Sistem perpajakan yang lama ternyata sudah tidak sesuai lagi dengan tingkat
kehidupan sosial ekonomi masyarakat Indonesia, baik dari segi kegotong-royongan
nasional maupun dari Iaju pembangunan nasional yang telah dicapai. Di samping itu,
sistem perpajakan yang lama tersebut belum dapat menggerakkan peran dari semua
lapisan subjek pajak yang besar peranannya dalam menghasilkan penerimaan dalam
negeri yang sangat diperlukan guna kelangsungan dan peningkatan
pembangunan nasional. Oleh karena itu, pemerintah menciptakan sistem perpajakan
yang baru yaitu dengan Iahirnya undangundang petpajakan baru, yang terdiri atas:
UUNo. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, UU No. 7
Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan dan UU No. 8 Tahun 1983 tentang Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah, UU No.
12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan dan UU No. 13 Tahun 1985 tentang
Bea Meterai.
Undang-Vndang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan dilandasi falsafah
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, yang di dalamnya tertuang ketentuan yang
menjunjung tinggi hak warga negara dan menempatkan kewajiban perpajakan sebagai
kewajiban kenegaraan. Undang-undang ini memuat ketentuan umum dan tata cara
perpajakan yang pada prinsipnya diberlakukan bagi undang-undang pajak material, kecuali
dalam undang-undang pajak yang bersangkutan telah mengatur sendiri mengenai ketentuan
umum dan tata cara perpajakannya.
Sejalan dengan perkembangan ekonomi, teknologi informasi, sosial, dan politik, disadari
bahwa perlu dilakukan perubahan Undang-Undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan. Perubahan tersebut beńujuan untuk lebih memberikan keadilan, meningkatkan
pelayanan kepada Wajib Pajak, meningkatkan kepastian dan penegakan hukum, serta
mengantisipasi kemajuan di bidang teknologi informasi dan perubahan ketentuan material di
bidang perpajakan. Selain itu, perubahan tersebut juga dimaksudkan untuk meningkatkan
profesionalisme aparatur perpajakan, meningkatkan keterbukaan administrasi perpajakan, dan
meningkatkan kepatuhan sukarela Wajib Pajak.
Sistem, mekanisme, dan tata cara pelaksanaan hak dan kew aj iban perpaj akan yang
sederhana menjadi ciri dan corak dalam perubahan undang-undang ini dengan tetap
menganut sistem
self assessment. Perubahan tersebut khususnya berkaitan dengan peningkatan keseim
bangan hak dan kewajiban bagi masyarakat Wajib Pajak sehingga masyarakat Wajib
pajal dapat melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya dengan lebih baik.
Dengan berpegang teguh pada prinsip kepastian hukum, keadilan, dan kesederhanaan, dan
tujuan perubahan Undang-Undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakat ini
mengacu pada kebijakan pokok sebagai berikut:
DASAR HUKUM
Dasar hukum Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah Undang-Undang NO. 6
Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 16 Tahun 2009.
Perpajakan
Edisi 2019
28
PENGERTIAN-PENGERTIAN
Dalam pembahasan Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan akan dijumpai
pengertianpengertian atau istilah-istilah yang sudah baku. Pengertian-pengertian atau
istilah-istilah tersebut, antara lain:
Pajak adalåh kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak
mendapatkan imbalan secarä langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
2. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak, pemotong pajak,
dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
3. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang
melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan
terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau badan
usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi,
dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial
politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak
investasi kolektifdan bentuk usaha tetap.
4. Masa Pajak adalah jangka waktu yang menjadi dasar bagi Wajib Pajak untuk
menghitung, menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang dalam suatujangka waktu
tertentu sebagaimana ditentukan dalam undang-undang KUP. Masa Pajak sama dengan
1 (satu) bulan kalender atau jangka waktu lain yang diatur dengan Peraturan Menteri
Keuangan paling lama 3 (tiga) bulan kalender.
5. Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun kalender kecuali bila Wajib Pajak
menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender.
6. Bagian Tahun Pajak adalah bagian dari jangka waktu I (satu) Tahun Pajak.
7. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat, dalam Masa Pajak,
dalam Tahun Pajak, atau dalam Bagian Tahun Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
8. Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan Pajak
9. Kredit Pajak untuk Pajak Penghasilan adalah pajak yang dibayar sendiri oleh Waj Pajak
ditambah dengan pokok pajak yang terutang dalam Surat Tagihan Pajak karer do Pajak
Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar, ditambah dengæ pajak
yang dipotong atau dipungut, ditambah dengan pajak atas penghasilan di dibayar atau
terutang di luar negeri, dikurangi dengan pengembalian pendahulua kelebihan pajak,
yang dikurangkan dari pajak yang terutang.
10. Kredit Pajak untuk Pajak Pertambahan• Nilai adalah Pajak Masukan Yang dapk di
dikreditkan setelah dikurangi dengan pengembalian pendahuluan kelebihan
pajak ata setelah dikurangi dengan pajak yang telah dikompensasikan, yang
dikurangkan pajak yang terutang.
11. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan k
dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatl standar
pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atat untuk tujuan
Iain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
12. Bukti Permulaan adalah keadaan, perbuatan, dan/atau bukti berupa keterangan, tulisan, atau
benda yang dapat memberikan petunjuk adanya dugaan kuat bahwa sedang atau telah
terjadi suatu tindak pidana di bidang perpajakan yang dilakukan oleh siapa saja yang
dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara.
13. Pemeriksaan Bukti Permulaan adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mendapatkan
bukti permulaan tentang adanya dugaan telah terjadi tindak pidana di bidang
perpajakan.
14. Penanggung Pajak adalah orang pribadi atau badan yang bertanggung jawab atas
pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak dan memenuhi
kewajiban Wajib Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
Perpajakan
Edisi 2019
8. Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya
penagihan pajak
p ll. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, k
dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu 14 standar
pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan
lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
12. Bukti Permulaan adalah keadaan, perbuatan, dan/atau bukti berupa keterangan,
tulisan, atau benda yang dapat memberikan petunjuk adanya dugaan kuat bahwa
sedang atau telah terjadi suatu tindak pidana di bidang perpajakan yang dilakukan
oleh siapa saja yang dapat
menimbulkan kerugian pada pendapatan negara.
14. Penanggung Pajak adalah orang pribadi atau badan yang bertanggung jawab
atas pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak dan
memenuhi kewajiban Wajib Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
15. Penelitian adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menilai
kelengkapan pengisian Surat Pemberitahuan dan lampiran-lampirannya
termasuk penilaian tentang kebenaran penulisan dan penghitungannya.
Perpajakan
Edisi 2019
2. Fungsi NPWP
a. Sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak.
b. Untuk menjaga ketertiban dałam pembayaran pajak dan dałam pengawasan
administrasi perpajakan.
3. Pencantuman NPWP
4. Pendaftaran NPWP
Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan wajib
ł mendaftarkan meliputi tempat diri tinggal, pada tempat kantor kedudukan, Direkto
Jenderal atau tempat Pajak kegiatan yang usaha wilayah Wajib kerjanyaPajak
Wajib Pajak.
adalah
pemotongan/pemungutan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Pajak Penghasilan
1984 dan perubahannya.
Tempat pendaftaran dilakukan pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang
wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal dan kantor Direktorat Jenderal Pajak
dan wilayah kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha dilakukan bagi Wajib
Pajak orang pribadi pengusaha tertentu.
Kewajiban mendaftarkan diri tersebut berlaku pula terhadap wanita kawin yang
dikenai pajak secara terpisah karena hidup terpisah berdasarkan keputusan
hukum atau dikehendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan
penghasilan dan harta.
Wanita kawin selain tersebut di atas dapat mendaftarkan diri untuk
memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak atas namanya sendiri agar wanita
kawin tersebuüdapat melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban
perpajakannya terpisah dari hak dan kewajiban perpajakan suaminya.
Bagi wanita kawin yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan dan:
a. tidak hidup terpisah.
b. Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan suatu usaha atau tida
melakukan pekerjaan bebas apabila jumlah penghasilannya sampai dengan
suat bulan yang disetahunkan telah melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak,
waj mendaftarkan diri paling lama pada akhir bulan berikutnya.
Terhadap Wajib Pajak yang tidak mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP
ak dikenakan sanksi perpajakan.
5. Sanksi
Setiap orang yang dengan sengaja tidak mendaftarkan diri untuk diberikan Nom
Pokok Wajlb Pajak, atau menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak NP
sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dipidana den"
pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun da
denda paling sedikit 2 (dua) kalijumlah pajak terutang yang tidak atau kurang
dibaya dan paling banyak 4 (empat) kalijumlah pajak terutang yang tidak atau
kurang dibayat
Pidana tersebut ditambahkan 1 (satu) kali menjadi 2 (dua) kali sanksi pidana
apabili seseorang melakukan lagi tinda pidana di bidang perpajakan sebelum lewat
1 (satu tahun, terhitung sejak selesainya menjalani pidana penjara yang dijatuhkan.
Perpajakan
Edisi2019
a Setiap orang Yang melakukan percobaan untuk melakukan tindak pidana
menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak Nomor Pokok Wajib dałam rangka
mengajukan pennohonan restitusi atau melakukan kompensasi pajak atau pengkreditan
pajak, dipidana
dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 2 (dua) tahun
dan denda paling sedi%t 2 (dua) kali jumlah restitusi yang dimohonkan dan/atau
kompensasi atau pengkŕeditan yang dilakukan dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah
restitusi yang kompensasi atau pengheditan yang dilakukan.
b. Wajib Pajak badan dałam rangka likuidasi atau pembubaran karena penghentian
atau penggabungan usaha.
c. Warxita yang sebelumnya telah memiliki NPWP dan menikah tanpa membuat
pedanjian pemisahan harta dan penghasilan.
b. Wajib Pajak orang pribadi yang telah meninggalkan Indonesia untuk selama
lamanya.
d. Wajib Pajak orang pribadi yang berstatus sebagai pengurus, komisaris, peme
saham atau pemilik dan pegawai yapg telah diberikan NPWP melalui pembq
kerja/bendahara pemerintah dan penghasilan netonya tidak melebihi Penghasila
Tidak Kena Pajak.
e. Wanita yang sebelumnya telah memiliki NPWP dan menikah tanpa membua
perjanjian pemisahan harta dan penghasilan serta tidak ingin melaksanakan hal
dan memenuhi kewajiban perpajakannya terpisah dari suaminya.
f. Wanita kawin yang memiliki NPWP berbeda dengan NPWP suami dan
pelaksanaat hak dan pemenuhan kewajiban perpajakannya digabungkan dengan
pelaks hak dan pemenuhan kewajiban perpajakan suaminya.
Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan atau verifikasi harus
memberikan keputusan atas permohonan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak
dalam jangka waktu 6 (enam) bulan untuk Wajib Pajak orang pribadi atau 12 (dua
belas) bulan untuk Wajib Pajak badan, sejak tanggal permohonan diterima secara
lengkap. Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud telah lewat dan Dire Jenderal
Pajak tidak memberi suatu keputusan, permohonan penghapusan Nomo Pokok Wajib
Pajak dianggap dikabulkan.
7. Format NPWP
NPWP terdiri dari 15 digit, yaitu 9 (sembilan) digit pertama merupakan Kode Wajib
Pajak dan 6 (er.lam) digit berikutnya merupakan Kode Administrasi Perpajakan.
Formatnya adalah sebagai berikut: XX. XXX. XXX. X- XXX. XXX
Perpajakan
36 Edisi 2019
pENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK
Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apa pun yang dalam kegiatan
usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor
barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar
daerah pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkanjasa dari luar daerah pabean.
pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah Pengusaha yang melakukan penyerahan Barang
Kena Pajak dan/a(au penyerahan Jasa Kena Pajak yang pajak berdasarkan Undan-g—
Udang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya.
Setiap Wajib Pajak sebagai Pengusaha yang dikenai Pajak Pertambahan Nilai
berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya wafib
melaporkam usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.
Pengusaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
PajakPertambahamNi1ai 1984 Yang:
l. memilih sebagai Pengusaha Kena Pajak.
2. tidak memilih sebagai Pengusaha Kena Pajaktetapi sampaidengansua@bulmdalam
suatu tahun buku jumlah Peredaran bruto atas penyerahan Barang Kena-Pajak auu
Jasa Kena Pajak telah melampaui batasan yang ditenmkan
Kecil, wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan
sebagai paling lama akhir bulan berikutnya.
Kewajiban melaporkan untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak dilakukam
sebelum melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atauJasa KenæPajakETerhadap
pengusaha yang telah memenuhi syarat sebagai PKP, tetapi
untuk dikukuhkan sebagai PKP akan dikukuhkan sebagai PKP
sanksi perpajakan.
Dałam hal tempat tinggal atau tempat kedudukan, dan/atau tempat kegiatan usaha
Wajib Pajak berada dałam 2 (dua) atau lebih wilayah kerja Kantor Pelayanan
Pajak, Direktur Jenderal Pajak dapat menetapkan Kantor Pelayanan Pajak tempat
Wajib Pajak terdaftar.
b. Sudah tidak memenuhi persyaratan sebagai PKP termasuk PKP yang jumlah
peredaran dan/atau penerimaan bruto untuk suatu tahun buku tidak melebihi batas
jumlah peredaran dan/atau penerimaan bruto untuk Pengusaha Kecil.
c. PKP telah dipusatkan tempat terutangnya Pajak Pertambahan Nilai di tempat lain.
d. PKP menyalahgunakan pengukuhan PKP
Perpaja kan
38
Edisi 2019
Atas pennohonan Wajib Pajak untuk melakukan Pencabutan Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak, Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemcriksaan
atau verifikasi harus memberikan keputusan dalam jangka waktu 6 (enam) bulan
sejak tanggal permohonant diterima secara lengkap. Apabila jangka waktu tersebut
telah lewat, Direktur Jenderal Pajak tidak memberi suatu keputusan maka
permohonan Pencabutan pengukuhán Pengusaha KenaPajakdianggap dikabulkan
dan surat keputusan mengenai Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama r (satu) bulan setelah jangka
waktu6@am) bulan berakhir.
4. Sanksi
Setiap orang yang dengan sengaja tidak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak atau menyalahgunakan atau menggunakan tanpa
hak Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak sehíngga dapt menimbulkan kerugian pada
pendapatan negara dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan
dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak
terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling 4 (empat) kali jumlah pajak
terutang yang tidak atau kurang dibayar.
Pidana tersebut ditambahkan 1 (satu) kali menjadi 2 (dua) kali sanksi pidana
apabila seseorang melakukan Iagi tindak pidana di bidang perpajakan sebelum
lewat 1 (satu) tahun, terhitung sejak selesainya menjalani pidana Fnjara yang
dijatuhkan.
Setiap orang yang melakukan percobaan untuk melakukan tindak pidana
menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak Pengukuhan Pengusaha Kena
Pajak dalam rangka mengajukan permohonan restitusi atau melakukan kompensasi
pajak atau pengkreditan pajak, dipidana denganpidanapenjara paling singkat 6
(enam) bulan dan paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali
jumlah restitusi yang dimohonkan dan/ atau kompensasi atau pengkreditan yang
dilakukan dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah restitusi yang dimohonkan
dan/atau kompensasi atau pengkreditan yang dilakukan.
Ketentuan dan Tata Cara Perpajakan
a. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dam lata
melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam I (satu) Tahun Pajak
ata Bagian Tahun Pajak.
PerpajakanEdişi 2019
Perpajakan
Edisi 2019
wajib Pajak yang membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan
Tahunan maupun Surat pemberitahuan Masa yang mengakibatkan utang pajak
menjadi lebih besar, kepadanya dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2%
(dua persen) per bulan atas jumlah pajak yang kurang dibayar, dihitung sejak jatuh
tempo pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan
dihitung penuh I (satu) bulan.
Walaupun telah dilakukan tindakan pemeriksaan, tetapi belum dilakukan tindakan
penyidikan mengenai adanya ketidakbenaran yang dilakukan Wajib Pajak, terhadap
ketidakbenaran perbuatan Wajib Pajak tersebut tidak akan dilakukan penyidikan
apabila Wajib Pajak dengan kemauan sendiri mengungkapkan ketidakbenaran
perbuatannya tersebut, dengan disertai pelunasan kekurangan pembayaran jumlah
pajak yang sebenarnya terutang beserta sanksi administrasi berupa denda sebesar
150% (seratus lima puluh persen) dari jumlah pajak yang kurang dibayar.
a. Pajak-pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih besar atau lebih kecil.
b. Rugi berdasarkan ketentuan perpajakan menjadi lebih kecil atau lebih besar.
c. Jumlahharta menjadi lebih besar atau lebih kecil.
d. Jumlah modal menjadi lebih besar atau lebih kecil.
Pajak yang kurang dibayar yang timbul sebagai akibat dari pengungkapan ini
beserta sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 50% (lima puluh persen) dari
pajak yang kurang dibayar, harus dilunasi oleh Wajib Pajak sebelum laporan
tersendiri dimaksud disampaikan.
fiskal yang berbeda dengan rugi fiskal yang telah dikompensasikan dalam S
Pemberitahuan Tahunan yang akan dibetulkan tersebut, dalam jangka waktu 3 (ti
bulan setelah menerima surat ketetapan pajak, Surat Keputusan Keberatan, S
Keputusan Pembetulan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali,
den& syarat Direktur Jenderal Pajak belum melakukan tindakan pemeriksaan.
5. Jenis SPT
Secara garis besar SPT dlbedakan menjadi dua, yaitu:
a. Penghitungan sementara pajak terutang dalam I (satu) Tahun Pajak yang batas
waktu penyampaiannya dipemanjang.
b. Laporankeuangan sementara.
c. Surat Setoran Pajak sebagai bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak
yang terutang.
Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan wajib ditandatangani oleh Wajib
Pajak atau Kuasa Wajib Pajak. Dalam hal Pemberitahuan Perpanjangan SPT
Tahunan ditandatangani oleh Kuasa Wajib Pajak, Pemberitahuan Perpanjangan
SPT Tahunan harus dilampiri dengan Surat Kuasa Khusus.
Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan dapat disampaikan:
a. Secara langsung.
b. Melaluipos dengan bukti pengiriman surat.
c. Dengan cara lain, yang meliputi:
1) Melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti
pengiriman surat.
2) Saluran tertentu yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak sesuai
dengan perkembangan teknologi informasi.