Anda di halaman 1dari 11

AKHLAK

DISUSUN OLEH :

ASMAH (1921201003)
ASMALUDDIN (19212010 )
MOHAMMAD RESKY AL-FAJIR (1921201168)

DOSEN PENGAMPU:
USMAN S.Pd.I., M.Pd.I

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


STAY YPIQ (BAU-BAU)
2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah rabbal’alamin, Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT


karna atas rahmad,taufiq, hidayah dan inaya-nya yang telah dianugrahkan-nya
kepada kami berupa akal dan fikiran yang jernih sehinga kami bisa menyelesaikan
tugas makalah yang sangat sederhana ini.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada sang figur ummat,
pembawa rahmat yang telah membawa ummat manusia dari alam kegelapan
menuju amal yang terang menerang seperti seperti sekarang ini yaitu Nabiyullaah
Muhammad ‫ﷺ‬.
Kemudian terimakasih juga kami ucapkan kepada Bapak Usman S.Pd.I.,
M.Pd.I selaku dosen mata kuliah Meateri PAI yang telah memberikan kesempatan
kepada kami untuk melakukan pengkajian “Akhlak”
Terakhir, kami juga menyadari bahwa apa yang kami tulis didalam
makalah ini masih banyak memiliki kekurangan dan kesalahan baik dari segi
bahasa, penulisan, bahkan isinya. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan
dan kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kritik yang bersifat
membangun sangatlah kami harapkan demi kesempurnaan tugas ini

Baubau 12 April 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak................................................................................2
B. Pembagian Akhlak...............................................................................2
BAB III PENUTUP
Kesimpulan………………..………………….………………………7
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia bukanlah malaikat yang lepas dari kesalahan dan dosa, sanggup
beribadah dan bertasbih selamanya, akan tetapi manusia adalah makhluk yang
diberikan dan dibekali oleh Allah akal dan nafsu ditambah lagi dengan qalbu
kesinambungan akal dan nafsu disertai dengan hati yang bersih menjadikan
manusia mendapatkan derajat yang tinggi.
Jika kita menengok kembali sejarah kebelakang sebelum islam itu datang,
kita dapat menemukan refernsi-referensi tentang betapa buruk dan tercelanya sifat
para kaum-kaum jahiliyah yang tidak mempunyai peradaban yang murni mereka
hanya mengumbar nafsu belaka tanpa mementingkan etika yang baik dan mulia.
Ini semua adalah disebabkan oleh tidak adanya aturan dalam hidup, oleh sebab itu
Allah SWT mengutus seorang nabi yang merupakan nabi dan rosul terakhir yang
diutus hingga akhir zaman untuk menyempurnakan akhlak dimuka bumi ini yaitu
Rasulullah ‫ﷺ‬.
Maka dengan adanya pengutusan nabi dan rosul terakhir ini terbukti
adanya perubahan yang sangat signifikan yang merubah dari zaman kegelapan
menjadi zaman terang benderang. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
akan mencoba menelusur lebih jauh seputar akhlak.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Akhlak?
2. Bagaimanakah Pembagian Akhlak?

C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui bagaimanakah hubungan manusia dengan akhlaknya

yang mempengaruhi caranya dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perngertian Akhlak

Kata akhlak secara etimologis berasal dari Bahasa Arab “akhlak”


yang merupakan bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti,
perangai, tingkah laku atau tabiat. Secara terminologis Imam al-Ghazali
menyatakan bahwa akhlak adalah sifat tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan.

Menurut ‘Abdullah Darras Akhlak adalah sesuatu kekuatan dalam


kehendak yang mantap, kekuatan dan kehendak berkombinasi membawa
kecenderungan pada pemilih pihak yang benar (akhlak yang baik) atau
pihak yang jahat ( akhlak yang jahat).

Ahmad Muhammad al-Hufiy menyatakan bahwa akhlak bersifat


kejiwaan (nafsiyah) atau sesuatu yang abstrak (ma’nawiyah) dan bentuknya
yang tampak oleh kita dinamakan mu’amalah (Tindakan) atau perilaku.
Dengan demikian akhlak adalah sumber sedangkan perilaku adalah
merupakan bentuknya.

Dari pendapat para tokoh-tokoh diatas dapat disimpulkan bahwa


pengertian akhlak adalah suatu sikap atau kehendak manusia yang
daripadanya timbul perbuatan atau kebiasaan-kebiasaan dalam dirinya yang
kemudian memotivasi dirinya untuk melakukan perbuatan yang baik
maupun yang buruk secara mudah tanpa memerlukan bimbingan terlebih
dahulu.

B. Pembagian Akhlak
Akhlak dapat dibagi berdasarkan objeknya dan sifatnya.
Berdasarkan objeknya, akhlak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu akhlak

2
terhadap Khaliq (Allah) dan Akhlak terhadap makhluk. Sedangkan
berdasarkan sifatnya, akhlak terbagi menjadi dua bagian yaitu akhlak
mahmudah (akhlak terpuji) dan akhlak madhmumah (akhlak tercela).
1. Akhlak Berdasarkan Objeknya
a) Akhak terhadap Allah Swt.
Akhlak kepada Allah Swt, yaitu sikap/perbuatan yang seharusnya
dilakukan oleh manusia sebagai makhluk kepada Tuhan yang
Khaliq.
Diantara beberapa akhlak terhadap Allah adalah:
- Al-Hubb yaitu mencintai Allah melebihi cinta kepada apa dan
siapapun juga dengan mempergunakan firman-Nya dalam al-
Qur’an sebagai pedoman hidup.
- Al-Raja’ yaitu mengharapkan dan berusaha untuk memperoleh
keridhaan Allah.
- Qona’ah yaitu menerima dengan ikhlas semua qada dan qadar
Allah setelah berihtiyar secara maksimal.
- Taubat, bertaubat hanya kepada Allah. Taubat yang paling
tinggi adalah taubat nasuhah, yaitu benar-benar taubat, tidak
lagi melakukan perbuatan yang sama dilarang Allah, dan terrib
melaksanakan semua peintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
- Tawakal yaitu membebaskan hati dari segala ketergantungan
kepada selain Allah dan menyerahkan segala keputusan
seuntuhnya kepada-Nya. Seorang muslim hanya boleh
bertawakal kepada Allah semata.
- Ikhlas adalah berbaut tanpa pamrih, hanya semata-mata
mengharapkan ridha Allah. Menurut pendapat Yuhanar Ilyas
persoalan ikhlas itu ditentukan oleh tiga factor yaitu niat yang
ikhlas, beramal dengan sebaik-baiknya, dan pemanfaatan hasil
usaha yang tepat.
- Taqwa adalah seseorang memelihara dirinya dari segala sesuatu
yang mengundang kemarahan Tuhannya dan dari segala

3
sesuatu yang mendatangkan kejelakan, baik bagi dirinya
maupun orang lain.
- Zikr Allah (mengingat Allah). Mengingat Allah merupakan asal
dari setiap ibadah kepada Allah Swt. Karena merupakan
pertanda hubungan antara hamba dan pencipta pada setiap saat.
- Al-Shukr. Syukur merupakan sikap di mana seseorang
menggunakan nikmat yang diberikan Allah Swt untuk
melakukan maksiat kepada-Nya.
b) Akhlak terhadap Makhluk
1) Akhlak terhadap Rasulullah Saw. Diantaranya yaitu:
- Mencintai dan memuliakan Rasulullah Saw.
- Mengikuti dan mentaati Rasulullah Saw.
- Menjadikan Rasulullah sebagai idola, suri tauladan
dalam kehidupan, dan lain sebagainya.
2. Akhlak terhadap orang tua
Seorang muslim berkeyakinan terhadap hak dan kewajiban
menghormati, mentaati dan berbuat baik terhadap kedua orang
tua. Bukan hanya karena keduanya merupakan fakotr penyebab
keberadaannya atau keduanya lebih dahulu berbuat kebajikan
kepadanya sehingga dia wajib membalas budi yang setara
dengan mereka. Allah telah mewajibkan untuk mentaati dan
berbuat kebajikan kepada keduanya. Sebagaimana firman Allah
Swt. Dalam surat al-Isra’ ayat 23 yaitu:

 ‫اِيَّاهُ َوبِ ْال َوالِ َدي ِْن اِحْ ٰسنً ۗا اِ َّما يَ ْبلُ َغ َّن‬
‫ضى َرب َُّك اَاَّل تَ ْعبُ ُد ْٓوا آِاَّل‬ ٰ َ‫َوق‬
ٍّ ُ‫ك ْال ِكبَ َر اَ َح ُدهُ َمٓا اَ ْو ِك ٰلهُ َما فَاَل تَقُلْ لَّهُ َمٓا ا‬
‫ف َّواَل تَ ْنهَرْ هُ َما‬ َ ‫ِع ْن َد‬
‫َوقُلْ لَّهُ َما قَ ْواًل َك ِر ْي ًما‬
Terjemahnya: “Dan Tuhan memrintahkan supaya kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada
ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang

4
diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut
dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah
kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia.”

3. Akhlak terhadap keluarga


Akhlak orangtua diatas sangat erat kaitannya dengan akhlak
atau lingkungan keluarga. Akhlak di lingkungan keluarga
menciptakan dan mengembangkan rasa kasih saying antara
anggota keluarga yang diungkapkan dalam bentuk komunikasi,
baik komunikasi dalam bentuk perhatian melalui kata-kata,
maupun perilaku.
4. Akhlak terhadap tetangga dan masyarakat
Akhlak terhadap tetangga diwujudkan dalam bentuk saling
mengunjungi, membantu diwaktu senang terlebih diwaktu
susah, saling beri-memberi, saling hormat menghormati, saling
menghindari pertengkaran dan permusuhan.
Adapun akhlak dalam masyarakat dapat diwujudkan dalam
bentuk memuliakan tamu, menghormati nilai dan norma yang
ada di masyarakat, saling menolong dalam melakukan
kebajikan dan taqwa, menganjurkan anggota masyarakat dan
diri sendiri berbuat baik dan mencegah perbuatan keji dan
munkar. Memberi makan fakir miskin dan berusaha
melapangkan hidupnya untuk bermusyawarah dalam segala
urusan mengenai kepentingan bersama, mentaati putusan yang
diambil dan menepati janji.
5. Akhlak terhadap Diri Sendiri
Adapun termasuk akhlak seseorang terhadap dirinya sendiri
mencakup:

5
- Sabar, sabar berarti tabah hati atau pengendalian nagsu dan
penerimaan terhadap apa yang menimpanya dengan sikap baik
dan positif.
- Amanah, adalah suatu sikap dan sifat pribadi yang setia, jujur,
dan bertanggung jawab dalam melaksanakan sesuatu yang
dipercayakan kepadanya, berupa harta benda, rahasia maupun
tugas kewajiban.
- Al-Sidq. berarti benar, jujur. Benar dan jujur dalam hal ini
adalah baik di dalam perkataan maupun perbuatan.
- Menepati janji. Janji merupakan hutang yang harus dibayar.
Janji yang kita ucapkan mengandung tanggung jawab. Janji
yang tidak dipenuhi akan mengandung akibat di kemudian hari.
2. Akhlak Berdasarkan Sifatnya
a) Akhlak Mahmudah (terpuji)
Merupakan salah satu tanda kesempurnaan iman. Tanda tersebut
dimanifestasikan dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk
perbuatan-perbuatan yang sesuai ajaran-ajaran yang terkandung
dalam al-Qur’an dan Hadist.
b) Akhlak Madhmumah (akhlak tercela)
Merupakan tingkah laku tercela yang dapat merusak keimanan
seseorang dan menjatuhkan martabatnya sebagai manusia.
Bentuk-bentuk akhlak madhmumah ini bisa berkaitan dengan
Allah, Rasulullah, diri sendiri, keluarga, masyarakat.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dipaparakan penulis tentang akhlak
maka dapat disimpulkan.

Akhlak adalah suatu sikap atau kehendak manusia yang daripadanya


timbul perbuatan atau kebiasaan-kebiasaan dalam dirinya yang kemudian
memotivasi dirinya untuk melakukan perbuatan yang baik maupun yang
buruk secara mudah tanpa memerlukan bimbingan terlebih dahulu.

Akhlak dapat dibagi berdasarkan objeknya dan sifatnya.


Berdasarkan objeknya, akhlak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu akhlak
terhadap Khaliq (Allah) dan Akhlak terhadap makhluk diantaranya akhlak
terhadap Rasulullah, orangtua, tetangga dan masyaraiat, dan diri sendiri.
Sedangkan berdasarkan sifatnya, akhlak terbagi menjadi dua bagian yaitu
akhlak mahmudah (akhlak terpuji) dan akhlak madhmumah (akhlak tercela).

B. Saran
Sebagai seorang muslim terlebih sebagai seorang penuntut ilmu, sudah
sepatutnya dalam menjalani kehidupan kita sehari-hari selalu mencerminkan
akhlak mahmudah (akhlak terpuji) sebagaimana yang telah dicontohkan oleh
Rasulullah ‫ﷺ‬, yang juga menggambarkan keilmuan kita yang telah
mempelajari dan memahami betapa pentingnya untuk selalu berakhlak baik.

7
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Rosihin dan Saehuddin. Akidah dan Akhlak. Cet.I; Bandung: CV. Pustaka
Setia. 2016
Darsono, T. Ibrahim. Membangun Akidah dan Akhlak, Solo : PT. Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri, 2008
Tentang Akhlak. Dalam https://makalah4you.wordpress.com/2011/10/05/4/. Pada
tanggal 12 April 2022

Anda mungkin juga menyukai