Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

MORAL DAN ETIKA

Disusun Oleh:
AL ANDIKA (2109060034)

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


UNUVERSITAS NAHDLATUL ULAMA NUSA TENGGARA BARAT 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena anugerah dan rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat terselesaikan. Dalam penyusunan makalah ini, kami telah berusaha
semaksimal mungkin, yang mana telah memakan waktu dan pengorbanan yang tak ternilai dari
semua pihak yang memberikan bantuannya, yang secara langsung merupakan suatu dorongan
yang positif bagi kami ketika menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun bahan materi
untuk menyusun makalah ini.
Namun kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, baik dari
segi penyajian materinya maupun dari segi bahasanya. Karena itu saran dan kritik yang bersifat
konstruktif senantiasa kami harapkan demi untuk melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.

Mataram, Mei 2022

Penyusun

2
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makna  moral  /  etika   Islam  sangat  penting  bagi  kehidupan  orang  Islam.  Manusia 
sebagai ciptaan  Allah  berimplikasi  pada  eratnya hubungan antara Iman dan Perilaku  manusia
dalam  rangka tanggung jawab  pada Pencipta. Etika Islam sebagai ilmu mempunyai fungsi dan 
misi  yang khusus  dalam hidup  manusia  yakni petunjuk  dan penuntun  tentang  bagaimana
manusia sebagai pribadi dan kelompok harus mengambil keputusan tentang apa yang
seharusnya  berdasarkan kehendak  Allah. Etika Islam adalah Ilmu yang meneliti, menilai dan 
mengatur tabiat  dan  tingkah   laku  manusia  dengan  memakai  norma  kehendak  dan perintah 
Allah
Penulisan makalah ini dimaksudkan agar mahasiswa Pendidikan Agama Islam dapat
memahami dan menghayati pengertian etika yang berhubungan dengan moralitas, dan etika
Islam. Melalui pemahaman dan penghayatan tersebut diharapakan mahasiswa dapat berperilaku
sesuai dengan norma-norma yang sesuai dengan ajaran Islam.
B. Rumusan Masalah
 Apa yang dimaksud dengan moral ?
 Apa pengertian etika ?
 Bagaimana pandangan moral dan hukum secara luas ?
 Bagaimana moral dan etika umat Islam ?
 Bagaimana moralitas di sekitar kita ?
C. Tujuan
Memahami dengan baik apa itu moralitas dan pengaplikasiannya dalam lingkungan
masyarakat.
D. Manfaat

4
Dengan mempelajari moralitas, kita akan menjadi manusia yang memiliki etika social yang
baik, sehingga kita dapat bersosialisasi di lingkungan sekitar dengan perilaku yang santun.
BAB II
PEMBAHASAN
MORAL

A. Definisi Moral
Moral berasal dari bahasa latin yakni mores kata jamak dari mos yang berarti adat kebiasaan.
Sedangkan dalam bahasa Indonesia, moral diartikan sebagai susila. Moral adalah hal-hal yang
sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia, mana yang baik dan mana
yang wajar.
        Moral (Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang
lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral
disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia
lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral secara
ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa moral manusia
tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan
bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat
setempat.Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi dengan
manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di
masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka
orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya.Moral adalah produk dari
budaya dan Agama.

Menurut Para Ahli

Kata moral merupakan kata yang berasal dari bahasa latin ‘mores’, mores sendiri berarti adat
kebiasaan atau suatu cara hidup. (Gunarsa, 1986) Moral pada dasarnya adalah suatu rangkaian
nilai dari berbagai macam perilaku yang wajib dipatuhi. (Shaffer, 1979) Moral dapat diartikan
sebagai kaidah norma dan pranata yang mampu mengatur prilaku individu dalam menjalani suatu
hubungan dengan masyarakat. Sehingga moral adalah hal mutlak atau suatu perilaku yang harus
dimiliki oleh manusia.

5
Moral secara ekplisit merupakan berbagai hal yang memiliki hubungan dengan proses
sosialisasi individu tanpa adanya moral manusia tidak akan bisa melakukan proses sosialisasi.
Moral pada zaman sekarang memiliki nilai implisit karena banyak orang yang memiliki moral
atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit.

Moral itu merupakan salah satu sifat dasar yang diajarkan pada sekolah-sekolah serta
manusia harus mempunyai moral jika ia masih ingin dihormati antar sesamanya. Moral adalah
nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral sendiri
dapat diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.

Didalam moral terdapat perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam menjalankan


interaksi dengan manusia. Jika yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang
berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta mampu menyenangkan lingkungan
masyarakatnya, maka orang itu dapat dikatakan memiliki nilai mempunyai moral yang baik,
begitu juga sebaliknya. Moral juga dapat juga diartikan sebagai sikap, perilaku, tindakan,
perbuatan yang dilakukan seseorang pada saat mencoba melakukan sesuatu berdasarkan
pengalaman, tafsiran, suara hati, serta nasihat, dll.

Menurut Immanuel Kant, moralitas adalah hal kenyakinan serta sikap batin dan bukan hanya
hal sekedar penyesuaian dengan beberapa aturan dari luar, entah itu aturan berupa hukum negara,
hukum agama atau hukum adat-istiadat. Selanjutnya dikatakan jika, kriteria mutu moral dari
seseorang adalah hal kesetiaannya terhadap hatinya sendiri.

Moral merupakan tindakan manusia yang bercorak khusus yang didasarkan kepada
pengertiannya mengenai baik dan buruk. Morallah yang membedakan manusia denga makhluk
tuhan yang lainya dan menempatkan pada posisi yang baik diatas makhluk lain.

Moral adalah realitas dari kepribadian pada umumnya bukan hasil dari perkembangan pribadi
semata, namun moral merupakan tindakan atau tingkah laku seseorang. Moral tidaklah bisa
dipisahkan dari kehidupan beragama. Di dalam agama Islam perkataan moral sangat identik
dengan akhlak. Di mana kata ‘akhlak’ berasal dari bahasa Arab jama’ dari ‘khulqun’ yang berarti
budi pekerti.

6
Moral merupakan norma yang bersifat kesadaran atau keinsyafan terhadap suatu kewajiban
melakukan sesuatu atau suatu keharusan untuk meninggalkan perbuatan–perbuatan tertentu yang
dinilai masyarakat dapat melanggar norma–norma. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa suatu
kewajiban dan norma moral sekaligus menyangkut keharusan untuk bersikap bersopan santun.
Baik sikap sopan santun maupun penilaian baik – buruk terhadap sesuatu, keduanya sama – sama
bisa membuat manusia beruntung dan bisa juga merugikan. Disini terdapat kesadaran akan
sesuatu perbuatan dengan memadukan kekuatan nilai intelektualitas dengan nilai – nilai moral.

Dalam kamus filsafat terdapat beberapa pengertian dan arti moral yang diantaranya adalah
sebagai berikut:

 Memiliki: Kemampuan untuk diarahkan oleh (dipengaruhi oleh) keinsyafan benar atau
salah; Kemampuan untuk mengarahkan (mempengaruhi) orang lain sesuai dengan
kaidah-kaidah perilaku nilai benar dan salah.
 Menyangkut cara seseorang bertingkah laku dalam berhubungan dengan orang lain.
 Menyangkut kegiatan-kegiatan yang dipandang baik atau buruk, benar atau salah, tepat
atau tidak tepat.
 Sesuai dengan kaidah-kaidah yang diterima, menyangkut apa yang dianggap benar, baik,
adil dan pantas.

1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai, Moral Dan Sikap

a.             Lingkungan keluarga.
Keluarga sebagai lingkungan pertama yang mempengaruhi perkembangan  nilai,
moral dan sikap seseorang. Biasanya tingkah laku seseorang berasal dari bawaan ajaran
orang tuanya. Orang-orang yang tidak memiliki hubungan yang harmonis dengan orang
tuanya di masa kecil, kemungkinan besar mereka tidak
mampu mengembangkan superegonya sehingga mereka bisa menjadi orang yang sering
melakukan pelanggaran norma.
b.            Lingkungan Sekolah.
Disekolah, anak-anak mempelajari nilai-nilai norma yang berlaku dimasyarakat sehingga
mereka juga dapat menentukan mana tindakan  yang baik dan boleh dilakukan. Tentunya

7
dengan bimbingan guru. Anak-anak cenderung  menjadikan guru sebagai model dalam
bertingkah laku, oleh karena itu seorang guru harus memiliki moral yang baik.
c.             Lingkungan Pergaulan.
Dalam pengembangan kepribadian, faktor lingkungan pergaulan juga turut mempengaruhi
nilai, moral dan sikap seseorang. Pada masa remaja, biasanya seseorang selalu ingin
mencoba suatu hal yang baru. Dan selalu ada rasa tidak enak apabila menolak ajakan
teman. Bahkan terkadang seorang teman juga bisa dijadikan panutan baginya.
d.            Lingkungan Masyarakat.
Masyarakat sendiri juga memiliki pengaruh yang penting terhadap pembentukan moral.
Tingkah lakuyang terkendali disebabkan oleh adanya control dari masyarakat itu sendiri yang
mempunyai sanksi-sanksi tersendiri untuk pelanggar-pelanggarnya.

2. Moral Dalam Kehidupan Sehari-hari

Dalam kehidupan sehari-hari moral manusia akan di tempa dan diuji setiap saat dimanapun
berada. Moral banyak terdapat dalam kehidupan manusia sehari-hari dan selalu dituntut untuk
menggunakan moral untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Dengan menggunakan moralnya,
seseorang akan dihormati dan akan timbul rasa saling menghormati satu sama lain. Oleh dan
sebab itu, moral akan sering kita jumpai dalam kehidupan kita baik kita sebagai pelakunya atau
sebaliknya. Dengan demikian moral dapat kita bagi dalam 2 jenis.

1. Moral Dalam Adatistiadat

Dalam adatistiadat, sering kita jumpai keberadaan moral. Manusia akan dituntut moralnya
dan dinilai moralnya oleh manusia lain dengan adatistiadat atau kebiasan yang sudah ditanamkan
dalam kehidupan bersosial. Banyak contoh yang sering dijumpai bahwa dalam hari lepas hari
dan dalam lingkungannya, manusia sering menggunakan moral dalam mejalankan
adatistiadatnya. Manusia akan akan dituntut jika memasuki sebuah lingkungan atau tempat
dengan adat istiadatnya. Seseorang harus mampu beradaptasi dengan lingkungan dengan segala
tata aturan yang sudah berlaku didalamnya. Sebagai contoh kecil jika kita memasuki sebuah
gedung kantor kita wajib untuk melaporkan diri kepada security, agar kita dapat dilayani dengan
sopan. Dan masih banyak contoh lainya yang sering kita jumpai setiap saat. Dengan demikian

8
dapat kita simpulkan bahwa moral yang ada didalam diri seseorang akan selalu dituntut
keberadaannya setiap saat, dimanapun kita berada.

2. Moral dan Hukum


Sebagaimana terdapat hubungan erat antara moral dan agama, demikian juga antara moral
dan hukum. Kita mulai saja dengan memandang hubungan ini dari segi hukum. Hukum
membutuhkan moral. Dalam kekaisaran Roma sudah terdapat pepatah Quid leges sine moribus?”
Apa artinya undang-undang jika tidak disertai dengan moralitas?”Hukum tidak berarti banyak,
kalau tidak dijiwai oleh moralitas. Tanpa moralitas, hukum akan kosong. Kualitas hukum
sebagian besar ditentukan oleh mutu moralnya. Karena itu hukum selalu diatur dengan norma
moral. Di sisi lain, moral juga membutuhkan hukum. Moral akan mengawang-awang saja, kalau
tidak diungkapkan dan dilembagakan dalam masyarakat. Dengan demikian hukum bisa
meningkatkan dampak sosial dan moralitas.
Etika dan moral sama artinya, tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada sedikit perbedaan. Moral atau
moralitas dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan etika dipakai untuk pengkajian
sistem nilai-nilai yang ada.

D.  Moral Generasi Muda Islam


ZAMAN now istilah yang sudah sering kali menggema di telinga.  Sudah viral sekali
akhir-akhir ini. Khususnya di Indonesia. Kendati demikian, istilah zaman now yang ditayangkan,
tak sesuai dengan aturan-aturan Islam yang ada. Para pemuda menjadi incaran, para remaja
menjadi buram. Problematika publik tengah merasakan riuhnya pembahasan mengenai anak
muda zaman sekarang, atau istilahnya zaman now, semua media sosial baik cetak maupun
elektronik seperti menertawakan suramnya masa depan mereka.
Melihat hal demikian, rasanya sangat ironis sekali peran pemuda dan pemudi merasa
kehilangan sosok karakter yang sebenarnya. Kebobrokan moral yang terus menerus
menggerogoti para remaja. Generasi muda menjadi salah, merasa ditelanjangi oleh oknum-
oknum yang tak bertanggung jawab. Bukannya malah memotivasi melainkan meracuni para
penerus bangsa saat ini. Khususnya para pemuda dan pemudinya
Sejatinya ini merupakan pengaruh budaya-budaya barat yang sengaja untuk membunuh
karakter para pemuda dan remaja Indonesia saat ini. Jadi sangat mungkin untuk menghancurkan

9
pemuda Islam khususnya melalui pemuda dan remajanya. Mereka hanya perlu terus dihasut
supaya menyimpang dari aturan Islam yang ada.
Hari demi hari, tahun demi tahun, terus saja terjadi perubahan yang sangat signifikan.
Dekadensi moral yang terjadi di kalangan pemuda Islam semakin mengkhawatirkan. Kemurnian
ajaran Islam yang dulu sangat disakralkan sekarang terkesan biasa saja. Ini menjadi tugas kita
bersama untuk membangun kembali peradaban yang lebih baik, khususnya para pemuda dan
remaja Islam untuk menjadi lebih baik. Karena pemuda merupakan aset bangsa kita untuk
meneruskan generasi selanjutnya atau yang akan datang. Bagaimana kalau seandainya peradaban
saat ini berkaca terhadap zaman now yang menggambarkan tidak senonoh terhadap pemuda dan
remaja saat ini.
Tidak bisa dibayangkan apabila penerus seperti demikian menjadi penerus bangsa kita. Bisa
hancur dunia ini, apabila hal tersebut bisa terjadi kalau tidak sesuai dengan aturan aturan Islam
yang ada
Coba kita renungkan sejarah abad terdahulu generasi muda Islam yang sangat luar biasa.
Supaya menjadi teladan terbaik untuk semua umat Islam khususnya para pemuda dan remaja.
Catatan-catatan sejarah, di mana Islam selalu mampu melahirkan generasi-generasi hebat
dambaan umat, yang walau di usia belia telah mampu menorehkan tinta emas dalam sejarah,
mengharumkan nama Islam, dan membuat Islam memenangkan peradaban. Merekalah yang
dengan ribuan pemuda dan remaja lainnya  memperjuangkan dan mendakwahkan Islam dengan
dorongan iman, menghabiskan waktunya siang dan malam untuk kepentingan Islam, hingga kini
kita tetap mampu mereguk manisnya iman dan damainya Islam saat ini.
Mari tengok kembali kisah Usamah bin Zaid yang diangkat oleh Rasulullah menjadi
komandan pasukan kaum muslimin dalam penaklukan Syam padahal baru berusia 18 tahun. Atau
kisah Imam Syafi’i yang telah hafal Alquran di usia 9 tahun, serta Ibnu Sina yang telah hafal
Alquran di usia 5 tahun bahkan kemudian mampu menjadi bapak kedokteran dunia.
Tentu kita tidak akan lupa kisah heroik Muhammad Al Fatih sang penakluk Konstantinopel
yang mampu menjadi sultan di usia muda. Juga, kisah Zaid bin Tsabit yang dengan gagah berani
berjihad di usianya yang baru 13 tahun. Kemudian diperintahkan untuk menghimpun wahyu di
usia 21 tahun. Itulah generasi muda militan Islam terdahulu yang gaungnya masih terdengar
sampai saat ini.

10
Apakah tidak mungkin, jika kita menyamai prestasi gemilang yang telah mereka ukir di
zamannya? Tentunya sangat mungkin untuk kita bisa menyamai mereka. Dengan cara
berkomitmen dan berusaha, serta bersungguh-sungguh untuk menyamai mereka sebagai pemuda
yang telah mengharumkan nama Islam di zamannya. Apabila hal demikian bisa dicapai dan
dilakukan khususnya di Indonesia menjadi sangat luar biasa untuk bisa mengharumkan bangsa
Indonesia.
Bahkan, pengasuh ke-2 Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo Alm
KHR As’ad Syamsul Arifin pernah mengatakan kepada santrinya bahwa santri bukan hanya
cadangan pesantren tapi juga cadangan pemerintah. Sampai menangis, beliau mengatakan hal
yang demikian karena terlalu sayangnya Kiai As’ad terhadap santrinya supaya bisa berkontribusi
besar terhadap pemerintah bangsa dan negara.
Kalau melihat era pemuda Islam saat ini, tak jarang mengikuti tradisi seperti nongkrong di
kafe. Mau tidur, makan, kamar mandi, belanja selalu bawa HP. Ke mana-mana cari wi-fi dan
colokan listrik. Suka selfie pakai tongsis. Lalu diedit pakai aplikasi kamera jahat. Kemudian
diunggah di Instagram. Dan, seragam dikecilin pas badan. Itu sebagian generasi zaman now yang
terus menelanjangi marwah bangsa dan agama.
Apa bedanya yang ngakunya pemuda zaman now dengan generasi muda Islam, hingga
membuat ketimpangan yang sungguh nyata antara kepribadian kita dan kepribadian mereka para
pejuang Islam. Bukankah kita juga telah dipuji pemilik kehidupan sebagai umat terbaik.
Sebagaimana Allah SWT berfiman:”Kalian semua adalah umat yang terbaik yang dilahirkan
untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman
kepada Allah” (QS Ali Imran 110).
Sudah seyogianya pemuda dan remaja bisa melanjutkan perjuangan terdahulu pemuda yang
berkarakter, yang mampu membendung tradisi yang menyimpang dari syariat Islam.  Jangan
mengikuti budaya now yang hanya merusak moral peradaban aset bangsa. Maka perdalamlah
ilmu Islam! Ngaji biar mengerti, biar bisa mawas diri. Sudah tidak zaman pemuda hura-hura lagi
sudah waktunya yang muda semangat cari pahala. Berjuang menegakkan kebenaran. Kita
tegakkan kebenaran di Indonesia. Buktikan pemuda zaman now bisa menjadi pejuang Islam yang
tangguh, bisa mengembalikan kejayaan Islam. Karena, perjuangan adalah pergerakan

3. Upaya Pengembangan Nilai, Moral Dan Sikap Remaja

11
Perwujudan nilai, moral dan sikap tidak terjadi dengan sendirinya. Dan tidak semua
individu tidak mencapai tingkat perkembangan moral  s eperti apayangdiharapkan.
Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan nilai, moral dan sikap,
antara lain: 
a.             Penciptaan Komunikasi
Dalam komunikasi didahului dengan pemberian informasi tentang nilai-nilai dan
moral. Anak tidak hanya harus mendengarkan tetapi juga harus dirangsang agar lebih
aktif. Misalnya mengikutsertakan ia dalam pengambilan keputu san dikeluarga dan
pemberian tanggung jawab dalam kelompok  sebayanya. Karena nilai-nilai kehidupan
yang dipelajari barulah betul-betul berkembang apabila telah dikaitkan dalam konteks
kehidupan besama.Selain itu, pengembangan juga bisa dilakukan melalui proses
pendidikan, pengasuhan, perintah, larangan, pemberian hadiah, pemberian hukuman dan
interfensi edukatif dengan dibantu oleh para guru dan para orang tua untuk menanamkan nilai-
nilai luhur, moral dan sikapyang baik bagi anak-anaknya agar dapat  berkembang menjadi
generasi penerus yang diharapkan.
b.             Penciptaan Iklim Lingkungan Yang Serasi
Seseorang yang sikapnya berhasil seperti apa yang diharapkan,
umumnya adalah seseorang yang hidup dalam lingkungan yang positif, jujur dan konsekuen
senantiasa mendukung bentuk tingkah laku yang merupakan pencerminan dari nilai-nilai
hidup. Ini berarti bahwa pengembangan tidak han ya dilakukan melalui pendekatan
intelektual tetapi juga mengutamakan adan ya lingkungan yang kondusif, dimana faktor-
faktor lingkungan itusendiri merupakan penjelmaan yang konkret dari nilai-nilai
hidup.Para remaja sering kali menentang nilai-nilai dan dasar-dasar hidup orangtua dan
orang dewasa lainnya. Ini tidak berarti mengurangi kebutuhan mereka
akansuatusystem nilaiyang tetap. Mereka tetap menginginkansuatusystemnilaiyang akan
menjadi pegangan dan petunjukbagi perilaku mereka. Karena itu,orang tua,guru dan
orang dewasa lainnya patut memberikan contoh perilaku yang merupakan perwujudan nilai-
nilai yang diperjuangkan.

BAB II

12
PEMBAHASAN
ETIKA

1) Definisi Etika
Dari segi etimologi (ilmu asal usul kata), etika berasal dari bahasa yunani, ethos yang berarti
watak kesusilaan atau adat. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia etika berarti ilmu
pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Sedangkan etika menurut filsafat dapat disebut
sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan
amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran. Pada dasarnya,etika
membahasa tentang tingkah laku manusia.
                     Tujuan etika dalam pandangan filsafat ialah mendapatkan ide yang sama bagi seluruh
manusia disetiap waktu dan tempat tentang ukuran tingkah laku yang baik dan buruk sejauh
yang dapat diketahui oleh akal pikiran manusia. Akan tetapi dalam usaha mencapai tujuan itu,
etika mengalami kesulitan, karena pandangan masing-masing golongan dunia ini tentang baik
dan buruk mempunyai ukuran (kriteria) yang berlainan.
                     Secara metodologi, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika
memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika
merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan
tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki
sudut pandang normatif, yaitu melihat perbuatan manusia dari sudut baik dan buruk .
                     Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika
normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika).

1. Adapun Jenis-jenis  Etika adalah sebagai berikut:


a.        Etika Filosofis
       Etika filosofis secara harfiah dapat dikatakan sebagai etika yang berasal dari kegiatan
berfilsafat atau berpikir, yang dilakukan oleh manusia. Karena itu, etika sebenarnya adalah
bagian dari filsafat; etika lahir dari filsafat.  
b.        Etika Teologis
       Terdapat dua hal-hal yang berkait dengan etika teologis. Pertama, etika teologis bukan hanya
milik agama tertentu, melainkan setiap agama dapat memiliki etika teologisnya masing-masing.

13
Kedua, etika teologis merupakan bagian dari etika secara umum, karena itu banyak unsur-unsur
di dalamnya yang terdapat dalam etika secara umum, dan dapat dimengerti setelah memahami
etika secara umum.
       Secara umum, etika teologis dapat didefinisikan sebagai etika yang bertitik tolak dari
presuposisi-presuposisi teologis. Definisi tersebut menjadi kriteria pembeda antara etika
filosofis dan etika teologis.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan buruk,
mengenai hak dan kewajiban moral, kumpulan asas atau nilai yang berhubungan dengan ahlak,
dan nilai benar atau salah yang dianut dalam masyarakat.
Jadi, etika merupakan landasan dasar atau pertimbangan setiap perilaku manusia termasuk
bidang keilmuan. Etika mengalami perkembangan menjadi studi tentang kebiasaan manusia.
Perkembangan tentang etika menjadi sebuah pelajaran tentang kebenaran atau tidak benar
berdasarkan kodrat manusia.

2. Tujuan Etika
Tujuan Etika termasuk cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari nilai dan norma. Etika
meliputi kebiasaan sopa. santun dan moral dalam kehidupan sehari-hari. Mengutip dari buku
Etika Bisnis: Prinsip dan Relevansi berikut tujuan sebagai berikut:
 Etika adalah sarana untuk berorientasi pada kehidupan manusia.
 Punya kedalaman sikap, bisa melatih kemandirian, dan tanggung jawab untuk kehidupan.
 Memberitahukan pada orang lain bagaimana mereka menjadi pribadi yang lebih baik.
 Memimpin pengembangan masyarakat menuju kehidupan yang damai, sejahtera, tertib,
dan harmonis.

3. Manfaat Etika
a) Seseorang memiliki rasa tanggung jawab.
b) Dipakai sebagai pedoman.
c) Dapat meningkatkan kredibilitas perusahaan dan organisasi.
d) Menjaga ketertiban dan keteraturan dalam organisasi atau perusahaan.

14
e) Menjadi kontrol sosial.
f) Dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
g) Bisa melindungi hak anggota pekerja.
h) Dipakai sebagai acuan untuk memecahkan masalah internal dan eksternal

4. Macam-Macam Etika
a) Etika Deskriptif
Adalah etika yang memberikan dasar sebagai acuan, untuk keputusan tentang perilaku atau sikap
yang mau diambil. Macam etika ni berusaha secara kritis dan nasional untuk perilaku dan suatu
nilai yang dikejar selama hidup.
b) Etika Normatif
Merupakan etika yang menetapkan pola perilaku ideal, seharusnya dimiliki manusia dan
memberikan nilai.
c) Etika normatif
memberikan norma sebagai dasar untuk tindakan yang akan diputuskan. Metaetika atau Meta
Kata Meta berasal dari bahasa Yunani yang artinya melebihi atau melampaui. Metaetika ini
mempersoalkan tentang bahasa normatif, sehingga dapat diturunkan menjadi ucapan kenyataan.
Fokus metaetika ini pada arti khusus dan bahasa etika

5. Contoh Etika
Etika ada dalam kehidupan sehari-hari dan dilakukan terus menerus. Perilaku ini dipakai di
lingkungan, sekolah, dan di rumah. Berdasarkan pengembangannya, berikut contoh dalam
masyarakat dan pribadi.

a) Etika perangai
Etika perangai adalah adat atau kebiasaan yang ada di dalam masyarakat, waktu tertentu, dan
daerah tertentu. Etika ini telah disepakati oleh kelompok sehingga menghasilkan penilaian
seseorang dalam berperilaku.
Contoh etika perangai yaitu pergaulan anak muda, upacara adat, upacara pernikahan di daerah
tertentu, dan busana adat daerah.

15
b) Etika Moral
Menjelaskan tentang baik buruknya perilaku, berdasarkan kodrat manusia. Jika etika ini
dilanggar amaka menimbulkan kejahatan dan dampak buruk. Kebiasaan ini berkaitan dengan
moral manusia
Contoh etika moral yaitu berkata jujur, menghormati orang yang lebih tua, menghargai
perbedaan pendapat, menyantuni anak yatim, membela kebenaran dan keadilan.
c) Etika Pribadi
Etika pribadi ini berasal dari diri seseorang menjadi lebih baik. Misalnya seorang pebisnis yang
sukses dan kaya raya. Dia bisa menjadi orang yang sukses karena tidak lupa dirinya sebagai
hamba Tuhan, sehingga berusaha maksimal untuk memberikan yang terbaik.
d) Etika Sosial
Etika sosial berhubungan dengan seseorang dengan lingkungan sosialnya. Contoh seorang
pejabat yang dipercaya untuk mengelola keuangan milik negara. Tetapi dia melakukan korupsi
sampai tidak dapat tanggung jawab pada pemerintah. Etika ini bisa merusakan nilai sosial yang
ada dalam masyarakat.

6. Perbedaan Etika dan Moral


Meskipun secara etimologi arti kata etika dan moral mempunyai pengertian yang sama,
tetapi tidak persis dengan moralitas. Etika semacam penelaah terhadap aktivitas kehidupan
manusia sehari-hari, sedangkan moralitas merupakan subjek yang menjadi penilai benar atau
tidak. beberapa perbedaan etikadan moral adalah:
 moral mengajarkan apa yang benar sedangkan etika melakukan yang kebenaran
 moral mengajarkan bagaimana seharusnya hidup sedangkan etika berbuat atau bertindak
sesuai dengan apa yang telah diajarkan dalam pendidikan moral.
 moral menyediakan “rel” kehidupan sedangkan etika berjalan dalam “rel”kehidupan.
 moral itu rambu-rambu kehidupan sedangkan etika mentaati rambu-rambu kehidupan
 moral itu memberikan arah hidup yang harus ditepumpuh sedangkan etika berjalan sesuai
arah yang telah ditetapkan (menuju arah )
 moral itu seperti kompas dalam kehidupan sedangkan etika memperhatikan dan
mengikuti arah kompas dalam menjalani kehidupan .
 moral ibarat peta kehidupan sedangkan etika mengikuti peta kehidupan

16
 moral itu pedoman kehidupan sedangkan etika mengiuti pedoman
 moral tidak bisa dimanipulasisedangkan etika bisa dimanipulasi
 moral itu aturan yang wajib ditaati oleh setiap orang sedangkan etika sering berorientasi
pada sikon ,motif ,tujuan,kepentingan ,dsb.
Tanpa pedoman moral manusia tidak mempunyai dasar bagaimana berperilaku dalam dunia
yang multi arah. manusia tidak akan mampu mengambil keputusan etis yang baik,tepat, dan
benar. pada dasarnya hidup manusia akan cendeerung salah arah tanpa acuan moral

8. Perbedaan Antara Etika dan Moral


 Etika dan moral sama artinya tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada sedikit perbedaan.
Moral atau moralitas dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan etika dipakai untuk
pengkajian system nilai yang ada.
Kesadaran moral serta pula hubungannya dengan hati nurani yang dalam bahasa asing disebut
conscience, conscientia, gewissen, geweten, dan bahasa arab disebut dengan qalb, fu'a d. Dalam
kesadaran moral mencakup tiga hal, yaitu:
1.      Perasaan wajib atau keharusan untuk melakukan tindakan yang bermoral.
2.      Kesadaran moral dapat juga berwujud rasional dan objektif, yaitu suatu perbuatan yang
secara umumk dapat diterima oleh masyarakat, sebagai hal yang objektif dan dapat
diberlakukan secara universal, artinya dapat disetujui berlaku pada setiap waktu dan tempat
bagi setiap orang yang berada dalam situasi yang sejenis.
3.      Kesadaran moral dapat pula muncul dalam bentuk kebebasan.
Berdasarkan pada uraian diatas, dapat sampai pada suatu kesimpulan, bahwa moral
lebih mengacu kepada suatu nilai atau system hidup yang dilaksanakan atau diberlakukan oleh
masyarakat. Nilai atau sitem hidup tersebut diyakini oleh masyarakat sebagai yang akan
memberikan harapan munculnya kebahagiaan dan ketentraman. Nilai-nilai tersebut ada yang
berkaitan dengan perasaan wajib, rasional, berlaku umum dan kebebasan. Jika nilai-nilai tersebut
telah mendarah daging dalam diri seseorang, maka akan membentuk kesadaran moralnya sendiri.
Orang yang demikian akan dengan mudah dapat melakukan suatu perbuatan tanpa harus ada
dorongan atau paksaan dari luar

17
9. Persamaan Etika dan Moral 

Ada beberapa persamaan etika, dan moral  yang dapat dipaparkan sebagai berikut:
 etika dan moral mengacu kepada ajaran atau gambaran tentang perbuatan, tingkah laku,
sifat, dan perangai yang baik.
 etika dan moral  merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk menakar martabat
dan harakat kemanusiaannya. Sebaliknya semakin rendah kualitas etika dan moral
seseorang atau sekelompok orang, maka semakin rendah pula kualitas kemanusiaannya.
 etika dan moral  seseorang atau sekelompok orang tidak semata-mata merupakan faktor
keturunan yang bersifat tetap, stastis, dan konstan, tetapi merupakan potensi positif yang
dimiliki setiap orang. Untuk pengembangan dan aktualisasi potensi positif tersebut
diperlukan pendidikan, pembiasaan, dan keteladanan, serta dukungan lingkungan, mulai
dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat secara tersu menerus,
berkesinambangan, dengan tingkat keajegan dan konsistensi yang tinggi.

Kegunaan Etika dan Moral Dalam kehidupan sehari


Etika adalah  pemikiran  yang  sistematis  tentang  moralitas, yang  dihasilkan  secara langsung
bukan hanya kebaikan, melainkan suatu pengertian yang lebih mendasar dan kritis.
Ada beberapa alasan mengapa etika pada zaman ini semakin perlu yaitu:
1.       Kita hidup dalam masyarakat yang pluralistic, juga dalam bidang moralitas.
2.       Kita hidup dalam masa transformasi masyarakat yang tanpa tanding.
3.       Kita seringkali cepat-cepat memeluk segala pandangan yang baru, tetapi juga sering
menolak nilai-nilai hanya karena baru dan belum biasa.

Mahasiswa dengan Lingkungannya


Kehidupan di luar kampus juga merupakan kunci keberhasilan dalam mencapai keberhasilan
seorang mahasiswa. Jika kehidupan di luar kampus dapat berjalan dengan baik, tentu akan
menghindari gangguan fisik ataupun gangguan mental sehingga dapat lebih fokus untuk
mencurahkan waktu dan pikiran pada pelajaran.
Kehidupan yang baik di luar kampus dapat dilakukan melalui hal-hal berikut:
a.   Menjadi contoh yang baik di lingkungan dimana mahasiswa tersebut berada;

18
b.   Berperilaku dan bertutur kata yang baik yang mencerminkan sebagai mahasiswa;
c.   Berupaya mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah dipelajarinya di masyarakat sebagai
wujud pengabdian (misalnya aktif di organisasi gereja);
d.   Mengembangkan ilmu pengetahuan di luar kampus.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Etika dan moral mengacu kepada ajaran atau gambaran tentang perbuatan, tingkah laku, sifat,
dan perangai yang baik.
Etika dan moral  merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk menakar martabat dan
harakat kemanusiaannya. Sebaliknya semakin rendah kualitas etika dan moral seseorang atau
sekelompok orang, maka semakin rendah pula kualitas kemanusiaannya.

19
Dengan perkembangan zaman saat ini, moral masyarakat sudah mulai bobrok. Pergaulan
yang semakin bebas, dan kurangnya rasa sopan serta santun.

B. Saran

Dari hasil kesimpulan diatas, maka penulis ingin memberikan saransaran,


yang diharapkan bisa dijadikan bahan masukan untuk lebih
mengembangkan Pendidikan dalam bermasyarakat:

1. Dalam pendidikan bermasyarakat perlu pembinaan lebih tentang cara menghormati


sesama manusia, terutama sesama Muslim dan harus ditanamkan sejak kecil.
2. Lebih mudah dalam bersilaturrahmi tanpa membedakan antara yang kayadengan yang
miskin, karena semua di hadapan Allah sama.
3. Sebagai Muslim hendaknya senantiasa berbuat baik terhadap sesama, yaitumenghindari
hal-hal negative yang dibenci oleh Allah. Misalnya,menggunjing, berperasangka buruk
dan lain sebagainya.
4. Harapan penulis terhadap semua pendidik baik guru, orang tua sertamasyarakat, agar
menanamkan pendidikan terhadap putra putrinya dalambermasyarakat sejak dini. Supaya
seiring berkembangnya zaman,berkembang pula persatuan dan kesatuan antar manusia
terutama antarmuslim.
Sebagaimana pembahasan tentang moral, sdah seharusnya kita menjaga moral kita agar dapat
tercermin dengan gambar yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

 Abineno Dr.J.L.Ch. (1996), Sekitar Etika dan Soal-Soal Etis”, PT. BPK Gunung
Mulia, Jakarta.

 http://prisiliamondigir.blogspot.com/2013/03/makalah-moral-dan-etika_5.html

 http://tha-yunitasari.blogspot.com/2013/05/makalah-perkembangan-moralitas-
dan.html

20
 Diakses pada Rabu, 25 November 2014 pukul 20.53 WITA

 https://www.coursehero.com/file/90006747/TUGAS-AGAMA-ETIKA-
MAHASISWA-ISLAMIdocx/

21

Anda mungkin juga menyukai