Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TEORI AKUNTANSI
PENDAPATAN

Disusun oleh :

Candra Andy Wijaya


C30119079

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah S. W. T. karena berkat
rahmat dan ridho-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
waktu.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen Mata Kuliah Teori
Akuntansi yang memberikan tugas membuat makalah dengan tentang “Pendapatan”.
Makalah ini dibuat bertujuan agar dapat memenuhi tugas serta bisa memahami isi dari
makalah yang kami buat.

Palu, April 2022

Candra Andy W.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I
1.1. Latar Belakang...........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................1
1.3. Tujuan........................................................................................................1
BAB II
2.1. Pengertian Pendapatan...............................................................................2
2.2. Pengakuan Pendapatan...............................................................................4
2.3. Pengakuan Penjualan Jasa..........................................................................7
2.4. Teori Acceptance Model............................................................................9
BAB III PENUTUP....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Menurut Martani, (2016:204) Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi


selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset
atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal
dari kontribusi penanam modal. Pendapatan adalah penghasilan yang berasal dari
aktivitas normal dari suatu entitas dan merujuk kepada istilah yang berbeda-beda
seperti penjualan, pendapatan jasa, bunga, dividen, dan royalti.

Pendapatan merupakan aliran masuk aktiva yang timbul dari penyerahan


barang/jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama periode tertentu. Bagi
perusahaan, pendapatan yang diperoleh atas operasi pokok akan menambah nilai
aset perusahaan yang pada dasarnya juga akan menambah modal perusahaan.
Namun untuk kepentingan akuntansi, penambahan modal sebagai akibat
penyerahan barang/jasa kepada pihak lain dicatat tersendiri dengan akun
pendapatan.
Menurut Rismansyah dan Nurlaili Safitri (2015:51) Pendapatan adalah
jumlah masukan yang didapat atas jasa yang diberikan oleh perusahaan yang bisa
meliputi penjualan produk dan atau jasa kepada pelanggan yang diperoleh dalam
suatu aktivitas operasi suatu perusahaan untuk meningkatkan nilai aset serta
menurunkan liabilitas yang timbul dalam penyerahan barang atau jasa.
Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Pendapatan?
2. Mengetahui Pengakuan Pendapatan?
3. Menjelaskan Pengakuan Penjualan Jasa!
4. Mengetahui Theory Acceptance Model (TAM)!
Tujuan
5. Memahami Pengertian Pendapatan.
6. Memahami Pengakuan Pendapatan
7. Memahami Pengakuan Penjualan Jasa.
8. Memahami Theory Acceptance Model (TAM).
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Pendapatan
Menurut ilmu ekonomi, pendapatan adalah hasil dari kegiatan penjualan
barang atau jasa di sebuah perusahaan dalam periode tertentu. Tidak hanya hasil
dari penjualan, pendapatan sebuah perusahaan bisa juga berasa dari bunga dari
aktiva perusahaan yang digunakan pihak lain, dividen, dan royalti. Semuanya
dijumlahkan dan dicatat dalam pembukuan perusahaan.
PSAK Nomor 23 tentang pendapatan menyatakan bahwa “Pendapatan adalah
arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas
selama periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang
tidak berasal dari kontribusi penanaman modal”.
Selain itu, pendapatan juga bisa didefinisikan sebagai biaya yang dibebankan
kepada pelanggan atau konsumen atas harga barang atau jasa. Pendapatan
merupakan faktor penting dalam perusahaan karena merupakan tolak ukur maju
atau mundurnya sebuah perusahaan. Semakin besar pendapatan, perusahaan
tersebut dinilai semakin maju, begitu pula sebaliknya.
 Jenis-jenis Pendapatan
Dalam perbankan, jenis pendapatan dibagi dua, yaitu pendapatan
operasional dan pendapatan non operasional.
- Pendapatan Operasional, pendapatan operasional merupakan hasil yang
didapat langsung dari kegiatan operasional suatu perusahaan. Pendapatan
operasional kembali dibagi 2 (dua) golongan, yakni pendapatan bersih dan
pendapatan kotor.
- Pendapatan Kotor, pendapatan dari nilai asli dan faktur penjualan sebelum
dikurangi faktor return barang dan potongan penjualan.
- Pendapatan Bersih, pendapatan dari hasil penjualan barang atau jasa
setelah dikurangi faktor return barang dan potongan penjualan.
- Pendapatan Nonoperasional, pendapatan nonoperasional adalah
pendapatan yang otomatis diterima tanpa adanya kegiatan. penjualan.
Pendapatan nonoperasional juga dibagi menjadi 2 (dua) golongan, yakni
hasil sewa dan bunga.
- Hasil Sewa, merupakan hasil yang didapat setelah menyewakan suatu
objek, misalnya menyewakan rumah atau mobil.
- Bunga, merupakan hasil yang didapat setelah meminjamkan uang kepada
pihak lain.
 Konsep Pendapatan
Terdapat dua jenis konsep pendapatan dalam perusahaan, yakni:
- Inflow of Net Asset: Konsep pendapatan ini berfokus kepada inflow yang
merupakan arus masuk kas perusahaan. Konsep ini akan mempengaruhi
penambahan asset (aktiva tetap) dan berkurangnya hutan perusahaan.
- Outflow of Good Service: sebaliknya, konsep pendapatan ini berfokus
kepada arus kas keluar atau outflow dengan terjualnya barang dan jasa
sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Konsep pendapatan ini
juga bisa berguna untuk meningkatkan loyalitas konsumen terhadap
perusahaan.
 Sumber-Sumber Pendapatan
Sumber pendapatan perusahaan dibagi menjadi 3 (tiga).
Menurut Suparmoko dalam Artaman, 2015, ada 3 (tiga) golongan pendapatan.
- Dari Gaji atau Upah, pendapatan seseorang yang didapat setelah bekerja
dalam jangka waktu tertentu, biasanya 1 (satu) bulan. Tapi ada juga gaji
yang dibayarkan per hari dan per minggu.
- Dari Usaha Sendiri, pendapatan dari total penjualan barang atau jasa
setelah dikurangi total biaya produksi. Misalnya, pendapatan dari hasil
jualan toko kelontong.
- Dari Pendapatan Lain, bisanya pendapatan lain didapat di luar dari gaji dan
usaha sendiri. Pendapatan lain didapat tanpa adanya kegiatan usaha,
misalnya hasil menyewakan rumah, mobil, aset berharga lainnya, atau dari
investasi.
 Karakteristik Pendapatan
Berikut beberapa karakteristik penting dari pendapatan dalam perusahaan:
- Sumber pendapatan
- Kegiatan - kegiatan serta produk yang dihasilkan perusahaan
- Jumlah pendapatan dalam rupiah serta proses penandingannya.
 Kriteria Pengakuan Pendapatan
Ada 4 kriteria pengakuan pendapatan yang harus diketahui:
- Pengakuan Ketika Penjualan: Pendapatan diakui dalam kondisi langsung di
mana terjadi proses penerimaan pendapatan dan penerimaan barang atau
jasa kepada konsumen.
- Pengakuan Sebelum Penyerahan: kriteria pengakuan pendapatan ini
berlangsung selama proses produksi berjalan maupun setelah selesai
produksi, contohnya seperti sistem purchase order dan purchase requisition
dalam bidang manufaktur dan retail.
- Pengakuan Setelah Penyerahan: sesuai namanya, pendapatan ini baru diakui
setelah diterimanya uang pembayaran sebagai hasil dari transaksi yang
terjadi.
- Pengakuan Atas Suatu Transaksi Khusus: Pengakuan pendapatan ini dapat
dicontohkan seperti penjualan waralaba atau franchise, serta barang
konsinyasi.
Pengakuan Pendapatan
Pengakuan Pendapatan adalah pencatatan jumlah rupiah secara resmi ke
dalam sistem akuntansi sehingga jumlah tersebut tertera dalam laporan keuangan.
Defenisi pendapatan harus dibedakan dengan pengakuan pendapatan. Pendapatan
sebenarnya juga harus dibedakan dengan pengukuran pendapatan.
Pengakuan pendapatan merupakan pencatatan jumlah uang secara resmi ke
dalam metode pembukuan sehingga jumlah tersbut terrefleksi dalam statemen
keuangan. Pendefenisian pendapatan wajib dipisahkan dari pegertian pengakuan
pendapatan. Pengakuan pendapatan tidak boleh menyimpang dari landasan
konseptual.
Pendapatan paling baik diukur dengan nilai tukar (exchange value) dari
suatu barang atau jasa. Nilai tukar tersebut juga diukur dari cash equivalent atau
present value yang diharapkan dapat diterima melalui tagihan-tagihan yang
masuk. Pada intinya, pendapatan diukur melalui nilai uang atau sejumlah uang
yang nantinya diterima sebagai hasil dari suatu proses transaksi pendapatan.
Pengakuan Pendapatan menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
PSAK Nomor 23 tentang Pendapatan menyatakan bahwa “Pendapatan adalah
arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yg timbul dari aktivitas normal entitas
selama periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang
tidak berasal dari kontribusi penanam modal”. Dalam PSAK 23, pendapatan
terdiri dari :
1. Penjualan barang;
2. Penjualan jasa;
3. Bunga, royalti dan dividen
 Pengakuan masing-masing jenis pendapatan menurut PSAK
1. Paragraf 14 PSAK 23 menyatakan bahwa “Pendapatan dari penjualan
barang diakui jika seluruh kondisi berikut dipenuhi :
- Entitas telah memindahkan resiko dan manfaat kepemilikan barang
secara signifikan kpd pembeli;
- Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan
kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas
barang yang dijual;
- Jumlah pendapatan dapat diukur secara handal;
- Kemungkinan besar manfaat ekonomik yang terkait dengan transaksi
tersebut akan mengalir ke entitas; dan
- Biaya yg terjadi atau akan terjadi sehubungan dengan transaksi
penjualan tersebut dapat diukur dengan andal”.
Apabila salah satu dari kelima syarat tersebut tidak terpenuhi dalam suatu
transaksi penjualan, maka entitas tidak dapat mengakuinya sebagai suatu
pendapatan.
2. Paragraf 20 PSAK 23 menyatakan bahwa “Jika hasil transaksi yang terkait
dengan penjualan jasa dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan
sehubungan dengan transaksi tersebut diakui dengan mengacu pada tingkat
penyelesaian dari transaksi pada akhir periode pelaporan. Hasil transaksi
dapat diestimasi secara andal jika seluruh kondisi berikut ini terpenuhi:
- Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal;
- Kemungkinan besar manfaat ekonomik sehubungan dengan transaksi
tersebut akan mengalir ke entitas;
- Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir periode pelaporan
dapat diukur dengan andal; dan
- Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya untuk menyelesaikan
transaksi tersebut dapat diukur dengan andal”.
Apabila salah satu dari keempat syarat tersebut tidak terpenuhi dalam suatu
transaksi penjualan jasa, maka entitas tidak dapat mengakuinya sebagai
suatu pendapatan.
3. Paragraf 29 PSAK 23 menyatakan bahwa “Pendapatan yang timbul dari
penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti
dan dividen diakui jika :
- Kemungkinan besar manfaat ekonomik sehubungan dg transaksi tsb
akan mengalir ke entitas;
- Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.
 Dalam paragraf 30 dinyatakan bahwa “Pendapatan diakui dengan dasar
sebagai berikut :
- Bunga diakui menggunakan metode suku bunga efektif sebagaimana
dijelaskan di PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
paragraf 09 dan PA 05-08;
- Royalti diakui dengan dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang
relevan; dan
- Dividen diakui jika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran
ditetapkan.
Dari uraian di atas, pengakuan pendapatan yang diatur dalam SAK ternyata
memiliki syarat yang lebih ketat dibanding dengan yang diatur dalam SAP,
yaitu adanya unsur terpenuhinya semua syarat pengakuan pendapatan maupun
harus terpenuhinya “Kemungkinan besar manfaat ekonomik sehubungan dengan
transaksi tersebut akan mengalir ke entitas”. Ukuran untuk menilai adanya
kemungkinan besar manfaat ekonomi akan mengalir ke entitas menunjukkan bahwa
SAK sangat konservatif terhadap pengakuan pendapatan.
Secara umum, pengakuan pendapatan yang terdapat dalam Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) terdiri dari tiga titik pengakuan yaitu :
1. Pendapatan-LRA diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Negara/Daerah
(PSAP 02 par 21);
2. Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan (PSAP 12 par
19);
3. Pendapatan-LO diakui pada saat pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran
sumber daya ekonomi ke entitas (PSAP 12 par 19).
Pada PSAP tidak disebutkan syarat pengakuan pendapatan seperti yang ada
dalam PSAK, namun demikian, pengaturan mengenai syarat pengakuan pendapatan
pada SAP diatur lebih lanjut dalam Buletin Teknis Nomor 23 tentang Akuntansi
Pendapatan Nonperpajakan.
Buletin Teknis Nomor 23 tentang Akuntansi Pendapatan Nonperpajakan
mengklasifikasikan jenis pendapatan Nonperpajakan menjadi 6 jenis yaitu :
1. Pendapatan Perijinan;
2. Pendapatan Layanan;
3. Pendapatan Eksploitasi/Pemanfaatan Sumber Daya Alam;
4. Pendapatan Investasi;
5. Pendapatan Pemanfaatan Aset Nonkeuangan, dan
6. Pendapatan Nonperpajakan lainnya.
Pengakuan Penjualan Jasa
Prinsip dasar pengakuan pendapatan jasa adalah pengukuran pendapatan pada
nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima dengan prasyarat bahwa
imbalan tersebut dapat diestimasi secara baik. Imbalan jasa diakui dengan mengacu
pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada akhir pelaporan.
 Mengakui Pendapatan atas Jasa
Penjualan jasa biasanya menyangkut pelaksanaan pekerjaan yang telah
disepakati secara kontraktual untuk dilaksanakan selama suatu periode waktu.
Jasa tersebut dapat diserahkan dalam satu periode atau lebih dari satu periode.
Sebagai contoh, pekerjaan jasa mekanikal dan elektrikal dapat berlangsung
lebih dari satu tahun untuk keseluruhan proyek gabungan. Inilah yang menjadi
isu. Saat kapan pendapatan diakui tidak selalu sejalan dengan penerimaan kas
dari pendapatan tersebut, lalu berapa besar pendapatan harus diakui agar sesuai
dengan beban pengeluarannya.
Prinsip dasarnya adalah pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan
yang diterima atau dapat diterima. Jumlah imbal jasa biasanya ditentukan
dengan persetujuan antara pemberi jasa dengan penerima jasa. Lebih lanjut,
“Standar Akuntansi untuk Pendapatan” mengatur bahwa hasil transaksi
penjualan jasa diakui dengan mengacu pada tingkat penyelesaian jasa pada
akhir pelaporan. Prasyaratnya adalah hasil atau imbal jasa transaksi tersebut
dapat diestimasi secara baik yang dibuktikan dengan terpenuhinya seluruh
kondisi berikut : (a). jumlah pendapatan dapat diukur secara baik; (b). manfaat
ekonomik kemungkinan besar akan mengalir ke pemberi jasa; (c). tingkat
penyelesaian dari jasa pada akhir periode pelaporan dapat diukur secara baik;
dan (d). biaya yang timbul untuk jasa dan biaya untuk menyelesaikan jasa
tersebut dapat diukur secara baik.
Jadi, dengan metode itu, pendapatan diakui dalam periode akuntansi pada
saat jasa diberikan, mengacu pada tingkat penyelesaian; disebut “metode
persentase penyelesaian”. Tingkat penyelesaian jasa dapat ditentukan dengan
berbagai metode, sesuai dengan sifat jasa. Metode tersebut dapat mencakup:
survei pekerjaan yang telah dilaksanakan; jasa yang dilakukan sampai tanggal
tertentu sebagai persentase dari total jasa yang di- lakukan; atau proporsi biaya
yang timbul sampai tanggal tertentu dibagi estimasi total biaya jasa tersebut.
Sebagai catatan, pembayaran berkala dan uang muka yang diterima dari
pelanggan sering kali tidak men-cerminkan jasa yang di-lakukan. Akibatnya,
tidak serta merta pembayaran berkala dan uang muka tersebut langsung diakui
sebagai pendapatan pada periode diterimanya pembayaran tersebut.
Bilamana hasil atau imbal jasa tidak dapat diestimasi dengan baik, maka
pendapatan diakui hanya sebesar beban yang telah diakui yang dapat
dipulihkan. Karena imbal jasa tidak dapat diestimasi secara baik, maka tidak
ada laba yang diakui. Dalam situasi yang jarang terjadi, jika imbal jasa tidak
dapat diestimasi secara baik serta biaya yang terjadi kemungkinannya kecil
untuk dipulihkan melalui imbal jasa yang akan di terima, maka pendapatan
tidak boleh diakui, dan biaya yang timbul diakui sebagai beban, alias secara
keseluruhan, pemberi jasa membukukan kerugian.
Pada kontrak jasa yang lebih kompleks, seperti kontrak konstruksi,
persoalan utamanya adalah pada alokasi pendapatan kontrak dan biaya kontrak
pada periode pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Kontrak konstruksi dapat
meliputi kontrak pemberian jasa yang berhu-bungan dengan konstruksi aset,
seperti pelayanan jasa untuk manajer proyek dan arsitek.
Prinsip pengakuan pendapatan pada kontrak konstruksi ini pada
hakekatnya sama dengan pengakuan pendapatan jasa yang dijelaskan di atas.
Yang membedakan adalah prasyarat/kondisi untuk menyatakan bahwa ‘imbal
jasa yang dapat diestimasi secara baik’; yakni sesuai dengan sifat kontraknya
apakah kontrak dengan harga tetap (fixed price) atau kontrak biaya-plus (cost
plus). Dalam hal kemungkinan besar total biaya kontrak akan melebihi total
pendapatan kontrak, maka taksiran kerugian yang diderita harus segera diakui
sebagai beban alias tidak boleh ditunda sampai dengan pemberian jasa selesai.
Perlakuan akuntansi lebih rinci untuk kontrak konstruksi diatur secara khusus
pada Standar Akuntansi Kontrak Konstruksi”.
 Catatan Atas Pendapatan Jasa
- Prinsip dasar pengakuan pendapatan jasa adalah pengukuran pendapatan
pada nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima dengan
prasyarat bahwa imbalan tersebut dapat diestimasi secara baik.
- Imbal jasa diakui dengan mengacu pada tingkat penyelesaian dari
transaksi pada akhir pelaporan.
- Standar Akuntansi Kontrak Konstruksi mengatur secara khusus
pengakuan pendapatan jasa konstruksi.
Theory Acceptance Model (TAM)
Berdasarkan teori dari Davis menjelaskan bahwa Technology Acceptance Model
(TAM) adalah suatu model untuk memperdiksi dan menjelaskan bagaimana
pengguna teknologi menerima dan menggunakan teknologi yang berkaitan dengan
pengguna. Atau Technology Acceptance Model (TAM) adalah salah satu model
yang dapat digunakan untuk menganalisis factor – factor yang mempengaruhi
diterimanya suatu sistem / sistem informasi. Ada 4 konstuk yang digunakan dalam
penelitian TAM yaitu :
1. Perceived Ease of Use
2. Perceived Usefulness
3. Attitude Toward Using
4. Actual Usage
Perceived ease of use dalam teknologi diartikan sebagai suatu ukuran akan
kepercayaan seseorang terhadap computer yang yang mudah dipahami dan
digunakan.
Tujuan TAM yaitu untuk menjelaskan factor penentu penerimaan teknologi
berbasis informasi secara general serta menjelaskan tingkah laku pemakai akhir
(end-user) teknologi informasi dengan variasi yang cukup luas serta populasi
pemakai. Secara ideal sebuah model merupakan pemakai.
Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Fred Davis pada tahun 1986.

Gambar 1 : Model Original yang diusulkan oleh Fred Davis tahun 1989

Telah terjadi beberapa revisi terhadap model yang diusulkan. Berikut adalah
versi terakhir yang dikembangkan oleh Venkatesh & Davis pada tahun 1996.

Gambar 2 : Model FINAL yang diusulkan oleh Fred Davis & Venkatesh tahun 1996
Ada 3 faktor yang mempengaruhi penggunaan sebuah sistem sesuai yang
diusulkan oleh Fred Davis :
1. Perceived Usefulness. Suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa
menggunakan sistem tersebut dapat meningkatkan kinerjanya dalam bekerja.
2. Perceived Ease of Use. Suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa
menggunakan sistem tersebut tak perlu bersusah payah
3. Intention To Use. Kecenderungan perilaku untuk menggunakan suatu
teknologi.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
 Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
aktivitas normal entitas selama periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan
kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.
 Karakteristik penting dari pendapatan dalam perusahaan:
- Sumber pendapatan
- Kegiatan - kegiatan serta produk yang dihasilkan perusahaan
- Jumlah pendapatan dalam rupiah serta proses penandingannya.
 Pengakuan Pendapatan adalah pencatatan jumlah rupiah secara resmi ke dalam
sistem akuntansi sehingga jumlah tersebut tertera dalam laporan keuangan.
Defenisi pendapatan harus dibedakan dengan pengakuan pendapatan. Pendapatan
sebenarnya juga harus dibedakan dengan pengukuran pendapatan.
 Catatan Atas Pendapatan Jasa
- Prinsip dasar pengakuan pendapatan jasa adalah pengukuran pendapatan
pada nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima dengan prasyarat
bahwa imbalan tersebut dapat diestimasi secara baik.
- Imbal jasa diakui dengan mengacu pada tingkat penyelesaian dari transaksi
pada akhir pelaporan.
- Standar Akuntansi Kontrak Konstruksi mengatur secara khusus pengakuan
pendapatan jasa konstruksi.
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.uinsgd.ac.id/17866/4/3_bab1.pdf

http://repository.stei.ac.id/1016/3/BAB%20II.pdf

https://kamus.tokopedia.com/p/pendapatan/

http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4451/2/BAB%201.pdf

https://www.rsm.global/indonesia/id/insights/artikel/mengakui-pendapatan-atas-jasa

http://eprints.umpo.ac.id/790/2/BAB%20I.pdf

Anda mungkin juga menyukai