Anda di halaman 1dari 5

Review/Ringkasan Hukum Internasional tentang Pengakuan

& Kedaulatan Dalam Hukum Internasional & Negara


sebagai Subjek Hukum Internasional

Nama : Nurammah Manik


NIM. : 200510052
Mata Kuliah : Hukum Internasional
Kelas. : IV C
Dosen Pengampu : Zulfadli, SH., M.Si
A.Kedaulatan dalam Hukum Internasional
Kedaulatan merupakan suatu hak eksklusif untuk menguasai suatu wilayah
pemerintahan, masyarakat, atau atas diri sendiri terdapat penganut dalam dua
teori yaitu berdasarkan pemberian dari Tuhan atau Masyarakat.
Pada hakikatnya kedaulatan merupakan kekuasaan tertinggi untuk menentukan
hukum dalam suatu negara fungsinya untuk menyelenggarakan keteriban negara
dan kemakmuran rakyat. Landasan konstitusional kedaulatan rakyat di
Indonesia adalah Pasal 1 (ayat) 2 UUD NRI Tahun 1945 hasil Perubahan Ketiga
yang berbunyi “ Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut
Undang–Undang Dasar.
Kedaulatan merupakan salah satu konsep mendasar dalam hukum inter-
nasional (one of the fundamental concepts in international law).Kedaulatan
merupakan konsep yang sangat penting dalam tertib hukum domestik maupun
internasional, dan merupakan titik persinggungan antara kedua sistem tertib
hukum tersebut. Kedaulatan negara merupakan salah satu norma fondasional
dalam sistem hukum internasional. Dalam kerangka hubungan antar negara,
kedaulatan juga merujuk pada pengertian kemerdekaan (independence) dan vice
versa suatu negara merdeka adalah negara yang berdaulat.
Dalam hukum konstitusi dan internasional, konsep kedaulatan terkait dengan
suatu pemerintahan yang memiliki kendali penuh urusan dalam negerinya
sendiri dalam suatu wilayah atau batas teritorial atau geografisnya, dan dalam
konteks tertentu terkait dengan berbagai organisasi atau lembaga yang memiliki
yurisdiksi hukum.Yurisdiksi merupakan refleksi dari prinsip dasar kedaulatan
negara, kedaulatan negara tidak akan diakui apabila negara tersebut tidak
memiliki jurisdiksi, persamaan derajat negara dimana kedua negara yang sama-
sama merdeka dan berdaulat tidak bisa memiliki jurisdiksi (wewenang)
terhadap pihak lainnya.Penentuan apakah suatu entitas merupakan suatu entitas
yang berdaulat bukanlah sesuatu yang pasti, melainkan sering kali merupakan
masalah sengketa diplomatik.
B.Pengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan berarti proses, cara, perbuatan mengaku atau mengakui, sedangkan
kata “mengakui” berarti menyatakan berhak. dalam kaitannya dengan
keberadaan suatu negara yaitu; terdapat dua tindakan dalam suatu pengakuan
yakni tindakan politik dan tindakan hukum.
Pengakuan adalah hal yang sangat krusial dalam kehidupan politik internasional
suatu negara sebab dapat menjamin bahwa negara baru tersebut menduduki
tempatnya yang sesuai sebagai organisme politik yang independen, berdaulat,
dan merdeka.
Dalam hubungan antar negara pengakuan (recognition) berfungsi untuk
menjamin bahwa suatu negara dapat dianggap memiliki kemerdekaan dan
berdaulat dalam pergaulan masyarakat internasional, sehingga negara yang
diakui, secara aman dan sempurna dapat mengadakan hubungan dengan negara-
negara lain untuk mencapai kepentingan bersama. Dengan kata lain, adanya
pengakuan dari negara lain terhadap suatu negara, menjadikan status negara
yang diakui tersebut sebagai subyek hukum internasional tidak dapat diragukan
lagi. Akibat hukum dari adanya pengakuan adalah bahwa pengakuan merupakan
atribut kedaulatan negara, dan dengan adanya pengakuan terhadap suatu negara
juga berarti pengakuan terhadap pemerintahan negara tersebut, karena
pemerintah itu merupakan satu-satunya organ yang mempunyai wewenang
untuk bertindak atas nama negara. Disamping itu, pengakuan negara sekali
diberikan akan tetap ada walaupun bentuk negara mengalami perubahan dan
meskipun pemerintahannya sering berganti.
C.Subjek Hukum Internasional
Diterangkan Mochtar Kusumaatmadja, subjek hukum internasional adalah
segala sesuatu yang menurut hukum dapat memiliki hak dan kewajiban, serta
memiliki kewenangan untuk melakukan hubungan hukum atau bertindak
menurut ketentuan hukum internasional yang berlaku. Subjek hukum
internasional, antara lain:

Negara

Negara menjadi subjek utama dalam hukum internasional. Dalam konteks


hukum internasional, negara yang dimaksud adalah negara yang berdaulat dan
memiliki pemerintahannya sendiri.

Organisasi Internasional

Organisasi nasional bertugas untuk turut serta menyelesaikan pelanggaran


hukum internasional. Klasifikasi organisasi internasional yang menjadi subjek
hukum internasional adalah organisasi yang memiliki keanggotaan secara global
dengan tujuan yang bersifat umum (contohnya: PBB), organisasi yang memiliki
keanggotaan secara global dengan tujuan spesifik (contohnya: IMF), organisasi
dengan keanggotaan regional dengan tujuan global (contohnya: ASEAN), dan
organisasi dengan keanggotaan regional dengan tujuan spesifik (contohnya:
NAFTA).

Palang Merah Internasional

Palang Merah Internasional diakui sebagai subjek hukum internasional dalam


ruang lingkup terbatas. Kedudukannya diperkuat dengan adanya perjanjian dan
konvensi Palang Merah. Misi Palang Merah Internasional semata-mata hanya
untuk kemanusiaan. Oleh karena itu, organisasi ini harus independen dan tidak
boleh diintervensi oleh negara manapun.

Tahta Suci Vatikan

Tahta Suci Vatikan diakui sebagai subjek hukum internasional sejak


ditandatanganinya Pakta Lateran pada 1929. Pakta Lateran sendiri merupakan
perjanjian antara Kerajaan Italia dengan Tahta Suci Vatikan.
Pemberontak

Menurut hukum perang, kelompok pemberontak dapat menjadi subjek hukum


internasional jika telah terorganisir, menaati hukum perang, memiliki wilayah
yang dikuasai, memiliki kemampuan untuk mengadakan hubungan dengan
negara lain, dapat menentukan nasibnya sendiri, menguasai sumber daya alam
di wilayah yang dikuasainya, dan memilih sistem (ekonomi, politik, dan sosial)
sendiri.

Individu

Diterangkan Mochtar Kusumaatmadja, dalam Perjanjian Versailles 1919,


terdapat sejumlah pasal yang memungkinkan individu untuk mengajukan
perkara secara internasional ke Mahkamah Arbitrase Internasional. Sehubungan
dengan itu, individu juga merupakan subjek hukum internasional dan bisa
menjadi pihak di hadapan suatu peradilan internasional.

Anda mungkin juga menyukai