkatkankebersihandiri.

6) Berikanpenyuluhanuntukmenghindarihubungansuamiistri40hari post
abortus.

7) Kolaborasidengandokteruntukterapipencegahaninfeksi.

IV. DiagnosaIV:Kecemasanb/dmasalahkesehatan:abortus.
Ditandai dengan :hasil konsepsi keluar, pasien tampak cemas, pasien
menanyakan apakah dapat hamil lagi, menanyakan keadaannyaselanjutnya.

Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24


jam, diharapkan kecemasan berkurang.

Kriteria hasil:Pasien menampilkan pola koping yang positif : tenang,


komunikatif dan kooperatif.

Intervensi:

1) Kajitingkatdanpenyebabkecemasan.

2) Orientasikanpadalingkungandenganpenjelasansederhana.

3) Bicara perlahan dan tenang menggunakan kalimat pendek dan


sederhana.

4) Beri informasi yang cukup mengenai perawatan dan pengobatan yang


akan dilakukan dan direncanakan.

5) Beridoronganuntukmengekspresikanperasaan.

6) Beri pendampingan, libatkan keluarga, jika perlu libatkan tim


pendampingan orang sakit.

7) Ajarkan teknik relaksasi : bernapas lambat, meditasi, membaca,


ngobrol.

8) Perlihatkanrasaempati:tenang,menyentuh,membiarkanmenangis.

9) Singkirkan stimulasi yang berlebihan misalnya : menjaga ketenangan


lingkungan, batasi kontak dengan orang lain/keluarga yang juga mengalami
kecemasan.
H. DaftarPustaka

Ai Yeyeh, Rukiyah dkk. Asuhan Kebidanan I ( Kehamilan ). Cetakan Pertama.


Jakarta: Trans Info Media; 2012.

Ambarwati, E,R,Diah, W. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha


Medika.

Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Astuti, H, P. 2012. Asuhan Kebidanan Ibu I Kehamilan. Yogyakarta: Rohima


Press. Estiwidani, D, dkk. 2009. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.
Hidayat, A, A. Wildan, M. 2009. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika.

NormaD,N,danM.DwiS.2013.AsuhanKebidananPatologi.Yogyakarta:Nuha
Medika

Nugroho, M, dan Joseph HK. 2012. Catatan Kuliah Ginekologi & Obstetri
(Obsgyn). Yogyakarta: Nuha Medika

Kepmenkes,RI.2012.PermenkesIndonesiatentangPenyelenggaraanPraktik Bidan.
http://www.scribd.com.doc/185296177/PERMENKES-1464-MENKES-PER-X-
2010 TENTANG-IZIN-DAN-PENYELENGGARAAN-
PRAKTIK-BIDAN.Diaksestanggal19November2014.

Marmi.2011.AsuhanKebidananPadaMasaNifas“PeurpuriumCare”. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Maryunani,A.Puspita,E.2013.AsuhanKegawatdaruratanMaternaldan Neonatal.
Jakarta: TIM.

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.


Prawirohardjo,Sarwono.2012.IlmuKebidanan.Jakarta:YayasanBinaPustaka,
Pudiastuti,R.D.2012.AsuhanKebidananPadaIbuHamilNormaldanPatologi.
Yogjakarta. Nuha Medika.

Puspitasari.2013.PemrogramanWebDatabasedenganPHP&MySQL. Jakarta:
Skripta.

Rismalinda,P,H.2014.DokumentasiKebidanan.Jakarta:InMedia.Riwidikdo,
H.2013.StatistikKesehatan.Yogyakarta:RohimaPress.

Romauli,S.2011.KonsepDasarAsuhanKehamilan.Yogyakarta:NuhaMedika.

Saifuddin,A. B. 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Krsehatan Maternal dan


Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sari,R,N.2012.KonsepKebidanan.Yogyakarta:GrahaIlmu.

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, 2012. (online).AngkaKematianIbu.


Available : http://nasional.sindonews.com/read/787480/15/data-sdki-2012-
angka-kematian-ibu-melonjak. Diakses tanggal 17 Oktober 2014.

Wulandari,S.R, Sri, H.2011. Asuhan kebidanan Ibu Masa Nifas. Yogyakarta:


Gosyen Publishing.

Anda mungkin juga menyukai