Anda di halaman 1dari 14

Webinar Hari Air Sedunia:

Groundwater –
Make The Invisible Visible
“Upaya Bersama dalam Menjaga
Kualitas Air Minum Aman yang
Berkelanjutan”
Tri Dewi Virgianti
Direktur Perumahan dan Permukiman
Kementerian PPN/Bappenas

Selasa, 22 Maret 2022

RESEARCH POSTER 1
DEFINISI AKSES AIR MINUM
Air Minum adalah Air Minum Rumah Tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum. Kebutuhan Pokok Air Minum Sehari-hari adalah air untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari yang digunakan untuk keperluan minum, masak, mandi, cuci, peturasan, dan ibadah. (PP 122/2015)
LADDER SDGS MENURUT MANDAT SDG DAN LAMPIRAN PERPRES 59/17 :

Tidak Ada Akses Tidak


Akses Layak Akses Layak
Akses Layak Akses Aman
Terbatas Dasar
(Surface (Unimproved (Safely Managed)
(Limited Acces) (Basic Access)
Water) Water)
Proxy Akses Air Minum Aman:
Proxy 1: Sumber Air Minum Layak
Sumber air minum Sumber air minum
Sumber air minum berasal dari perpipaan, berasal dari • Rumah tangga menggunakan sumber air minum layak
yang berasal dari kran umum, sumur perpipaan, kran
sumber air tidak bor/pompa, mata air umum, sumur Proxy 2: Sumber Air Minum Layak dan Lokasi on Premises
terlindung dan air bor/pompa, mata air • Lokasi sumber air minum berada di dalam atau di halaman
Sumber air terlindungi (i) sumur terlindung dan air
hujan rumah/on-premises (selain air minum kemasan bermerk dan air isi
secara langsung tidak terlindung; (ii) hujan
*Air Minum dalam Kemasan
yang berasal dari mata air tidak dan Isi ulang perlu dicek *Air Minum dalam Kemasan dan
ulang)
air permukaan terlindung kembali sumber air Isi ulang perlu dicek kembali
sumber air mandi/cuci Proxy 3: Sumber Air Minum Layak, Lokasi on Premises dan tersedia
mandi/cuci
(sungai, danau, setiap dibutuhkan
waduk, kolam, *Tidak Terlindingi: • Rumah tangga dapat mengakses air minum saat dibutuhkan (tidak
irigasi) waktu tempuh waktu tempuh
Tidak Pakai Cincin mengumpulkan air mengalami kesulitan pasokan air selama 24 jam)
(sumur) atau tidak mengumpulkan air dari rumah ke sumber
ada bak pelindung dari rumah ke air minum (termasuk Proxy 4: Sumber Air Minum Layak, Lokasi on Premises dan tersedia
(mata air) sumber air minum antre) sebesar kurang setiap dibutuhkan dengan kualitas sesuai standar
sebesar lebih dari lebih atau sama • Kualitas air minum bebas dari kontaminasi bakteri faecal dan
(>) 30 menit dengan (≤) 30 menit
kimiawi yang ditetapkan sesuai standar kualitas air minum nasional
2
Direktorat Perumahan dan Permukiman

Direktorat Perumahan dan Permukiman 2


Capaian Akses Air Minum di Indonesia
Peta Akses Air Minum Layak di Indonesia q Sumber Air Minum Utama di Sumber Air untuk Minum
Indonesia masih didominasi oleh
Air Isi Ulang (DAMIU) 29%
serta Sumur Bor/Pompa 19% 2.18%
dan Sumur Terlindungi 14%. 7.32% 10.23%
7.86%
q Rumah tangga dengan akses AMDK
perpipaan sebesar 20% akan 14.35% DAMIU
tetapi hanya 10% Rumah 29.10% Ledeng
Tangga yang menggunakan air Sumur Bor/Pompa
ledeng sebagai sumber air 19.09% Sumur Te rlindungi
minum 9.87% Mata Air Te rlindungi
q Sebanyak 7% Rumah tangga Air Hujan
masih mengkonsumsi air Sumbe r Tidak Layak

minum yang tidak layak

Sumber Air untuk Keperluan Lainnya


Capaian Akses Air Minum Layak (2020): (Mandi/ Cuci/ dll)
90.21% q Sumber Air untuk Keperluan
Mandi/Cuci dll di Indonesia paling 0.81%
banyak menggunakan Sumur 12.06% 19.12% Ledeng
q Jaringan Perpipaan (JP): 20.69% atau Bor/Pompa 39% dan Sumur
7.80%
Sumur Bor/Pompa
15 Juta Sambungan Rumah (SR) Terlindungi 21%. 21.01% Sumur Te rlindungi
q Sebanyak 19% Rumah tangga
menggunakan sumber air Mata Air Te rlindungi

perpipaan 39.20% Air Hujan


q Akan tetapi 12% Rumah tangga
q Bukan Jaringan Perpipaan (BJP): masih menggunakan sumber air
Sumbe r Air Tida k La yak

69.52% atau 50 Juta Rumah Tangga tidak layak.

Direktorat Perumahan dan Permukiman 3


TREN CAPAIAN AKSES AIR MINUM 1993-2020
Akses Air Minum Layak
100% Meningkat 26,7% Rata-rata
Tahun 1993: 63,6%
dalam kurun waktu peningkatan tahunan
Tahun 2020: 90,2%
90% kurang dari 30 tahun sebesar 0,95%

80% Akses Jaringan Perpipaan


70% Meningkat 4,6% dalam Rata-rata
Tahun 1993: 16,1%
kurun waktu kurang dari peningkatan tahunan
Tahun 2020: 20,7%
30 tahun sebesar 0,16%
60%

Akses Bukan Jaringan Perpipaan


50%

Kepemilikan mata air Kepemilikan sumur


40% terlindungi tidak Kepemilikan sumur
terlindungi
mengalami perubahan bor/pompa
mengalami
yang signifikan meningkat
30% penurunan

20% Tahun 1993: 6,3% Tahun 1993: 28,3% Tahun 1993: 10,6%
Tahun 2020: 7,9% Tahun 2020: 14,3% Tahun 2020: 19,1%
10%

0%
AMDK DAMIU
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Peningkatan pengguna AMDK Peningkatan pengguna DAMIU
untuk air minum sebesar 7 juta untuk air minum sebesar 16,2
Akses Kepemilikan JP AMDK DAMIU Akses Air Minum Layak
RT (30 juta jiwa) dalam kurun juta RT (80 juta jiwa) dalam
Sumur Bor/Pompa Sumur Terlindungi Mata Air Terlindungi Air Hujan waktu 1998-2020 kurun waktu 2008-2020

Direktorat Perumahan dan Permukiman 4


Perbandingan Persumber Air Minum
Akses Rumah Sumber Air Estimasi Biaya yang
Sumber Air Minum Kualitas*
Tangga Minum Utama diperlukan (perbulan)
Air Kemasan (AMDK) tidak uji kualitas
10.23% 10.23% Rp300.000
pada air kemasan
Air Isi Ulang (DAMIU) 29.10% 29.10% 20.5% Rp135.000
Air Ledeng/ Perpipaan 39.20% 9.87% 28% Rp86.000
Sumur Bor/ Pompa 39.20% 19.09% 15.4% Rp44.796
Sumur Gali Terlindungi 21% 14.35% 7% Rp25.254
Mata Air Terlindungi 7.8% 7.8% 7% hanya terdapat pada daerah tertentu

Penampungan Air Hujan 2.9% 2.18% 15% hanya terdapat pada daerah tertentu

*Standar Kualitas memenuhi syarat menurut PMK 492/2010 pada lima parameter (yaitu TDS, E.coli, pH, nitrat dan nitrit) q Kualitas ground water pada titik sumber dapat berbeda
dengan kualitas pada point of use.
Sumber: Susenas BPS 2020, Rekalkulasi Data SKAM-RT 2020 Kemenkes, UI dan UTS Self-Supply Research Team, 2022
q Memasak air umumnya mengurangi risiko E.coli, tetapi
kontaminasi dapat terjadi selama penyimpanan air

AMDK dan DAMIU banyak digunakan oleh masyarakat karena mudah didapatkan, terjamin kulitasnya dan praktis tidak sustainable dan
mengeluarkan biaya lebih besar.

Akses Air Minum BJP dan self supply lebih diminati rumah tangga karena lebih murah. Akan kualitas air yang belum terjamin, perlu
dilakukan pengelolaan air sebelum dikonsumsi serta perlu dilakukan penyimpanan dan pewadahan dengan tempat yang bersih dan layak.
Selain itu penggunaan air tanah yang berlebihan juga dapat menimbulkan volume air tanah semakin berkurang

Air Minum Jaringan Perpipaan (JP) merupakan salah satu sarana air minum yang paling ideal untuk digunakan dalam rumah tangga karena
paling aman dari kontaminan dengan harga yang terjangkau. Kendala yang dihadapi dalam penggunaan air minum jaringan perpipaan
adalah masih rendahnya keinginanan masyarakat untuk mengakses dan membayar biaya pelayanan air minum perpipaan
Direktorat Perumahan dan Permukiman 5
Perbandingan Akses Air Minum di Negara Lain
Proporsi Populasi Pengguna Akses Self-Supply Sebagai Sumber Air Minum Utama

Sepertiga penduduk Indonesia


(>80 juta jiwa) menggunakan
sumber air tanah (ground water)
milik pribadi untuk minum.

Capaian Akses Perpipaan di Beberapa Negara di Asia

100% 95% 100% 98%


100%
70% 76%
80%
60% 40% 43% 44%
40% 20%
20%
0%
Malaysia
Vietnam

Hongkong

India
Indonesia

Jep ang
Thailand

Singapore

China
Filipina

Perbandingan akses perpipaan dan GDP di Negara Asia


lainnya. Indonesia termasuk negara dengan GDP tertinggi
di Asia tetapi dengan askes perpipaan terendah.
Direktorat Perumahan dan Permukiman 6
ISU DAN TANTANGAN

1 Ketersediaan Air Baku 2 Kualitas Air Permukaan Tantangan yang dihadapi:

• 74% kebutuhan air minum Rumah


10.51%
Tangga dipenuhi dari air tanah,
sedangkan potensi air tanah hanya
Cemar
Ringan
2.7% potensi sumber daya air
Cemar Indonesia
Sedang
Sumber Air Baku untuk Air Minum Rumah
Cemar Berat 31.09% Tangga
6% 3%
53.28% Air Tanah

18% Ledeng

Air Sungai/Hujan
Pada tahun 2019, sungai yang memiliki 74%

status cemar berat sebesar 53,28% Air Kemasan/Lainnya


Pada Tahun 2020 - 2034, diperkirakan beberapa
wilayah di Indonesia mengalami defisit air baku

52,62%
Proyeksi Kebutuhan Air Baku 2020-2024
akibat pertumbuhan penduduk dan ketersediaan air Indeks
yang tidak merata. Pulau Jawa, Nusa Tenggara dan Domestik: Industri
Sulawesi Selatan berpotensi terbesar. Kualitas Air 582 m3/s 80 m3/s
Sumber: Direktorat Pengairan dan Irigasi, Bappenas

Pada Tahun 2019 Persentase Pemenuhan Pada tahun 2019, Indeks Kualitas Air Proyeksi Total Kebutuhan air baku/air minum
Nasional mencapai 52,62% untuk domestik dan industri tahun 2024:
Kebutuhan Air Baku adalah 30%
660 m3/det

Direktorat Perumahan dan Permukiman 7


Isu Sumber Daya Air
• Sudah ada Pemerintah
Daerah yang peduli terhadap
masalah penggunaan air tanah.
• DKI Jakarta sudah membuat
regulasi yang khusus membahas
zona bebas air tanah yang
menjelaskan kriteria serta
sanksi yang akan diberikan jika
regulasi tersebut tidak diindahkan.

Kebijakan Bebas
Air Tanah
DKI Jakarta
TREN JARAK AKSES AIR MINUM LAYAK DENGAN SANITASI

100.00% q Berdasarkan Lampiran IV


Permenpupr 27/2016 mensyaratkan
90.21% jarak aman: sumur dangkal minimum
90.00% 84.94% 10 m; sumur pompa >10 m (bila lebih
82.63% 82.09% tinggi dari sumber pencemar) dan >15
80.00% 78.15% m (bila lebih rendah dari sumber
24.98% pencemar).
70.00% 26.02% q Dalam PP 122/2015 Tetang
30.95% 30.20% Penyediaan Sistem Air Minum Pasal
11 dan 12 untuk SPAM bukan
60.00% jaringan dalam pembangunan sumur
39.81%
dangkal dan sumur pompa wajib
50.00% memperhatikan ketentuan teknis
tentang kedalaman muka air dan jarak
aman dari sumber pencemaran.
40.00%
q Rata-rata dalam 20 tahun, sekitar 27%
65.23% sumber akses air minum layak
30.00% 58.92% berjarak kurang dari 10 meter dari
51.68% 51.89% tempat penampungan limbahnya.
20.00% 38.34% q Pada tahun 2020, 65% akses air
minum layak dengan sumber air
10.00% tanah memiliki jarak lebih dari 10m
dengan tempat penampungan limbah/
kotoran/tinjanya. Peningkatan
0.00% sebesar 26% dalam 20 tahun
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
terakhir.
Akses Layak dengan >10m Akses Layak dengan <10m

Direktorat Perumahan dan Permukiman 10


Integrasi Sanitasi Aman terhadap Akses Air Minum
• Kolaborasi dengan bidang Sanitasi perlu diutamakan untuk
1,9 juta Rumah Tangga di Indonesia belum terlayani akses air menekan tingkat pencemaran air tanah / air permukaan
minum dan sanitasi layak. sehingga ketersediaan dan kualitas air dapat ditingkatkan.

71.72% Rumah Tangga di Indonesia menggunakan Akses Air • Dalam mengentaskan BABS dan menghindari terjadinya
Minum BJP dan hanya 7,64% Akses Sanitasi Aman di Rumah slippage, penyediaan air minum yang merata merupakan
Tangga
prioritas
±17,5 juta jiwa di Indonesia masih melakukan praktik • Kebijakan dan Strategi Air Minum dan Sanitasi Saling
BABS di tempat terbuka. Berpengaruh

q Rantai Pasok Akses Sanitasi Aman (Sistem Setempat)


q Penetapan proprosi RT yang masih
dapat menggunakan BJP sebagai
sumber air minum utama ditentukan
dari kondisi sanitasi tersambung ke
IPALD-T atau menggunakan tangki
septik kedap.
q Cakupan sanitasi aman yang tinggi
akan menahan laju pencemaran air
tanah dan memungkinkan rumah
tangga menggunakan SPAM BJP dan
menerapkan RPAM BJP sebelum
memutuskan beralih ke SPAM JP.

Direktorat Perumahan dan Permukiman 11


Arah Kebijakan dalam Pembangunan Akses Air Minum

Penguatan regulasi Perubahan perilaku


beserta turunan masyarakat dalam
kebijakan dan mencapai akses air
strateginya minum aman

Peningkatan alokasi
Peningkatan tata dana dan
kelola kelembagaan pengembangan
dan pendanaan sumber pembiayaan
alternatif

Pengembangan
Peningkatan kapasitas infrastruktur dan
penyelenggara air layanan sesuai
minum karakteristik dan
kebutuhan daerah

Direktorat Perumahan dan Permukiman 12


Arah Kebijakan dalam Pembangunan Akses Air Minum

Target tersebut merupakan komitmen semua pihak


Penyediaan air minum aman telah dimandatkan pada
dimana harus kita sadari bersama bahwa kualitas air
RPJMN 2020-2024 dan SDGs 2030 tujuan 6.1, dimana
minum merupakan hal penting yang perlu dijamin
dinyatakan bahwa target pembangunan saat ini adalah
pemenuhannya. Pengamanan kualitas air tersebut
untuk memenuhi akses air minum yang aman dan
dilaksanakan mulai dari sumber air minum ke penyedia
terjangkau untuk semua masyarakat.
air minum hingga kepada pengguna air minum.

Pengamanan air minum perlu didukung oleh SDM dan


tools yang handal serta dana yang mencukupi.
Sinergi seluruh stakeholder dalam pencapaian akses air
Penyiapan SDM untuk surveilans harus dilakukan melalui
minum aman juga penting agar pelaksanaan
peningkatan kapasitas dan kompetensi OPD dan
pengamanan air minum dapat mencapai hasil yang
Sanitarian sebagai pelaksana sekaligus ujung tombak
signifikan dan maksimal.
dalam memastikan berjalannya program pengawasan
kualitas air minum.

Direktorat Perumahan dan Permukiman 13


Terima Kasih

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ BAPPENAS


Jalan Taman Suropati No. 2, Jakarta 10310
021 3193 6207
bappenas.go.id
RESEARCH POSTER 14

Anda mungkin juga menyukai