NIM : C1A020070
PRODI : EKONOMI PEMBANGUNAN
MATKUL : EKONOMI PERTANIAN
DOSEN : Dr. Drs. Zulgani, M.P.
1. Jelaskan perbedaan antara Ekonomi Pertanian dengan cabang Ilmu Ekonomi Makro ?
Jawab :
Ekonomi pertanian dapat didefinisikan sebagai ilmu sosial terapan, yang prinsip-prinsip
dan metode analitis ilmu ekonomi digunakan untuk mencari solusi bagi permasalahan
ekonomi dalam bidang pertanian. Ekonomi pertanian merupakan satu-satunya cabang
ilmu ekonomi yang terkait dengan pemanfaatan lahan.Pada umumnya terdapat dua jenis
permasalahan yang dihadapi oleh para ahli di bidang pertanian. Masalah ekonomi
pertanian yang pokok bersumber pada kebutuhan manusia yang tidak terbatas akan
produk-produk pertanian, sedangkan sumber daya (faktor produksi) pertanian yang
digunakan untuk menghasilkan produk-produk pertanian tersebut bersifat terbatas
(langka). Ruang lingkup disiplin ekonomi pertanian sangat luas, yang secara garis besar
dapat diklasifikasikan menjadi kegiatan berproduksi, konsumsi, pemasaran dan faktor-
faktor yang mempengaruhinya.
Sedangkan Ilmu Ekonomi Makro merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang khusus
mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan. Makro ekonomi
dapat digunakan untuk menganalisis target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan
ekonomi, inflasi, tenaga kerja, dan keseimbangan neraca pembayaran yang
berkesinambungan. Hubungan yang dipelajari dalam ekonomi makro adalah hubungan
kausal antara variabel-variabel aggregatif. Beberapa masalah yang dipelajari dalam
ekonomi makro adalah masalah pendapatan nasional, pengangguran, inflasi dan neraca
pembayaran. Terdapat 3 ruang lingkup ekonomi makro, yaitu: Penentuan Tingkat
Kegiatan Perekonomian Negara, Kebijakan Pemerintah, yang meliputi kebijakan moneter
dan kebijakan fiscal, serta Pengeluaran Agregat.
3. Jelaskan Masalah-masalah pembangunan pertanian yang dihadapi Indonesia pada saat ini !
Jawab :
Dalam melaksanakan pembangunan pertanian saat ini, persoalan mendasar yang masih dihadapi
sektor pertanian di masa yang akan datang, dan pada periode 2015- 2019, mencakup: (1)
Kerusakan lingkungan dan perubahan iklim; (2) Terkait masalah infrastruktur, sarana prasarana,
lahan dan air; (3) Terkait sempitnya kepemilikan lahan; (4) Terkait dengan sistem perbenihan dan
perbibitan nasional; (5) Terkait akses petani terhadap permodalan kelembagaan petani dan
penyuluh; dan (6) Terkait keterpaduan antar sektor atau koordinasi serta sinergi antar sektor.
Selain itu, tantangan dan permasalahan pembangunan pertanian juga dapat terkait dengan
semakin meningkatnya jumlah penduduk dan perubahan lingkungan strategis global serta daya
saing produk pertanian yang rendah; ketersediaan bibit, pupuk, dan pestisida; rendahnya
pengetahuan petani akan teknologi; masih rendahnya wawasan food losses dan waste
management; manajemen logistik, hingga regenerasi petani.