Anda di halaman 1dari 12

FINTECH SYARI’AH

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Persyaratan Orientasi Studi Pengenalan


Kampus Universitas Darussalam Gontor

Disusun Oleh :

Anisah Khoiriyah

Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 3 Alumni 2022

UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR

DIVISI MANTINGAN

1443/2022
Nama : Anisah Khoiriyah

Asal Sekolah : Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 3

FINTECH DI ERA 5.0

FINTECH SYARIAH

A. PENDAHULUAN

Teknologi finansial atau dalam bahasa Inggris kita kenal sebagai FinTech
alias financial technology adalah penggabungan antara teknologi dan sistem
keuangan untuk menghasilkan inovasi yang memberikan kemudahan bagi
konsumen dalam melakukan transaksi keuangan. FinTech merupakan salah satu
alternatif berinvestasi yang menghadirkan pilihan buat masyarakat yang
mempunyai keinginan untuk mengakses layanan jasa keuangan secara praktis,
efisien, nyaman, dan ekonomis.  Keberadaan FinTech sangat memengaruhi gaya
hidup masyarakat ekonomi.

Adapun konsep Revolusi Industri 4.0 menggunakan kecerdasan buatan


(artificial intelligence) dalam penerapannya. Lalu, bagaimana dengan Society
5.0?. Dikutip dari Cao.go.jp, Society 5.0 adalah revolusi industri yang dirumuskan
oleh Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pada bulan Maret 2017 di pameran
CeBIT, Hannover, Jerman untuk menangani segala permasalahan yang terjadi di
Jepang dan baru diresmikan pada 21 Januari 2019. Dimana pada saat itu Jepang
sedang mengalami sebuah tantangan berkurangnya populasi yang membuat
penduduk/pekerja usia produktif berkurang, sehingga Jepang berusaha
memperbaiki kondisi tersebut dengan menerapkan Era Society 5.0.

Society 5.0 sendiri menjadi sebuah solusi dari Revolusi Industri 4.0,
dimana banyak masyarakat beranggapan bahwa Industri 4.0 akan menggunakan
mesin-mesin berteknologi canggih yang akan menekan jumlah pekerjaan yang
dilakukan oleh tenaga manusia. Era Society 5.0 ini diharapkan dapat menciptakan
nilai baru melalui perkembangan teknologi canggih dapat mengurangi adanya
kesenjangan antara manusia dengan masalah ekonomi ke depannya.

Sejarah FinTech ini berawal dari munculnya komputer serta jaringan


internet di era 1960-1970 membuka peluang pengembangan dalam berbagai
bidang, salah satunya finansial. Di era 1980, banyak perbankan di dunia mulai
memanfaatkan sistem pencatatan data yang dapat diakses melalui komputer. Di
sinilah awal mula munculnya fintech. Mulai tahun 1982, e-trade membawa
fintech menuju ke arah yang lebih maju dengan memperbolehkan sistem
perbankan secara elektronik untuk para calon investor. Di tahun 1990 dengan
pertumbuhan internet yang semakin baik dengan munculnya beberapa saham
online yang memudahkan para calon investor untuk menanamkan modal mereka.

Tahun 1998 menjadi tahun dimana para perbankan di dunia mulai


mengenalkan online banking untuk para nasabahnya. Segala bentuk transaksi juga
semakin praktis dan mudah. Layanan finansial yang lebih efisien dengan
penggunaan teknologi dan software inilah yang dapat diraih dengan fintech.
Banyak yang menganggap bahwa Munculnya fintech ini akan mengancam
keberadaan dari Bank.

Teknologi Finansial ini memiliki beberapa jenis berdasarkan jasa


keuangan yang ditawarkan, seperti :

1. Perbankan

Fintech perbankan adalah bank konvensional yang mulai menggarap dunia


digital. Ada mobile dan internet banking yang bisa kamu manfaatkan dengan
mudah dengan melibatkan internet. Saat ini, banyak bank yang telah melakukan
sistem digitalisasi ini.

2. Pembayaran

Mirip dengan FinTech perbankan, namun FinTech pembayaran adalah


layanan keuangan hanya untuk menerima dan mengirimkan uang secara digital.
Untuk menggunakan layanan ini, kamu tidak perlu memiliki rekening bank.
Contoh fintech ini adalah PayPal.

3. Pinjaman keuangan P2P

Melalui FinTech, kamu juga bisa mendapatkan berbagai pinjaman


keuangan, terutama FinTech P2P lending. Untuk pinjaman keuangan P2P, seorang
calon peminjam uang akan “dipertemukan” secara virtual dengan investor yang
berniat meminjamkan uang. Ingat, jangan lupa untuk memilih startup FinTech
yang telah diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menjaga agar
transaksimu tetap aman.

4. Crowdfunding

Urun dana (crowdfunding) adalah salah satu layanan FinTech yang


mungkin sering kamu dengar. Biasanya ada dua jenis tujuan crowdfunding, untuk
amal (uang akan disumbangkan), atau untuk donasi uang kepada pengusaha (uang
digunakan untuk membuat konten, berkarya, dan lain-lain).

5. Asuransi

FinTech asuransi adalah alternatif asuransi konvensional yang biasanya


memakan waktu yang lama untuk membelinya. Melalui FinTech ini, kamu bisa
mendaftar asuransi hanya dalam hitungan menit. Jenis asuransi yang ditawarkan
pun bermacam-macam, mulai dari kendaraan hingga kesehatan.

6. Tabungan dan investasi

Ada juga perusahaan FinTech yang bergerak di bidang tabungan dan


investasi. Jenis-jenis investasi online yang bisa kamu lakukan di startup ini adalah
P2P lending, reksa dana, emas, hingga bitcoin.
Adapun dalam hal sistem pembayaran, FinTech berperan dalam:

a. Menyediakan pasar bagi pelaku usaha


b. Menjadi alat bantu untuk pembayaran, penyelesaian/settlement dan
kliring
c. Membantu pelaksanaan investasi yang lebih efisien
d. Mitigasi risiko dari system pembayaran yang konvensional
e. Membantu pihak yang membutuhkan untuk menabung, meminjam dana
dan penyertaan modal.

Teknologi finansial mengurangi jenis transaksi yang secara langsung


mempertemukan pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi. Media baru yang
digunakan dalam transaksi pada teknologi finansial adalah gawai. Ruang lingkup
teknologi finansial mencakup segala jenis inovasi teknologi yang berkaitan
dengan keuangan. Cakupannya meliputi lembaga keuangan tradisional,
perusahaan rintisan, pengembangan teknologi, konsumen keuangan, dan
pemerintah. Tiap gagasan teknologi yang kreatif dan tiap aktivitas bisnis yang
dapat mengembangkan ekonomi lokal juga termasuk dalam ruang lingkup
teknologi finansial antara lain pada perangkat lunak, serta pengadaan pinjaman
dan perdagangan secara daring tanpa pihak perantara.

Teknologi finansial memiliki kekuatan besar pada kemampuan dalam


mengoptimalisasikan teknologi, seperti :

a. Fintech memiliki kemampuan yang tinggi dalam digitalisasi layanan


jasa keuangan.
b. Fintech memiliki kemampuan big data analysis yang handal. Banyak
manfaat yang diperoleh dari kemampuan ini, salah satunya mampu
mentransformasikan data dengan sangat cepat.
c. Keberadaan teknologi menjadi dasar eksistensi fintech selain
memberikan kecepatan juga memberikan keamanan dalam
bertransaksi. Teknologi membuat para pemodal merasa aman dalam
menitipkan dananya. Mulai dari persetujuannya cepat, hingga proses
registrasi yang mudah.
d. Jangkauan yang sangat luas. Tanpa harus memiliki cabang di setiap
daerah.

Tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia merupakan negara dengan


penduduk muslim terbesar di dunia. Seiring pesatnya pertumbuhan pasar
teknologi finansial, fakta tersebut memunculkan adanya potensi yang besar bagi
layanan fintech syari’ah di Indonesia. Fintech Syari’ah di Indonesia diatur dan
mengacu pada Fatwa Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN
MUI) Nomor 117/2018 tentang Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi
Informasi Berdasarkan Prinsip Syari’ah (AFTECH 2019). Berdasarkan fatwa
tersebut, fintech syari’ah adalah sebuah platform pinjaman online peer to peer
lending yang mempertemukan antara pemberi pinjaman dengan penerima
pinjaman melalui online dan beroperasi atau berjalan berdasarkan aturan hukum
syari’at Islam.

B. PEMBAHASAN

Berdasarkan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia


(DSN MUI) Nomor 117/2018 tentang Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi
Informasi Berdasarkan Prinsip Syari’ah (AFTECH 2019), fintech syari’ah adalah
penyelenggaraan layanan jasa keuangan berdasarkan prinsip syari’ah yang
mempertemukan atau menghubungkan pemberi pembiayaan dengan penerima
pembiayaan dalam rangka melakukan akad pembiayaan melalui sistem elektronik
dengan menggunakan jaringan internet.

Beberapa alasan masyarakat harus beralih menggunakan fintech syari’ah


di Indonesia :

a. Berbasis teknologi
b. Transaksi berlandaskan hukum Islam
c. Bebas riba atau bunga
d. Akad tidak melanggar syari’at Islam
e. Telah mendapat fatwa dari MUI
f. Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
g. Memudahkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Layanan FinTech di Indonesia telah memiliki payung hukum yang


mengatur secara umum jalannya FinTech Syariah sebagai berikut :

1) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 77/POJK.01/2016


Peraturan OJK ini tentang layanan berbasis teknologi informasi untuk
kegiatan pinjam meminjam uang. Peraturan ini menjelaskan secara umum
bagaimana tata pelaksanaan teknologi finansial serta pembagian pelaksana
hak dan tanggun jawab masing-masing.
Pasal 1 ayat 3 menerangkan bahwa layanan berbasis teknologi
informasi kegiatan pinjam meminjam uang merupakan untuk
mempertemukan antara penerima pinjaman dan pemberi pinjaman dengan
melakukan perjanjian pinjam meminjam secara langsung mata uang
rupiah, dengan menggunakan jaringan internet melalui system elektronik.
2) Undang-Undang No.11 Tahun 2008
UU No. 11 tahun 2008 mengenai informasi dan transaksi elektronik,
memaparkan bahwa kegiatan yang dilakukan menggunakan jaringan
computer atau media elektronik lainnya oleh subjek hukum disebut
sebagai transaksi elektronik.
3) Undang-Undang No. 8 Tahun 1999
UU No. 8 Tahun 1999 ini tentang perlindungan konsumen. Pasal 1 ayat
1 dan 2 menjelaskan bahwa perlindungan konsumen adalah segala bentuk
upaya untuk melindungi konsumen dengan ditegakkannya kepastian
hukum. Konsumen mencakup diri sendiri, orang lain, keluarga, dan
makhluk hidup lainnya yang tidak untuk diperdagangkan untuk memakai
produk yang tersedia dalam masyarakat baik barang atau jasa.

Secara garis besar, fintech syari’ah dengan fintech konvensional memiliki


fungsi yang mirip dalam layanan keuangan. Namun, perbedaan yang paling
terlihat adalah penerapan akad dalam pembiayaan yaitu penggunaan uang yang
tidak jelas dan tidak merugikan salah satu pihak berdasarkan hukum Islam.
Berbeda dengan fintech konvensional, fintech syari’ah menerapkan
prinsip-prinsip eknomi Islam, seperti larangan riba (bunga), maysir (judi), tadlis
(pemalsuan), zulm (ketidakadilan), tidak dilakukan dengan cara penipuan atau
curang (gharar), tidak memberikan mudharat atau bahaya pada penggunanya, dan
harus ada kejelasan antara pembeli dan penjual. Fintech syari’ah menerapkan
skema akad, yaitu akad wakalah dan akad musyarakah.

Menurut Hashbi Ash Shiddieqy menyebutkan bahwa akad wakalah adalah


akad penyerahan kekuasaan yang mana seseorang menunjuk orang lain sebagai
penggantinya dalam bertindak. Hukum akad wakalah adalah sah, baik terdapat
upah atau tidak. Apabila sudah akad wakalah dengan upah, akad menjadi bersifat
mengikat sehingga orang yang diberi wakil tersebut harus melaksanakan apa yang
sudah diwakilkan kepadanya. Maka dari itu, wakil tersebut memiliki hak untuk
menerima upah begitu wakalah selesai.

Sementara itu, akad musyarakah adalah akad antara pihak pemilik modal
dan penyalur dana. Pemilik modal dan penyalur dana akan sama-sama
menyetorkan modal dengan nominal sesuai dengan kemampuan dan kesepakatan
pihak-pihak dalam musyarakah tersebut. Pembiayaan dalam fintech syari’ah
memiliki beberapa prosedur yang sesuai dengan akad syari’ah. Akad tersebut
dilakukan secara online melalui website penyelenggara layanan tersebut.

Selain kedua jenis akad tersebut, berikut ada beberapa jenis akad fintech
syari’ah yang digunakan :

a. Al-Ba’i (Jual Beli)


Adalah suatu akad dimana penjual dan pembeli menggunakan akad ini
untuk perpindahan atau pertukaran kepemilikan barang dan harga.
b. Ijarah (Upah)
Akad ini digunakan untuk pemindahan hak guna atas barang atau jasa
dengan waktu tertentu menggunakan upah.
c. Mudharabah
Adalah kesepakatan antara penjual dan pembeli menggunakan akad ini
untuk pengelolaan modal dan keuntungan usaha berdasarkan nisbah.
d. Qardh
Adalah suatu akad pinjaman antara pemberi dan penerima dengan
ketentuan penerima pinjaman harus mengembalikan uang dengan waktu
dan cara yang telah disepakati.

Dalam perkembangannya, fintech syari’ah mengalami pasang surut dalam


usaha untuk menjadi teknologi finansial terpadu dan membantu untuk mendorong
pertumbuhan UMKM di Indonesia. Kelebihan fintech syari’ah adalah :

a. Kemampuan dalam mengoptimalisasi teknologi.


b. Ekosistem fintech syari’ah yang sudah mapan.
c. Dukungan Pemerintah dalam hal regulasi dan program-program
penduduknya.

Adapun kelemahan fintech syari’ah adalah sebagai berikut :

a. Sulitnya mendapatkan pemodal (lender).


b. Kurangnya sosialisasi dan promosi tentang fintech syari’ah.
c. Sarana dan prasarana pendukung fintech syari’ah yang masih terbatas.
d. Kurangnya kemampuan managerial atau pengontrolan.

Penggunaan fintech syariah memudahkan masyarakat mendapatkan


layanan jasa keuangan syari’ah, investasi, dan pembiayaan syari’ah.
Pengimplementasian prinsip ekonomi Islam pada fintech syari’ah mampu
memberikan kebermanfaatan bagi pihak-pihak yang saling bertransaksi. Dengan
adanya akad yang jelas, pembiayaan fintech syari’ah juga mampu membantu
masyarakat memperoleh pembiayaan tanpa melanggar prinsip-prinsip syari’ah.
Secara jangka panjang, kehadiran fintech syari’ah juga bisa memberikan akses
dan edukasi kepada masyarakat dari berbagai kalangan, khususnya para generasi
milenial yang menjadi pemain utama dalam pasar teknologi finansial di Indonesia.
Namun demikian, saat ini fintech syari’ah masih menghadapi berbagai
tantangan untuk berkembang di kalangan masyarakat. Salah satunya yaitu
rendahnya literasi di kalangan masyarakat terkait keberadaan layanan keuangan
syari’ah berbasis teknologi tersebut. Maka dari itu, sangat perlu ditingkatkan
kerjasama dari berbagai pihak untuk mendukung edukasi dan sosialisasi fintech
syari’ah di Indonesia.

C. KESIMPULAN

Selain melek teknologi, diharapkan pendudukan Indonesia sekaligus


sebagai pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) haruslah melek
terhadap rambu-rambu syari’ah yang terkait rukun dan syarat sahnya suatu akad.
Maka mereka akan mampu memanfaatkan peluang perkembangan fintech syari’ah
secara maksimal. Selain itu, tindakan-tindakan sebagai bentuk kebijakan dari
pihak pengawas di lapangan juga diperlukan untuk meminimalisir resiko-resiko
yang akan dihadapi oleh investor.

Sehingga ketika aspek pelaku ekonomi cerdas, investor bijak, akad yang
sesuai dengan ketentuan syari’at dan prinsip berekonomi syari’ah telah bersinergi,
serta diperkuat dengan regulasi pemayung dalam naungan fintech syari’ah, maka
Insyaa Allah UMKM yang unggul akan tercipta dan masyarakat bersih dari
ancaman bahaya teknologi finansial yang menjerat.

D. DAFTAR PUSTAKA
1. AFTECH. (2019). Fintech Corner. Diakses dari
https://www.fintech.id/storages/files/shares/Newsletter/FinTech
%20Corner%20-%20Mei%202019.pdf
2. Burhan, Fahmi Ahmad. (2021, Mei 6). Pasar Fintech Syari’ah RI Terbesar
ke-5 Dunia, Banyak Pengguna Milenial. Diakses dari
https://katadata.co.id/desysetyowati/digital/60938af18196a/pasar-fintech-
syariah-ri-terbesar-ke-5-dunia-banyak-pengguna-milenial
3. OJK. (t.t). Financial Technology – P2P Lending. Diakses dari
https://www.ojk.go.id/id/kanal/iknb/financial-technology/default.aspx
4. Wahyuni, R. A. E. (2019). Perkembangan Eknomi Islam di Indonesia
Melalui Penyelenggaraan Fintech Syari’ah. Jurnal Kajian Hukum Islam,
4(2), 184-191. Diakses dari
https://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/mahkamah/article/view/
5207/2470
5. Winarto, W. W. A (2020). Peran Fintech dalam Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM). Jesya (Jurnal Ekonomi & Ekonomi Syariah), 3(1),
61-73. Diakses dari
https://doi.org/10.36778/jesya.v3i1.132
6. https://ps.febi.radenintan.ac.id
7. https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahU
KEwjRsc
8. https://www.merdeka.com/jatim/fintech-adalah-gabungan-jasa-keuangan-
dan-teknologi-ketahui-dampak-dan-keuntungannya-kln.html
9. https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahU
KEwjW24bxrq_3AhV1TGwGHZ2mDtsQFnoECBEQAQ&url=https%3A
%2F%2Fmoney.kompas.com%2Fread
%2F2022%2F03%2F16%2F111000026%2Fmengenal-perbedaan-
pinjaman-bank-dan-fintech-lending%3Fpage
%3Dall&usg=AOvVaw2IjxXp21_0-b9QU6Iwh50j
10. https://glints.com/id/lowongan/fintech-adalah/#.YmaoldNBzIU
11. https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&
12. https://kseiprogres.com/perkembangan-fintech-syariah/
13. https://sef.feb.ugm.ac.id/mengenal-lebih-dekat-fintech-syariah-fintech-
paling-potensial-di-indonesia/
14. https://www.google.com/search?client=firefox-b-
d&q=fintech+syariah+ojk
15. https://fintechsyariah.id/id
16. https://www.akseleran.co.id/blog/perkembangan-fintech-di-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai