Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
RANCANGAN PERCOBAAN
Daftar Isi......................................................................................iii
Kata Pengantar.......................................................................... iv
Hak, Ketentuan dan Tata Tertib Praktikum................................ v
D a f t a r P u s t a k a ............................................................ 100
iii
Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirahim
Assalamu’alaikum. Wr. Wb. Alhamdulillah, puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan penguasa alam
semesta. Shalawat dan salam juga turut dipanjatkan kepada
Junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, serta para
shahabat. Modul Praktikum Rancangan Percobaan ini kami
susun sebagai pedoman bagi pelaksanaan mata praktikum
Rancangan Percobaan, khususnya bagi mahasiswa pada Prodi
Matematika dan Statistika Universitas Sulawesi Barat
(Unsulbar). Semoga dengan tersusunnya modul ini dapat
membantu bagi kelancaran pelaksanaan praktikum,
menambah pemahaman, pengetahuan, serta wawasan baik
secara teoritis maupun aplikatif terhadap bidang Rancangan
Percobaan. Adapun pengguna modul ini disyaratkan telah
menempuh mata kuliah Statistika Dasar. Besar harapan dari
tim penyusun tentang adanya saran & kritik yang bersifat
membangun bagi perbaikan atas kekurangan yang ada pada
modul ini. Semoga Allah meridhoi dan memberkahi kita semua
dalam mempelajari setitik air dari luas lautan ilmu-Nya.
iv
HAK, KETENTUAN DAN TATA TERTIB PRAKTIKUM
HAK PRAKTIKAN :
1. Tiap praktikan menerima Modul Praktikum dan Kartu
Absensi (selanjutnya harap ditempel pas foto terbaru
ukuran 3x4).
2. Menggunakan fasilitas komputer selama melaksanakan
materi praktikum sesuai jadwal dan kelompok yang telah
ditentukan.
3. Menggunakan fasilitas komputer dalam menyusun tugas
atau laporan praktikum, selama fasilitas tersebut tidak
digunakan oleh kegiatan praktikum lain/laboratorium, atas
izin penanggung jawab laboratorium.
4. Menerima materi sesuai dengan modul yang telah disusun.
5. Menerima pengarahan/bimbingan/asistensi baik dalam
pembuatan tugas pendahuluan, penyampaian materi
maupun penyusunan laporan.
KETENTUAN PRAKTIKUM
1. Penggunaan komputer dan alat bantu praktikum harus
sesuai dengan petunjuk penggunaannya.
2. Peminjaman peralatan harus atas persetujuan Asisten
Praktikum tersebut.
3. Kelalaian pada poin 2 yang mengakibatkan kerusakan
pada alat, akan berakibat praktikan bertanggung jawab
terhadap perbaikan peralatan yang rusak tersebut.
4. Semua hasil praktikum harus diserahkan pada Asisten dan
akan menjadi milik Laboratorium Komputer Matematika.
v
TATA TERTIB PRAKTIKUM
1. Praktikan diwajibkan hadir tepat pada jadwal yang telah
ditentukan. Toleransi keterlambatan tidak lebih dari 10
menit Jika peraturan poin 1 ini dilanggar, mengakibatkan
praktikan tidak boleh mengikuti praktikum pada jadwal
tersebut dan diwajibkan menghadap Asisten yang
bertugas.
2. Praktikan tidak boleh keluar dari laboratorium tanpa seizin
Asisten Praktikum yang bertugas.
3. Praktikan yang berhalangan maka diwajibkan melapor dan
memberikan surat keterangan berkenaan dengan
ketidakhadirannya minimal 1 (satu) hari sebelum
praktikum, serta bersedia untuk dipindahjadwalkan oleh
Asisten Praktikum.
4. Praktikan diwajibkan mempersiapkan diri sebelum
mengikuti praktikum dengan membaca, memahami materi,
menunjukkan tugas pendahuluan yang telah di- Acc oleh
Asisten Praktikum.
vi
MODUL I : PENGENALAN MENU-MENU UTAMA SPSS
1
Mac OS. SPSS juga dapat diintegrasikan dengan bahasa pemrograman
R, Microsoft.NET dan Python untuk penggunaan lebih lanjut. SPSS
digunakan oleh berbagai universitas, institusi, dan perusahaan untuk
melakukan analisis data. Berikut beberapa contoh penggunaan SPSS,
yaitu:
1. Melakukan riset pemasaran (market research).
2. Analisis data survey atau kuesioner.
3. Populer digunakan untuk penelitian akademik mahasiswa.
4. Populer digunakan oleh keperluan pemerintahan seperti
lembaga BPS.
5. Data mining.
6. Membantu untuk pengambilan keputusan suatu perusahaan.
7. Penelitian kesehatan masyarakat.
8. Mendokumentasikan data.
9. Representasi data statistik.
10. Memprediksi suatu kejadian time series.
2
Pengenalan Menu SPSS
Gambar 1.1
File
Open
Data...
Lihat Gambar 1.2
Gambar 1.2
3
Atau kita dapat
menggunakan tanda
Gambar 1.3
4
• Edit
Menu Edit berfungsi untuk menangani hal-hal yang
berhubungan dengan memperbaiki atau mengubah nilai data
(duplikasi data), menghilangkan data, edit data dan lainnya.
Selain itu, menu Edit juga berfungsi untuk mengubah setting
pada Options.
• View
Menu view berfungsi untuk mengatur toolbar (status bar,
penampakan value lable dan sebagainya).
• Data
Menu data berfungsi untuk membuat perubahan data SPSS
secara keseluruhan, seperti mengurutkan data, menyeleksi
data berdasarkan kriteria tertentu, menggabungkan data dan
sebagainya.
• Transform
Menu Transform berfungsi untuk membuat perubahan pada
variabel yang telah dipilih dengan kriteria tertentu.
• Analyze (Statistics)
Menu Analyze merupakan menu inti dari SPSS, yang berfungsi
untuk melakukan semua prosedur perhitungan statistik, seperti
uji-t, uji-F, regresi, time series dan sebagainya.
• Graphs
Menu Graphs berfungsi untuk membuat berbagai jenis grafik
untuk mendukung analisis statistik, seperti Pie, Line, Bar dan
kombinasinya.
5
• Utilities
Menu ini adalah menu tambahan yang mendukung program
SPSS seperti :
➢ Menjalankan Scripts
6
2. Menu Output Navigator
Jika menu Editor berfungsi untuk memasukkan data yang siap
diolah oleh SPSS, kemudian melakukan pengolahan data yang
dilakukan lewat menu Analyze, maka hasil pengolahan data atau
informasi ditampilkan lewat menu Output Navigator atau dapat
disebut Output saja. Menu Output pada prinsipnya sama dengan
menu Editor, seperti: File, Edit, View, Analyze, Graphs, Utilities,
Window dan Help. Tentunya dengan disesuaikan untuk kegunaan
output SPSS. Selain menu ditas ada lagi menu tambahan, yaitu:
• Insert
Berfungsi untuk menyisipkan judul, grafik, teks atau objek
tertentu dari aplikasi lain.
• Format
Berfungsi untuk mengubah tata letak huruf output.
3. Menu Pivot Tabel Editor
Ilmu Statistik banyak berhubungan dengan berbagai tabel dan
banyak output SPSS yang disajikan berbentuk tabel. Menu Pivot
Tabel berhubungan dengan pengerjaan tabel SPSS, seperti
mentransformasi baris tabel menjadi kolom dan sebaliknya,
memindah baris dan kolom tabel, grouping atau ungrouping tabel
dan yang lainnya. Karena pengerjaan Pivot table erat kaitannya
dengan menu Output Navigator, yaitu sebagai tempat editing tabel
hasil output, maka menu ini mempunyai submenu yang hampir
sama dengan submenu pada Output Navigator.
7
4. Menu Chart Editor
8
7. Menu Script Editor
Menu ini pada dasarnya digunakan untuk melakukan berbagai
pengerjaan SPSS secara otomatis, seperti membuka menutup File,
eksport Chart dan sebagainya. Isi menu ini sama dengan menu
terdahulu, hanya ditambah dengan submenu Script untuk membuat
berbagai subrutin dan fungsi baru, serta submenu Debug untuk
melakukan proses debug pada script.
Memasukan Data
Gambar 1.4
9
Misalkan kita punya data sebagai berikut:
10
2. Menamai variabel yang diperlukan
Gambar 1.5
Gambar 1.6
11
maka akan tampil layar editor seperti pada Gambar 1.6.
12
d. Kolom ketiga (Width) adalah untuk menentukan
berapa jumlah maksimal angka/huruf yang dapat
dimuat. Untuk keperluan praktik biarkan kolom width
sesuai dengan default SPSS yaitu = 8.
e. Kolom keempat (Desimal) adalah untuk menentukan
jumlah angka di belakang koma. Bila angka merupakan
bilangan bulat, seperti PRIA = 1, WANITA = 2, desimal
diisi dengan angka NOL (0).
Gambar 1.7
13
3. Mengisi data
Langkah berikutnya adalah mengisikan data variabel yang telah
didefinisikan nama, tipe, width dan desimalnya. Cara pengisian
data persis seperti kita mengisi data pada program Excel, yaitu
baris-baris pada tiap-tiap kolom variabel tersebut, seperti Gambar
1.8.
Gambar 1.8
14
Modul 2. Analisis Statistik Deskriptif
Gambar 2.1
15
2. Pada kolom data view tuliskan data secara berurutan seperti pada
excel (Gambar 2.2)
Gambar 2.2
Gambar 2.3
16
3. Klik menu “analyze” pilih “Descriptive Statistics”, kemudian
pilih“frequencies” sehingga keluar kotak dialog frequencies
(Gambar 2.4)
4. Klik pilihan “nilai_ujian” pada kolom variables dan klik tanda panah.
Klik tombol “statistics” hingga muncul kotak dialog (Gambar 2.5)
5. Pilih menu mean, median, dan mode. Centang std deviation,
variance, skewness, dan kurtosis. Klik “continue” kemudian “ok”
Gambar 2.4
17
Gambar 2.5
Mode 30a
Std. Deviation 25.778
Variance 664.484
Skewness -.092
Std. Error of Skewness .512
Kurtosis -1.109
Std. Error of Kurtosis .992
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
18
MODUL III. RANCANGAN ACAK LENGKAP
19
ulangi langkah tadi untuk T.kunyit 1;1,5;2;2,5 dan 3%. Lalu klik
OK.
• Pada kolom "measure" pilih Ordinal,
20
Gambar 3.1.
Analisis
• Setelah data tersusun dengan baik, selanjutnya analisis dapat
dilakuan. Langkahnya sebagai berikut, klik: Analize -> General
Linear Model - > Univariate, hingga muncul kotak dialog
seperti berikut:
21
Gambar 3.2
Gambar 3.3
22
• Selanjutnya klik Model, untuk menentukan pilihan model yang akan
digunakan (anova sederhana atau faktorial). Pilih “main effects” dan
pindahkan “level” kekolom sebelah kanan. Klik continue (Gambar
3.4)
Gambar 3.4
23
Gambar 3.5
24
Gambar 3.6
• Tabel Output dari model analsis dengan menggunakan GLM
seperti ini akan muncul sebagai berikut:
25
26
• Interpretasi Output:
27
ditentukan dengan membedakan perlakuan yang menempati kolom subset
yang berbeda. Berdasarkan nilai p-value (Sig.) pada table ANOVA diatas
sebesar 0,00 yang lebih kecil dari 0,01 (P<0,01), berarti H0 ditolak yang
bermakna bahwa perlakuan yang diberikan berpengaruh nyata pada taraf
1%. Hasil analisis pada penggunaan SPSS ini dapat dibandingkan dengan
hasil pengolahan data RAL secara manual, dan hasilnya adalah sama.
Pada contoh diatas, terdapat hasil uji lanjut sebagai konsekuensi dari
adanya pengaruh perlakuan yang ditemukan pada Tabel anova. Mengapa
dikatakan uji lanjut? Perhatikan kembali pada Contoh Soal dan
Pembahasan RAL, kesimpulan yang diberikan pada dalam hasil analisis
tersebut menerangkan ada tidaknya perngaruh/respon signifikan sebagai
akibat dari perlakuan yang diberikan. Namun, kita belum mengetahui
dengan pasti perbedaan-perbedaan respon diantara ke-enam taraf
perlakuan tersebut. Maka untuk menjawab pertanyaan mengenai
perbedaan respon yang terjadi maka diperlukan suatu pengujian secara
lebih lanjut. Terdapat berbagai macam uji lanjut yang dapat anda jumpai
dalam buku statistik terapan atau dalam buku terkait rancangan percobaan,
antara lain: Uji beda nyata terkecil (Least Significant Differences), Uji-
Duncan, Uji-Dunnett, Uji Contras Ortogonal, Bonferroni, Sidak Test, Tukey
Test dan lain sebagainya. Macam uji bergantung pada analisis Varians
atau rancangan percobaan yang digunakan serta jawaban yang diinginkan.
Pada modul ini diuraikan secara singkat hasil uji lanjut seperti pada contoh
diatas.
28
Uji Beda Nyata Terkecil (BNT/LSD)
Uji BNT atau LSD-test juga dikenal dengan Uji t berganda atau
multiple t test, uji ini akan bekerja secara lebih efektif (lebih teliti)
apabila perlakuan yang akan diperbandingkan sebelumnya telah
direncanakan, sehingga sering juga dikenal sebagai perbandingan
terencana. Pengujian dilakukan berdasarkan dua nilai baku (α)
pembanding terhadap perbedaan rata-rata, yaitu LSD(α=5%) dan
LSD(α=1%), yang diperoleh dengan mengalikan nilai t-sudent dengan
nilai galat baku rerata deviasi (Sδ). Persamaan umum LSD adalah
sebagai berikut:
Untuk menilai apakah dua nilai tengah berbeda secara statistika, maka
bandingkan selisih (beda) dua nilai tengah perlakuan tersebut dengan
LSD. Jika beda dua nilai tengah tersebut lebih besar dengan LSD maka
dikatakan berbeda secara nyata pada taraf sebaliknya jika lebih kecil
maka dikatakan tidak berbeda nyata
• Pada contoh kasus kandungan kolesterol telur dikatakan
dipengaruhi oleh level kolesterol yang diujikan padaayam dengan
level yang berbeda. Untuk mengetahui dengan pasti level mana
yang berbeda, dapat ditelusuri pada Tabel berikut:
29
• Analisis output:
30
Perlakuan 0% 1% 1.5% 2% 2.5% 3%
0%
*
1%
** **
1.5%
** tn *
2%
** ** tn **
2.5%
** * tn tn *
3%
Uji Duncan
Hasil uji Duncan seperti contoh soal dapat dilihat pada Tabel berikut:
31
o Urutkan nilai tengah perlakuan dari terendah hingga tertinggi
o Berikan notasi “a” untuk nilai tengah terendah dan semua nilai tengah
yang tidak berbeda berdasarkan uji LSD
o Berikan notasi “b” untuk nilai tengah terbesar kedua yang berbeda nyata
dengan nilai tengah pertama, notasi yang sama juga diberikan pada
nilai tengah yang tidak berbeda dengan nilai tengah ini
o Berikan notasi “c” untuk nilai tengah terbesar ketiga yang berbeda nyata
dengan nilai tengah kedua dan pertama. Notasi yang sama untuk
semua nilai tengah yang tidak berbeda.
o Dst, apabila diurutkan kembali maka notasi yang mungkin pada
data tersebut, yaitu:
6. Perlakuan 0% = 28,8 E
32
Data tersebut dapat diplotkan ke dalam Grafik seperti pada Gambar di
Bawah ini:
28.8
e
24.0
d
19.9c 18.7b
14.6a d
b c
13.3
a
0% 1% 1.50% 2% 2.50%
3%
Level Pemberian Tepung Kunyit
33
“Peningkatan level tepung kunyit dalam pakan ayam ras petelur
hingga 3% dapat menurunkan level kandungan kolesterol telur
yang dihasilkan” . Kesimpulan diatas dapat diterima walaupun
terdapat inkonsistensi hasil yang diperoleh, hal ini diduga
merupakan akibat adanya variasi individu dan error (bias)
selama penelitian
34
MODUL IV. Rancangan Acak Kelompok (RAK)
35
Gambar 4.1 Cara input data dan kotak dialog Univariate
• Masukkan variabel ransum dan umur pada kotak “fixed factors” dan
PBB pada kotak “Dependent variabel”.
• Pada menu “model”, pilih “custom” dan pada pilihan tipe pilih “main
effect” dan pindahkan “ransum” dan “umur” ke kotak sebelah kanan
sebagai model yang akan dianalisis. Klik “continue”.
36
Pada menu “post hoc” pindahkan “ransum” dan “umur” dan centang LSD dan
Duncan, sebagai model uji lanjut yang akan digunakan.
Gambar
4.2
Output
analisis
model
RAK
38
MODUL V : Rancangan Bujur Sangkar Latin
39
4. Uji efektivitas mesin fillet otomatis A, B, C dan D terhadap
produksi fillet tuna dengan empat operator sebagai baris dan
empat hari kerja sebagai baris.
Studi Kasus
40
Layout pengacakan percobaan
E B D C A
3,51 t/ha 3,92 t/ha 3,73 t/ha 3,91 t/ha 3,54 t/ha
D A B E C
3,53 t/ha 3,06 t/ha 4,02 t/ha 3,63 t/ha 4,05 t/ha
B D C A E
4,84 t/ha 3,87 t/ha 4,25 t/ha 3,64 t/ha 3,21 t/ha
C E A D B
4,55 t/ha 3,52 t/ha 3,44 t/ha 3,05 t/ha 4,52 t/ha
A C E B D
3,30 t/ha 4,13 t/ha 3,60 t/ha 4,01 t/ha 3,50 t/ha
41
Kolom
Baris
1 2 3 4 5
1 3,51 (E) 3,92 (B) 3,73 (D) 3,91 (C) 3,54 (A)
2 3,53 (D) 3,06 (A) 4,02 (B) 3,63 (E) 4,05 (C)
3 4,84 (B) 3,87 (D) 4,25 (C) 3,64 (A) 3,21 (E)
4 4,55 (C) 3,52 (E) 3,44 (A) 3,05 (D) 4,52 (B)
5 3,30 (A) 4,13 (C) 3,60 (E) 4,01 (B) 3,50 (D)
Penyelesaian
Model yang digunakan untuk analisis sidik ragam adalah general linear
model dengan post test uji Duncan. Tahapan analisisnya adalah:
42
Gambar 5.1.Tampilan data entri di Excel
43
5. Klik Continue maka data akan ditampilkan di data view spss seperti
berikut.
44
Gambar 5.3. Tampilan menu general linear model
45
Gambar 5.4. Memasukkan variabel
8. Klik model maka akan keluar tampilan seperti gambar 5.5. Klik custom
dan masukkan BARIS, KOLOM dan PERLAKUAN, ke kotak model
dengan klik tanda panah. Klik continue untuk lanjut.
47
OUTPUT MODEL
Type III
Source Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Corrected 3.905a 12 .325 3.915 .013
Model
Intercept 356.530 1 356.530 4.289E3 .000
48
HASIL Duncan
Subset
Perlakuan N
1 2
1 5 3.41 b
5 5 3.49 b
4 5 3.54 b
3 5 4.18 a
2 4.26 a
5
Sig. 0.53 0.653
Hasil analisis di atas dapat disederhanakan penyajiannya sebagai berikut:
49
MODUL VI. RANCANGAN ACAK LENGKAP DUA FAKTOR
50
CONTOH KASUS: Analisis Mikrobia untuk Menekan Penyakit
Tanaman Jagung Menggunakan RAL Faktorial
51
Data intensitas serangan penyakit (%) pada berbagai jenis mikrobia
dan waktu inokulasi adalah sebagai berikut:
52
Penyelesaian
Model yang digunakan untuk analisis sidik ragam adalah general linear
model dengan post test uji Duncan. Tahapan analisisnya adalah:
54
4. Selanjutnya kita akan melakukan analisis varians, klik Analyze >
General linear model > univariate sebagai berikut:
55
Gambar 6.4. Memasukkan variabel
6. Klik model maka akan keluar tampilan seperti gambar 6.5. Klik
custom dan masukkan Mikrobia dan Waktu ke kotak model
dengan klik tanda panah. Selanjutnya kita akan menganalisis
interaksi mikrobia dengan waktu inokulasi. Klik Mikrobia sambil
menekan Shift klik Waktu maka kedua variabel akan terblok. Klik
tanda panah ke kanan maka akan terbentuk interaksi
Mikrobia*Waktu. Klik continue > Ok.
56
Gambar 6.5. Kotak dialog model
OUTPUT MODEL
Tests of Between-Subjects Effects
Type III
Source d Mean F Sig.
Sum of
f Square
Squares
Corrected Model 1466.197a 8 183.275 1.282E3 .000
Intercept 10956.563 1 10956.563 7.665E4 .000
Mikrobia 25.177 2 12.588 88.063 .000
Waktu 1437.659 2 718.829 5.029E3 .000
Mikrobia * Waktu 3.361 4 .840 5.878 .003
Error 2.573 18 .143
Total 12425.333 27
57
Corrected Total 1468.770 26
a. R Squared = .998 (Adjusted R Squared = .997)
Hasil analisis sidik ragam diperoleh nilai Sig (p-value) variabel Mikrobia =
0,000 (< 0,05) sehingga hipotesis H0 ditolak dan disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan yang sangat nyata antara perlakuan Mikrobia dengan
intensitas serangan penyakit busuk batang pada tanaman jagung.
Selanjutnya variabel kedua yaitu Waktu (saat inokulasi dilakukan)
diperoleh nilai Sig (p-value) variabel waktu = 0,003 (< 0,05) sehingga
hipotesis H0 ditolak dan disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
nyata antara perlakuan waktu inokulasi dengan intensitas serangan
penyakit busuk batang pada tanaman jagung. Interaksi jenis mikrobia
dengan waktu inokulasi mempunyai nilai Sig (p-value) = 0,0003 (< 0,05)
sehingga hipotesis H0 ditolak dan disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
yang sangat nyata antara perlakuan jenis Mikrobia dan waktu inokulasi
terhadap intensitas serangan penyakit busuk batang pada tanaman
jagung. Apabila ingin melakukan uji interaksi dua arah prosedurnya
adalah:
58
1. Ubah konfigurasi penyusunan data seperti gambar berikut. Tampilan
data di Excel adalah
1. Buka program SPSS pada computer. Impor data dari Excel dengan klik
File > Open > Data
2. Selanjutnya pada dialog File Type pilih
Excel dan File name pilih Ralfaktorhorizontal.xls
dilanjutkan dengan klik Open.
3. Klik Continue maka data akan ditampilkan di data view spss seperti
berikut.
59
Gambar 6.7. Data view di spss
60
Gambar 6.7 Tampilan menu split file
5. Selanjutnya akan muncul kotak dialog split file. Pilih Analyze all cases
do not create groups diikuti dengan klik OK
62
Gambar 6.10. Memasukkan variabel
8. Masih pada kotak dialog One way anova, kali ini kita akan melakukan
uji Duncan. Caranya Klik menu Post Hoc dan pilih uji Duncan >
Continue. Apabila semua data sudah lengkap maka SPSS siap
memproses data, klik OK.
63
OUTPUT MODEL
Catatan:
Kolom yang sama mempunyai kode huruf yang sama
64
Kedua hasil uji Duncan diatas selanjutnya dapat di sederhanakan menjadi
tabel dua arah sebagai berikut
Persentase Tanaman Terserang (%)
Jenis Mikrobia
Inokulasi 1 Inokulasi 2 Inokulasi 3
MST (W0) MST (W1) MST (W2)
Kesimpulan:
1. Berdasarkan uji anova terdapat interaksi antara perlakuan agen
pengendali hayati/mikrobia dengan waktu inokulasi terhadap penurunan
tingkat serangan penyakit pada tanaman jagung.
65
MODUL VII. RANCANGAN ACAK KELOMPOK DUA
FAKTOR
66
Pengacakan dilapangan dapat dilakukan sebagai berikut: misalnya sebuah
penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh varietas dan lama waktu
penyimpanan terhadap persentase biji tumbuh. Penelitian terdiri atas dua
faktor, faktor pertama adalah jenis varietas yang terdiri dari empat varietas
yaitu Varietas A (VA), Varietas B (VB), Varietas C (VC) dan Varietas D
(VD). Faktor kedua adalah lama waktupenyimpanan benih yang terdiri dari
tiga taraf yaitu 0 bulan (P0), 6 bulan (P6), dan 12 bulan (P12). Jumlah
kombinasi dari kedua faktor tersebut adalah 3 x 4 = 12, yaitu VAP0, VAP6,
VAP12, VBP0, VBP6, VBP12, VCP0, VCP6, VCP12, VDP0, VDP6, dan
VDP12. Apabila setiap kombinasi diulang 3 kali sebagai kelompok/blok,
maka total unit percobaan adalah 3 X 4 X 3 = 36 unit percobaan.
Selanjutnya dilakukan pengacakan pada setiap blok, oleh sebab itu jumlah
pengacakan yang dilakukan sebanyak jumlah kelompok, yaitu 3 kali dan di
setiap blok tidak muncul perlakuan yang sama. Hasil pengacakan yang
diperoleh adalah:
67
BLOK
I
II
III
VAP V VBP V VCP VDP VA VB VDP VBP V V
12 C 0 D 12 6 P6 P6 12 12 C A
P6 P0 P0 P0
68
Data Persentase tanaman tumbuh (%) empat varietas jagung pada
tiga periode penyimpanan (bulan) adalah:
69
Penyelesaian
Model yang akan digunakan untuk analisis sidik ragam adalah general
linear model dengan post test uji Duncan. Tahapan analisisnya
adalah:
1. Buka program Excel Microsoft Office dan lakukan tabulasi seperti
berikut. Simpan dengan nama rak2faktor.xls
3. Selanjutnya padadialog File Type pilih Excel dan File nama pilih
Rak2faktor.xls dilanjutkan dengan klik Open. > Continue, data
akan ditampilkan seperti berikut.
6. Klik model maka akan keluar tampilan seperti gambar 4. Klik custom
dan masukkan Var, Simpan dan Blok ke kotak model dengan klik
tanda panah. Selanjutnya kita akan menganalisis interaksi varietas dan
lama penyimpanan. Klik Var selanjutnya sambil menekan Shift klik
Simpan maka kedua variabel akan terblok. Klik tanda panah ke kanan
maka akan terbentuk interaksi Simpan*Var pada model. Selanjutnya
klik continue > OK.
72
Gambar 7.4. Kotak dialog model
OUTPUT MODEL
Tests of Between-Subjects Effects
73
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam diperoleh nilai Sig (P-
value) dari variabel Var (varietas) sebesar 0.000 (< = 0.05) sehingga
hipotesis Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang sangat nyata antara perlakuan Varietas terhadap
persentase biji tumbuh. Selanjutnya variabel kedua yaitu Simpan
(lama waktu penyimpanan sebelum varietas ditanam) sebesar 0.000
(< = 0.05) sehingga hipotesis Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan yang sangat nyata antara perlakuan
Simpan terhadap persentase biji tumbuh. Interaksi varietas dengan
lama penyimpanan (Var*Simpan) mempunyai nilai Sig sebesar 0.027
(< = 0.05) sehingga hipotesis Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan
bahwa interaksi antara Varietas dengan lama waktu penyimpanan
berpengaruh nyata terhadap persentase biji tumbuh. Karena terdapat
perbedaan yang nyata antara perlakuan maka dilakukan uji lanjut.
Prosedur uji interaksi varietas dan lama penyimpanan adalah:
74
(A). Penyusunan Interaksi arah horizontal di excel
75
Gambar 7.5. Data view di Excel
76
dilanjutkan dengan klik panah Dependent List. Pada Fixed Faktor
pilih Ulangan dan Perlakuan.
77
Gambar 8. Tampilan Uji Post-Hoc Model
OUTPUT MODEL
Output uji interaksi arah horizontal adalah:
Perlaku Subset
an N Perlaku an Subset
1 2 N
1 2
3 3 97.33 B
3 3 95.67 B
2 3 98.00 B
2 3 96.00 B
1 3 100.00 A
1 3 97.33 A
Sig 0.070 1.000
Sig 0.374 1.000
78
VC P_0 _P6_P12
Perlaku Subset
an N
1 2
3 3 93.67 B
2 3 94.67 B 94.67 A
1 3 95.67 A
Sig 0.101 0.101
VD P_0 _P6_P12
Perlaku Subset
an N
1 2
3 3 87.67 B
2 3 90.67 B 90.67 A
1 3 93.00 A
Sig 0.09 0.171
79
Output uji interaksi arah vertikal adalah:
P0 V_A _VB_VC_VD
Perlaku Subset
an N
1 2 3
4 3 93.00 c
3 3 95.67 b
2 3 97.33 b
1 3 100.00a
Sig 1.00 1.000 0.084
P6 V_A _VB_VC_VD
Perlaku Subset
an N
1 2 3 4
4 3 90.67 d
3 3 94.67 c
2 3 96.00 b
1 3 98.00 a
Sig 1.000 1.000 1.000 1.000
P12 V_A _VB_VC_VD
Perlakuan Subset
N
1 2 3
4 3 87.67 c
3 3 93.67 b
2 3 95.67 a
1 3 97.33 a
Sig 1.00 1.000 1.000 0.057
80
Hasil uji Duncan diatas selanjutnya dapat di sederhanakan sebagai
berikut
Kesimpulan:
81
MODUL VIII. RANCANGAN PETAK TERPISAH
82
Pengacakan RPT RAL
A1 A3 A2 A2 A3 A1 A3 A1 A2
A1 A3 A2 A2 A3 A1 A3 A1 A2
B1 B2 B2 B3 B2 B1 B2 B1 B3
A1 A3 A2 A2 A3 A1 A3 A1 A2
B2 B1 B3 B2 B1 B3 B3 B2 B1
A1 A3 A2 A2 A3 A1 A3 A1 A2
B3 B3 B1 B1 B3 B2 B1 B3 B2
83
Pengacakan RPT RAK
Pada percobaan RPT RAK, area percobaan dibagi menjadi
kelompok/blok. Pembagian kelompok didasarkan pada pertimbangan
bahwa keragaman pada setiap kelompok yang sama relatif homogen.
Setiap kelompok selanjutnya di bagi menjadi anak petak sesuai
dengan taraf faktor dari percobaan yang dilakukan. Tahapan
selanjutnya adalah melakukan pengacakan pada setiap kelompok
secara terpisah di ikuti dengan pengacakan pada anak petak pada
setiap petak utama secara terpisah. Sebagai contoh, sebuah penelitian
pot dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemupukan dan varietas
terhadap hasil jagung manis. Faktor pertama pemupukan (A) sebagai
faktor yang kurang dipentingkan ditempatkan di petak utama yang
terdiri atas tiga taraf (A1, A2, dan A3). Faktor kedua adalah varietas
(B) yang terdiri tiga taraf (B1, B2 dan B3). Percobaan diulang tiga kali.
Bagan percobaan split plot RAK nya adalah:
84
BLOK BLOK BLOK
III II I
A3B1 A3B3 A1B1
85
Data hasil pengujian interaksi pupuk dengan genotype terhadap hasil
jagung.
86
Penyelesaian
Model yang digunakan untuk analisis sidik ragam adalah general linear
model dengan post test uji Duncan. Tahapan analisisnya adalah:
87
2. Buka program SPSS pada komputer, selanjutnya akan muncul data
view pada komputer. Impor data dari Excel dengan klik File > Open
> Data
3. Selanjutnya pada dialog File qType pilih Excel dan File nama pilih
splitplot.xls dilanjutkan dengan klik Open. Klik Continue maka data
view spss ditampilkan.
88
4. Selanjutnya kita akan melakukan analisis varians, klik Analyze >
General linear model >univariate.
5. Kotak dialog Univariate selanjutnya ditampilkan. Pilih variable Hasil
dan klik ke Dependent List. Pada Fixed Faktor pilih Pupuk dan
Genotipe. Pada Random Faktor (s) pilih Ulangan (Lihat gambar 3).
89
ke kanan maka akan terbentuk interaksi Pupuk*Genotipe. Ulangi
hal yang sama untuk interaksi Pupuk*Ulangan. Klik continue >
OK.
90
OUTPUT MODEL
Tests of Between-Subjects Effects
Total 3731.300 48
Corrected Total 256.497 47
a. R Squared = .997 (Adjusted R Squared = .992)
Hasil analisis sidik ragam diperoleh nilai Sig (p-value) variable Pupuk
= 0,000 (< 0,05) sehingga hipotesis H0 ditolak dan disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan yang sangat nyata antara perlakuan Pupuk dengan
hasil tanaman jagung. Selanjutnya variabel kedua yaitu Genotipe
diperoleh nilai Sig (p-value) variable Genotipe = 0,000 (< 0,05) sehingga
hipotesis H0 ditolak dan disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
sangat nyata antara perlakuan Genotipe dengan hasil. Interaksi Genotipe
dengan Pupuk mempunyai nilai Sig (p-value) = 0,000 (< 0,05) sehingga
hipotesis H0 ditolak dan disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
sangat nyata antara perlakuan pupuk dan genotipe terhadap hasil jagung.
Apabila ingin dilakukan uji lanjut atau interaksi varietas dan lama
penyimpanan prosedurnya adalah:
91
1. Ubah konfigurasi penyusunan data. Tampilan data di Excel adalah
92
(B). Penyusunan Interaksi arah vertikal excel
93
3. Klik Continue maka data akan ditampilkan di data view spss seperti
berikut.
94
Gambar 8.9. Memasukkan variabel
pilih variable Perlakuan > Continue. Pilih Uji Duncan dan klik
95
OUTPUT MODEL
P0G1_G2
Perlaku an Subset
N
1 2
1 4 4.10 B
2 4
5.13 A
P50G1_G2
Perlaku Subset
an N
1 2
1 4 6.75 B
2 4
7.93 A
96
P75G1_G2 P100G1_G2
1 4 7.75 B 1 4 8.55 B
2 4 2 4
8.88 A 9.75 A
P125G1_G2 P150G1_G2
1 2 1 2
1 4 9.23 B 1 4 11.15 B
10.43 A 12.48 A
2 4 2 4
97
Output uji interaksi arah vertikal adalah:
G1P0_P50_P75_P100_P125_P150
Subset
Perlakuan
N 1 2 3 4 5 6
1 4 5.13 f
4
2 7.93
3 4 e
4 8.8
4 d8
5 9.75
4 c
10.43
6 4 b
11.15 a
Subset
Perlaku
an N 1 2 3 4 5 6
1 4 4.10
2 4 f
6.75
3 4 e
4 4 7.75
5 4 d
6 8.55
4 c
9.23
b
12.4 8 a
G2P0_P50_P75_P100_P125_P150
98
Hasil uji Duncan arah horizontal dan vertical selanjutnya dapat di
sederhanakan sebagai berikut
Hasil (t/ha)
Pupuk
Genotipe A Genotipe B
Kontrol (0 N) 5,13 f 4,10 f
A B
50 Kg N 7,93 e 6,75 e
A B
75 Kg N 8,88 d 7,75 d
A B
100 Kg N 9,75 c 8,55 c
A B
125 Kg N 10,43 b 9,23 b
A B
150 Kg N 11,15 a 12,48 a
A B
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji
Duncan pada taraf 5%. Huruf kapital di baca horizontal (baris) dan huruf
kecil dibaca arah vertical (kolom)
Kesimpulan:
1. Berdasarkan uji Duncan, pemberian pupuk dengan dosis 150
Kg/ha pada genotipe B memberikan hasil tertinggi yaitu 12,48
Kg/ha dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.
2. Perlakuan kontrol (tanpa pupuk) pada genotipe B memberikan
hasil yang terendah yaitu 4,10 t/ha.
99
DAFTAR PUSTAKA
100