5.1 Kesimpulan
Dari penjabaran dan analisa pada bab sebelumnya maka kesimpulan yang
dapat diambil adalah :
1. Kesalahan atau kerusakan sistem dapat dikategorikan sebagai keadaan
memaksa atau force majeure karena pada dasarnya keadaan memaksa
adalah keadaan dimana suatu peristiwa yang tidak diinginkan oleh kedua
belah pihak yang melakukan suatu perjanjian tersebut dan tidak dijelaskan
secara rinci dalam KUHPerdata, keadaan memaksa lahir dalam kebiasaan-
kebiasaan yang ada sebelumnya dan terbatas pada hal-hal tertentu. Pihak
perusahaan jasa penjualan tiket online juga tidak dinyatakan wanprestasi
karena hal tersebut. Kerusakan atau kesalahan pada sistem ini adalah suatu
peristiwa baru seiring perkembangan teknologi di era digital ini, hukum
juga harus bergerak dinamis mengikuti perkembangan yang ada dan
kesalahan sistem tersebut. Menurut analisa penulis kejadian tersebut dapat
dikategorikan sebagai keadaan memaksa yang risikonya ditanggung oleh
pengguna sistem elektronik atau konsumen. Disamping itu penyelenggara
sistem elektronik harus dapat menjaga dan menerapkan prinsip kehati-
hatian untuk menjalankan suatu sistem tersebut sesuai dengan pasal-pasal
dalam peraturan perundang-undangan dan juga peraturan pemerintah
terkait transaksi elektronik.
2. Pengguna sistem elektronik atau konsumen yang merasa dirugikan dapat
melakukan upaya hukum dengan dasar gugatan PMH atau perbuatan
melawan hukum kepada penyedia data center yang bekerjasama dengan
penyelenggara sistem tersebut dikarenakan pihak penyedia sistem
65
elektronik tersebut tidak menjalankan sebuah sistem elektronik yang sesuai
dengan undang-undang, seperti tidak menjalankan prinsip kehati-hatian
dalam menjalankannya sehingga menimbulkan kerugian pada pengguna
dan tujuan lainnya adalah untuk mengganti kerugian immaterial yang
dialami konsumen seperti biaya-biaya lainnya. Namun di dalam
prakteknya, penyelenggara sistem elektronik beritikad baik untuk
mengganti biaya kerugian yang ditimbulkan agar pengguna sistem
elektronik dapat menggunakan jasa perusahaan karena yang diutamakan
adalah costumer experience.
3. Bentuk tanggung jawab yang dilakukan oleh pihak perusahaan adalah
dengan mengganti uang kerugian seperti tiket yang direfund, tiket yang
hangus karena sistem yang rusak atau penggantian dengan hal yang serupa
semisal tiket penerbangan dengan maskapai dan fasilitas yang sama.
Dalam hal ini bukan hanya konsumen yang dirugikan tetapi pihak perusahaan
juga dapat dirugikan karena belum ada peraturan yang mengatur secara rinci
mengenai hal kerusakan atau kesalahan pada sistem. Peraturan yang ada hanya
mengatur secara umum.
5.2 Saran
66
apa yang dimaksud dengan keadaan memaksa, bentuk tanggung jawab
penyelenggara sistem elektronik maka tidak ada celah hukum yang dapat
dimanfaatkan dan menimbulkan kerugian diantara kedua belah pihak pengguna
sistem elektronik maupun penyelenggara sistem elektronik.
Di Indonesia khususnya hal semacam ini terbilang baru dan masih belum
mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. Penulis berharap agar peraturan
dan undang-undang terkait dapat menjabarkan lebih jelas dan rinci karena cukup
banyak contoh kasus khususnya di Indonesia yang berlatar belakang
penyelenggara sistem elektronik bersengketa dengan pengguna tanpa
penyelesaian yang jelas.
67
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
vi
Subekti R, Aneka Perjanjian, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1995
Subekti R, Bunga Rampai Ilmu Hukum, Bandung: Alumni, 1992
Subekti R, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Jakarta: Intermasa, 1989
Titik Triwulan dan Shinta Febrian, Perlindungan Hukum, Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2010
Yusuf Sofie, sengketa Konsumen Menurut Undang-Undang Perlindungan
Konsumen (UUPK) Teori & Praktek Penegakan Hukum, Bandung: Citra
Aditya Bakti, 2003
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
vii
Stanton Wiliam, at All, Fundamental of Marketing (Sidney: Mcgraw-Hill, 2000),
250
Ricky Griffin and Ronald J. Ebert, Study Guide for Business Essentials, (NJ:
Prentice Hall, 2013)
Litari Elisa, Skripsi: "Tanggung Jawab Perusahaan Jasa Perjalanan Terhadap
Konsumennya" (Lampung: Universitas Lampung, 2017)
SUMBER INTERNET
https://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_elektronik
https://news.detik.com/berita/3555694/lion-air-traveloka-cek-keluhan-viral-
soal-refund-tiket-misterius
http://travel.tribunnews.com/2017/08/07/ezytravel-sistem-eror-semua-
transaksi-akan-di-refund-pelangan-bisa-hubungi-nomor-ini
http://www.legalakses.com/alat-bukti-perjanjian-elektronik/
http://www.minter_ellison_rudd/articles.24c35f-e.commerce_law/doc
http://law.uii.ac.id/wp-content/uploads/2016/12/blc-fhuii-v-01-02-cindy-aulia-
khotimah-jeumpa-crisan-chairunnisa-perlindungan-hukum-bagi-konsumen-
dalam-transaksi-jual-beli-online-e-commerce.pdf
http://e-journal.uajy.ac.id/663/3/2EM16946.pdf
http://mytourims.50web.com/tourims%20learning.docx
viii