Anda di halaman 1dari 6

PENELITIAN SEJARAH

Oleh:

Nama : I Ketut Alit Adiana

No : 09

Kelas : X TKRO 2

SMK PGRI 2 BADUNG

2021-2022

KATA PENGANTAR

Om Swastyastu
Puji syukur saya panjatkan kehadapan Ida Sag Hyang Widhi Wasa atas berkat dan rahmat
yang diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas dengan judul “Sejarah Desa Ayunan”

Dalam penyusunan tugas ini, tidak sedikit hambatan yang saya temui. Namun berkat bantuan,
dorongan dan bimbingan, kendala-kendala tersebut dapat diatasi.

Saya mengakui bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini. Oleh karena itu
saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk penyempurnaan isi dari laporan ini.

Mengwi, 18 April 2022

Penulis,

I Ketut Alit Adiana

DAFTAR ISI

Judul i

Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

BAB II ISI

2.1 Heuristik 2

2.2 Verifikasi 2

2.3 Interprestasi 2

2.4 Historiografi 2-3

BAB III PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan 4

3.2 Lampiran 4 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Desa Ayunan merupakan Desa yang terletak di Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung.
Memiliki alam yang indah, suasana pedesaan yang masih asri dan sejuk, dan lahan pertanian
yang masih bertahan sampai saat ini ditengah pembangunan kota yang terjadi. Keberadaan
Keadaan Desa yang seperti ini tidak terlepas dari banyaknya sejarah yang dimiliki Desa Ayunan.
BAB II

ISI

2.1 Heuristik

Heuristik adalah proses pengumpulan informasi atau pengumpulan sumber untuk penelitian
sejarah.

-Desa Ayunan

2.2 Verifikasi

Verifikasi adalah melakukan pemeriksaan atau pengujian terhadap kebenaran dari


sumbersumber sejarah yang sudah terkumpul

2.3 Interprestasi

Desa Ayunan terletak di Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. Memiliki luas sekitar 216
Ha dengan tapal batas desa meliputi sebelah utara berbatasan dengan Desa Caubelayu, sebelah
timur berbatasan dengan Desa Blahkiuh, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Cengkok
(Baha), dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Sobangan. Desa Ayunan yang dikenal
memiliki 4 banjar adat yang terdiri Banjar Badung Tengah, Banjar Badung, Banjar Geria dan
Banjar Ambengan yang seluruhnya menurut data terakhir terdiri dari 688 Kepala Keluarga.

2.4 Historiografi

Tentang sejarah Desa Ayunan telah diusahakan berdasarkan bukti baik berupa sumber tulisan
maupun lisan yang didapatkan dari informasi dari orang-orang yang lanjut usia,tentang sejarah
Desa Ayunan dapat lah dikemukakan sebagai berikut:

Pada waktu kerajaan di Bali dimana Kerajaan Mengwi merupakan pemegang Pemerintahan yang
saat itu sedang kuatnya di Bali ( enteg Mengwi) yang membantu kerajaan Mengwi di Sembung
dan yang berkuasa di sana bernama I Gusti Ngurah Made Buleleng sedangkan saudara -
saudaranya yang lain berdomisili sebagai penguasa di wilayah Perean.dengan adanya penguasa
di wilayah Sembung dan wilayah Perean terdapatlah suatu kerjasama antara kedua penguasa itu
di bawah lindungan kerajaan Mengwi. Lama-kelamaan akhirnya kedua wilayah itupun
berkembang menjadi suatu kerajaan yang masing-masing mengatur rumah tangganya sendiri,lalu
sebagai Raja wilayah Perean adalah I Gusti Ngurah Raka,sedangkan yang menjadi Raja di
wilayah Sembung bernama I Gusti Made Buleleng.Tersebutlah ada seorang abdi dari raja Perean
yang bernama I Made Papak,yang sangat diberi kepercayaan oleh raja karena mempunyai
kemampuan iapun diberi gelar bernama I Made Papak Ungasan.antara raja dengan I Made Papak
Ungasan terdapat suatu kerjasama yang baik saling asah,saling asuh didalam mengendalikan
kerajaan pemerintahan. Kebetulan saat itu raja Sembung I Gusti Ngurah Made Buleleng kawin
dengan seorang Putri dari I Gede Pasek yang berasal dari Desa Sobangan,untuk menyambut
upacara perkawinan itu diadakanlah upacara widi wedana dan disamping itu pula diadakan tabuh
rah atau ( sambungan ayam) untuk menyambut perkawinan tersebut.Pada saat diadakan
sambungan ayam adik I Made Papak Ungasan pergi ketempat keramaian itu,akhirnya terjadilah
pertengkaran antara adik I Made Papak Ungasan dengan keluarga I Gede Pasek yang
berkelanjutan menjadi perkelaian antara kedua orang tersebut akhirnya adik I Made Papak
Ungasan terbunuh dalah perkelaian tersebut. Dengan kejadian tersebut akhirnya I Made Papak
Ungasan minta restu kepada raja untuk menuntut bela terhadap I Gede Pasek yang akhirnya dia
dianugerahi senjata pusaka kerajaan Perean untuk menghancurkan I Gede Pasek dalam waktu
singkat akhirnya keluarga I Gede Pasek terbunuh dari yang masih muda kepada yang sudah
tua.Kemudian berita ini pun di dengar oleh raja Sembung I Gusti Ngurah Made Buleleng
akhirnya merasa tersinggung oleh karena mertuanya terbunuh dan raja pun menuntut bela
terhadap keluarga I Gede Pasek di Sobangan.Berkat kesaktian pusaka yang di bawa I Made
Pasek Ungasan maka raja Sembung bersama I Gede Pasek dari Sobangan merasa kewalahan
menghadapi akhirnya mengungsi menuju ketimur guna mendapar perlindungan untuk keamanan
bersama,di tempat ini beliau merasa tentram dan aman lalu tempat ini di beri nama Pah Ayu
maka lama kelamaan wilayah ini disebut Desa Ayunan karena terletak antau diapit oleh dua
sungai yaitu sungai penet dan dangkang.Demikianlah nama Desa Ayunan menurut sumber
tersebut diatas,saai ini Desa Ayunan menjadi satu Desa Dinas ( Perbekelan) dengan mewilayahi
dua buah Desa Adat yaitu Desa Adat Ayunan dan Desa Adat Ambengan dan terbagi menjadi tiga
banjar dinas yaitu Banjar Badung,Banjar Geria dan Banjar Ambengan.
BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

Desa Ayunan adalah desa yang tidak terlalu luas tetapi memiliki suasana yang asri dan
masyarakat pun hidup tentram.

3.2 Lampiran

Anda mungkin juga menyukai