Anda di halaman 1dari 7

UJIAN AKHIR SEMESTER EKOFISIOLOGI TANAMAN

Nama: Nunung Pratiwi

NIM : C1M019105

Prodi : Agroekoteknologi

Soal

1. Terkait dengan interaksi tanaman


a. Sebutkan strategi tanaman dalam berinteraksi !
b. Sebutkan pula jenis-jenis kompetisi !
c. Sebutkan bentuk kompetisi yang biasa diwujudkan !
d. Apa yang saudara ketahui dengan istilah “partaiketiga” terkait interaksi tersebut ?

Jawaban:
a. Strategi tanaman dalam berinteraksi
 Memberikan fasilitas(Facilitation)
 Berkompetisi(Competition)
 Salingpengaruh(Interference)
b. Jenis-jenis kompetisi
 Kompetisi Intra-spesifik(Intra-specific competition): kompetisi yang terjadi antara
sesama tanaman (tanaman yang sejenis).
 Kompetisi Inter Spesifik(Inter-specific competition), kompetisi antara satu spesies
tanaman dengan spesies tanaman atau tumbuhan lainnya.

c. Bentuk kompetisi yang biasa diwujudkan

d.Tanaman kadang-kadang mempengaruhi tanaman Lain melalui‘partai ketiga’ yaitu bila


tanaman tersebut dapat menjadi inang bagi hama atau penyakit bagi tanaman lainnya.

2. Terkait adaptasi akibat cekaman lingkungan


a. Sebutkan ketiga mekanisme ketahanan tanaman terhadap cekaman !
b. Sebagian besar tanaman yang dapat dan tahan hidup pada lingkungan kering adalah
tanaman yang menggunakan sistim fotosintesis C4. Mengapa ?
Jawaban:

a. Mekanisme ketahanan tanaman terhadap cekaman


 Menghindari (Avoidance)
–Menghindar kontak dengan kondisi cekaman
 Toleransi (Tolerance)
–Menjadikan (membiarkan) tanaman bertahan dalam cekaman
 Adaptasi (Acclimation)
–Merubah fisiologis sebagai respon dari adanya cekaman
b.
Tanaman dibedakan berdasarkan perbedaan fiksasi karbondioksida menjadi tiga
golongan tanaman, yaitu tanaman C3, C4, dan CAM (Crassulacean Acid Metabolism).
Umumnya tanaman C4 dan CAM lebih adaptif di daerah panas dan kering dibandingkan
dengan tanaman C3. Pada dasarnya tanaman C3 lebih adaptif pada kondisi kandungan
CO2 atmosfer tinggi. Contoh tanaman C3 adalah, leguminosae, durian, dan aglonema.
Tanaman C3 dan C4 dibedakan oleh cara mengikat CO2 dari atmosfir dan produk awal
yang dihasilkan dari proses asimilasi. Pada tanaman C3, RuBP (substrat untuk
pembentukan karbohidrat dalam proses fotosintesis) juga dapat mengikat O2 pada saat
yang bersamaan sebagai fotorespirasi. Jika konsentrasi CO2 di atmosfir ditingkatkan,
hasil dari kompetisi antara CO2 dan O2 akan lebih menguntungkan CO2, sehingga
fotorespirasi terhambat dan asimilasi akan bertambah besar (Taiz & Zeiger 2002).

Tanaman C4 adalah tanaman yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan


panas dan kering. Fotosintesis pada tumbuhan C4 memberikan hasil awal yaitu senyawa
organik dengan 4-atom C yakni AOA (Asam Oksaloasetat) berfungsi untuk mengikat
CO2. Pada tanaman C4, CO2 diikat oleh PEP (enzim pengikat CO2 pada tanaman C4)
yang tidak dapat mengikat O2 sehingga tidak terjadi kompetisi antara CO2 dan O2.
Lokasi terjadinya asosiasi awal ini adalah di sel-sel mesofil (sekelompok sel-sel yang
mempunyai klorofil yang terletak di bawah sel-sel epidermis daun). CO2 yang sudah
terikat oleh PEP kemudian ditransfer ke sel-sel "bundle sheath" (sekelompok sel-sel di
sekitar xylem dan phloem) dimana kemudian pengikatan dengan RuBP terjadi. Karena
tingginya konsentasi CO2 pada sel-sel bundle sheath ini, maka O2 tidak mendapat
kesempatan untuk bereaksi dengan RuBP, sehingga fotorespirasi sangat kecil, PEP
mempunyai daya ikat yang tinggi terhadap CO2, sehingga reaksi fotosintesis terhadap
CO2 di bawah 100 m mol m-2 s-1 sangat tinggi, laju asimilasi tanaman C4 hanya
bertambah sedikit dengan meningkatnya CO2 sehingga, dengan meningkatnya CO2 di
atmosfir, tanaman C3 akan lebih beruntung dari tanaman C4 dalam hal pemanfaatan CO2
yang berlebihan (Taiz & Zeiger 2002).

3. Terkait dengan cekaman kekurangan air


a. Apa yang dilakukan tanaman ?
b. Sebutkan tiga karakteristik umum tanaman tercekam kekurangan air !
c. Sebutkan gejala tumbuhan yang hidup pada kondisi air tidak optimum ! (Sebutkan aspek
morfologi saja !)
d. Berikan uraian (apa artinya) grafik tersebut
Jawaban

a. Cekaman kekeringan akibat defisit air yang ekstrim pada tanaman merupakan masalah
utama yang menyebabkan penurunan produksi. Kekurangan air pada jaringan tanaman
walaupun dalam waktu yang singkat dapat
menyebabkan menurunnya hasil gabah, terutama bila kekeringan yang terjadi pada saat-saat
anthesis dan pembibitan .Penurunan hasil gabah dapat disebabkan antara lain oleh penurunan
aktivitas fotosintesis dan metabolisme yang berakibat langsung pada penurunan
produksi .Penurunan aktivitas fotosintesis dan metabolisme ini dapat menyebabkan sterilitas
polen sehingga produksi menjadi turun.
Defisit air dalam jaringan tumbuhan dapat disebabkan oleh kekurangan suplai air di
daerah perakaran (rizosfer), atau karena permintaan air yang berlebihan oleh daun dalam
kondisi laju evapotranspirasi melebihi laju penyerapan air oleh akar tanaman. Serapan air
oleh akar tanaman dipengaruhi oleh laju transpirasi dan ketersediaan air tanah (Lakitan,19%).
Adanya kekurangan air di daerah perakaran menyebabkan aktivitas pembelahan sel di daerah
meristem akar menurun), sehingga menurunkan berat kering akar selain itu berakibat
menurunnya potensial air.
Mekanisme resistensi/ketahanan tumbuhan terhadap kekeringan (drought resistant
species) dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu "escape", "avoidance" dan
"tolerance". Spesies/varietas tumbuhan yang tahan terhadap kekeringan akan menggunakan
lebih dari satu mekanisme (strategi) di atas untuk mempertahankan diri terhadap cekaman
kekeringan (Mitra, 2001).
-"Escape" didefinisikan sebagai kemampuan tumbuhan untuk menyelesaikan siklus
hidupnya sebelum mengalami stres kekeringan yang sangat ekstrim; mekanisme yang
biasa dilakukan adalah dengan berbunga dan berbuah lebih awal.
-"Avoidance" adalah kemampuan tumbuhan untuk menjaga agar potensial air tubuh tetap
tinggi (mendekati nilai nol - kurang negatif); yaitu dengan mengoptimalkan sistem
perakaran, sehingga dapat meningkatkan kemampuannya dalam menyerap air dalam
jumlah relatif banyak serta mempertahankan kandungan air di dalam jaringan.
-"Tolerance" meliputi kemampuan suatu spesies/varietas tumbuhan untuk tetap hidup dan
tetap melakukan fungsi meskipun mengalami cekaman kekeringan.

Respon tanaman pada saat mengalami cekaman kekeringan adalah sebagai


berikut: perubahan di tingkat seluler dan molekuler, pengecilan volume sel, seperti
penurunan luas daun, peningkatan rasio akartajuk dan sensitifitas stomata. Selain itu
terjadi pula penurunan laju fotosintesis, peningkatan akumulasi senyawa osmotik terlarut
seperti prolin, gula betain dan gula alkohol, perubahan aktivitas enzim serta perubahan
ekspresi gen; contohnya tumbuhan mampu menghasilkan akar yang panjang dan tebal
dan pembentukan lapisan kutikula pada daun. Selain itu terjadi pula peningkatan produksi
superoksida dan peroksida yang menyebabkan kerusakan pada membran dan aktifitas
enzyme.
Tumbuhan yang tahan terhadap cekaman kekeringan, pada dasarnya memberikan
respon terhadap kondisi kekeringan (defisit air) melalui 3 cara,yaitu morfologis, fisiologis
dan biokemis.
 Respon Morfologis
Tumbuhan yang mampu membentuk system perakaran yang dalam sebelum
terjadi kekeringan
yang ekstrim mendapat manfaat Iebih, dibandingkan tanaman dengan akar yang
dangkal. Volume perakaran yang panjang dan tebal akan berkurang apabila
kekeringan terjadi Iebih cepat di awal siklus hidup tanaman: perakaran ini berfungsi
penting dalam menghadapi situasi kekeringan pada bagian akhir umur tanaman.
 Respon Biokemis
Tumbuhan yang mengalami cekaman kekeringan pada umumnya memproduksi
senyawa
ABA (asam absisat) selain itu juga menghasilkandehidrin protein yang berfungsi
sebagai
osmoprotektan. Dengan adanya kekeringan, ABA yang disintesa di dalam akar akan
ditransport ke daun untuk mengatur proses fisiologi dan meningkatkan ketersediaan
air tanah dengan menghambat kehilangan air melalui penutupan stomata; ABA
merupakan derivate sesquiterpenoid dari asam mevalonic yang berperan sebagai
penanda biokimia terhadap stres kekeringan.
 Respon fisiologis
Mekanisme fisiologi untuk ketahanan terhadap cekaman kekeringan dan kadar
garam tinggi(salinitas) adalah peningkatan prolin dalam, prolin berperan sebagai
osmoregulator dalam proses osmoregulasi (osmotic adjustment). Osmoregulasi
merupakan pengaturan/penyesuaian potensial osmotic di dalam sel dengan menambah
atau mengurangi zat terlarut hingga potensial osmotik intraseluler mendekati
potensial osmotik medium di sekeliling.

b. Karakteristik umum tanaman tercekam kekurangan air:

 Laju pertumbuhan rendah


 Laju Fotosintesis rendah
 Kemampuan mengambil unsure hara rendah

c. Gejala tumbuhan yang hidup pada kondisi air tidak optimum


Aspek Morfologi :
a. tunas kecil
b. jaringan lignin tebal
c. akar meningkat ukurannya
d. jaringan palisade berkembang baik
e. sel daun kecil
f. bulu daun banyak
g. ruang antar sel sempit
h. jaringan epidermis rata
i. jaringan kutikula tebal

d.

4. Uraikan fenomena transportasiasi milat (fotosintat) dari source ke sink dan sebaliknya :
a. Pada peristiwa perkecambahan biji !
b. Pada tahapan perkembangan daun (dari muda hingga senesen) !
Jawaban:
a. Biji dan ubi akar merupakan sink (limbung) reproduktif dan sink storage. Namun, selain
itu sink juga dapat diklasifikasikan menjadi sink permanen dan temporer (Zamski, 1996).
Buah dan biji-biji yang sedang berkembang adalah sink permanen yang sifatnya
irreversibel karena buah atau biji pada akhirnya terabsisi dari tanaman induknya. Buah
dan biji biasanya adalah sink yang sangat kuat. Kemampuan sink untuk menarik asimilat
disebut dengan sink strength .
Sink strength tiap-tiap organ sink akan berbeda berdasarkan fase pertumbuhan tanaman.
Sink reproduktif merupakan sink yang memiliki sink strength yang paling kuat
dibandingkan sink lainnya (Nusifera, 2011). Pada prinsipnya asimilat yang
ditranslokasikan dari source ke sink adalah karbon dan nitrogen (Atkins dan Smith 2007).
Hara K memang bukan pembentuk senyawa organik dalam tanaman tetapi unsur K
sangat penting dalam proses  pembentukan biji kacang tanah bersama hara P disamping
juga penting sebagai  pengatur berbagai mekanisme dalam proses metabolik seperti
fotosintesis, transportasi hara dari akar ke daun, translokasi asimlat dari daun ke seluruh
jaringan tanaman (Sumarno 1986).
Kalium berperan penting dalam translokasi asimilat baik dalam phloem loading maupun
dalam aliran asimilat dari source ke sink (Marschner 1995). Penelitian yang telah
dilakukan pada castorbean menunjukkan bahwa banyaknya fotosintat yang
ditranslokasikan dipengaruhi oleh suplay K+ yaitu, kandungan K+ yang lebih tinggi
memberikan hasil fotosintesis yang lebih banyak tersalurkan dari source ke sink. Hal ini
menunjukkan bahwa K+ mempengaruhi kapasitas source sink dengan mempengaruhi
transpor floem (Mengel 1996).

 
b. daun dan semua jaringan tanaman yang berfotosintesis adalah source. Organ atau
jaringan tanaman yang menjadi tempat akumulasi sementara bahan kering untuk
kemudian melepaskannya kebagian yang memanfaatkan bahan kering juga termasuk
source. Bahan kering hasil fotosintesis kemudian ditranslokasikan melalui floem ke
bagian tanaman yang membutuhkannya (sink). Sink menggunakan asimilat untuk
pertumbuhannya dan sebagian lagi untuk disimpan. Sink merupakan semua  bagian
tanaman yang tidak berfotosintesis atau ber fotosintesis tetapi tidak maksimum sehingga
sebagian kebutuhan karbohidratnya disediakan oleh source
Hubungan antara kapasitas source dari bagian atas daun aktif dan kapasitas sink
mempengaruhi produksi bahan kering dan menentukan produksi padi (Kato et al. 2003).
Adanya kebutuhan sink akan asimilat merupakan faktor yang menentukan laju
fotosintesis, disamping faktor lingkungan .Setelah tajuk berkembang penuh, CER masih
dapat meningkat atau menurun sejalan dengan perubahan kebutuhan sink. Apabila sink
kuat menyerap asimilat mengakibatkan gradien karbohidrat antara source dan sink makin
tinggi, hal ini merangsang source untuk lebih produktif. Akan tetapi apabila biji/buah
yang ada tidak terlalu kuat, asimilat akan lebih banyak dialokasikan kebagian lain yang
akhirnya dapat mengakibatkan aborsi (bunga, buah/polong). Apabila sink  berkompetisi
dengan daun/source untuk nitrogen maka hal ini akan mendorong  penurunan CER dan
senesens daun.
5. Uraikan fenomena-fenomena (aspek pertumbuhan dan produksi, aspek hama-penyakit,aspek
adaptasi/kepunahan jenis) yang terjadi pada tanaman (Pertanian) akibat perubahan iklim…!
Jawaban:

Perubahan iklim merupakan salah satu ancaman yang sangat serius terhadap sektor
pertanian dan potensial mendatangkan masalah baru bagi keberlanjutan produksi pangan dan
sistem produksi pertanian pada umumnya. Perubahan iklim adalah kondisi beberapa unsur
iklim yang magnitude dan/atau intensitasnya cenderung berubah atau menyimpang dari
dinamika dan kondisi rata-rata, menuju ke arah (trend) tertentu (meningkat atau menurun).
Penyebab utama perubahan iklim adalah kegiatan manusia (antropogenik) yang berkaitan
dengan meningkatnya emisi gas rumah kaca (GRK) seperti CO2, methane (CH4), CO2,
NO2, dan CFCs (chlorofluorocarbons) yang mendorong terjadinya pemanasan global dan
telah berlangsung sejak hampir 100 tahun terakhir.Perubahan iklim berdampak terhadap
kenaikan frekuensi maupun intensitas kejadian cuaca ekstrim, perubahan pola hujan, serta
peningkatan suhu dan permukaan air laut.
Secara umum, perubahan iklim akan berdampak terhadap penciutan dan degradasi
(penurunan fungsi) sumberdaya lahan, air dan infrastruktur terutama irigasi, yang
menyebabkan terjadinya ancaman kekeringan atau banjir. Di sisi lain, kebutuhan lahan
untuk berbagai penggunaan seperti pemukiman, industri, pariwisata, transportasi, dan
pertanian terus meningkat, sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan kemajuan
zaman. Secara absolut, lahan yang tersedia relatif tetap, bahkan cenderung menciut dan
terdegradasi,baik akibat tidak tepatnya pengelolaan maupun dampak perubahan iklim.
Kondisi tersebut menyebabkan laju konversi lahan akan semakin sulit dibendung dan sistem
pengelolaan lahan akan semakin intensif, bahkan cenderung melebihi daya dukungnya.
Perubahan iklim menyebabkan peningkatan suhu.Suhumeningkat, umumnya lebih
banyak berdampak negative pada tanaman Suhu meninghkat,meningkatkan metabolisme
serangga sehingga lebih aktif setiapkenaikan1 derajatCelcius, hasil panen yang hilang akibat
serangga sebanyak10-25 %.Pada suhu yang meningkat, Ulat bulu di ruang yang hangat
justru memiliki tubuh lebih besar danbahkan hamper memusnahkan tanaman. Dalam upaya
melawan serangan ulat bulu, ternyata tanaman tidak dapat beradaptasi dengan baik.Kenaikan
suhu mempercepat metabolism serangga. Bertambahnya metabolism ini akan memicu
serangga untuk makan lebih banyak. Suhu yang lebih hangat juga menjadi habitat yang lebih
ramah bagi serangga. Di lain pihak, tanaman mengalami kesulitan untuk beradaptasi
terhadap suhu yang menghangat.

Peningkatan suhu di sekitar iklim mikro tanaman akan menyebabkan cepat hilangnya
kandungan lengas tanah(kadarair tanah) akibat evaporasi. Hal tersebut dapat berpengaruh
negative terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman terutama pada daerah yang
lengas tanahnya terbatas. Semakin tinggi suhu, maka umur tanaman akan semakin pendek
yang akhirnya berdampak pada waktu penumpukan fotosintat dan pembentukan biomassa
yang lebih rendah. Dampak peningkatan suhu terhadap tanaman pangan adalah terjadinya
peningkatan transpirasi yang menurunkan produktivitas, peningkatan konsumsi air,
percepatan pematangan buah/biji yang menurunkan mutu hasil, dan perkembangan beberapa
organisme pengganggu tanaman .

Anda mungkin juga menyukai