Anda di halaman 1dari 11
MAKALAH Dimensi Pendidikan Secara Teoritis Praktis Dan Pendekatan Dalam Teori Pedidikan Mata Kuliah_: FILSAFAT PENDIDIKAN Dosen Pengampuh : Nur Eka Wahyuningsih S.Pd.1,.M.Pd UN OLEH: Abdi Hidayat ‘Muh.Safti Jakaria Yofita Ni Putu Feiby Indah Nuravivah Warodatul Zanah Jihan Azzahra Elisabet Tadalle Mayanti Lasampa Sweetly Nabila L, Sindy Aulia Rizka Detmawan Puja Mulia Nur Sella Willa Kurnia PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO 2022 KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia- Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan atau menyusun makalah Filsafat Pendidikan ini yang berjudul “Dimensi_pendidikan secara teoritis praktis dan pendekatan dalam Teori pendidikan ‘Tugas makalah ini bertujuan memenuhi salah satu tugas mata Kuliah “filsafat pendidikan” ‘Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh Karena itu kritik dan saran dari dosen pengampu mata kuliah yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. DAFTAR ISI COVER. 1 KATA PENGANTAR cscssccsscsscsssssssssssssssssssssssnsssssessesssesesseseeseeeeel DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN.. 1.1. LATAR BELAKANG. 1 1.2. TUJUAN.... BAB II PEMBAHASAN 2.1, Dimensi pendidikan secara Teoritis dan praktis. 2.2. Pendekatan dalam teori Pendidikan. BAB III PENUTUP.esssssssssssssssssscesceececssesssssssnssssssssssnssnssessssseseecesseeT 3.1. KESIMPULAN. 7 BLSARAN oosecsccscssesseeeeceeseeseessersssssssvssvssnianneanescesserseensssssseneD DAFTAR PUSTAKA.. BABI PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pengaruh belajar peserta didik tidak hanya dipengaruhi guru, setiap peserta didik dipengaruhi oleh banyak faktor. Terkait berbagai faktor ini digolongkan menjadi dua faktor yaitu faktor inter, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik itu sendiri dan faktor ekstern yaitu faktor yang berasal dari luar peserta didik yaitu dari orang tua, dari guna dan dari masyarakat. Slamet (2003) mengemukakan bahwa Faktor intern dibagi menjadi tiga vyakni faktor jas waniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan. Di dalam faktor psikolo; sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang mempengaruhi belajar antara lain: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan, Dan faktor-faktor inilah yang harus diperhatikan oleh setiap pendidik agar dapat mengendalikan dan mengatur belajar agar dapat berlangsung efektif, terarah dan optimal Sejalan dengan hal ini Syaiful Sagala (2003) mengemukakan bahwa Psikologi adalah sesuatu yang sangat esensial dalam “dunia” pendidikan, ini menjadi hal yang sangat esensial karena dalam menyambut era globalisasi, pendidikan sangat berperan penting dan menjadi salah satu faktor yang paling menentukkan kemajuan suatu bangsa, Jika suatu bangsa tidak maju pendidikannya maka pasti bangsa itu tidak dapat bersaing dengan bangsa yang lain, dan akan ‘menjadi bangsa yang terbelakang, Untuk hal ini maka psikologi harus diterapkan dalam dunia pendidikan, agar pendidikan dapat berjalan efekti. 1.2, TUJUAN © Untuk Mengetahui Pendidikan secara Teoritis ‘* Untuk Mengetahui Pendidikan Secara Praktis ‘+ Untuk Mengetahui Pendekatan Dalam teori pendidikan BABII PEMBAHASAN 2.1. Dimensi Pendidikan secara teoritis praktis Pendidikan adalah pengalaman belajar, schingga pendidikan dapat pula didefinisikan sebagai keseluruhan pengalaman belajar setiap orang sepaanjang hidupnya, Pendidikan berlangsung, tidak dalam batas usia tertentu, tetapi berlangsung sejak manusia itu lahir sampai mati Adapun pendidikan adalah konsep mendidik yang diwujudkan dalam bentuk perubahan atau cara mendidik yang dilakukan oleh manusia pada umumnya.. Iimu pendidikan adalah termasuk ilmu pengetahuan empiris yang diangkat dari pengalaman pendidikan, kemudian disusun secara teoritis untuk digunakan secara praktis Sehingga pendidik bertugas menanamkan sistem-sistem norma tigkah laku manusia yang, dibanggakan, dihormati dan dijunjung tinggi oleh masyarakat. Pada intinya ilmu teoritis ini ‘menerapkan norma dan agama dalam kehidupan bersosial ‘© Pendidikan Teoristis Pendidikan teoristis yaitu terditi atas kajian-kajian pendidikan ditinjau dati nilai-nilai dan prinsip agama, filsafat, ilma pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, dan humaniora. Pendidikan teoristis ini mengkaji tentang bidan keilmuannya secara luas (profesional) sampai hal-hal yang sekecil-kecilnya (atomistik). Dalam ilmu mendidik teoritis para cerdik pandai mengatur dan mensistemkan didalam pemikiran masalah yang tersusun sebagai pola pemikiran masalah yang tersusun sebagai pola pemikiran pendidikan ‘© Manfaat IImu Teoritis Penelitian ini bertitik tolak dengan meragukan suatu teori tertentu, Adanya keraguan terhadap teori itu muncul apabila yang terlibat tidak dapat lagi menjelaskan kejadian-kejadian aktual yang tengah dihadapi. Dilakukannya pengujian atas teori ters penelitian secara empiris serta hasilnya dapat menolak ataupun menukubkan serta merevisi teori yang berhubungan, Pada intinya ilmu teoris dilaksanakan berdasarkan teori yang sudan ada untuk mempermudah jalannya pendidikan. but bisa melalui © Pendidikan Praktis Pendidikan ini mencakup ilmu pengetahuan normative dan finalistic. 1, Iimu pengetahuan normative berkaitan dengan kajian norma-norma sebagai standar yang digunakan dalam pendidikan, 2. mu pengetahuan finalistik mengkaji hasil akhir pendidikan dalam bentuk keluaran (output) maupun pengaruh (outcome) bagi peserta didik dalam lingkungannya Dalam ilmu pendidikan praktik termasuk pula pendidikan terapan. IImu pendidikan terapan ‘mengkaji aplikasi ilmu penddikan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Dari penjelajsan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan sebagai ilmu praktis adalah suatu praktek pendidikan untuk mendapatkan kemudahan dan kenyamanan dalam meneari pengetahuan. © Manfuat Pendidikan Praktis Sebagai masukkan yang membangun guna meningkatkan kualitas lembaga penddikan yang ada, termasuk para pendidik yang ada di dalamnya, dan penentu kebijakan dalam lembaga pendidikan, serta pemerintah secara umum, Dapat menjadi pertimbanganuntuk diterapkan dalam dunia pendidikan pada lembaga — lembaga pendidikan yang ada di indonesia sebagai solusi tethadap permasalahan pendidikan yang ada. 2.2. Pendekatan dalam Teori Pendidikan Pendidikan dapat dilihat dalam dua sisi yaitu: pendidikan sebagai praktik dan pendidikan sebagai teori. Pendidikan sebagai praktik yakni seperangkat kegiatan atau aktivitas yang dapat diamati dan disadari dengan tujuan’ untuk membantu pihak lain agar memperoleh perubahan perilaku, Sementara pendidikan sebagai teori yaitu seperangkat pengetahuan yang telah tersusun secara sistematis yang berfungsi untuk menjelaskan, menggambarkan, meramalkan dan mengontrol berbagai gejala dan peristiwa pendidikan, baik yang bersumber dari pengalaman-pengalaman pendidikan (empiris) maupun hasil perenungan-perenungan yang mendalam untuk melihat makna pendidikan dalam konteks yang lebih luas. Diantara keduanya memiliki keterkaitan dan tidak bisa dipisahkan, Praktik pendidikan seyogyanya berlandaskan pada teori_pendidikan. Demikian pula, _teori-teori pendidikan seyogyanya bercermin dari praktik pendidikan, Perubahan yang terjadi dalam praktik pendidikan dapat mengimbas pada teori pendidikan. Sebaliknya, perubahan dalam teori pendidikan pun dapat berdampak tethadap praktik pendidikan ‘Terkait dengan upaya mempelajari pendidikan sebagai teori dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan, diantaranya: pendekatan sains,pendekatan filosofi; dan pendekatan religi, (Uyoh Sadulloh, 1994). 1, Pendekatan Sains Pendekatan sains yaitu suatu pengkajian pendidikan untuk menelaah dan dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan disiplin ilmu tertentu sebagai dasarnya. Cara kerja pendekatan sains dalam pendidikan yaitu dengan menggunakan prinsip-prinsip dan metode kerja ilmiah yang ketat, baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif schingga ilmu pendidikan dapat diiris-iris menjadi bagian-bagian yang lebih detail dan mendalam. Melalui pendekatan sains ini kemudian dihasilkan sains pendidikan atau ilmu, dengan berbagai cabangnya, seperti: (1) sosiologi pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari sosiologi dalam pendidikan untuk mengkaji faktor-faktor sosial dalam pendidikan; (2) psikologi pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari psikologi untuk mengkaji perilaku dan perkembangan individu dalam belajar, (3) administrasi atau manajemen pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari ilmu manajemen untuk mengkaji tentang upaya memanfaatkan berbagai sumber daya agar tujuan- tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien; (4) teknologi pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari sains dan tcknologi untuk mengkaji aspek ‘metodologi dan teknik belajar yang efektif dan efisien. 2, Pendekatan Filosofi Pendekatan filosofiyaitu suatu pendekatan untuk menelaah dan memecahkan masalah- masalah pendidikan dengan menggunakan metode filsafat. Pendidikan membutuhkan filsafat kkarena masalah pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan semata, yang hanya terbatas pada pengalaman. Dalam pendidikan akan muncul masalah-masalah yang, lebih luas, kompleks dan lebih mendalam, yang tidak terbatas oleh pengalaman inderawi maupun fakta-fakta faktual, yang tidak mungkin dapat dijangkau oleh sains. Masalah- masalah tersebut diantaranya adalah tujuan pendidikan yang bersumber dari tujuan hidup manusia dan nilai sebagai pandangan hidup. Nilai dan tujuan hidup memang merupakan fakta, ‘namun pembahasannya tidak bisa dengan menggunakan cara-cara yang dilakukan oleh sains, ‘melainkan diperlukan suatu perenungan yang lebih mendalam, Cara kerja pendekatan filsafat dalam pendidikan dilakukan melalui metode berfikir yang, radikal, sistematis dan menyeluruh tentang pendidikan, yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga model: model filsafat spekulatif,model filsafat preskriptif,model filsafat analitik. Filsafat spekulatif adalah cara berfikir sistematis tentang segala yang ada, merenungkan secara rasional-spekulatif seluruh persoalan manusia dengan segala yang ada di jagat raya ini dengan asumsi manusia memliki kekuatan intelektual yang sangat tinggi dan berusaha mencari dan menemukan hubungan dalam keseluruhan alam berfikir dan keseluruhan pengalaman Filsafat preskriptif berusaha untuk menghasilkan suatu ukuran (standar) penilaian tentang nilai-nilai, penilaian tentang perbuatan manusia, penilaian tentang seni, menguji apa yang disebut baik dan jahat, benar dan salah, bagus dan jelek. Nilai suatu benda pada dasarya inherent dalam dirinya, atau hanya merupakan gambaran dari fikiran kita, Dalam konteks pendidikan, filsafat preskriptif memberi resep tentang perbuatan atau perilaku manusia yang bermanfaat, Filsafat analitik memusatkan pemikirannya pada kata-kata, istilah- istilah, dan pengertian-pengertian dalam bahasa, menguji suatu ide atau gagasan untuk menjernihkan dan menjelaskan istilah-istilah yang dipergunakan secara hati dan cenderung ‘untuk tidak membangun suatu mazhab dalam sistem berfikir (disarikan dari Uyoh Sadulloh, 1994) Terdapat beberapa aliran dalam filsafat, diantaranya: idealisme, materialisme, realisme dan pragmatisme (Ismaun, 2001). Aplikasi aliran-aliran filsafat tersebut dalam pendidikan kemudian menghasilkan filsafat pendidikan, yang selaras dengan aliran-aliran filsafat tersebut. Filsafat_ pendidikan akan berusaha_memahami pendidikan dalam —_keseluruhan, ‘menafsirkannya dengan konsep-konsep umum, yang akan membimbing kita dalam merumuskan tujuan dan kebijakan pendidikan. Dari kajian tentang filsafat pendidikan selanjutnya dihasilkan berbagai teori_pendidikan, diantaranya: (1) perenialisme; (2) esensialisme; (3) progresivisme; dan (4) rekonstruktivisme, (Ella Yulaelawati, 2003). ‘+ Perenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan dari pada warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari, Pendidikan yang menganut faham ini menekankan pada kebenaran absolut , kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat dan waktu. Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu, ‘* _ Essensialisme menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna. Matematika, sains dan mata pelajaran lainnya dianggap sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di masyarakat. Sama halnya dengan perenialisme, essesialisme juga lebih berorientasi pada masa lal ‘© Eksistensialisme menekankan pada individu sebagai sumber pengetabuan tentang hidup dan makna. Untuk memahami kehidupan seseorang mesti memahami dirinya sendiri. Aliran ini. mempertanyakan : bagaimana saya hidup di dunia? Apa pengalaman itu? ‘+ Progresivisme menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual, berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman belajar dan proses. Progresivisme merupakan landasan bagi pengembangan belajar peserta didik aktif © Rekonstruktivisme merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme. Pada rekonstruktivisme, peradaban manusia masa depan sangat ditekankan, Di samping menckankan tentang perbedaan individual seperti pada _progresivisme, rekonstruktivisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir kritis dan sejenisnya, Aliran ini akan mempertanyakan untuk apa berfikir kritis, memecahkan masalah, dan melakukan sesuatu? Penganut aliran ini menekankan pada hasil belajar dari pada proses. 3, Pendekatan Religi Pendekatan religi yaitu suatu pendekatan untuk menyusun teori-teori pendidikan dengan bersumber dan berlandaskan pada ajaran agama. Di dalamnya berisikan keyakinan dan nilai- nilai tentang kehidupan yang dapat dijadikan sebagai sumber untuk menentukan tujuan, ‘metode bahkan sampai dengan jenis-jenis pendidikan. Cara kerja pendekatan religi berbeda dengan pendekatan sains maupun filsafat dimana cara kerjanya bertumpukan sepenuhnya kepada akal atau ratio, dalam pendekatan religi, titik tolaknya adalah keyakinan (keimanan), Pendekatan religi menuntut orang meyakini dulu terhadap segala sesuatu yang diajarkan dalam agama, baru kemudian mengerti, bukan sebaliknya, ‘Terkait dengan teori pendidikan Islam, Ahmad Tafsir (1992) dalam bukunya “ Ilmu Pendidikan dalam Persfektif Islam” mengemukakan dasar ilmu pendidikan Islam yaitu AL. Quran, Hadis dan Akal. Al-Quran diletakkan sebagai dasar pertama dan Hadis Rasulullah SAW sebagai dasar kedua. Sementara akal digunakan untuk membuat aturan dan teknis yang, tidak boleh bertentangan dengan kedua sumber utamanya (Al-Qur’an dan Hadis), yang memang telah terjamin kebenarannya, Dengan demikian, teori pendidikan Islam tidak merujuk pada aliran-aliran filsafat buatan manusia, yang tidak terjamin tingkat kebenarannya Berkenaan dengan World Conference on Muslim Education (Hasan Langgulung, 1986) ‘merumuskan bahwa : “Pendidikan harus bertujuan pada pertumbuhan yang seimbang dari kepribadian manusia secara keseluruhan melalui jiwa manusia, kecerdasan akal budi, perasaan dan panca indera. Oleh karena itu, pendidikan harus melayani pertumbuhan manusia dalam semua aspeknya, spiritual, intelektual, imajinatif, fisik, ilmiah, linguistik, baik secara individu maupun kolektif, dan memotivasi semua aspek ini menuju kebaikan dan pencapaian kesempuraan, Tujuan akhir Pendidikan Muslim terletak pada realisasi penyerahan diri sepenulnya kepada Allah pada tingkat individu, masyarakat dan kemanusiaan pada ‘umumnya,” Sementara itu, Ahmad Tafsir (1992) merumuskan tentang tujuan umum pendidikan Islam, yyaitu muslim yang sempurna dengan citi-ciri : (1) memiliki jasmani yang sehat, kuat dan bberketerampilan; (2) memiliki kecerdasan dan kepandaian dalam arti mampu menyelesaikan secara cepat dan tepat; mampu menyelesaikan secara ilmiah dan filosofis; memiliki dan mengembangkan sains; memiliki dan mengembangkan filsafat dan (3) memiliki hati yang takwa kepada Allah SWT, dengan sukarela melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi larangannya dan hati memiliki hati yang berkemampuan dengan alam gaib. Dalam teori pendidikan Islam, dibicarakan pula tentang hal-hal yang berkaitan dengan substansi pendidikan lainnya, seperti tentang sosok guru yang islami, proses pembelajaran dan penilaian yang islami, dan sebagainya. (selengkapnya lihat pemikiran Ahmad Tafsir dalam bukunya Timu Pendidikan dalam Persfektif Islam) ‘Mengingat kompleksitas dan Iuasnya lingkup pendidikan, maka untuk menghasilkan teori pendidikan yang lengkap dan menycluruh kiranya tidak bisa hanya dengan menggunakan satu pendekatan saja. Oleh Karena itu, diperlukan pendekatan holistik dengan memadukan ketiga pendekatan di atas yang terintegrasi dan memliki hubungan komplementer, saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya. Pendekatan semacam ini biasa disebut pendekatan multidisipliner. BAB III PENUTUP 3.1. KESIMPULAN Berdasarkan Uraian bab scbclumnya penulis mengemukakan kesimpulan, yaitu sebagai berikut: © Pendidikan s sudah ada untuk mempermudah jalannya Pendidikan ‘4 Teoritis adalah pendidikan dilaksanakan berdasarkan Teori yang © Pendidikan secara Praktis adalah suatu praktek pendidikan untuk mendapatkan kemudahan dan kenyamanan dalam mencari pengetahuan ‘+ Terkait dengan upaya mempelajari pendidikan sebagai teori dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan, diantaranya: pendekatan sains,pendekatan filosofi; dan pendekatan religi 3.2, SARAN Pendidikan adalah suatu sarana yang mempermudah kita untuk memperoleh ilmu pengetahuan, kami selaku penyusun makalah ini menyarankan kepada seluruh pembaca untuk memahami pendidikan dengan baik secara pendidikan Teoritis, pendidikan Praktis. Dan pendekatan dalam teori pendidikan DAFTAR PUSTAKA hitps://does.google.com/document/edit?id=1huBGuF74hBbevCT631- 3F gzsK su0OCSDbi7CH7PeL.E&chl=indauthkey=CLvx2vMI hitps://ioeshapictures blogspot,com/2017/09/ilmu-pendidikan-teoritis-dan-praktis htm!

Anda mungkin juga menyukai