Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
هّٰلِل
لح ْم ُد هللاُ اَ ْكبَ ُر َكبِ ْيرًا، هللاُ َأ ْكبَ ُر (× )٣هللاُ َأ ْكبَ ُر (× )٣هللاُ َأ ْكبَ ُر (×َ )٣و ِ ْا َ
ص ْيالً ،الَاِلهَ اِالَّ هللاُ َوهللاُ اَ ْكبَرُ ،هللاُ اَ ْكبَ ُر َو ْال َح ْم ُد هّٰلِل ِ َكثِ ْيرًاَ ،و ُسب َْح َ
ان هللاِ بُ ْك َرةً َواَ ِ
هّٰلِل هّٰلِل
ضيَافَةً لِ ِعبا َ ِد ِه الصَّالِ ِحي َْنA. الح ْم ُد ِ الَّ ِذيْ َح َّر َم الصِّ يا َ َم َأيّا َ َم اَأل ْعيا َ ِد ِ َو ِ اَ ْل َح ْم ُAد َ
َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَِإ ٰلهَ ِإالَّهللاُ الَ َش ِري َ
ْك لَهُ الَّ ِذيْ َج َع َل ال َّجنَّةَ لِ ْل ُمتَّقِي َْن َوَأ ْشهَ ُAد َأ َّن َسيِّ َدنا َ
ٰ
صلِّ َو َسلِّ ْم اط ال ُم ْستَقِي ِْم .اللّهُ َّم َ
لى الصِّ َر ِ َو َم ْوالَنَا ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُهُ Aال َّد ِ
اع ْي ِإ َ
لى يَ ْو ِم لى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّمـ ٍد َو َعلَى آلِ ِه َوَأصْ حاَبِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َس ٍ
ان ِإ َ َوبا َ ِر ْك َع َ
ت ُأ ْو ِ
ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِس ْي بِتَ ْق َوى هللاِ فَقَ ْد فَ َ
از ال ِّدي َْنَ .أ َّما بَ ْع ُد .فَيَآَأيُّهَاال ُمْؤ ِمنُ ْو َن َوال ُمْؤ ِمنا َ ِ
ق تُقاَتِ ِه َوالَتَ ُم ْوتُ َّن ِإاَّل َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُم ْو َن .قَ َ
ال هللاُ تَ َعالَى: ال ُمتَّقُ ْو َنَ .واتَّقُ ْوا هللاَ َح َّ
ضى َرب َُّك اَاَّل تَ ْعبُ ُد ْٓوا آِاَّل اِيَّاهُ َوبِ ْال َوالِ َدي ِْAن اِحْ ٰسنً ۗا اِ َّما يَ ْبلُ َغ َّن ِع ْن َد َ
ك ْال ِكبَ َر َوقَ ٰ
اَ َح ُدهُ َمٓا اَ ْو ِك ٰلهُ َما فَاَل تَقُلْ لَّهُ َمٓا اُ ٍّ
ف َّواَل تَ ْنهَرْ هُ َما َوقُلْ لَّهُ َما قَ ْواًل َك ِر ْي ًما َو ْ
اخفِضْ
الذلِّ ِم َن الرَّحْ َم ِة َوقُلْ رَّبِّ ارْ َح ْمهُ َما َك َما َرب َّٰينِ ْي َ
ص ِغ ْيرًاۗ اح ُّ لَهُ َما َجنَ َ
Maasyiral Muslimin wal Muslimat jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah, Tiada
kalimat lain yang paling layak kita ungkapkan pada kesempatan yang mulia ini,
selain kalimat Alhamdulillahirabbil alamin, puja dan puji syukur kepada Allah swt
Tuhan semesta alam yang telah menganugerahkan nikmat yang tidak bisa kita
hitung satu persatu. Di antara nikmat agung itu adalah masih diberinya kita
kemampuan untuk menghirup udara dunia sekaligus anugerah umur panjang
sehingga kita masih bisa beribadah kepada-Nya serta masih berkesempatan untuk
berkumpul bersama orang-orang yang kita cintai di sekeliling kita. Semua ini
adalah nikmat yang agung. Terlebih pada momentum Hari Raya Idul Fitri yang
menjadi perayaan kemenangan dan kebahagiaan. Sebuah hari raya di mana takbir,
tahmid, dan tahlil berkumandang di berbagai penjuru dunia menandai kembalinya
fitrah umat Islam seperti bayi yang terlahir kembali ke dunia ini. Maasyiral
Muslimin wal Muslimat jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah, Dalam catatan
sejarah, awal mula dilaksanakannya hari raya Idul Fitri adalah pada tahun ke-2
Hijriah. Saat itu kaum Muslimin mendapatkan kemenangan besar dalam perang
Badar. Perayaan kemenangan yang diraih umat Islam pada waktu itu, secara tidak
langsung merayakan dua kemenangan yakni kemenangan atas telah paripurnanya
menjalankan kewajiban puasa di bulan Ramadhan dan kemenangan dalam perang
badar. Dalam tradisi bangsa Indonesia, Hari Raya Idul Fitri terkenal dengan nama
Lebaran. Para ahli bahasa menyebut bahwa kata Lebaran salah satunya berasal
dari bahasa Jawa yakni ‘lebar’ yang memiliki arti 'selesai'. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia sendiri, kata Lebaran dimaknai sebagai hari raya umat Islam
yang jatuh pada 1 syawal setelah selesai menjalankan ibadah puasa selama bulan
Ramadhan. Makna ini selaras dengan kenyataan, bahwa pada hari Lebaran, kita
sudah selesai menjalankan kewajiban berpuasa dan mewujudkannya dalam bentuk
perayaan kebahagiaan sebagai wujud syukur kepada Allah swt. Pada hari ini kita
berbahagia bersama dan saling menyampaikan doa dengan berbagai bentuk redaksi
seperti: ‘taqabbalallahu minnaa wa minkum’ yang artinya “semoga Allah
menerima (amal ibadah Ramadlan) kita”. Dan juga doa “wa ja’alanallaahu wa
iyyaakum minal ‘aaidin wal faaiziin’ yang artinya ‘Semoga Allah menjadikan kita
termasuk orang-orang yang kembali dan orang-orang yang beruntung atau
menang.’ Sebuah doa yang berisi harapan mendalam agar setelah melaksanakan
rangkaian ibadah di bulan Ramadhan ini kita akan benar-benar kembali suci dan
beruntung mencapai kemenangan dengan predikat sebagai orang-orang yang
bertakwa.
Hal ini telah Allah sebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 183:
ب َعلَى الَّ ِذي َْن ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم َ ِٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْوا ُكت
َ ِب َعلَ ْي ُك ُم الصِّ يَا ُم َك َما ُكت
تَتَّقُ ْو ۙ َن
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
هللاُ َأ ْكبَ ُر َوهّٰلِل ِ ْال َح ْم ُد،ُ َوهللاُ َأ ْكبَر،ُهللاُ َأ ْكبَ ُر هللاُ َأ ْكبَ ُر هللاُ َأ ْكبَ ُر الَ ِإلهَ ِإالَّ هللا
Kebahagiaan yang kita rasakan ini tentu sangat kurang lengkap jika dirayakan
sendiri. Kebahagiaan akan terasa lebih nikmat jika bisa dirayakan dengan
berkumpul bersama orang-orang yang kita cintai. Hal inilah yang memunculkan
sebuah tradisi ritual di negara kita yakni Mudik. Sebuah tradisi berisikan kerinduan
di tanah rantau untuk pulang melihat kembali tanah kelahiran. Sebuah tradisi luhur
untuk kembali lagi berkumpul dengan keluarga, mengingat kembali masa kecil
sekaligus bersimpuh sungkem dalam pelukan kedua orang tua. Mudik juga tidak
hanya memiliki dimensi makna sekedar pulang kampung saja. Di dalamnya
terkandung dimensi spiritual yang nilainya tidak bisa diukur dengan materi dunia.
Jarak jauh melintasi laut dan sungai, medan terjal dan jalan berliku, ditambah
waktu, tenaga, serta biaya yang harus dikeluarkan untuk mudik, tidak bisa
menghalangi rasa kangen yang membuncah kepada tanah kelahiran. Teknologi
canggih seperti telepon, media sosial, maupun video call juga tidak akan bisa
menggantikan kualitas pertemuan langsung dengan sanak kerabat kita di kampung
halaman. Kemewahan perkotaan tak kan bisa menggantikan manisnya kenangan
kesederhanaan bersama teman masa kecil yang selalu terbayang jelang lebaran.
Berbagai fasilitas di tanah rantau tidak bisa menghalangi pulang kampung menuju
ibu pertiwi walau berada di tengah hutan dan pucuk gunung yang tinggi sekalipun.
Kerinduan kepada tanah kelahiran seperti ini juga pernah dirasakan oleh Nabi
Muhammad saw seperti yang tersebut dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh
Imam Tirmidzi.
،ي ْ ” َما َأ: َال َرسُو ُل هَّللا ِ صلى هللا عليه وسلم لِ َم َّكة
َّ َطيَبَ ِك ِم ْن بَلَ ٍد َوَأ َحب َِّك ِإل َ َق
ُ َما َس َك ْن، َولَ ْوال َأ َّن قَ ْو ِمي َأ ْخ َرجُونِي ِم ْن ِك
ت َغي َْر ِك
Artinya: “Berkata Rasulullah saw, “Alangkah indahnya dirimu (Makkah).
Engkaulah yang paling ku cintai. Seandainya saja dulu penduduk Mekah tidak
mengusirku, pasti aku masih tinggal di sini” (HR al-Tirmidzi).
هللاُ َأ ْكبَ ُر َوهّٰلِل ِ ْال َح ْم ُد،ُ َوهللاُ َأ ْكبَر،ُهللاُ َأ ْكبَ ُر هللاُ َأ ْكبَ ُر هللاُ َأ ْكبَ ُر الَ ِإلهَ ِإالَّ هللا
Jika kita renungkan lebih mendalam, hakikat mudik adalah kembali ke pangkuan
orang tua. Sosok paling berjasa yang telah melahirkan kita ke dunia ini, sosok yang
telah menjadi pahlawan kesuksesan kehidupan kita. Janganlah sombong dengan
keberhasilan dan apapun yang telah kita raih dalam kehidupan ini. Semua itu tidak
akan bisa lepas dari jasa dan doa kedua orang kita. Bagaimana pun kondisi orang
tua kita, mereka adalah sosok yang harus kita cintai, hormati, dan patuhi. Mereka
adalah jimat kita yang sakral di dunia ini. Karena keridhaan dan keikhlasan orang
tua akan menjadi sumber kesuksesan kehidupan kita di dunia. Sebaliknya
kemarahan mereka adalah merupakan sebuah kemurkaan dan bencana dalam
kehidupan kita. Rasulullah bersabda:
ضى ْال َوالِ َدي ِْن َوس ُْخطُ هللاِ ِفى س ُْخ ِط ْال َوالِ َدي ِْن
َ فى ِر
ِ ِضى هللا
َ ِر
Artinya: "Keridhaan Allah tergantung kepada keridhaan orang tua dan kemarahan
Allah tergantung kemarahan orang tua"
Allah swt pun telah mengingatkan kita untuk senantiasa berbuat baik kepada orang
tua. Jangan membentaknya, jangan pernah sekali-kali berkata kasar kepada
mereka. Hal ini termaktub dalam Al-Qur’an surat Al-Isra ayat 23:
َ ضى َرب َُّك اَاَّل تَ ْعبُ ُد ْٓو آِاَّل اِيَّاهُ َوبِ ْال َوالِ َدي ِْن اِحْ ٰسنً ۗا اِ َّما يَ ْبلُ َغ َّن ِع ْن َد
ك ْال ِكبَ َر اَ َح ُدهُ َمٓا ٰ ََوق
ف َّواَل تَ ْنهَرْ هُ َما َوقُلْ لَّهُ َما قَ ْواًل َك ِر ْي ًما ٍّ ُاَ ْو ِك ٰلهُ َما فَاَل تَقُلْ لَّهُ َمٓا ا
Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah
selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu,
maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah”
dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya
perkataan yang baik”.
هللاُ َأ ْكبَ ُر َوهّٰلِل ِ ْال َح ْم ُد،ُ َوهللاُ َأ ْكبَر،ُهللاُ َأ ْكبَ ُر هللاُ َأ ْكبَ ُر هللاُ َأ ْكبَ ُر الَ ِإلهَ ِإالَّ هللا
Akhirnya di penghujung khutbah ini, mari kita tutup dengan berdoa kepada Allah
Azza Wajalla, semoga doa-doa kita senantiasa di ijabah oleh Allah
صلُّوا َعلَ ْي ِه
ُصلُّ ْو َن َعلَى النَّبِ ِّي ،يَا اَيُّهَا الَّ ِذي َْن آ َمنُ ْوا َ
َوقَا َل تَ َعالَى :اِ َّن هللاَ َو َمالَِئ َكتَهُ ي َ
صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َمَ ،و َعلَى آ ِل َسيِّ ِدنَا صلِّ َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍدَ ، َو َسلِّ ُم ْوا تَ ْسلِ ْي ًما .اَللَّهُ َّم َ
ض اللّهُ َّم َع ِن ْال ُخلَفَا ِAء الرَّا ِش ِدي َْن:
ك َو َمالَِئ َك ِة ْال ُمقَ َّربِي َْنَ ،وارْ َ ُم َح َّم ٍدَ ،و َعلَى اَ ْنبِيَاِئ َ
ك َو َر ُسلِ َ
َّحابَ ِة َوالتَّابِ ِعي َْن وتَابِ ِعى التَّابِ ِعي َْن ،لَهُ ْم اَبِى بَ ْك ٍر َو ُع َم َر َو ُع ْث َم َ
ان َو َعلِىَ ،و َع ْن بَقِيَّ ِة الص َ
َّاح ِمي َْن اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ
ك يَا اَرْ َح َم الر ِ ض َعنَّا َم َعهُ ْم بِ َرحْ َمتِ َبِاِحْ َسا ٍن اِلَى يَ ْو ِم ال ِّدي ِْنَ ،وارْ َ
ت .اللَّهُ َّم ا ْدفَ ْع َعنَّا تَ ،و ْال ُم ْسلِ ِمي َْن َو ْال ُم ْسلِ َما ِ
ت A،اَالَحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َواالَ ْم َوا ِ لِ ْل ُمْؤ ِمنِي َْن َو ْال ُمْؤ ِمنَا ِ
ْالبَالَ َء َو ْال َوبَا َء َوال َّزالَ ِز َل َو ْال ِم َح َن َوس ُْو َء ْالفِتَ َن َو ْال ِم َح َن َما َ
ظهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَ َنَ ،ع ْن
ان ْال ُم ْسلِ ِمي َْن َعا َّمةً ،يَا َربَّ ْال َعالَ ِمي َْنَ .ربَّنَا آتِنَا
صةًَ ،و َساِئ ِر ْالب ُْل َد ِ بَلَ ِدنَا اِ ْن ُدونِ ِ
يسيَّا هَ َذا َخا َّ
ار .تَقَبَّ َل هَّللا ُ ِمنَّا َو ِم ْن ُك ْمَ ،و َج َعلَنَا هللاُ فِى ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِى االَ ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ
اب النَّ ِ
َواِيَّا ُك ْم ِم َن ْال َعاِئ ِدي َْن ْالفَاِئ ِزي َْنُ ،كلُّ َع ٍام َواَنتُ ْم بِ َخي ٍْرَ .و ْال َح ْم ُد هللِ َربِّ ال َعالَ ِميِ َن ِعبَا َد هللاِ،
انَ ،واِ ْيتَا ِء ِذى ْالقُرْ بَى َويَ ْنهَى َع ِن ْالفَحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك َراِ َّن هللاَ يَْأ ُم ُرنَا بِ ْال َع ْد ِل َوا ِالحْ َس ِ
َو ْالبَ ْغ ِي ،يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكر ُْو َنَ ،و ْاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْمَ ،وا ْش ُكر ُْوهُ َعلَى نِ َع ِم ِه
ما َ تَصْ نَع ُْونَ يَ ْذ ُكرْ ُك ْمَ ،ولَ ِذ ْك ُر هللاِ اَ ْكبَرْ َ .وهللاُ يَ ْعلَ ُم
Ya Allah ya Gaffar, ampunilah dosa-dosa kami, ampunilah dosa kedua orangtua
kami, ampunilah dosa saudara-saudara kami dari kalangan kaum muslimin, laki-
laki ataupun perempuan, yang masih hidup ataupun yang sudah mendahului kami,
sesungguhnya Engkaulah yang Maha Menerima Taubat hamba-hamba-Mu.
ِ َّاب الن
ار َ َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي اآْل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ
َ صلَّى هللاُ َعلَى نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو
.صحْ بِ ِه و َ َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َسا ٍن ِإلَى يَوْ ِم ال ّديْن َ َو