Anda di halaman 1dari 8

TUGAS II PERTEMUAN IV

(INTERNATIONAL STANDARDS ON AUDITING (ISA))

Dosen Pengampu : Yamasitha, SE, MM

Disusun oleh :
Nama : Michelle Piona Cabrini
No BP : 19101155110022
Kelas : Akuntansi-1

Pemeriksaan Akuntansi 1 + Lab


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
Tahun 2021
Mengapa ISA (International Standards on Auditing) dan apa perubahannya?

Kekuatan Pasar

KAP Indonesia yang mempunyai beberapa jaringan global yang melayani klien global dan
internasional yang mengadopsi standar – standar IFAC. Sejak awal 2000 an sudah aktif melatih
patner dan staf dengan metodologi audit berbasis ISA, berkomunikasi dan menyiapkan klien audit
mereka dengan mengenalkan ketentuan – ketentuan dan kewajiban yang ditetapkan ISA.

Bagi KAP yang melayani klien audit semacam ini, ISA bukan pilihan. Atau, lebih tepatnya, pilih
ISA atau pilih keluar dari jaringan kerja sama global atau jaringan kerja sama internasional. Sangat
jelasbahwa kekuatan pasar merupakan penentu.

Ada Nilai Tambah

Target utama yang menerima nilai tambah ialah para investor dan calon investor yang dengan
standar baru akan memperoleh laporan keuangan yang lebih baik. Akan tetapi pada akhirnya,
profesi meraih nilai tambah tidak berwujud berupa peningkatan mutu audit.

Tentu ada peningkatan beban audit yang tidak slamanya tercermin dalam tambahan fee. Beban
audit dalam tahun – tahun pertama sangat signifikan; berupa biaya pendidikan dan pelatihan,
penerbitan kembali pedoman audit yang dipakai KAP, sampai pada opportunity cost karena patner
harus mengikuti pelatihan atau memberi pelatihan kepada stafnya atau memberi penjelasan kepada
kliennya dan lebih banyak waktu patner pada setiap perikatan.

ISA sepenuhnya mengadopsi pendekatan Audit Berbasis Resiko, sehingga saat ini penerapan
Audit Berbasis Resiko bagi auditor di Indonesia menjadi hal wajib (mandatory). Audit Berbasis
Resiko atau Risk Based Audit (RBA) merupakan pendekatan audit. Pendekatan saat ini
mendapatkan perhatian yang luas dan dianggap sebagai pendekatan yang paling efektif karena
terbukti paling cocok diterapkan untuk kondisi lingkungan bisnis yang selalu berubah-ubah.
Indonesia telah meratifikasi ketentuan untuk menerapkan International Standards on Auditing
(ISA) mulai awal tahun 2013.

Audit Berbasis Resiko

Proses audit ini didasarkan ISA atau International Standards on Auditing. ISA menekankan
berbagai kewajiban entitas dan manajemen, berbagai kewajiban entitas dapat disebut pihak-pihak
berkepentingan atau TCWG “Those charged with governance”. Proses audit berbasis ISA
merupakan proses audit berbasis risiko yang mengandung tiga langkah kunci yaitu Risk
Assessment (Penialain Risiko), Risk Response (Merespon Risiko) dan Report (Pelaporan).

Audit Berbasis Risiko (Risk Based Audit) adalah metodologi pemeriksaan yang dipergunakan
untuk memberikan jaminan bahwa risiko telah dikelola di dalam batasan risiko yang telah
ditetapkan manajemen pada tingkatan korporasi. Pendekatan audit ini berfokus dalam
mengevaluasi risiko-risiko baik strategis, finansial, operasional, regulasi dan lainnya yang
dihadapi oleh organisasi.

Dalam Audit berbasis risiko, risiko-risiko yang tinggi diaudit, sehingga kemudian manajemen bisa
mengetahui area baru mana yang berisiko dan area mana yang kontrolnya harus diperbaiki. Risk-
Based Audit memastikan bahwa seluruh tanggung jawab manajemen telah dilakukan secara
efektif. Tanggung jawab manajemen yang utama termasuk memastikan internal control telah
memadai dan manajemen risiko telah dilakukan dengan tepat, diikuti oleh berbagai fungsi dan unit
kerja di perusahaan.

Peran Risk-Based Audit dalam peningkatan Internal Control dan Proses Manajemen Risiko sangat
menyeluruh dan strategis. Oleh karena itu apabila Risk Based Audit diimplementasikan dengan
konsisten, maka efektivitas Internal Control dan Proses Manajemen Risiko perusahaan akan
meningkat.

Pendekatan audit berbasis risiko bukan berarti menggantikan pendekatan audit konvensional yang
dijalankan oleh lembaga audit intern yang sudah berjalan selama ini. Pendekatan ini hanya
membawa suatu metodologi audit yang dapat dijalankan oleh auditor intern dalam
pelaksanaanpenugasan auditnya melalui pendekatan dan pemahaman atas risiko yang harus
diantisipasi, dihadapi, atau dialihkan oleh manajemen guna mencapai tujuan.

Perbedaan pendekatan audit berbasis risiko dengan pendekatan audit konvensional adalah pada
metodologi yang digunakan dimana auditor mengurangi perhatian pada pengujian transaksi
individual dan lebih berfokus pada pengujian atas sistem dan proses bagaimana manajemen
mengatasi hambatan pencapaian tujuan, serta berusaha untuk membantu manajemen mengatasi
(mengalihkan) hambatan yang dikarenakan faktor risiko dalam pengambilan keputusan.

Langkah-Langkah Audit Berbasis Resiko

1. Tahap Penjelasan Risk Assessment

Penilaian risiko untuk mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji material dalam laporan
keuangan, merancang dan melaksanakan prosedur audit selanjutnya untuk menanggapi risiko
salah saji.

 Partner dan Tim inti audit terlibat aktif dalam audit plan.
 Skeptisisme Profesional dalam upaya mencapai asurans yang layak.
 Rencanakan auditnya mencakup waktu dalam audit plan akan memastikan tujuan
audit dipenuhi.
 Diskusi tim audit dan komunikasi berkelanjutan.
 Fokus identifikasi risiko yang relevan.
 Evaluasi cerdas tanggapan manajemen atas risiko.
 Profesional Judgment dalam penerimaan klien, develop audit strategy, materiality,
develop analytic procedure dan pertimbangan audit khusus yang diperlukan
Mengacu pada ISA 315.3 mengenai tujuan auditor pada tahap risk assessment adalah
mengidentifikasi salah saji yang material, karena kecurangan atau kesalahan, pada tingkat laporan
keuangan dan asersi, melalui pemahaman entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian
intern entitas, yang memberikan dasar untuk merancang, dan mengimplementasikan tanggapan
terhadap resiko (salah saji material) yang dinilai.

Keharusan yang dilakukan dalam tahap Risk Assessment Menurut ISA 315.3adalah sebagai berikut
:

 Partner dan Tim inti audit terlibat aktif dalam audit plan.
 Skeptisisme Profesional dalam upaya mencapai asurans yang layak
 Rencanakan auditnya mencakup waktu dalam audit plan akan memastikan tujuan
audit dipenuhi.
 Diskusi tim audit dan komunikasi berkelanjutan.
 Fokus identifikasi risiko yang relevan.
 Evaluasi cerdas tanggapan manajemen atas risiko.

Gunakan kearifan profesional. Profesional Judgment dalam penerimaan klien, develop audit
strategy, materiality, develop analytic procedure dan pertimbangan audit khusus yang diperlukan.

2. Risk Response

Merancang dan melaksanakan prosedur audit selanjutnya untuk menanggapi risiko salah saji
material pada tingkat laporan keuangan dan asersi.Mengacu pada ISA 330.3 mengenai tujuan
auditor pada tahap risk response adalah memperoleh bukti audit yang cukup tepat tentang resiko
(salah saji material) yang dinilai, dengan merancang dan mengimplementasi tanggapan yang tepat
terhadap resiko tersebut. Dalam tahap ini, auditor mengambangkan prosedur audit responsif, yakni
prosedur audit yang menanggapi resiko yang dinilai.

 Uji Pengendalian/ test of controls.


 Prosedur Analitikal Substantif.
 Pendadakan/ Upredictable examination.
 Management Override.
 Significant Risks.

3. Reporting

Merumuskan pendapat berdasarkan bukti yang diperoleh ; membuat dan menerbitkan laporan yang
tepat sesuai kesimpulan audit. Jika semua prosedur sudah dilaksanakan dan kesimpulan dicapai,
maka: Temuan audit dilaporkan kepada manajemen dan TCWG Opini audit dirumuskan dan
keputusan mengenai redaksi yang tepat untuk laporan auditor dibuat.
Tujuan Audit berbasis Risiko

Tujuannya audit berbasis risiko adalah memberikan keyakinan kepada Komite Audit, Dewan
Komisaris dan Direksi bahwa:

 Perusahaan telah memiliki proses manajemen risiko, dan proses tersebut telah
dirancang dengan baik.
 Proses manajemen risiko telah diintegrasikan oleh manajemen ke dalam semua
tingkatan organisasi mulai tingkat korporasi, divisi sampai unit kerja terkecil dan
telah berfungsi dengan baik.
 Kerangka kerja internal dan tata kelola yang baik telah tersedia secara cukup dan
berfungsi dengan baik guna mengendalikan risiko.

Manfaat Audit Berbasis Risiko

1. Fleksibilitas waktu

Karena prosedur penilaian resiko tidak menguji transaksi dan saldo secara rinci, prosedur itu
dapat dilaksanakan jauh sebelum akhir tahun( dengan asumsi tidak ada perubahan operasional
yang besar). Ini juga memberikan cukup waktu bagi klien untuk menanggapi temuan mengenai
kelemahan pengendalian intern.

2. Upaya tim audit terfokus pada area kunci

Dengan memahami dimana resiko salah saji material bisa terjadi dalam laporan keuangan,
auditor dapat mengarahkan tim audit ke hal-hal beresiko tinggi (High-risk area) dan
mengurangi pekerjaan pada lower risk area. Dengang demikian sumber daya / staff
auditdimanfaatkan sebaik-baiknya.

3. Prosedur audit terfokus pada resiko

Prosedur audit yang dirancang untuk menanggapi resiko yang dinilai. Oleh karena itu, uji
rincian (test of details)yang hanya menggapi resiko secara umum , akan dapat dikurangi secara
signifikan atau bahkan sama sekali dihilangkan.

4. Pemahaman atas pengendalian internal

Pemahaman terhadap pengendalian internal (yang diwajibkan ISA) memungkinkan auditor


mengambil keputusan yang tepat untuk menguji/tidak menguji efektifnya pengendalian intern.

5. Komunikasi tepat waktu

Pemahaman terhadap pengendalian intern yang meningkat, memungkinkan auditor


mengidentifikasi kelemahan dalam pengendalian intern, yang sebelumnya tidak diketahui.
Mengkomunikasikan kelemahan dalam pengendalian intern secara tepat waktu memungkinkan
entitas mengambil tindakan yang tepat, dan yang menguntungkan entitas. Hal ini juga menghemat
waktu pelaksanaan audit.

Keuntungan Audit Berbasis Resiko bagi KAP

1) Proses audit dapat dilaksanakan dengan lebih efisien


2) Mengurangi risiko pelaksanaan audit
3) Memberikan pendekatan audit sitematis dan unggul yang terfokus pada pengurangan
risiko
4) Meningkatkan kemampuan auditor (sebagai auditor sekaligus konsultan yang terpadu
dalam GCG)
5) Membantu pemahaman yang lebih baik atas operasi klien
6) Membantu auditor untuk dapat menjadi konsultan yang dapat dipercaya oleh klien

Keuntungan Audit Berbasis Resiko bagi Auditee

1) Memberikan tingkat jaminan yang lebih tinggi atas proses dan hasil audit
2) Membantu meningkatkan proses manajeman dalam pengelolaan risiko dan proses
pengendalian risiko perusahaan
3) Memberikan nilai tambah bagi jasa audit melalui rekomendasi/saran yang terkait dengan
peningkatan kinerja organisasi dan bagaimana mengelola risiko operasi

Perbedaan International Standard on Auditing (ISA) dengan Standar Profesional Akuntan


Publik (SPAP)

Dalam buku “Audit Berbasis ISA”, Tuanakotta (2013) menjelaskan 5 (lima) hal yang berbeda
secara fundamental antara ISA dengan SPAP. Perbedaan tersebut antara lain:

1. Menekankan pada Audit Berbasis Resiko

ISA menegaskan kewajiban auditor untuk menjalankan konsep risiko dalam setiap tahap audit,
mulai dari menilai risiko (to assess risk), menanggapi risiko yang dinilai (to respond to assessed
risk), dan mengevaluasi risiko yang ditemukan (detected risk).

2. Perubahan dari Rules based ke Principle Based

ISA dan IFRS (International Financial Reporting Standards) merupakan standar-standar yang
berbasis prinsip (principles-based standard) yang mana hal ini merupakan perubaha besar dari
dari standar-standar sebelumnya yang berbasis aturan (rules-based standard).

3. Berpaling dari Model Matematis

ISA menekankan penggunaan professional judgement, bukan lagi menggunakan model


matematis
4. Menekankan pada Kearifan Profesional (Professional Judgement)

ISA menekankan penggunaan kearifan profesional yang memberikan konsekuensi pada


keterlibatan auditor yang berpengalaman. Apabila keputusan audit masih dibuat oleh asisten
yang belum mempunyai pengalaman memadai maka ISA menegaskan bahwa auditnya tidak
sesuai dengan ISA.

5. Melibatkan peran Those Charge with Governance (TCWG)

ISA menekankan berbagai kewajiban entitas dan manajemen. Namun, pada perkembangannya
dibutuhkan orang atau lembaga dengan wewenang yang cukup dalam mengawasi entitas. Mereka
inilah yang disebut dengan TCWG. Konsekuensinya jika orang atau lembaga TCWG eksis
dalam entitas tersebut maka auditor wajib berkomunikasi dengan mereka.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/35058414/MAKALAH_SEMINAR_AUDIT_AUDIT_BERBASIS_I
SA_docx

Caecilia Mesian Anggit Sari ISSN 0852-1875, Pemetaan Penerapan Standar Audit Berbasis Isa
Pada Kantor Akuntan Publik (Kap) Di Daerah Istimewa Yogyakarta

Tuanakotta, M Theodorus.2013.Audit Berbasis ISA.Jakarta: Selemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai