Anda di halaman 1dari 12

92

KENAKALAN ORANGTUA PENYEBAB KENAKALAN REMAJA

Rahmatul Ulfa Auliya


Email : Uphee.sy@gmail.com
UIN Imam Bonjol Padang

Abstrak : Media masa akhir-akhir ini menunjukkan kenakalan remaja di Indonesia semakin
meningkat. Secara teoritik diketahui bahwa peran orangtua kelak memberikan dampak
kepada anak, salah satu bentuk negatif yang muncul dari kesalahan orangtua dalam
membimbing anak adalah kenakalan remaja. Usia remaja merupakan masa peralihan
menuju dewasa yang penuh akan gejolak. Pada masa ini dibutuhkan arahan dan kedekatan
anak dengan orang tuanya untuk memberikan kenyamanan dan pembimbingan. Hal ini
tentunya akan sulit dilakukan oleh orangtua jika orangtua teralu mengekang bahkan tidak
membiarkan anaknya berfikir sendiri tentang masa depan mereka. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui gambaran kenakalan yang ternyata penyebab dari kenakalan dari
orangtuanya dan faktor yang mempengaruhinya. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja
yang sedang mengalami masa transisi. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan
yang mengambil sumber dari buku-buku yang berkaitan dengan penelitian ini. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pola tingkahlaku dan peran orangtua yang salah menjadi
penyebab kenakalan remaja sehingga remaja melakukan pertentangan dengan berbuat hal-
hal yang disukainya tanpa diketahui orangtua. Banyak remaja yang melakukan berbagai hal
yang negatif seperti menggunakan narkoba,minum-minuman keras, melakukan seks bebas,
melakukan perusakan tempat umum dan suka berkelahi dengan orang lain. Hal ini
disebabkan beberapa faktor seperti proses keluarga, kelas sosial ekonomi, harapan
pendidikan nilai-nilai disekolah dan kualitas lingkungan sekitar tempat tinggal.
Kata Kunci: kenakalan, remaja, orangtua

A. PENDAHULUAN sosial, sehingga mereka mengembangkan


Masa remaja awal merupakan masa tingkah laku menyimpang. Dalam meng-
transisi, dimana usianya berkisar antara 13 amati perilaku remaja dititik beratkan pada
sampai 16 tahun atau biasa disebut dengan perilaku mereka yang termasuk dalam
usia belasan yang tidak menyenangkan, perilaku kenakalan remaja, yang dilakukan
dimana terjadi juga perubahan pada dirinya pada saat dimana seharusnya mereka
baik secara fisik, psikis, maupun secara belajar, tidak hanya ketika waktu dirumah
sosial (Hurlock, 1973). Pada masa transisi saja tetapi juga pada waktu luar rumah
tersebut kemungkinan dapat menimbulkan dirumah. Hampir setiap hari kasus
masa krisis, yang ditandai dengan kenakalan remaja selalu kita temukan di
kecenderungan munculnya perilaku media massa, dimana sering terjadi di
menyimpang. Pada kondisi tertentu Kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya
perilaku menyimpang tersebut akan dan Medan. Salah satu wujud dari
menjadi perilaku yang mengganggu kenakalan remaja adalah tawuran yang
(Ekowarni, 1993). dilakukan. Remaja sebenarnya bukan lagi
Menurut Kartono (2002), kenakalan termasuk golongan anak-anak, tetapi juga
adalah perilaku jahat atau dursila. belum juga diterima secara penuh untuk
Kejahatan atau kenakalan anak-anak muda masuk kedalam golongan orang dewasa.
merupakan gejala sakit (patologis) secara Seringkali kita kenal bahwa masa remaja
sosial pada anak-anak dan remaja yang adalah masa “mencari jati diri” atau masa
disebabkan oleh satu bentuk pengabaian ”topan dan badai”, mereka belum mampu

92
mengusai dan memfungsikan secara agar proses pencarian jati diri tersebut
maksimal fungsi fisik dan psikisnya. bermuara pada sikap dan perilaku terpuji.
Pada umumnya remaja memiliki rasa Namun, pada kenyataannya banyak orang
ingin tahu yang besar, hal itu mendorong tua yang kurang atau bahkan tidak
remaja untuk berpetualang, menjelajah memperhatikan perkembangan sikap dan
sesuatu, mencoba sesuatu yang belum perilaku anak remajanya. Para orang tua
dialaminya. Mereka sering mengkhayal, sibuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan
dan merasa gelisah, serta berani melakukan ekonomi keluarga tanpa memperhatikan
pertentangan jika dirinya merasa kebutuhan batiniah si anak. Bahkan
disepelekan atau tidak dianggap. Untuk itu terkadang orangtua mengabaikan
mereka memerlukan keteladanan, pemikiran dan kehendak sang anak untuk
konsistensi, serta komunikasi yang tulus mengembangkan masa depannya.
dan empatik dari orang dewasa. Jika Orangtua banyak andil dalam peng-
keinginan tersebut mendapatkan ambilan keputusan sang anak yang
bimbingan dan pe-nyaluran yang baik, sebenarnya bertentangan dengan keinginan
maka akan menghasilkan kreatifitas yang sang anak. Apalagi orangtua yang berkuasa
bermanfaat. Jika tidak, di-khawatirkan atas uang anaknya sehingga sang anak mau
dapat menjurus kepada hal negatif tak mau harus menuruti kehendak orangtua
(kenakalan remaja). sehingga yang terjadi diluar sana anak
Berdasarkan hasil dari beberapa remaja mencari pelampiasan keinginannya
penelitian ditemukan bahwa salah satu yang tidak terpenuhi. Dalam hal ini
faktor penyebab timbulnya kenakalan sebenarnya tidak sepenuhnya salah remaja,
remaja adalah tidak berfungsinya orangtua namun perlu kita teliti bagaimana pola
sebagai figur tau-ladan bagi anak (Hawari, pengasuhan orangtua kepada sang anak
1997). Selain itu, suasana keluarga yang sehingga banyaknya kenakalan pada
menimbulkan rasa tidak aman dan tidak remaja. Permasalahan penelitian adalah
menyenangkan serta hubungan keluarga bagaimanakah kenakalan orangtua
yang kurang baik dapat menimbulkan penyebab dari kenakalan remaja dan
bahaya psikologis bagi setiap usia terutama faktor-faktor penyebab kenakalan remaja.
pada masa remaja. B. TEORI
Perhatian orang tua sangat penting Kenakalan remaja ialah suatu
bagi perkembangan anak terutama ketika perbuatan atau tingkah laku yang
anak menginjak masa remaja karena masa dilakukan oleh seseorang remaja baik
remaja merupakan masa pencarian jati diri. secara sendirian maupun secara kelompok
Menurut J. Piager, remaja adalah masa yang sifatnya melanggar ketentuan-
peralihan antara masa anak dan masa ketentuan hukum, moral, dan sosial yang
dewasa yaitu antara umur 12-21 tahun. berlaku di lingkungan masyarakatnya
Pada masa ini, ia beralih dari hidup yang (Singgih, 1978). Intinya kenakalan remaja
penuh dengan ketergantungan kepada yaitu suatu pe-rilaku menyimpang dari atau
orang lain dan harus melepaskan diri dari melanggar hukum (Sarwono, 2002:207),
ketergantungan tersebut serta memikul ta- dan perilaku melanggar hukum yang
nggung jawabnya sendiri. Remaja dilakukan oleh orang muda yang biasanya
memiliki perasaan takut kehilangan masa dibawah umur 16-18 tahun ( Musen,dkk,
kanak-kanak untuk menuju ke arah 1994:557). Menurut Kartono, ilmuan
tanggung jawab yang lebih besar. Oleh sosiologi ” Kenakalan remaja atau dalam
karena itu, masa remaja merupakan masa bahasa inggris di kenal dengan istilah
yang paling sulit (Gunarsa, 2003). juvenile delinquency merupakan gejala
Dalam proses pencarian jati diri, patologis pada remaja yang disebabkan
remaja harus diberikan bimbingan, arahan oleh satu bentuk pengabaian social.
dan pendidikan dari lingkungan sekitar

93
Menurut bentuknya, Sunarwiyati S moral ataupun agama bagi remaja melalui
(1985) membagi kenakalan remaja rumah tangga perlu dilakukan sejak kecil
kedalam tiga tingkatan yaitu sebagai sesuai dengan umurnya karena setiap anak
berikut ; yang dilahirkan belum mengerti mana yang
1. kenakalan biasa, misalnya seperti benar dan mana yang salah, juga belum
suka berkelahi, suka keluyuran, mengerti mana batas-batas ketentuan moral
membolos sekolah, pergi dari rumah dalam lingkungannya. Karena itu
tanpa pamit pembinaan moral pada permulaannya
2. kenakalan yang menjurus pada dilakukan di rumah tangga dengan latihan-
pelanggaran dan kejahatan misalnya latihan, nasehat-nasehat yang dipandang
seperti mengendarai sepera motor baik. Maka pembinaan moral harus
tanpa SIM, mengambil barang orang dimulai dari orang tua melalui teladan
tua tanpa ijin yang baik berupa hal-hal yang mengarah
3. kenakalan khusus misalnya seperti kepada perbuatan positif, karena apa yang
penyalahgunaan narkotika, hubungan diperoleh dalam rumah tangga remaja akan
seks diluar nikah, pemerkosaan dan dibawa ke lingkungan masyarakat.
lain sebagainya. Oleh karena itu pembinaan moral dan
Selain itu, faktor yang sangat mem- agama dalam keluarga penting sekali bagi
pengaruhi terjadinya kenakalan remaja remaja untuk menyelamatkan mereka dari
yang berasal dari luar diri remaja yaitu: kenakalan dan merupakan cara untuk
1. Kurangnya perhatian dari orang tua, mempersiapkan hari depan generasi yang
serta kurangnya kasih sayang. akan datang, sebab kesalahan dalam
Keluarga merupakan unit sosial pembinaan moral akan berakibat negatif
terkecil yang memberikan fondasi primer terhadap remaja itu sendiri. Pemahaman
bagi perkembangan anak. Sedangkan tentang agama sebaiknya dilakukan
lingkungan sekitar dan sekolah ikut semenjak kecil, yaitu melalui kedua orang
memberikan nuansa pada perkembangan tua dengan cara memberikan pembinaan
anak. Karena itu baik-buruknya struktur moral dan bimbingan tentang keagamaan,
keluarga dan masyarakat sekitar agar nantinya setelah mereka remaja bisa
memberikan pengaruh baik atau buruknya memilah baik buruk perbuatan yang ingin
pertumbuhan kepribadian anak. Keadaan mereka lakukan sesuatu di setiap harinya.
lingkungan keluarga yang menjadi sebab Kondisi masyarakat sekarang yang sudah
timbulnya kenakalan remaja seperti begitu mengagungkan ilmu pengetahuan
keluarga yang broken-home, rumah tangga mengakibatkan kaidah-kaidah moral dan
yang berantakan disebabkan oleh kematian tata susila yang dipegang teguh oleh orang-
ayah atau ibunya, keluarga yang diliputi orang dahulu menjadi tertinggal di
konflik keras, ekonomi keluarga yang belakang. Dalam masyarakat yang telah
kurang, semua itu merupakan sumber yang terlalu jauh dari agama, kemerosotan moral
subur untuk memunculkan kenakalan orang dewasa sudah lumrah terjadi.
remaja. Kemerosotan moral, tingkah laku dan
2. Minimnya pemahaman tentang perbuatan-perbuatan orang dewasa yang
keagamaan. tidak baik menjadi contoh atau tauladan
Dalam kehidupan berkeluarga, bagi anak-anak dan remaja sehingga
kurangnya pembinaan agama juga menjadi berdampak timbulnya kenakalan remaja.
salah satu faktor terjadinya kenakalan 3. Pengaruh dari lingkungan sekitar.
remaja. Dalam pembinaan moral, agama Lingkungan adalah faktor yang paling
mempunyai peranan yang sangat penting mempengaruhi perilaku dan watak remaja.
karena nilai-nilai moral yang datangnya Jika dia hidup dan berkembang di
dari agama tetap tidak berubah karena lingkungan yang buruk, moralnya pun
perubahan waktu dan tempat. Pembinaan akan seperti itu adanya. Sebaliknya jika ia

94
berada di lingkungan yang baik maka ia sehari-hari. Dengan melihat beberapa
akan menjadi baik pula. Di dalam faktor tersebut, mengajak kita untuk
kehidupan bermasyarakat, remaja sering emlihat kembali bahwa kenakalan yang
melakukan keonaran dan mengganggu dibuat oleh remaja bukan tanpa sebab, ada
ketentraman masyarakat karena beberapa alasan sepertihalnya ketidak
terpengaruh dengan budaya barat atau mampuan orangtua dalam lebih mengawasi
pergaulan dengan teman sebayanya yang dan memberikan perhatian terutama bagi
sering mempengaruhi untuk mencoba. anak remaja yang dalam masa pubertas dan
Sebagaimana diketahui bahwa para remaja masa ingin coba-coba.
umumnya sangat senang dengan gaya Dua aspek yang selalu berkaitan
hidup yang baru tanpa melihat faktor dengan remaja adalah kemerdekaan
negatifnya, karena anggapan ketinggalan (independence) dan identitas diri (self-
zaman jika tidak mengikutinya identity). Seiring ber-jalannya waktu
4. Pengaruh dari Tempat pendidikan. mereka terus-menerus melepaskan
Tempat pendidikan, dalam hal ini keterikatan emosional dari orang-tua. Hal
yang lebih spesifiknya adalah berupa yang turut mempengaruhi pola perubahan
lembaga pendidikan atau sekolah. pada remaja maupun kebebasannya adalah
Kenakalan remaja ini sering terjadi ketika situasi dan kondisi masyarakat tempat
anak berada di sekolah dan jam pelajaran remaja itu tumbuh, misalnya budaya,
yang kosong. Belum lama ini bahkan kita pendidikan, atau teknologi. Sebagai contoh
telah melihat di media adanya kekerasan selera musik remaja tahun 1960-an sangat
antar pelajar yang terjadi di sekolahnya jauh berbeda dengan selera musik remaja
sendiri. Ini adalah bukti bahwa sekolah tahun 2017. Meskipun landasannya sama,
juga bertanggung jawab atas kenakalan dan yakni musik, namun remaja masa kini
dekadensi moral yang terjadi di negeri ini. lebih banyaj pilihan ketimbang remaja
Dr. Kartini Kartono juga tahun 60-an (Surbakti, 200:2).
berpendapat bahwasannya faktor penyebab Selain itu, remaja umumnya mampu
terjadinya kenakalan remaja antara lain: memahami logika dan konsekuensi dari
a. Anak kurang mendapatkan perhatian, sebuah tindakan logis. Pola berpikir logis
kasih sayang dan tuntunan pendidikan membuat mereka selalu menuntut alasan
orang tua, terutama bimbingan ayah, (reasoning) di balik sebuah tindakan. Itulah
karena ayah dan ibunya masing– sebabnya, para remaja seringkali diberi
masing sibuk mengurusi permasalahan label sebagai kelompok yang suka
serta konflik batin sendiri. menentang (argumentative). Seringkali
b. Kebutuhan fisik maupun psikis anak– remaja me-mandang orangtua mereka
anak remaja yang tidak terpenuhi, terlalu lamban dan dalam hal mereka lebih
keinginan dan harapan anak–anak unggul di-bandingkan orangtua. Meskipun
tidak bisa tersalur dengan memuaskan, tidak salah, namun pandangan ini tidak
atau tidak men-dapatkan sepenuhnya benar. Kebanyakan orangtua
kompensasinya. terlambat menyadari kondisi dan jalan
c. Anak tidak pernah mendapatkan pikiran anak remaja mereka sehingga
latihan fisik dan mental yang sangat menimbulkan konflik (Surbakti, 2008:4).
diperlukan untuk hidup normal, Para remaja juga sering mempertanya-
mereka tidak di-biasakan dengan kan eksistensi orangtua mereka, “Apakah
disiplin dan control diri yang baik. mereka jujur sebagai orangtua?” “Apakah
Maka dengan demikian perhatian dan perkataan mereka dapat dipercaya?” “Apa-
kasih sayang dari orang tua merupakan kah mereka memiliki moral dan nilai-
suatu dorongan yang berpengaruh dalam nilai?’’. Status remaja mendorong mereka
kejiwaan seorang remaja dalam menuntut diperlakukan sebagai orang
membentuk kepribadian serta sikap remaja dewasa dan berupaya melepaskan diri dari

95
ikatan emosional dengan orangtua. Tidak d. Cenderung mudah tersinggung
sedikit orangtua bingung menghadapi dan menarik diri (isolasi)
sikap anak-anak remaja mereka yang mulai e. Sering gelisah dan murung
berani melancarkan protes atau f. Cenderung menghindari tanggung
penentangan, terutama menentang otoritas jawab
orangtua yang mereka anggap g. Kurang menghargai tata aturan
membelenggu kemerdekaan mereka. 3. Identitas remaja
Meskipun selalu terdapat perbedaan tugas penting seorang remaja dalam
tentang usia yang paling tepat untuk mengembangkan identitas ialah konsepsi
menggambarkan remaja, namun secara tentang siapa dia, apa yang dia kerjakan,
umum perubahan masa kanak-kanak dan kemana dia pergi. Seperti diketahui,
menjadi remaja dapat dikenali dari dua sisi standar moral dan nilai-nilai anak remaja
utama, yakni: sebagian besar berasal dari orangtua
1. Perubahan biologis/fisiologis mereka. Perasaan harga diri mereka
Secara biologis, fisik mereka mencerminkan pandangan orangtua
mengalami perubahan bentuk menuju arah mereka. Selain itu, nilai-nilai yang
kematangan dan kedewasaan. Ada tiga ciri diajarkan sekolah dan guru juga turut
perubahan psikologis yaitu primer, mempengaruhi mereka. Jika nilai-nilai
sekunder dan tersier. yang diajarkan sekolah sama dengan nilai-
Ciri perubahan primer pada remaja nilai yang ditanamkan orangtua, mereka
berhubungan dengan jenis kelamin yaitu tidak akan menemukan kegusaran untuk
kematangan alat kelamin yang ditandai mengadopsi nilai-nilai tersebut menjadi
dengan menstruasi pada remaja perempuan bagian dari identitas mereka. Sebaliknya,
dan mimpi basah bagi remaja laki-laki. jika nilai-nilai dari orangtua bertentangan
Ciri perubahan sekunder ditandai dengan nilai-nilai yang diperoleh dari luar,
dengan pertumbuhan otot menjadi kekar, mereka akan mengalami konflik akibat
suara berubah menjadi besar, jakun kesulitan mengadopsi sistem nilai yang
membesar, bahu melebar, tumbuh bulu- berbeda menjadi acuan tata nilai mereka.
bulu ditempat tertentu, seperti diketiak, Seorang anak akan menjadi baik atau
disekitar penis dan didaerah pipi. Beberapa jahat tergantung dari pengalaman. Kalau
anak laki-laki disertai pertumbuhan kumis anak mendapat pengalaman baik dia akan
dan jenggot atau jambang yang lebat. Hal menjadi anak yang baik, kalau
yang sama dialami oleh remaja perempuan, pengalaman-nya tentang kejahatan dia
yakni tumbuh bulu diketiak, vagina, menjadi anak jahat. Hal ini juga sesuai
pinggul yang membesar, mendapat dengan pendapat Ihsan (2010) yang
menstruasi, suara berubah, dan payudara menyatakan bahwa secara fungsional
yang membesar. struktural, masyarakat ikut mempengaruhi
Ciri perubahan tersier terlihat pada terbentuknya sikap sosial para anggotanya
beberapa remaja yang sering mengalami melalui berbagai pengalaman yang
gerak motorik yang tidak terkendali, berulang kali.
bahkan ada beberapa remaja laki-laki C. HASIL PEMBAHASAN
seringkali mengalami perubahan suara Hasil pembahasan menunjukkan
yang kian membesar. bahwa faktor-faktor penyebab terjadinya
2. Perubahan psikologis kenakalan remaja yaitu kurang tersedianya
Beberapa aspek yang sering menjadi waktu orang tua untuk mendidik anak
ciri khas mereka adalah: karena kesibukannya bekerja dan
a. Prestasi belajar sering tidak stabil, menyelesaikan tugas rumah tangga, tidak
bahkan cenderung menurun adanya pengawasan dari orang tua atau
b. Kurang peduli dengan lingkungan saudara, pengaruh lingkungan sekitar
c. Sering melakukan penentangan tempat tinggal anak, pengaruh teman

96
sepermainan yang mengajak dan menawari mereka memiliki kewenangan untuk
anak untuk melakukan kebut-kebutan, memanipulasi dan menetapkan kebenaran
merokok, menonton dan mengoleksi video secara sepihak demi kepentingan mereka.
porno serta karena faktor ke-senangan, Kekuasaan monopoli mengakibatkan para
kepuasan, penasaran dan rasa kebanggaan orangtua bertindak sewenang-wenang dan
dari para remaja sendiri untuk melakukan merekayasa situasi untuk keuntungan
perbuatan tersebut. sendiri.
1. Kenakalan Orangtua Penyebab c. Penentu kebijakan
Kenakalan Remaja Dalam keluarga yang bernuansa
Dari kenyataan hidup sehari-hari, lembaga, kebijakan selalu ditentukan
sungguh merupakan kenyataan pahit dan secara sepihak, dari yang kuat kepada yang
memprihatinkan bahwa kenakalan lemah. Dalam hal ini. Orangtualah yang
orangtua jika diamati secara seksama menjadi penentu mutlak kebijakan,
ternyata justru lebih dahsyat ketimbang sedangkan anak-anak remaja mereka
kenakalan remaja. Hal itu disebabkan adalah sasaran kebijakan. Dalam kenyataan
orangtua memiliki segalanya untuk sehari-hari, beberapa banyak kebijakan
menciptakan, melakukan dan melang- yang ditentukan dan ditetapkan oleh para
gengkan kenakalannya tanpa ada yang orangtua tanpa mengikutsertakan para
berani menggugat. Mengapa kenakalan remaja.
orangtua tidak pernah terungkap atau d. Kekuatan ekonomi
diungkapkan sebagaimana pengungkapan Kekuatan ekonomi merupakan senjata
terhadap berbagai kenakalan remaja? Fakta ampuh para orangtua untuk menekankan
menunjukkan, dibalik keramahan, kebijak- atau memberangus pemikiran, gagagsan,
an, kearifan, maupun kebaikan orangtua, atau protes anak-anak remaja mereka.
tersembunyi semangat lain yang berfungsi Melalui kekuatan ekonomi orangtua
sebagai benteng pertahanan kokoh untuk membungkam anak remajanya sehingga
melindungi mereka (Surbakti, 2008:155). tunduk dan takhluk dibawah kekuasaan
Ada beberapa aspek yang me-lindungi mereka.
orangtua dari kemungkinan peng-ungkapan e. Sikap otoriter
kenakalan mereka, yakni: Sikap otoriter memungkinkan
a. Otoritas orangtua menyembunyikan kenakalan atau
Otoritas menjadi senjata ampuh dan tindakan tidak terpuji. Sikap otoriter-
andalan para orangtua untuk membungkam ianisme memang sangat ampuh untuk
pendapat para remaja tentang kenakalan melumpuhkan sikap kritis para remaja
mereka. Kekuatan otoritas memungkinkan terhadap orangtua.
orangtua bertindak “semau gue” tanpa 2. Konflik orangtua VS remaja
terkendali dan pengawasan. Beberapa Banyak orangtua mengalami
banyak anak tersiksa secara psikologis ketakutan, kecemasan dan kebingungan
bahkan mungkin secara fisiologis, akibat menghadapi masa remaja anak-anaknya
tindakan dan perilaku orangtua yang tidak yang terus menerus bergerak secara
terpuji dan memalukan. Dengan demikian, dinamis melompat dari satu perubahan ke
kenakalan para orangtua tidak akan perubahan berikutnya. Hal ini disebabkan
mungkin terungkap sebab mereka memiliki karna orangtua terlambat mengantisipasi
otoritas yang dapat berfungsi sebagai perubahan-perubahan yang melanda anak
pelindung dan penyerang ampuh, sekaligus remajanya. Salah satu pangkal perseteruan
mendorong mereka terus melanggengkan orangtua dengan remaja adalah
hidup manipulatif. menyangkut kemerdekaan (freedom).
b. Monopoli kebenaran dan kekuasaan Anak remaja selalu menuntut
Monopoli kebenaran dan kekuasaan kemerdekaan untuk menentukan sendiri
yang dipegang orangtua menyebabkan pendapat, pilihan, pikiran, maupun

97
keputusan mereka. Sebaliknya, orangtua tuanya. Sebaliknya, karena diliputi oleh
selalu ingin mendominasi kebebasan anak berbagai rasa kekhawatiran yang kurang
remajanya. Perseteruan ini disebabkan ditunjang oleh argumentasi rasional,
kebanyakan orangtua secara emosional orangtua justru bertindak sebaliknya ingin
tidak siap melepas anaknya untuk mengukung anak remajanya supaya tetap
merancang sendiri masa depannya sesuai bergantung secara emosional dengan
dengan cita-cita mereka. Ini merupakan mereka.
kepicikan pola pikir orangtua yang selalu d. Pikiran
ingin terlibat terlalu jauh terhadap hal-hal Seyogyanya orangtua harus me-
yang sebenarnya sudah berada diluar mahami bahwa anak remaja, mereka
kapasitas dan kababilitasnya. Sebaliknya mempunyai fikiran sendiri yang bebas dari
mereka justru seringklai mengabaikan intervensi orangtua atau siapapun juga.
masalh-masalah substansial yang Kelemahan banyak orangtua adalah ingin
seharusnya menjadi perhatian utama menjadi penafsir tunggal atas setiap
mereka sebagi orangtua yang bertanggung fenomena hidup.
jawab. e. Pengambilan keputusan
Beberapa masalah yang sering Dalam kehidupan sehari-hari beberapa
menjadi pangkal perseteruan antara anak banyak keputusan remaja yang di-
remaja dengan orangtuanya menyangkut intervensi orangtua seakan-akan ke-
kemerdekaan dalam hal berikut: putusan yang mereka pilih menuju ke-
a. Pendapat sasaran yang salah. Dalam beberapa hal
Pendapat remaja yang disepelekan remaja memeang harus dibimbing oleh
akan mengadakan perlawanan dengan cara orangtua untuk mempertajam keputusan-
sendiri. Itulah sebabnya mereka seringkali nya agar lebih mantap, karena seringkali
melampiaskan kemarahan, kekecewaan remaja bingung menyeleksi demikian
mereka melakukan tindakan vandalisme, banyak pilihan. Tetapi orangtua hendak-
kebut-kebutan dijalan raya, atau berkelahi nya menghormati keputusan yang telah
dijalanan untuk melampiaskan kekecewaan ditentukan anak remajanya.
akibat opini merekan yang tersumbat 3. Kenakalan Seksual Pada Orangtua
dirumah. Persoalan remaja muncul karena
b. Pilihan remaja masa kini menyaksikan sendiri
Pilihan selalu mengandung resiko, perilaku orangtua mereka yang tidak
namun tidak seorangpun bisa meng- terpuji. Salah satu kenakalan orangtua
hindarkan diri dari pilihan. Pilihan adalah adalah me-manfaatkan para remaja untuk
salah satu pangkal perselisihan orangtua kesenangan mereka. Kemampanan secara
dengan anak remaja. Betapa banyak ekonomi dapat menjadi pendorong
orangtua yang memaksakankan pilihannya orangtua untuk me-lakukan petualangan
terhadap anak remajanya. Sebaliknya anak seks. Sasaran empuk untuk dijadikan target
remaja tentu ingin bebas menentukan adalah remaja karena remaja pada
pilihannya ber-dasarkan kemampuannya. umumnya memiliki banyak keinginan,
Jika terdapat perbedaan pilihaan antara sedangkan secara ekonomi para remaja
orangtua dan anak yang kedua belah pihak pasti tidak punya kemampuan.
bertahan pada pilihannya, maka dapat Meskipun tampak seperti tidak amsuk
dipastikan pertiakain hebat bakal terjadi akal, namun itulah realitas yang terjadi dan
dan perserikatan bangsa-bangsa tidak akan remaja menyaksikan bahkan mengalami
dapat menengahinya. sendiri berbagai rekayasa kenakalan
c. Emosional orangtua. Itulah sebabnya, ketika para
Masa remaja adalah fase ketika remaja meneruskan kenakalan orangtua
mereka ingin membebaskan diri dari tersebut para orangtua tidak mampu
keterikatan emosional dengan orang mencegahnya karena mereka sendiri

98
terlibat didalamnya. Sangat ironis, ketika dengan adik perempuannya, ayah kandung
para orangtua membicarakan kenakalan dengan putri kandungnya, ayah tiri dengan
remaja, sebenarnya mereka membicarakan putri tirinya, dan lain-lain. Kemungkinan
mereka sendiri (Surbakti, 2008:167-169). besar kasus inses, baik jumlah maupun
4. Kenakalan perilaku orangtua frekuensi lebih banyak yang ditutupi
a. Korupsi ketimbang yang terungkap. Korban inses
Banyak remaja yang mengamati akan menjadi saksi bruk perilaku
tindak tanduk koruptor yang tanpa malu- kenakalan orangtua.
malu memamerkan hasil korupsinya f. Munafik
dengan membeli barang-barang mewah, Banyak orangtua yang munafik dan
seperti rumah, kapal pesiar, mobil, jet menggunakan tameng dan topeng dalam
pribadi dan sebagainya. Tidak sedikit anak berinteraksi dengan orang lain. Namun
remaja dibesarkan dengan uang korupsi. dibalik tamen tersembunyi hati yang
Banyak yang tanpa sadar menikmati, tetapi busuk, egois, dan menjadi penyebab
mereka tidak bisa bertindak untuk kerusakan moral.
menghentikan kenakalan orangtuanya g. Tidak jujur
tersebut, karena secara ekonomi mereka Virus ketidak jujuran begitu hebat
bergantung kepada orangtuanya. menggerogoti kebanyakan sietem pe-
b. Kolusi nalaran orangtua dan menularkan pada
Beberapa orangtua melakukan kolusi anak-anak mereka. Banyak kebohongan
memuluskan kepentingannya tanpa mem- yang diproduksi orangtua dalam rumah
perdulikan hak dan kepentingan orang lain. tangga, misalnya tidak jujur dalam hal
c. Nepotisme sumber dan kegunaan keuangan, pem-
Sebagai contoh, untuk melanggengkan bayaran pajak, kehidupan masa lalu,
kenakalan korupsi, para orangtua me- pergaulan dan lain-lain.
nempatkan orang-orang yang bisa diajak h. Memaksakan kehendak
kerjasama disekelilingnya, sekaligus me- Memaksakan kehendak adalah salah
rupakan benteng per-lindungan terhadap satu kenakalan orangtua yang sangat
kemungkinan tindak penyelidikan. melukai perasaan anak remajanya. Sebagai
d. Menyalahgunakan jabatan contoh, banyak orangtua yang me-
Tidak sedikit orangtua yang me- maksakan anak remajanya untuk masuk
nyalahgunakan jabatan, menggunakan jurusan IPA di SMA, padahal bakat minat
fasilitas kantor untuk kepentingan sendiri, anaknya justru berada dijalur IPS. Dalam
yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan kenyatakan banyak orangtua yang
kantor, misalnya: memaksakan kehendak nya dan
1. Memakai kendaraan kantor untuk mengabaikan harga diri dan perasaan anak
kepentingan pribadi remajanya demi memuaskan ego mereka.
2. Menggunakan telepon kantor untuk 5. Orangtua perlu mengevaluasi diri
keperluan yang tidak berkaitan Melakukan evaluasi diri sendiri
dengan kantor tidaklah sulit dan bisa dialkukan oleh siapa
3. Membawa inventaris kantor ke saja dan kapan saja. Beberapa syarat
rumah evaluasi diri adalah:
4. Menggelapkan data untuk a. Ada keinginan untuk memperbaiki
kepentingan sendiri diri
5. Memepersulit prosedur kerja b. Kejujuran dalam mengemukakan
6. Mengabaikan tata organisasi data
e. Inses c. Sikap terbuka menerima hasil
Inses adalah hubungan seks yang evaluasi
terjadi antar kerabat dekat, misalnya d. Ada keberanian melakukan evaluasi
hubungan seks antara kakak laki-laki e. Ada kemauan memulai evaluasi

99
f. Mengesampingkan gengsi para remaja tidak dapat perhatian,
g. Siap menerima kenyataan disekolah mendapat tekanan dari guru atau
Siapapun pada suatu saat bisa saja sistem kurikulum yang membuat mereka
terjatuh ke dalam berbagai kenakalan dan frustasi, ditengah masyarakat menyaksikan
perilaku tidak terpuji lainnya. Dengan ketimpangan keadilan.
melakukan evaluasi secara jujur dan f. Melalaikan kewajiban
terbuka, semua perilaku kenakalan dapat Hal ini merupakan yang umum terjadi
dianalisis dengan cermat. Tanpa pada remaja. Mereka cenderung meng-
mengetahui sebabnya mustahil kenakalan abaikan segala kewajiban apalagi ke-
para orangtua dapat diselesaikan dengan wajiban tersebut memberatkan. Sebagai
tuntans. Sebaliknya kenakalan tersebut contoh: pembelajaran yang terlalu berat
akan terus hidup menggurita dan mencari sedangkan orangtua menuntut nilai yang
korban-korban baru setiap hari. tinggi.
6. Kenakalan Remaja Cerminan Peran orangtua sangat penting dalam
Kenakalan Orangtua pembentukan watak dan tata nilai anak
Bentuk kenakalan remaja yang remaja yang kelak menjadi identitasnya.
seringkali memusingkan kepala orangtua Seringkali remaja memandang rumah
adalah sebagai berikut: sebagai penjara baginya dan kedua
a. Pornografi orangtua tidak lebih sebagain makhluk
Banyak remaja yang terlibat dalam yang menciptakan peraturan dan larangan.
pornografi dan memanjakan dirinya demi Komunikasi antara orangtua dan anak
kepuasan diri dan pemujaan terhadap sangatlah penting sehingga orangtua
paham hedonisme. Tetapi siapakah yang sepenuhnya memberikan perhatian apad
merancang pornografi dan mengajarkan perkembangan anaknya. Namun, para ibu
seks bebas? Bukankah orang dewasa yang jarang berkumpul dengan anak, kurang
lebih dahulu meracuni sistem penalaran memperhatikannya dan memberi
mereka? kebebasan kepada anak dalam bergaul dan
b. Penentangan beraktivitas di luar rumah bersama teman-
Ada sejumlah orangtua yang tidak temannya. Hal ini sesuai dengan Teori
mampu membedakan antara menegakkan Kepemimpinan Bebas (Laissez Faire).
disiplin dengan menegakkan wibawa Berdasarkan teori ini, seorang
sehingga banyak remaja yang teraniaya pemimpin memberikan kebebasan seluas-
secara psikologis oleh orangtua mereka luasnya kepada para pengikutnya dalam
sendiri. Inti pemberontakan remaja adalah hal menentukan aktivitas mereka. Ia tidak
ingin mendapatkan kemerdekaan, berpartisipasi, atau apabila hal itu
pengakuan eksistensi dan perhatian dilakukannya, maka partisipasi tersebut
orangtua. hampir tidak berarti (Winardi, 2000).
c. Perkelahian Beberapa unsur yang mendorong remaja
Remaja laki-laki pada umumnya ingin cenderung nakal dan membangkang:
menyatakan identitasnya dengan me- a. Perceraian orangtua
nunjukkan keberanian. b. Pengaruh tontonan
d. Narkoba c. Remaja hasil hubungan gelap
Sebenarnya para remaja adalah korban d. Penelantaran
permainan orang dewasa yang ingin e. Otoritas
mengeruk keuntungan sebesar-besarnya f. Perbedaan pola pikir
dengan mengorbankan mereka. g. Lingkungan
e. Tindakan kriminal Beberapa perilaku orangtua yang
Banyak pelajar yang terlibat perbuatan seringkali sangat berpotensi memicu
kriminal, penodongan, pemerkosaan, dari perseteruan antara orangtua-remaja
mana mereka belajar semua ini? Dirumah adalah

100
a. Permusuhan yang baik, kalau pengalamannya tentang
b. Kemarahan kejahatan dia menjadi anak jahat.
c. Perlindungan berlebihan Hal ini juga sesuai dengan pendapat
d. Disiplin tidak jelas Ihsan (2010) yang menyatakan bahwa
e. Pertengkaran secara fungsional struktural, masyarakat
f. Perlakukan suami terhadap istri ikut mempengaruhi terbentuknya sikap
dan sebaliknya sosial para anggotanya melalui berbagai
Faktor-faktor penyebab terjadinya pe-ngalaman yang berulang kali.
kenakalan remaja seperti yang dijelaskan Budiningsih (2004) juga mengatakan
di atas merupakan faktor penyebab internal bahwa pada umum-nya seseorang berusaha
dan eksternal. Faktor penyebab internal menyesuaikan diri dengan lingkungannnya
adalah faktor penyebab yang berasal dari baik lingkungan fisik, psikis maupun
dalam diri remaja karena pilihan, motivasi rohaniah.
atau kemauannya sendiri untuk melakukan Menyesuaikan diri berarti mengubah
kenakalan. Hal ini sesuai dengan pendapat diri sesuai dengan situasi lingkungan
Jensen dalam Sarwono (2011) yaitu Teori (autoplastis) tetapi juga mengubah diri
Rational Choice yang menyatakan bahwa sesuai dengan keadaan (keinginan) dirinya
kenakalan yang dilakukan oleh remaja (aloplastis). Faktor teman sepermainan
terjadi karena pilihannya sendiri, interes, juga sangat mempengaruhi sikap para
motivasi atau kemauannya sendiri. Faktor remaja karena keberadaan teman kelompok
penyebab eksternal adalah faktor penyebab sangat dibutuhkan untuk saling mengenal
terjadinya kenakalan remaja yang berasal sifat-sifat dari teman dalam pergaulannya.
dari luar diri anak, seperti faktor yang Bila teman baik, maka anak akan
berasal dari lingkungan, pengaruh teman terpengaruh menjadi baik, tetapi jika teman
sepermainan dan ketersediaan waktu orang sepermainan anak banyak yang
tua untuk mendidik anaknya. menimbulkan perbuatan negatif maka
Lingkungan masyarakat adalah salah dapat mempengaruhi sikap anak untuk
satu faktor yang dapat membentuk per- berbuat ke arah yang negatif pula. Hal ini
kembangan jiwa anak. Anak akan berbuat sesuai dengan pendapat Jensen yang
baik atau buruk dapat bergantung pada mengatakan bahwa Differential association
kondisi lingkungan masyarakat di mana kenakalan remaja adalah sebagai akibat
anak tersebut tinggal. Di lingkungan dari salah pergaulan. Anak-anak yang
masyarakat anak hidup dan bergaul dengan nakal karena bergaulnya dengan anak-anak
orang lain dan mendapat pengalaman yang nakal juga (Sarwono, 2011).
tentang hidup. Pergaulan yang dilakukan Terhadap penjabaran di atas, maka
anak tersebut sedikit banyak akan orangtua harus melakukan pengawasan.
membawa berbagai pengaruh bagi anak. Semua pengawasan yang lebih berorientasi
Jika teman sepermainan anak baik maka kepada pengawasan fisik tidak akan
anak akan terpengaruh menjadi baik banyak membawa manfaat. Seperti apapun
begitupun sebaliknya. ketat pengawasan fisik, tetap terbuka
Hal ini sesuai dengan antithesis yang kelengahan yang bisa dimanfaatkan anak
dikemukakan oleh Locke dalam Sarwono remaja untuk melakukan pelanggaran.
(2011) yaitu jiwa manusia pada waktu Tugas untuk mendidik anak agar
dilahirkan adalah putih bersih, bertingkah laku yang baik, sopan, sesuai
pengalaman-lah (pendidikan, pergaulan, dengan norma dan tata krama masyarakat
dan lain-lain) yang akan menuliskan corak tetap menjadi tugas utama orang tua. Hal
jiwa manusia selanjutnya. Seorang anak ini sesuai dengan pendapat Ihsan (2010)
akan menjadi baik atau jahat tergantung yang mengatakan bahwa: “Keluarga adalah
dari pengalaman. Kalau anak mendapat lembaga pendidikan yang pertama dan
pengalaman baik dia akan menjadi anak utama dalam masyarakat karena dalam

101
keluargalah manusia dilahirkan, tawakal, sopan santun, berhati lapang,
berkembang menjadi dewasa. Bentuk dan berdisiplin, ber-kemauan keras, bersahaja,
isi serta cara-cara pendidikan di dalam bertanggung jawab, bertenggang rasa,
keluarga akan selalu mempengaruhi jujur, mandiri, manusiawi, mawas diri,
tumbuh dan berkembangnya watak, budi mencintai ilmu, menghargai karya orang
pekerti dan kepribadian tiap-tiap manusia.” lain, kasih sayang, mempunyai rasa malu,
Ibu harus memperhatikan per- rasa percaya diri, rela berkorban, rendah
kembangan dan mendidik anak secara hati, sabar, semangat, kebersamaan,
lebih intensif, terlebih ketika anak sportif, taat asas, takut bersalah, tegar,
menginjak masa remaja karena masa rukun, tepat janji, terbuka dan ulet.”
remaja merupakan masa pencarian jati diri D. KESIMPULAN
dan merupakan masa yang rentan terhadap Mengenai penyebab kenakalan remaja,
pengaruh-pengaruh negatif dari luar. Anak kita melupakan sesuatu, yaitu hukum
akan belajar, berlatih dan meniru perilaku kausalitas. Sebab, dari kenakalan seorang
moral orang-orang yang berada di remaja selalu dikristalkan menuju faktor
sekitarnya terutama ibu sebagai orang yang eksternal lingkungan yang jarang
terdekat dengan anak. Kenyataan memperhatikan faktor terdekat dari
menunjukkan bahwa orangtua yang lingkungan remaja tersebut dalam hal ini
berhasil mengendalikan perilaku anak orang yaitu keluarga. Karena keluargalah
remajanya untuk menghindari berbagai lingkungan yang merupakan pendidikan
kenakalan adalah mereka yang memahami pertama bagi anak.
bahwa menjadi orangtua adalah suatu Untuk membentengi diri dari pengaruh
tanggung-jawab yang menyenangkan, agar kita tidak ikut andil dalam kenakalan
bukan beban yang memberatkan. remaja maka hendaknya kita melakukan
Keteladanan merupakan pengajaran upaya pencegahan.
terbaik bagi remaja, karena melalui Dari remaja sendiri, harus mampu
keteladanan yang baik tentu saja akan membentengi diri dengan cara
menampilkan gambar yang jernih, meningkatkan dan membangun kehidupan
sebaliknya teladan yang buruk pasti iman sesuai dengan agama dan keyakinan
menampilkan gambar yang buruk juga yang kita anut, artinya remaja harus
(Surbakti, 2008:191-216). Oleh karena itu, sungguh-sungguh menjalankan ajaran-
pentingnya orangtua dalam meredam ajaran dan perintah agama dengan baik
keegoisan pada remaja, seperti sehingga tidak terjerumus kedalam hal
memberikan kepercayaan pada remaja yang negatif.
dalam memilih masa depannya. Selain itu, Dari orang tua harus membimbing,
para orangtua tetap perlu melakukan membina, dan mengarahkan kehidupan
pengarahan dan pengawasan agar anak keagamaan anaknya sejak dini. Karena
remaja mereka tidak melakukan ternyata banyak orang tua yang tidak dapat
penyimpangan perilaku yang akan berperan sebagai orang tua yang
menjerumuskan mereka pada hal-hal yang seharusnya. Kurang tersedianya waktu
tidak baik. orang tua untuk mendidik anak karena
Bentuk pendidikan yang diterapkan kesibukannya bekerja dan menyelesaikan
oleh orang tua dalam keluarga akan tugas rumah tangga, tidak adanya
mempengaruhi sikap dan perilaku anak pengawasan dari orang tua atau saudara,
dalam kehidupan sehari-hari baik di pengaruh lingkungan sekitar tempat tinggal
lingkungan keluarga, sekolah maupun anak, pengaruh teman sepermainan,
masyarakat. Hal ini sejalan dengan ketidaktegasan, ketidak jujuran, egois,
pendapat Zubaedi (2005) yaitu: “Diantara terlalu mengatur sehingga anak mencari
nilai-nilai yang perlu dididikkan kepada pelampiasan diluar rumahnya. Orangtua
anak adalah beriman dan bertaqwa, seharusnya bukan hanya menyediakan

102
materi dan sarana serta fasilitas bagi si Makalah Disampaikan pada kegiatan
anak tanpa memikirkan kebutuhan PPL KKN SMAM Yogyakarta.
batinnya. Orang tua juga sering menuntut
banyak hal tetapi lupa untuk memberikan Ekowarni, E. 1993. Kenakalan Remaja
contoh yang baik bagi si anak. Suatu Tinjauan Psikologi. Bulletin
Peran orang tua dalam mencegah Psikologi.
kenakalan anak remajanya berjalan kurang Gunarsa. 2003. Psikologi Remaja. Jakarta:
efektif. Faktor pendukung orang tua dalam Gunung Mulia.
mencegah kenakalan anak remajanya yaitu Hardjono, Winardi. 2000. Manajemen
menjadikan anak sebagai teman yang Pemasaran dan Perilaku Konsumen.
selalu mendukung pola pikirnya untuk Bandung: Penerbit Sinar Baru:
memperoleh masa depan yang baik, Hurlock, E.B. (2000). Psikolog
memberikan kebebasan terhadap anak perkembangan. Edisi 5. Jakarta:
untuk memilih kegiatan yang positif dan Erlangga
lalukan pengawasan terhadap anak. Ihsan, Fuad. 2010. Dasar-Dasar
Orang selalu menilai bahwa banyak Kependidikan. Jakarta: PT. Rineka
kasus kenakalan remaja terjadi karena Cipta
lingkungan pergaulan yang kurang baik, Kartono, K. (2006). Patologi sosial 2
seperti: pengaruh teman yang tidak benar, kenakalan remaja. Jakarta: Raja
pengaruh media massa, pengaruh teknologi Grafindo Persada.
sampai pada lemahnya iman seseorang. Khairuddin. 2002. Sosiologi Keluarga.
Dari pihak guru di sekolah, membawa Yogyakarta: Liberty
materi budi pekerti dalam pembelajaran di Musen, dkk. 1994. Perkembangan dan
kelas; menjadi guru yang humanis, kepribadian Anak. Jakarta: Arcan
sehingga dekat dengan siswa selain Sarwono, S.W. 2011. Psikologi Remaja.
menjadi panutan bagi siswanya. Guru Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
harus bisa menjadi teman bagi peserta Wildaniah. (2007). Mengenali karakter
didiknya, sehingga jika peserta didik anak broken home.
memiliki masalah atau kendala mereka Http://www.pikiranrakyat.com/cetak/2
tidak sungkan lagi untuk bercerita agar 007/022007/24/99forum guru.htm-
masalahnya bisa terselesaikan 23k. diakses 7 mei 2007
Guru dan masyarakatpun perlu Winardi. 2000. Kepemimpinan Dalam
memperhatikan perkembangan remaja Manajemen. Jakarta: Rineka
yang sekarang bahkan kelakuannya tidak Cipta.
sesuai dengan umurnya. Karena tugas Zubaedi. 2005. Pendidikan Berbasis
pendidik disekolah yang akan membentuk Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka
anak yang akan berguna bagi bangsa dan Pelajar.
negara. Selain itu, sikap serta apa yang
dilakukan masyarakat sekitar pun bisa
mempengaruhi remaja untuk berbuat
kebaikan jika masyarakat meberikan
contoh yang baik pula.
E. DAFTAR PUSTAKA
Andi Mapiare, 1988. Psikologi Remaja.
Surabaya: Usaha Nasional.
Budiningsih, Asri. 2004. Pembelajaran
Moral. Jakarta: Rineka Cipta

Eliasa, Eva Imania (2007). Kenakalan


Remaja: Penyebab dan Solusinya.

103

Anda mungkin juga menyukai