Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH JENIS DAN BENTUK LAMPU TERHADAP INTENSITAS

PENCAHAYAAN DAN ENERGI BUANGAN MELALUI


PERHITUNGAN NILAI EFIKASI LUMINUS
1)
Bima Brilliando Agam, 2)Yushardi, 2)Trapsilo Prihandono
1)
Mahasiswa S-1 Program Studi Fisika Universitas Jember
2)
Dosen Program Studi Fisika Universitas Jember
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember
Email: brilliant_do@yahoo.com

ABSTRACT

The research aims to identify the effect of kind and shape of lamp toward the
Illuminancy and dissipation energy throught the calculation of luminous efficacy
value. Based on the analysis of data after research showed that the type of LED
light illumination intensity greater than most types of fluorescent lamps and
incandescent lamp types with an average intensity of illumination of 30 lux. This
makes the lamp type LED has the smallest dissipation energy rate. The research
data also showed that the shape of the light also affects the intensity of the resulting
lighting, lamp with a spiral shape has the greatest level of lighting intensity than
light 2U form, and 3U form with an average intensity of illumination of 24 lux.
Illumination intensity difference this makes Exiles Energy obtained through the
calculation of the value of luminous efficacy, also produce different grades as well.
The greater the intensity of illumination, then the smaller the energy discharge
lamps.

Key word: Kind of Lamp, Lamp Shape, Illuminancy, Dissipation Energy

PENDAHULUAN memberikan efek dingin yang dapat


mengurangi pembuangan kalor. Untuk
Lampu pada awalnya diciptakan jenis TL (Fluorescent) setidaknya ada tiga
oleh Tomas Alfa Edison berjenis lampu bentuk, yaitu bentuk spiral, bentuk 3U, dan
pijar yang bentuknya masih sangat bentuk 2U. Berdasarkan fakta tersebut
sederhana. Namun seiring majunya dapat dilakukan penelitian terhadap
teknologi, jenis dan bentuk lampu yang efektifitas lampu pada jenis dan bentuk
digunakan dalam kehidupan sehari-hari yang berbeda. Penelitian ini bertujuan
semakin banyak macamnya. Salah satu untuk mengkaji pengaruh jenis dan bentuk
brand lampu yaitu philips telah lampu terhadap intensitas pencahayaan dan
mengeluarkan produk mulai dari jenis energi buangan melalui perhitungan nilai
lampu jenis bohlam, lampu jenis TL efikasi luminus
hingga yang terbaru yaitu jenis LED. Terdapat tiga jenis lampu yang saat
Sedangkan lampu yang saat ini paling ini marak digunakan masyarakat. pertama,
banyak digunakan adalah lampu jenis TL, Lampu pijar yang menghasilkan cahaya
selain harganya yang relatif terjangkau dengan memanaskan serabut pijar atau
oleh kalangan menengah kebawah, lampu filamen sehingga suhunya yang
jenis ini merupakan lampu hemat energi dikeluarkan lampu ini relatif tinggi.
(LHE) karena prinsip kerja utamanya Serabut pijar adalah kawat logam halus
adalah memanfaatkan gas untuk yang mempunyai hambatan terhadap arus
menghasilkan cahaya yaitu gas fluorescent, yang lewat. Di dalam filamen tenaga listrik
dimana gas fluorescent bersifat diubah menjadi panas dan bercahaya.

384
385 Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 3 No.4, Maret 2015, hal 384 - 389

Lampu pijar berisikan gas dengan serabut hal ini dikarenakan warna hijau memiliki
gulungan berpilin, gas yang biasanya tingkat kepekaan pada mata normal
dipakai adalah gas argon. Kedua, Lampu sebesar 100 %. Maka 1% efisiensi lampu
fluorescent meggunakan prinsip dari adalah lampu yang memiliki nilai efikasi
proses berpendarnya mineral fluorescent luminus sebesar 6,83 lm/watt.
dimana bahan mineral diexpos terhadap
sinar ultraviolet kemudian bereaksi dengan METODE PENELITIAN
gas di dalam lampu, yang menghasilkan
cahaya ultraviolet. Cahaya ultraviolet Metode penelitian berisi tentang
kemudian beraksi dengan fosfor, yang langkah-langkah penelitian dan langkah-
merupakan campuran mineral yang langkah percobaan yang akan dijelaskan
melapisi bagian dalam dari bola lampu. berikut ini.
Ketiga, Lampu LED (Light Emitting a. Variabel Penelitian
Diode) merupakan semikonduktor yang 1. Variabel bebas: Jenis lampu dan
dapat memancarkan cahaya Bentuk lampu
monokromatik, Di dalam LED terdapat 2. Variabel kontrol
sejumlah zat kimia yang akan a) Daya Lampu
mengeluarkan cahaya jika elektron- b) Jarak lampu ke Luxmeter
elektron melewatinya. Dengan mengganti c) Tegangan masukan
zat kimia ini, kita dapat mengganti panjang d) Merk lampu
gelombang cahaya yang dipancarkan. e) Ruang Penerangan
Efikasi Luminus 3. Variabel terikat
Muhaimin (2001) menyatakan a) Intensitas Pencahayaan
bahwa efikasi cahaya merupakan rasio b) Energi buangan lampu
kecerahan cahaya tiap watt, daya dapat
berupa flux cahaya dari output sumber, b. Alat dan Bahan
atau dapat menjadi daya listrik total yang 1. Luxmeter
digunakan oleh sumber. 2. Lampu yang terdiri dari tiga jenis
berbeda dan tiga bentuk berbeda
Tabel 1 Nilai efisiensi dan efikasi lu minus
pada beberapa sumber cahaya.

Efisiensi lu men/
Jenis
lampu Watt
Lampu pijar 40 Watt 1,9 % 12,6
Lampu pijar 60 Watt 2,1 % 14,5
Lampu pijar 100
2,6 % 17,5
Watt Gambar 1. Jenis lampu p ijar, lampu
Radiator benda hitam fluorescent, dan lampu LED
7,0 % 47,5
4000 K
Radiator benda hitam
14 % 95
7000 K ideal
Cahaya hijau
monokro mat is 555 100 % 683
nm
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/ Lampu_pijar

Berdasarkan pada sumber cahaya Gambar 2. Jenis lampu fluorescent


monokromatis 555nm (hijau) ideal dengan bentuk 3U, spiral dan 2U
efisiensi lampu sebesar 100% mempunyai
nilai efikasi luminus sebesar 683lm/watt,
Bima, Pengaruh Jenis Dan Bentuk Lampu... 386

3. Lamp holder c. Desain Alat Penelitian


4. Ruangan penelitian dengan ukuran 1. Dimensi Ruangan dan Titik Pengukuran
6 x 3 meter dan tinggi 3,4 meter. Yang Digunakan :
5. Stopwatch digital
c. Langkah-langkah Penelitian
Persiapan

Pengembangan Teori

Hasil Pengembangan Teori

Pengambilan Data Gambar 3 Desain titik pengambilan data

2. Desain pengukuran.
Analisis dan Pembahasan

Kesimpulan

d. Langkah Kerja
1. Mempersiapkan alat dan bahan
2. Menentukan titik ukur Intensitas
pencahayaan berdasarkan SNI.
3. Mengukur intensitas pencahayaan
awal ruangan.
4. Menyusun rangkaian alat
percobaan seperti pada gambar Gambar 4 Desain alat penelitian
5. Setelah alat dan bahan dirangkai,
maka penelitian dapat dilakukan. HASIL DAN PEMBAHASAN
Adapun proses penelitian
dijelaskan sebagai berikut: Pengambilan data pada penelitian ini
a. Menghubungkan rangkaian dilakukan di Laboratorium Fisika Lanjut
percobaan pada catu daya. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP
b. Menyalakan sumber tegangan Universitas Jember pada hari kamis 10 juli
sebesar 220 volt dan 2014 pukul 07.30-13.00 dan diketahui
menghidupkan timer (pencatat pada awal pengukuran intensitas
waktu) pencahayaan ruangan yang terukur pada
c. Mencatat Intensitas luxmeter adalah 0-1 lux.Hasil penelitian
pencahayaan selama 5 menit. dari eksperimen pengaruh jenis dan bentuk
Dengan 10 kali pengukuran lampu terhadap intensitas pencahayaan dan
d. Mengulangi percobaan sampai energi buangan melalui perhitungan nilai
3 kali pengukuran. efikasi luminus terdapat 2 hasil penelitian
6. Mengulangi langkah 1-6 pada yaitu: penelitian untuk mengkaji pengaruh
masing-masing elemen. jenis lampu terhadap intensitas
7. Mencatat hasil pengukuran pada pencahayaan dan energi buangan melalui
tabel pengamatan perhitungan nilai efikasi luminus, dan
penelitian mengkaji pengaruh bentuk
387 Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 3 No.4, Maret 2015, hal 384 - 389

lampu terhadap intensitas pencahayaan dan perhitungan nilai efikasi luminus yang
energi buangan melalui perhitungan nilai dilakukan dapat dilihat pada tabel 2-3
efikasi luminus. dimana masing-masing lampu diukur
Data hasil pengamatan pada tingkat intensitas pencahayaannya pada 3
penelitian untuk mengkaji pengaruh jenis titik ruangan seperti yang telah dipaparkan
dan bentuk lampu terhadap intensitas sebelumnya.
pencahayaan dan energi buangan melalui

Tabel 2. Data hasil penelitian rata-rata pada 3 tit ik pengukuran untuk mengkaji pengaruh jenis
lampu terhadap intensitas pencahayaan dan energi buangan .

No Jenis Lampu Φ (lm) K (lm/ watt) Η E. buangan (J)


E (lu x)
1 Pijar 4 145,2 9,7 0,014 4437
2 Fluorescent 7 254,1 50,8 0,074 1389
3 LED 30 1089 217,8 0,32 1020

Tabel 3. Data hasil penelitian rata-rata pada 3 tit ik pengukuran untuk mengkaji pengaruh jenis
lampu terhadap intensitas pencahayaan dan energi buangan .

No Bentuk Lampu Φ (lm) K (lm/ watt) η E. buangan (J)


E (lu x)
1 2U 14 508,2 63,5 0,093 2177,3
2 3U 16 580,8 72,6 0,11 2136
3 Spiral 24 871,2 108,9 0,16 2016

Berdasarkan tabel 2 juga besar dibandingkan lampu pijar, hal ini


menunjukkan bahwa rata-rata intensitas karena cara kerja lampu flourescent untuk
pencahayaan lampu LED 5watt paling bisa menyala tidak hanya memanfaatkan
tinggi dibandingkan lampu jenis pijar dan transisi energi dari pemanasan elektron,
fluorescent. Nilai efikasi luminus dari tetapi juga memanfaatkan pendaran gas
lampu LED juga paling tinggi sehingga kimia. Lampu LED yang memiliki tingkat
energi buanganya paling rendah. Energi efisiensi paling besar dikarenakan prinsip
dari lampu jenis pijar paling banyak yang. kerja utama lampu LED untuk dapat
Hal ini menunjukan bahwa lampu LED menyala tidak lagi menggunakan
5watt memiliki tingkat efisiensi energi pemanasan elektron, melainkan hanya
paling besar dibandingkan dengan lampu memanfaatkan pelepasan energi dari
flourescent 5 watt dan lampu pijar 5 watt, elektron yang dialirkan oleh dioda,
dimana lampu pijar memiliki tingkat sehingga lebih banyak energi cahaya yang
efisiensi paling kecil dibandingkan jenis dihasilkan.
lampu lain. Pembahasan selanjutnya yaitu untuk
Perbedaan tingkat efisiensi dari mengkaji pengaruh jenis lampu terhadap
ketiga lampu yang diteliti disebabkan oleh intensitas pencahayaan dan energi buangan
cara kerjanya yang berbeda-beda. Lampu melalui perhitungan nilai efikasi luminus.
pijar yang memiliki tingkat efisiensi paling Penelitian menggunakan lampu flourescent
rendah dikarenakan prinsip kerja utama dengan tiga bentuk yang berbeda, yaitu
dari lampu pijar agar bisa menyala adalah bentuk 2U, 3U dan bentuk spiral, dimana
pemanasan elektron pada filamen wolfarm, semua bentuk lampu memiliki daya 8 watt.
sehingga sebagian besar energi listrik yang Tehnik penelitian kedua ini sama dengan
masuk diubah menjadi energi panas (kalor) penelitian pertama yaitu dilakukan pada
dan hanya sebagian kecil yang diubah tiga titik. Hasil data penelitian dalam tabel
menjadi energi cahaya. Lampu jenis 3 menunjukkan bahwa lampu dengan
flourescent memiliki tingkat efisiensi lebih bentuk spiral 8watt memiliki rata-rata
Bima, Pengaruh Jenis Dan Bentuk Lampu... 388

intensitas pencahayaan paling tinggi Lampu dengan bentuk 3U memiliki


dibandingkan dengan lampu bentuk 2U intensitas pencahayaan lebih besar
dan bentuk 3U. Berdasarkan data tersebut dibandingkan dengan lampu bentuk tabung
dapat disimpulkan bahwa bentuk fisis dari 2U, hal ini dikarenakan lampu dengan
lampu juga dapat mempengaruhi besar bentuk tabung 3U secara fisis memiliki
intensitas pencahayaan yang dihasilkan. luas permukaan yang lebih besar
Intensitas pencahayaan pada lampu dibandingkan dengan bentuk tabung 2U,
bentuk spiral memiliki nilai paling tinggi, sehingga pendaran dari gas lebih banyak
sehingga besar nilai efikasi luminusnya dipancarkan.
juga paling tinggi yang menyebabkan
energi buanganya paling rendah. Hal ini SIMPULAN DAN SARAN
menunjukan bahwa lampu bentuk spiral
memiliki tingkat efisiensi energi paling Berdasarkan hasil analisis data yang
besar dibandingkan dengan lampu bentuk diperoleh dapat disimpulkan bahwa Jenis
2U dan 3U, dimana lampu dengan bentuk dan bentuk lampu berpengaruh terhadap
2U memiliki tingkat efisiensi paling kecil besar Intensitas pencahayaan dan energi
dibandingkan jenis lampu lain. buanganya. Jenis lampu LED memiliki
Teori tentang pendaran yang efektifitas paling baik dibandingkan jenis
dihasilkan oleh lampu flourescent lampu flourescent dan lampu pijar, karena
menyatakan bahwa intensitas pencahayaan memiliki tingkat pembuangan energi yang
lampu dipengaruhi oleh elektron dan jenis paling kecil dengan efisiensi rata-rata 32 %
gas pendaran. Elektron yang berasal dari dan menghasilkan Intensitas pencahayaan
energi listrik yang masuk dipanaskan oleh yang besar dengan rata-rata 30 lux. Lampu
elektrode yang mengakibatkan loncatan- dengan bentuk spiral memiliki rata-rata
loncatan elektron dan bertumbukan dengan Intensitas pencahayaan lebih besar
raksa didalam tabung, dari tumbukan dibandingkan dengan bentuk lain yaitu 24
tersebut menghasilkan pelepasan energi lux, hal ini karena bentuknya yang
dalam bentuk gelombang elektromagnetik dirancang saling memantulkan pendaran
yaitu radiasi ultraviolet. Gelombang gas. Sehingga lampu dengan bentuk spiral
ultraviolet tersebut yang akhirnya memiliki efektifitas paling baik
dikonversikan menjadi cahaya (pendaran dibandingkan lampu bentuk lain dengan
cahaya) oleh gas fosfor yang ada didalam efisiensi rata-rata 16 %.
tabung. Teori tersebut secara tersirat Penelitian ini menggunakan ruangan
mengatakan bahwa jumlah cahaya yang dengan dimensi yang relatif kecil dan
keluar dari lampu flourescent sangat terdapat sedikit interfrensi pencahayaan
dipengaruhi oleh jumlah elektron yang dari luar ruangan, untuk lebih maksimal
masuk pada elektrode, sehingga dengan pada penelitian-penelitian selanjutnya
daya yang sama dan jenis gas yang sama disarankan menggunakan ruangan yang
harusnya cahaya yang dihasilkan oleh lebih besar dan yang minim interfrensi
lampu flourescent adalah sama, tetapi pencahayaan dari luar ruangan serta warna
berdasarkan penelitian bentuk yang dinding yang digunakan dalam penelitian
berbeda juga dapat mempengaruhi besar sebaiknya memakai warna hitam untuk
cahaya yang dihasilkan. Lampu dengan meminimalisir adanya pantulan cahaya
bentuk spiral menghasilkan intensitas dari dinding.
pencahayaan paling besar dikarenakan dari .
bentuk fisisnya yang berlapis, sehingga DAFTAR BACAAN
cahaya yang dihasilkan oleh pendaran gas
dari suatu titik tabung saling terpantul, Badan Standardisasi Nasional. Pengukuran
dimana bahan tabung lampu terbuat dari Intensitas penerangan di tempat
kaca yang memiliki sifat memantulkan. kerja. Jakarta: BPS, 1994.
389 Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 3 No.4, Maret 2015, hal 384 - 389

Daryanto. 2003. Teknik Pengerjaan


Listrik. Jakarta: Bumi Aksara.
Edward, A. 1983. Lamps and Lighting.
Great Britain: The Pitman Press.
Ginanjar. 2012. Pengujian Intensitas
Pencahayaan di Gedung
Perpustakaan Universitas Siliwangi
Dengan Simulasi Menggunakan
Software Dialux V.4.10.
Politeknologi, Vol. 10 No. 3,
September 2011.
Karlen dan Benya. 2007. Dasar-dasar
Desain Pencahayaan. Jakarta:
Erlangga.
Muhaimin. 2001. Teknologi Pencahayaan.
Bandung: PT Refika Aditama.
Oxlade, Chris. 2010. Teknologi Energi.
Jakarta: Erlangga.
Pringatun, Sri, dkk. 2011. Analisis
Komparasi Pemilihan Lampu
Penerangan Jalan Tol. Media
Elektrika, Vol. 4 No.1, Juni 2011.
Setyawan, L.H. 2007. Kamus Fisika.
Jakarta: Pakar Raya.
Soedojo, Peter. 1992. Azas-Azas Ilmu
Fisika Jilid 3 Optika. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Pers.
Watkins dan Parton. 2004. Perhitungan
Instalasi Listrik. Jakarta: Erlangga.
Wikipedia, 2013. Lampu Pijar.
http://id.wikipedia.org/wiki/Lam
pu_pijar. [diakses tanggal 16
Februari 2014]

Anda mungkin juga menyukai