Disusun oleh :
Nama : Juan Rizki Pardosi
NIM : D1A018052
Kelas : B Agoekoteknologi
Dosen Pengampu:
1. Dr. Ir. Nerty Soverda, M.S.
2. Ir. Neliyati, M.Si.
Akar mengabsorbsi air dengan cara osmosis. Oleh karena itu absorbs air
oleh tanaman mungkin dilakukan dengan mengendalikan potensial air larutan
dimana akar itu berada. Jika potensial osmotik larutan di luar lebih rendah dari
potensial osmotik sel-sel akar, maka air dapat masuk dari larutan di luar ke dalam
sistem akar. Dengan meningkatnya konsentrasi zat-zat terlarut maka masuknya air
ke dalam akar akan menjadi lebih lambat sampai arah pergerakkan air mungkin
akan terbalik (Johanes et al., 2014).
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah untuk melihat pengaruh osmotik
dari konsentrasi garam hara terhadap absorbsi air dan pertumbuhan
tanaman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sebagian besar unsur yang dibutuhkan tanaman diserap dari larutan tanah
melalui akar, kecuali karbon oksigen yang diserap dari udara oleh daun.
penyerapan air oleh akar tanaman. Sistem perakaran tanaman lebih dikendalian
oleh sifat genetik dari tanaman yang bersangkutan, tetapi telah pula dibuktikan
bahwa sistem perakaran tanaman tersebut dapat dipengaruhi oleh kondisi tanah
atau media tumbuh tanaman. Faktor yang mempengaruhi pola penyuburan akar
antara lain adalah penghalang mekanis, suhu tanah, aerasi, ketersediaan air dan
Pemasukkan air dari dalam tanah ke dalam jaringan tananman melalui sel-
sel akar secara difusi dan osmosis. Pertumbuhan juga bergantung pada
pengambilan air dan banyak hal dalam hubungan air pertumbuhan bergantung
sistem yang dinamis dan sangat rumit, fungsi yang satu berinteraksi dengan fingsi
yang lain. Dengan kata lain, tumbuhan adalah sistem multidimensi (Dwijoseputro,
1984).
Pada potensial air, air akan meninggalkan sel itu dengan cara osmosis,
dindingnya. Sel lembek ini memiliki potensial air yang lebih kecil karena
kehadiran zat terlarut dan akan memasuki sel melalui osmosis. Sel tersebut akan
mengembangi kecenderungan air untuk masuk karena zat-zat terlarut dalam sel,
maka Ψp dan Ψs akan sama besar dan dengan demikian = 0. Besar potensial ini
mempunyai tekanan osmotic (PO). Berati bahwa air berpindah dari larutan dengan
lebih sering digunakan symbol Ψ sebanding dengan PO. Potensial osmotik (PO)
lebih menyatakan status larutan, dan status larutan dapat kita nyatakan dalam
satuan konsetrasi, tekanan atau energi, Po air murnni sama dengan nol atm atau 0
daerah dimana air lebih banyak ke daerah dengan air yang lebih sedikit. Osmosis
sangat ditentukan oleh potensial kimia air atau potensial air, yang
besar volume air akan memiliki kelebihan energi bebas daripada volume yang
sedikit, di bawah kondisi yang sama. Energi bebas zuatu zat per unit jumlah,
terutama per berat gram molekul (energi bebas mol-1) disebut potensial kimia.
Potensial kimia zat terlarut kurang lebih sebanding dengan konsentrasi zat
terlarutnya. Zat terlarut yang berdifusi cenderung untuk bergerak dari daerah yang
berpotensi kimia lebih tinggi menuju daerah yang berpotensial kimia lebih kecil
(Ismail, 2011).
Di dalam proses osmosis, disamping komponen Potensial Air (PA) dan
Potensial Tekanan (PT), komponen lain yang juga berperan adalah Potensial
Osmotik (PO). Potensial osmotik dari suatu larutan lebih menyatakan status
larutan, dan status larutan dapat kita nyatakan dalam satuan konsentrasi, satuan
tekanan atau satuan energi. Potensial osmotik air murni memiliki nilai sama
dengan nol, sehingga kalau digunakan satuan tekanan maka nilainya menjadi 0
atm atau 0 bar. Kalau status suatu larutan tidak berubah, maka nilainya pun tidak
akan berubah. Hal ini perlu dipahami karena kalau terhadap suatu larutan kita beri
tekana, berapapun besarnya tekanan itu tidak akan mengubah status larutan tadi,
yang berarti tidak akan mengubah konsentrasinya dan nilainyapun akan tetap.
Adapun yang berubah di dalam larutan tersebut adalah potemsial airnya. Nilai
potensial osmotik suatu larutan dapat diukur dengan suatu alat yang disebut
osmometer. Tekanan yang timbul pada osmometer merupakan tekanan yang nyata
(Sasmitamihardja, 1996).
Mengembangnya sel selama proses pembesaran terjadi akibat tekanan air yang
masuk sebagai respon terhadap perbedaan potensial air. Air yang masuk ini akan
menekan dinding sel ke arah luar, sehingga dinding sel merentang menjadi lebuh
volum tanah yang besar. Terjadi kerapatan perakaran yang tinggi dalam profil
tanah sebelah atas tempat terjadinya pengambilan air dengan cepat, tetapi apabila
air menjadi terbatas dalm profil tanah sebelah atas, perakaran meluas ke profil
tanah yang lebih bawah yang airnya lebih banyak. Jadi pada tanaman yang
besar, dan tanaman mempunyai waktu untuk beradaptasi terhadap kekurangan air
Menurut Muliana (2011), kalsium diserap dalam bentuk ion Ca2+ untuk
sehingga terjadi defisiensi, dan akibatnya terjadi kekahatan pada jaringan yang
masih muda, sehingga jaringan mengerut dan berubah bentuk disebabkan oleh
kekurangan kalsium, dan daerah meristematik mati lebih awal. Begitupun klorin
diserap dalam bentuk ion Cl-, biasanya Cl diserap sangat banyak dari apa yang
METODE PRAKTIKUM
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 05 Maret 2020 pukul
13.00 WIB sampai dengan selesai. Bertempat di Laboratorium Fisiologi
Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Jambi.
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah 5 botol kultur, kapas,
steroform, dan cutter.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah 10 kecambah kacang hijau
(Phaseolus radiates), 500 ml larutan kalsium klorica 0,5 M.
3. Memasukkan larutan CaCl2 ke dalam 4 botol kultur dan beri tanda pada batas
kacang hijau (Phaseolus radiatus), lakukan hal ini pada semua botol kultur.
6. Mengamati keadaan cairan pada hari ke-2 kemudian mencatat panjang batang
tanaman serta menambahkan air destilata sampai pada batas awal larutannya.
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Pada tanaman dengan larutan sukrosa CaCl2 dengan konsentrasi 0,1, pada
hari pertama tinggi tanaman yaitu A = 3,1 dan B = 2,1 kondisi tanaman segar.
Setelah dua hari tanaman menyusut menjadi A = 3 cm dengan kondisi layu,
namun tanaman B tidak yaitu menjadi 2,3 cm. pada hari keempat tanamn mati
sehingga tidak dilakukan pengamatan lagi. Pada tanaman dengan larutan sukrosa
CaCl2 dengan konsentrasi 0,1, pada hari pertama tinggi tanaman yaitu A = 2,5 cm
dan B = 3 cm, dengan kondisi segar. Setelah dua hari tinggi tanaman bertambah
panjang yaitu A = 2,3 cm dan B = 2,5 cm, dengan kondisi tanaman layu. Pada
hari keempat dan hari ketujuh tanaman mati sehingga tanaman tidak lagi
dilakukan pengamatan.
Akar mengabsorbsi air dengan cara osmotis. Oleh karena itu absobsi air
oleh tumbuhan mungkin dilakukan dengan mengaendalikan potensial air larutan
dimana akar itu berada. Jika PO larutan luar lebih rendah dari PO sel-sel akar,
maka air dapat masuk dari larutan maka masuknya air ke dalam sistem akar.
Dengan meningkatnya konsentrasi zat-zat terlarut air ke dalam akan menjadi lebih
lambat sampai arah pergerakan air mungkin akan terbalik (Ismail, 2011).
Garam memiliki sifat higroskopik atau memiliki kemampuan menyerap air
disekelilingnya. Semakin tinggi konsentrasi garam yang dilarutkan dalam air
maka semakin rendah konsentrasi air sehingga semakin cepat memicu terjadinya
stress garam hingga kekeringan fisiologis pada kecambah. Oleh karena itu
tanaman pada konsentrasi 0,02 dan 0,01 tanaman masih hidup pada hari ketuju
meski ada beberapa tanaman yang layu. Hal ini disebabkan karena konsentrasinya
lebih rendah.
Pada umumnya, keberadaan garam-garam terlarut di dalam medium
percobaan ini akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman dengan dua cara, yaitu:
dengan konsentrasi tinggi ion-ion Ca2+ dan Cl– yang terdisosiasi sempurna,
sehingga dapat meracuni dan menginduksi gangguan fisiologis tanaman. Kedua,
garam-garam terlarut dalam konsentrasi yang tinggi mampu menekan potensial
air di dalam medium sehingga menjadi lebih negatif daripada potensial air di
dalam tumbuhan itu sendiri. Rendahnya potensial air di dalam medium ini
disebabkan oleh konsentrasi zat terlarut, yang mampu menurunkan potensial air.
Dalam hal ini, walaupun air di dalam medium berlimpah, namun tidak dapat
diserap oleh tumbuhan. Mekanisme yang terjadi justru sebaliknya, air dalam
tumbuhan cenderung untuk keluar dari sel-sel tumbuhan menuju ke medium,
karena air pasti akan bergerak dari konsentrasi/potensial yang lebih tinggi ke
konsentrasi/potensial yang lebih rendah dalam sistem osmotik.
BAB V
PENUTUTP
5.1 Kesimpulan
1. Air merupakan sumber kehidupan, tidak hanya bagi manusia, makhluk hidup
yang lain juga sangat membutuhkan air.
2. Akar mengabsorbsi air dengan cara osmosis. Oleh karena itu absorbs air oleh
tanaman mungkin dilakukan dengan mengendalikan potensial air larutan
dimana akar itu berada. Jika potensial osmotik larutan di luar lebih rendah
dari potensial osmotik sel-sel akar, maka air dapat masuk dari larutan di luar
ke dalam sistem akar. Dengan meningkatnya konsentrasi zat-zat terlarut maka
masuknya air ke dalam akar akan menjadi lebih lambat sampai arah
pergerakkan air mungkin akan terbalik (Johanes et al., 2014).
3. Garam memiliki sifat higroskopik atau memiliki kemampuan menyerap air
disekelilingnya. Semakin tinggi konsentrasi garam yang dilarutkan dalam air
maka semakin rendah konsentrasi air sehingga semakin cepat memicu
terjadinya stress garam hingga kekeringan fisiologis pada kecambah. Oleh
karena itu tanaman pada konsentrasi 0,02 dan 0,01 tanaman masih hidup pada
hari ketuju meski ada beberapa tanaman yang layu. Hal ini disebabkan karena
konsentrasinya lebih rendah.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan yaitu agar praktikan datang tepat
waktu dan praktikan diharapakan tenang dan mematuhi peraturan yang telah
ditentukan agar praktikum berjalan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Johanes, Eva, Tambaru, Elis, Suhadiyah, Sri, Latunra, Andi, Ilham, Ferial, W. E.
2014. Pedoman Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Universitas Hasanuddin
Makassar.
Kimball, John W., 2000. Biologi Jilid II Edisi Ketiga. Jakarta. Erlangga.
Muliana, 2011. Pengaruh osmotik konsentrasi garam hara terhadap absorpsi air
dan pertumbuhan tanaman. http://naturelovers-biomuli.pengaruh-osmotik-
konsentrasi-garam-hara-terhadap-absorpsi-air-dan-pertumbuhan-
tanaman.com/, diakses hari Sabtu, tanggal 14 Maret 2020.
LAMPIRAN