Anda di halaman 1dari 10

c c

   


 c    

Sebagai negara maritime terbesar di dunia, Indonesia memiliki jumlah perairan


yang sangat luas. Beribu-ribu pulau dengan potensi kelautan yang bisa dikatakan hampir
tak terbatas. Mulai dari perikanan, pariwisata, energy, dan bahkan dalam dunia
keolahragaan pun potensi kelautan Indonesia bisa diberdayakan. Namun potensi tersebut
masih kurang dimanfaatkan dengan maksimal. Terlebih dalam bidang keolahragaan.
Dengan jumlah perairan yang sedemikian luasnya, sebaiknya Indonesia berhak
mendapatkan lebih dari apa yang ada sekarang dalam bidang olahraga perairan.

Olahraga adalah salah satu bidang yang berpengaruh terhadap kehidupan umat
manusia. Olahraga dapat membantu meningkatkan standar kehidupan manusia baik dari
segi kesehatan maupun ekonomi. Olahraga juga dapat menjadi alat pemersatu kehidupan
berbangsa dan bertanah air. Bahkan olahraga dapat menjadi salah satu aspek yang dapat
membanggakan pribadi maupun dalam tataran berbangsa dan bernegara. Dengan prestasi
olahraga yang baik, secara tidak langsung dapat meningkatkan citra bangsa di dunia.
Meskipun dianugerahi dengan potensi alam yang memadai, Indonesia seperti belum
mampu berprestasi olahraga baik di kancah regional maupun dunia. Hal tersebut secara
tidak langsung menyiratkan kondisi keolahragaan dalam negeri. Sebagai catatan, di
kancah regional ASEAN, Indonesia telah menjadi juara sebanyak 9 kali pada ajang SEA
GAMES. Namun kali terakhir Indonesia menjadi juara adalah pada tahun 1997 yang
diadakan di Jakarta (http://id.wikipedia.org/wiki/Sea_games). Setelah itu Indonesia seperti
kering akan prestasi. Belum lepas dari ingatan kala di ajang sepakbola piala AFF
desember 2010, Indonesia dikalahkan oleh Malaysia di final sehingga hanya mampu
bertahan menjadi runner up.

Menurunnya keolahragaan nasional, Salah satunya adalah karena penurunan


kualitas para atlit baik dari olahraga individu maupun beregu. Salah satu contoh nyata
adalah olahraga dayung yang notabene adalah olahraga perairan yang seharusnya dapat
menjadi andalan dalam mendulang prestasi dunia malah merosot tajam meskipun
didukung oleh luasnya perairan di Indonesia. Bahkan dalam beberapa ajang internasional,
Indonesia pernah takluk dari Negara-negara seperti Myanmar ataupun Filipina yang
pernah menjadi juara di ajang antar negara padahal beberapa tahun sebelumnya,
Indonesia seakan menjadi rajanya olahraga ini. Meskipun pada ajang Asian Games 2010
di China, muka Indonesia justru terselamatkan oleh cabang ini yang menyapu bersih
gelar pada nomor dayung perahu naga putra yang menyapu bersih emas di sector putra
baik di lintasan 1000, 500, maupun 250 meter,dan juga sapu bersih perak oleh tim putri
juga di tiga lintasan
tersebut(http://news.okezone.com/read/2010/12/27/349/407497/perahu-naga-indonesia-
gemparkan-china). Namun perhatian terhadap olahraga ini cenderung kurang. Bahkan
pada Asian Games 2010 di Guangzhou, China cabang ini terancam tidak diberangkatkan
(http://olahraga.kompasiana.com/bola/2010/12/11/berkaca-pada-tim-dragon-boat-indonesia/).
Hal ini berbanding terbalik dengan keadaan di Negara lain yang memperhatikan olahraga
ini melalui pengembangan tehnik dan kemampuan teknis atlit serta pola pembinaan yang
terprogram dengan baik.

Dayung adalah salah satu jenis olahraga perairan. Pada dasarnya olahraga ini
adalah olahraga terukur yang menekankan pada kecepatan untuk mencapai garis finis.
Dayung memiliki beberapa kelas yang dipertandingkan, diantaranya adalah rowing,
kanoing, dan dragon boat. Pada kelas rowing, ada perbedaan mendasar dengan kelas
olahraga dayung lainnya. Perbedaannya terdapat pada posisi duduk yang membelakangi
garis finis sehingga cara mendayungnya adalah dengan menarik dayung dari buritan ke
haluan perahu. Pada ajang olimpiade, kelas ini dilombakan dengan jarak 2000, 1500,
1000, dan 500 meter. Perahu yang digunakan berbentuk ramping memanjang dengan
tempat duduk pendayung berada di tengah perahu sebagai poros dan dayungnya
mempunyai 2 daun dayung pada kedua ujung bilah dayung. Rowing sendiri biasanya
dimainkan oleh lebih dari 2 orang pendayung pada setiap perahu.

Olahraga dayung juga memiliki kelas kanoing yang juga sering dipertandingkan
pada ajang internasional seperti olimpiade. Kanoing atau di Indonesia disebut kayak,
pada dasarnya sama dengan kelas olahraga dayung lainnya, namun hanya dimainkan oleh
seorang atlit saja. Tapi dalam perkembangannya, kanoing dipertanding menjadi beberapa
kelas lagi dengan pengembangan pada model perahu yang sekarang bisa dimainkan oleh
lebih dari seorang atlit. Pada Olimpiade, kanoing dibagi menjadi beberapa kompetisi
yang mengacu pada standar ICF atau International Canoeing Federation. ICF membagi
kanoing menjadi beberapa kompetisi berbeda dengan membaginya menurut jumlah atlit
serta lintasan yang dipertandingkan. berikut adalah kelas-kelas kompetisi pada kanoing :

‡  ± kelas kompetisi tertua kano ICF ini melibatkan:

‡ sampan kecil orang Eskimo

‡ K-1: tunggal kursi kayak

‡ K-2: double duduk kayak

‡ K-4: kayak empat-duduk

‡ kano

‡ C-1: tunggal berlutut kano

‡ C-2: double berlutut kano

‡ C-4: empat-orang berlutut kano

kelas kompetisi Sprint biasanya dipertandingkan dengan jarak lebih


dari 200m , 500m , 1000m , dan "balap jarak jauh" seperti 2 km atau 6 km.

‡  - Peserta dihitung finis apabila menyelesaikan suatu turunan


jeram dari arung tentu saja, dalam proses kemudi kano atau kayak melalui "gate"
(sepasang tiang dengan jarak sekitar 1 m terpisah), termasuk mendayung melawan arus,
melintasi aliran, dan surfing gelombang dengan berdiri diatas jeram. kelas terbagi
menjadi:

‡ sampan kecil orang Eskimo

‡ K-1: kayak tunggal

‡ kano

‡ C-1: kano solo

‡ C-2: kano tandem

‡ ± kelas kanoing dengan jarak yang lebih panjang dari sebagian besar dari
kelas kanoing lainnya. Kelas marathon biasanya memiliki panjang lintasan bervariasi dari
beberapa mil ke ratusan mil. Beberapa kompetisi yang terberat dan terpanjang adalah dari
Devizes ke Westminster International Canoe Marathon di sungai Thames, Inggris dengan
jarak 190 km. 120-mil di Au Sable River Canoe Marathon di Michigan, USA dan 260 mil
(420 km) yang sering dijuluki "Boat Race Terberat Dunia", di Safari Air Texas.

‡ ß  ± kompetisi ini berbeda dengan kelas lainnya pada kanoing karena
tujuan utama dari kompetisi ini bukanlah garis finis melainkan mencetak skor sebanyak
mungkin ke gawang lawan atau hampir serupa dengan sepakbola namun bermain di atas
air dengan perahu dan dayung ditangan serta sebuah bola. Dimainkan antara dua tim
dengan masing-masing 5 pemain.

Perahu yang digunakan pada kelas kanoing ini pada umumnya sama dengan bentuk
ramping dengan panjang kurang lebih 2 sampai 2.5 meter dengan sebuah lubang didalam
perahu untuk tepat kaki dan sebuah penutup yang terbuat dari kain tahan air yang dipakai
di pinggang dan direkatkan pada lubang tempat kaki tersebut agar tidak dimasuki oleh air
yang dapat mengganggu keseimbangan perahu. Sedangkan dayung yang dipakai
berbentuk hampir sama dengan yang dipakai pada rowing namun lebih pendek dan ringan
karena tidak dipasang pada perahu.

Dragon boat atau perahu naga, adalah kelas dayung yang paling digemari dan
paling bergengsi. Karena dragon boat tidak hanya memerlukan tehnik dan fisik yang baik
namun juga memerlukan kerjasama antar pendayung yang baik sehingga terjadi
keseimbangan irama mendayung. Seringnya dragon boat dipertandingkan baik di arena
nasional, regional, dan internasional menjadi bukti digemarinya kelas pada olahraga
dayung ini. Bahkan pada daerah-daerah di Indonesia sering pula mengadakan event
lomba dayung dragon boat ini salah satunya adalah Seguni Dragon Boat Race untuk
kawasan Jawa Timur yang diadakan oleh Universitas Hang Tuah melalui UKM Dayung
Seguni Universitas Hang Tuah yang rutin setiap tahun diadakan di kota Surabaya.
Dragon boat sendiri adalah kelas olahraga dayung yang terukur dengan menekankan pada
kecepatan untuk mencapai garis finis secepat-cepatnya. Dragon boat dimainkan oleh 8
sampai 24 orang pendayung dengan ditambah 1 orang penabuh genderang dan 1 orang
lagi sebagai skipper atau kemudi. Perahu yang dipakai dalam kelas dragon boat ini adalah
yang paling besar diantara semua kelas olahraga dayung yang dilombakan. Panjang
perahu pada dragon boat adalah 6 meter dengan lebar ditengah sekitar 1.5 sampai 2
meter. Dayung yang dipakai adalah dayung standar dengan panjang kurang lebih 120 cm.
kelas kompetisi yang dilombakan pada kelas dragon boat kelas putra dan putri dengan
panjang lintasan 250, 500, 1000, 2000, 3000, sampai 5000 meter. Indonesia sendiri pada
kelas dragon boat sangat baik. Terbukti dari berhasilnya Indonesia merebut emas di
semua lintasan pada nomor putra dan sapu bersih perak di nomor putrid di ajang Asian
Games 2010.

Dayung di Indonesia berada dibawah naungan PB PODSI. Persatuan Olahraga


Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) memiliki pengurus di daerah-daerah di provinsi dan
kota/kabupaten termasuk di kota Surabaya dengan misi untuk mencetak bibit-bibit baru
atlit dayung yang nantinya akan menjadi tulang punggung prestasi olahraga dayung
nasional. PODSI kota Surabaya seringkali mengadakan kejuaraan dayung tingkat pelajar
di kota Surabaya sebagai bagian dari pelaksanaan misi PODSI untuk mencari bibit-bibit
atlit muda untuk dibina sehingga dapat berprestasi. Pada tingkatan senior, PODSI
Surabaya memiliki beberapa catatan prestasi yang baik dan membanggakan hal ini
dibuktikan dengan tim-tim di lingkungan PODSI Surabaya yang sering menjuarai
kejuaraan tingkat nasional seperti yang tim Marwiltim B yang berlatih di lingkungan
PODSI Surabaya (http://www.antarajateng.com/detail/index.php?id=41720)

Terdapat banyak aspek yang dapat membantu meningkatkan performa seorang


atlit sehingga dapat mencapai prestai tertinggi. aspek pembinaan, sarana maupun pra
sarana, adalah beberapa diantaranya. Namun selain aspek-aspek diatas, terdapat aspek
lain yang bahkan sangat mempengaruhi performansi dari atlit kala bertanding. Aspek
tersebut menurut Harsono (dalam Gunarsa, 1996), adalah aspek mental yang memiliki
pengaruh hingga 80% dari performansi seorang atlit dan hanya 20% aspek lainnya. Jadi
aspek mental ini harus dikelola dengan baik, sistematis, dan terencana. Sehingga dapat
meningkatkan performansi seorang atlit. Namun pada kenyataannya hanya aspek
fisiologis saja yang sering dipelajari (Gunarsa, 2000).

Dinamika sebuah pertandingan yang mudah berubah sesuai dengan situasi


pertandingan itu sendiri, dapat memberikan tekanan yang berat bagi atlit. Bagi atlit, suatu
pertandingan dapat menjadi sebuah situasi yang dapat membangkitkan kecenderungan
kompetitif. Namun pertandingan dapat pula menimbulkan rasa cemas untuk menghindari
sebuah kegagalan (Sudrajat, 1995). Pelatih sangat membantu dalam tumbuh kembangnya
seorang atlit untuk meningkatkan motivasi berprestasinya melalui intimasi dengan atlit
tersebut. Dan apabila seorang atlit ingin memiliki prestasi yang baik dalam olahraga,
seorang atlit harus mempunyai motivasi berprestasi sehingga memperoleh kepuasan
dalam bidang olahraga.

Motivasi berprestasi atau yang disebut dengan need achievement, adalah


dorongan pada diri seseorang untuk mencapai sukses dengan mengarahkan perilakunya
sehingga dapat meraih prestasi tertentu yang diharapkan. Motivasi sendiri muncul dalam
diri seseorang sebagai perwujudan dari atas adanya sebuah kebutuhan yang harus
terpenuhi. Seseorang yang memiliki kebutuhan untuk berprestasi, biasanya akan
menunjukkan perilaku yang mengarah pada pencapaian kebutuhan tersebut sesuai dengan
standar yang ditetapkannya sendiri. Dalam hal ini seorang atlit biasanya akan
menunjukkan perilaku yang mengarah pada pemenuhan akan kebutuhan untuk
berprestasinya dengan berlatih sesuai dengan standarnya. Biasanya, standar prestasi
seseorang dapat dilihat dari perbandingan prestasi sebelumnnya denga hasil yang dicapai
saat ini.

Seorang atlit yang memiliki motivasi berprestasi cenderung akan terus berusaha
meningkatkan standar prestasinya untuk meningkatkan prestasinya. Namun apabila
seorang atlit telah mencapai prestasi yang diinginkan, seorang atlit akan terus berusaha
mempertahankan prestasinya serta berusaha membuat lompatan untuk berprestasi dalam
bidang lainnya yang menarik minatnya. Alderman (dalam Satiadarma, 2000),
mengatakan bahwa ³motivasi sebagai suatu kecenderungan untuk berperilaku secara
selektif ke suatu arah tertentu yang dikendalikan oleh adanya konsekuensi tertentu, dan
perilaku tersebut dapat bertahan sampai sasaran perilaku dapat tercapai.´ Selektif dalam
berperilaku memiliki artian bahwa individu mempunyai sebuah keputusan mengenai
perilaku (standar) yang mengarah pada tujuan tertentu.

Menurut McClelland (dalam Beck, 2000), motivasi berprestasi adalah dorongan


seseorang untuk sukses atau berhasil dalam kompetisi dengan keunggulan berupa prestasi
orang lain maupun prestasi sebelumnya. Motivasi berprestasi adalah motif yang
mendorong seseorang untuk berpacu dengan ukuran keunggulan. Adapun ukuran
keunggulan dapat diri sendiri, orang lain, atau kesempurnaan suatu pekerjaan.

Pelatih adalah seseorang yang membantu meningkatkan performa seorang atlit


melalui metode-metode kepelatihan yang didalamnya berisi cara-cara berlatih tehnik
yang baik serta strategi dalam menghadapi setiap pertandingan. Pelatih juga dapat
menjadi sumber kecemasan yang utama bagi seorang atlit karena seorang pelatih dapat
menjadi sumber utama pujian dan hukuman serta mendorong atlitnya dan menimbulkan
kepercayaan diri pada atlit yang bersangkutan atau bahkan menghancurkan kepercayaan
diri pada atlitnya (Pate, 1993). Uraian ini menunjukkan peran penting seorang pelatih
yang dapat berperan sebagai sumber tekanan atau juga sumber dukungan atau motivasi
bagi atlitnya dalam menghadapi setiap pertandingan. Seorang pelatih dapat meningkatkan
motivasi berprestasi seorang atlit apabila adanya intimasi yang terjalin baik antara atlit
dengan pelatihnya ketika berlatih maupun ketika diluar latihan.

Intimasi menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah sebuah kedekatan yang
intim dengan rasa saling percaya satu sama lain. Sedangkan menurut pengertian dari Reis
dan Saver (Prager, 1995), adalah sebuah proses interpersonal yang melibatkan
komunikasi mengenai perasaan personal dan informasi kepada orang lain yang dapat
diterima sebagai bentuk dari kedekatan dan simpati. Sedangkan kimmel (1990),
menyatakan bahwa intimasi adalah sebagai hubungan timbal balik antara dua individu
dan terdapat rasa saling mempercayai, yang melibatkan pengertian bahwa setiap individu
adalah unik dan berbeda.

Dari uraian diatas, dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa intimasi antara
seorang atlit dengan pelatih mempunyai pengaruh besar terutama untuk meningkatkan
motivasi berprestasi seorang atlit sehingga sangat penting untuk membangun intimasi
antara atlit dengan pelatihnya. Pate (1993), menyatakan bahwa seorang atlit yang mau
membagi perasaan, keyakinan, nilai dan tingkah lakunya dengan pelatih, maka atlit
tersebut dapat memperoleh dukungan dan dorongan dari pelatihnya sehingga akhirnya
dalam menghadapi sebuah pertandingan, seorang atlit akan menjadi lebih tenang dan
percaya diri. Berdasarkan paparan diatas, penulis berkesimpulan bahwa intimasi antara
atlit dengan pelatihnya memiliki pengaruh dalam meningkatkan motivasi berprestasi
seorang atlit. Apabila intimasi meningkat, maka motivasi seorang atlit untuk berprestasi
pun akan meningkat sehingga penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang
 !!"   dengan
subyek atlit junior PODSI Surabaya.


#    

Dari uraian diatas, dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut :

‡ Apakah ada hubungan antara intimasi atlit dan pelatih dengan motivasi
berprestasi atlit dayung junior PODSI Surabaya?

$ %    

Berdasarkan paparan permasalahan yang dirumuskan diatas, tujuan dari penelitian


ini adalah :

‡ Mengetahui hubungan antara intimasi atlit dan pelatih dengan motivasi


berprestasi atlit dayung junior PODSI Surabaya.


& '    

‡ (  

Adapun manfaat teotetis yang dapat diambil dari penelitian ini adalah,
penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan psikologi
olahraga serta dapat dimanfaatkan sebagai referensi dari penelitian berikutnya.

‡ () 

Manfaat praktis yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa
penelitian diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai motivasi berprestasi
atlit terlebih bagi atlit junior baik di PODSI Surabaya maupun di seluruh
nusantara.

Serta pentingnya peranan intimasi atlit dan pelatih dalam mempengaruhi


motivasi berprestasi seorang atlit terlebih dalam kaitannya untuk pembinaan atlit
dalam rangka meningkatkan prestasi olahraga nasional.

Anda mungkin juga menyukai