Anda di halaman 1dari 2

Jakarta

SIARAN PERS

MASA DEPAN TANGGAPAN AIDS MENJADI FOKUS


DARI PERTEMUAN TINGKAT TINGGI MAJELIS UMUM
PBB PELAKU UTAMA DALAM PERGERAKAN AIDS
BERSATU DENGAN PARA PEMIMPIN DI MASA-MASA
KRITIS

8 Juni 2011 | Jakarta – Lebih dari 3000 orang akan bertemu di Perserikatan Bangsa-Bangsa
di New York, pada hari Rabu (8/6) untuk Pertemuan Tingkat Tinggi Majelis Umum PBB
mengenai AIDS. Pertemuan tersebut akan berlangsung dari 8-10 Juni, akan menyediakan
sebuah kesempatan untuk melihat kemajuan dan tantangan selama 30 tahun terakhir dan
membentuk masa depan dari tanggapan terhadap AIDS.

Pertemuan Tingkat Tinggi tentang AIDS diadakan sepuluh tahun setelah Sesi Khusus
mengenai HIV/AIDS pada tahun 2001, serta penandatangan Deklarasi Politik pada tahun 2006
dimana para Negara Anggota PBB berkomitmen untuk menuju akses universal terhadap
pencegahan HIV, pengobatan, perawatan dan dukungan.

Lebih dari 30 Kepala Negara, Pemerintahan dan para Wakil Presiden diharapkan menghadiri
pertemuan tersebut yang termasuk rapat pleno resmi serta lima sesi panel bersamaan dengan
40 acara lainnya. Pada hari terakhir dari pertemuan Tingkat Tinggi dari AIDS, para Negara
Anggota diharapkan mengadopsi deklarasi yang akan menjadi panduan negara masing-masing
dalam menanggapi isu HIV selama lima tahun mendatang.

Pembukaan dan penutupan sesi pleno akan dipimpin oleh Joesph Deiss, Presiden dari majelis
Umum PBB. Beliau mengatakan, “momentum yang terdapat di pertemuan ini tidak pernah
dibayangkan sebelumnya dan menjanjikan pertemuan ini sebagai tonggak sejarah. Kami
berharap Negara-negara Anggota PBB untuk membuat komitmen berani yang akan membantu
kita untuk mencapai tujuan bersama dalam tidak adanya orang baru yang terinfeksi HIV, nol
diskriminasi dan nol kematian yang berhubungan dengan AIDS.”

Walaupun beberapa negara masih berjuang untuk mencapai target akses universal, banyak
yang telah membuat langkah-langkah signifikan dalam menanggapi epidemi mereka. Dua puluh
dua negara telah mencapai akses universal terhadap berbagai pelayanan untuk mencegah
penularan HIV dari ibu ke anak.
Berkaitan dengan kesuksesan yang dilakukan oleh negara, kemajuan yang memadai telah
tecapai dalam respon global terhadap HIV sejak Sesi Khusus PBB mengenai HIV pada tahun
2001. Tingkat dari infeksi HIV telah berkurang hingga 25% dalam 10 tahun terakhir, kematian
telah berkurang hingga 20% dalam kurun waktu 5 tahun terakhir serta 6.6 juta orang sekarang
telah mendapatkan akses terhadap terapi antiretroviral, bila dibandingkan dengan 2001 yang
hanya beberapa ribu orang saja. Kemajuan juga telah tercapai dalam meruntuhkan tantangan
terhadap stigma dan diskriminasi serta menghapus larangan bagi mereka yang hidup dengan
HIV seperti untuk dapat melakukan perjalanan.

“Ketidakadilan, diskriminasi dan peraturan yang menentang mereka yang hidup atau beresiko
terhadap HIV terus menutup akses terhadap pelayanan HIV kepada mereka yang sangat
membutuhkannya,” menurut Michel Sidibé, Direktur Eksekutif Program Bersama untuk
HIV/AIDS (UNAIDS). “Kita membutuhkan sebuah tanggapan terhadap HIV yang telah hilang
dalam hak asasi manusia serta sesuatu yang dapat mempromosikan kesetaraan dan keadilan.
Pencapaian ini yang membuka jalan bagi terciptaan sebuah dunia tanpa HIV.”

Baru-baru ini UNAIDS melaporkan bahwa walaupun kesuksesan dalam pencegahan dan
pengobatan HIV, tapi kini lebih banyak orang dari sebelumnya yang hidup dengan virus, 34 juta
orang menurut estimasi terakhir. Mereka juga melaporkan bahwa pendanaan internasional
untuk AIDS telah berkurang.

“Apabila sumber-sumber berkurang – mereka yang membutuhkan akan menderita,” menurut


Tetyana Afanasiadi, aktivis Hak Asasi Manusia dari Ukraina. “Sumber-sumber yang
dialokasikan yang mempengaruhi kehidupan jutaan orang yang bergantung secara langsung.
Saat ini saya hidup berkat terapi antiretroviral dan opioid sebagai penggantinya yang telah saya
dapatkan melalui program pencegahan dan dukungan. Pengurangan sumber yang dialokasikan
untuk program-program tersebut merupakan ancaman langsung kepada saya dan jutaan
penderita lainnya di dunia.”

Pertemuan Tingkat Tinggi mengenai AIDS yang berlangsung dari tanggal 8-10 Juni di
Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York. Pertemuan tersebut akan menyatukan Negara-
negara Anggota PBB, berbagai Organisasi Internasional, Masyarakat Madani, mereka yang
hidup dengan HIV serta mitra dari sektor publik dan swasta.

Untuk informasi lebih lanjut dan untuk melihat program secara keseluruhan serta akses
terhadap kisah-kisah, webcasts, video, informasi media dan dokumen terkait, silakan kunjungi
situs resmi di:
http://www.un.org/en/ga/aidsmeeting2011/

Anda mungkin juga menyukai