Maria Irene-Tugas Manajemen Pelayanan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MANAJEMEN PELAYANAN FISIOTERAPI

NAMA : Maria Irene Simanjuntak


NIM : 2062030025
DOSEN : Novlinda Susy A.Manurung,S.Ft.,M.M

1. PMK 2015 : Peraturan Menteri Kesehatan republik Indonesia nomor 65 TAHUN 2015
Tentang “STANDAR PELAYANAN FISIOTERAPI”

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 24 ayat (3)


Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
dan Pasal 66 ayat (3) Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2014 tentang Tenaga Kesehatan, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Kesehatan tentang Standar Pelayanan
Fisioterapi.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063)

2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang


Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607)

3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2013


tentang Registrasi Tenaga Kesehatan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 977)

4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 80 Tahun 2013


tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik
Fisioterapis (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 1536)
2. Alur perawatan rawat inap
ALUR RAWAT JALAN
Alur proses fisioterapi

jika fisioterapi tidak mengikuti alur yang ada /melakukan penyimpangan akan terjadi risiko
kesalahan kepada pasien dan dapat terkena sanksi.
3. Proses fisioterapi :
1. Asesmen diarahkan pada diagnosis fisioterapi,seperti memuat data anamnesa
Pada risiko : jika tidak melakukan asesmen akan dapat berisiko salah nama
pasien,dan data” Riwayat penyakit sebelumnya.
2. Diagnosis
Risiko : jika tidak melakukan diagnosis dengan benar dan tepat akan berisiko salah
pada gerak dan fungsi,dan salah pada gangguan kelemahan,limitasi fungsi pada
pasien/klien.
3. Planning
Risiko : jika diagnosis kepada pasien tidak tepat maka akan berisiko pada planning
yang akan dilakukan treatment pada pasien/klien.sehingga dapat salah perhitungan
strategi,rancangan yang dibuat untuk tujuan pasien tidak tepat sehingga hasil tidak
akan optimal.
4. Intervensi : intervensi di-implementasikan dan dimodifikasikan untuk mencapai
tujuan yang disepakati termasuk penanganan manual seperti :
Peningkatan Gerakan : peralatan elektrofisis,peralatan fisis
Pelatihan fungsional dll
Risiko : jika salah intervensi kepada pasien akan dapat mengakibatkan yang fatal
pada tubuh pasien,misalnya menggunakan IR tidak sesuai dengan metode kulit pasien
akan terasa terbakar,dan jika alat rusak/tidak di cek stop kontaknya dapat
menyebabkan dampak negative pada pasien sekaligus ruangan tersebut dapat
terbakar.
5. Evaluasi
Risiko : pasien tidak berkembang dalam pemulihannya yang dapat terjadi pasien tidak
melakukan Latihan mandiri dirumah/malas melakukan Latihan mandiri dengan tidak
teratur sehingga dapat membuat pasien terhambat dalam pemulihannya.sehingga saat
evaluasi tidak ada perkembangan pada pasien.

4. Arti risiko : kejadian yang tidak diinginkan/ suatu kondisi yang belum pasti, tetapi
mengandung unsur bahaya sebagai konsekuensi atau akibat dari sesuatu. Sekali lagi,
sesuatu ini adalah usaha, bisnis, aktivitas, maupun keputusan yang diambil.
Terdapat beberapa jenis risiko :
- Pure risk/risiko murni
- Speculative Risk atau Risiko Spekulatif
- Partikular Risk atau Risiko Khusus
- Fundamental Risk atau Risiko Fundamental
5. Antisipasi risiko biasanya dibuat dengan ISO Guide 73
a. Assessment Risiko adalah keseluruhan proses yang meliputi identifikasi
risiko, analisa risiko dan evaluasi risiko (ISO Guide 73 definisi 3.4.1)
b. Dampak (Consequence) adalah akibat dari suatu peristiwa yang
mempengaruhi sasaran (ISO Guide 73 definisi 3.6.1.3)
c. Kebijakan Manajemen Risiko adalah pernyataan terhadap keseluruhan
maksud dan arah manajemen risiko organisasi (ISO Guide 73 definisi
2.1.2)
d. Kemungkinan (Likelihood) adalah kesempatan/kemungkinan sesuatu
terjadi (ISO Guide 73 definisi 3.6.1.1)
2. kerangka manajemen ISO Guide 73 definisi 2.1.1
3. Komunikasi dan Konsultasi adalah proses yang berulang dan berkelanjutan antara
organisasi dengan para pemangku kepentingannya (stakeholders) yang saling
memberikan, berbagi informasi serta melakukan dialog terkait dengan
pengelolaan risiko (ISO Guide 73 definisi 3.2.1)
4. Kriteria Risiko adalah kerangka acuan untuk mengukur besaran risiko yang akan
dievaluasi (ISO Guide 73 definisi 3.3.1.3)
5. 10.Manajemen Risiko adalah upaya organisasi yang terkoordinasi untuk
mengarahkan dan mengendalikan risiko (ISO GUIDE 73 definisi 2.1)
6. Menetapkan Konteks (ISO Guide 73 definisi 2.4)
7. Paparan (Exposure) (ISO Guide 73 definisi 3.6.1.2)
8. Pemangku Kepentingan (Stakeholders) (ISO Guide 73 definisi 3.2.1.1);
9. Pemantauan (Monitoring) (ISO Guide 73 definisi 3.8.2.1);
10. Pemilik Risiko (Risk Owner) (ISO Guide 73 definisi 3.5.1.5)
11. Pengendalian adalah upaya-upaya untuk merubah risiko (ISO Guide 73 definisi
3.8.1.1)
12. Pengkajian (Review) (ISO Guide 73 definisi 3.8.2.2)
Catatan: Review dapat dilakukan terhadap kerangka kerja manajemen risiko,
proses manajemen risiko, perlakuan risiko ataupun pengendalian risiko.
13. Peristiwa (Event) (ISO Guide 73 definisi 3.5.1.3)
14. Perlakuan Risiko (ISO Guide 73 definisi 2.1)
15. Probabilitas (Probability) (ISO Guide 73 definisi 3.6.1.4)
16. Profil Risiko (ISO Guide 73 definisi 3.8.2.5)
Catatan: Kelompok risiko dapat berisikan risiko-risiko yang terkait dengan
seluruh organisasi atau hanya sebagian dari organisasi atau dari suatu
proyek/proses.
17. Proses Manajemen Risiko (ISO Guide 73 definisi 3.1.)
18. Rencana Manajemen Risiko (ISO Guide 73 definisi 2.1.3)
19. Risiko (Risk) (ISO Guide 73 definisi 1.1)
20. Risiko Tersisa (Residual Risk) (ISO Guide 73 definisi 3.8.1.6)
21. Selera Risiko (Risk Appetite) (ISO Guide 73 definisi 3.7.1.2)
22. Sumber Risiko (ISO Guide 73 definisi 3.5.1.2)
23. Toleransi Risiko (Risk Tolerance (ISO Guide 73 definisi 3.7.1.3).
Catatan : Toleransi risiko dapat dipengaruhi oleh persyaratan hukum dan
peraturan perundangan

Anda mungkin juga menyukai