Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Proses Pengelasan FCAW Flux Core Arc Welding

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Pengelasan


Dosen Pengampu:
Viktor Naubnome, S.T.,M.T.

Disusun oleh:
KIKI RAHMAN NPM 1810631150031
THORIQ AZIZ NPM 1810631150134
FARHAN ADI NUGROHO NPM 1910631150018
CHANDRA AHMAD SEPTIAN NPM. 1910631150066

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengelasan adalah penyambungan dua material secara permanen dengan


cara mencairkan kedua material yang akan disambung dan diikuti oleh
material pengisi. Perkembangan teknologi pengelasan saat sekarang sudah
berkembang secara pesat salah satunya untuk membuat konstruksi kapal
dengan memasukan ukuran utama kapal itu otomatis konstruksi itu sudah
jadi, pada praktekmya teknologi pengelasan kapal ada panas listrik. Listrik
dan gas, panas rekasi campuran gas, dan isotermis. Dalam pengelasan sering
terjadi perubahan bentuk pengelasan, oleh karena itu kita harus tahu cara
mencegah da mengenali perubahan bentuk pengelasan.
Proses pengelasan memiliki beberapa parameter yang menentukan
keberhasilan hasil las. Parameter-parameter tersebut dipilih dan digunakan
sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai kualitas las yang diinginkan.
Permasalahan yang dihadapi oleh operator las adalah bagaimana mengontrol
parameter proses input untuk mendapatkan hasil las terbaik. Parameter proses
input harus dipilih oleh keterampilan insinyur atau mesin operator yang masih
menggunakan cara tradisional yaitu trial and error untuk beberapa respon.
Usaha tersebut dirasa memakan waktu yang cukup lama. Sehingga
dibutuhkan perhitungan statistika untuk mengetahui kombinasi yang tepat
untuk kasus perancangan percobaan multi-respon
Seiring dengan perkembangan zaman, maka pengelasan sendiri
mengalami beberapa perkembangan yang diantaranya memiliki jenisnya
yang berbeda juga, diantaranya SMAW, SAW, SW, EWR, FCAW, dll. Setiap
jenis las tersebut pun memiliki caranya yang berbeda. Pada makalah ini akan
dibahas tentang pengelasan tentang FCAW (Flux Cored Arc Welding).
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian dari Flux Cored Arc Welding (FCAW)?
2. Apa saja jenis pengelasan Flux Cored Arc Welding (FCAW)?
3. Bagaimana prinsip kerja Las FCAW?
4. Bagaimana cara pemilihan elektroda pada FCAW?
5. Bagaimana kelebihan dan kekurangan dari Flux Cored Arc Welding
(FCAW)?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan pada makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Dapat Mengetahui pengertian dari Flux Cored Arc Welding (FCAW)
2. Dapat Mengetahui jenis pengelasan Flux Cored Arc Welding (FCAW)
3. Dapat Mengetahui prinsip kerja Las FCAW
4.Dapat mengetahui cara pemilihan elektroda pada FCAW
5. Dapat Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari Flux Cored Arc Welding
(FCAW)
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Flux Cored Arc Welding (FCAW)


Pengertian Proses Pengelasan FCAW Flux Core Arc Welding Adalah
sebuah proses pengelasan yang menggunakan sumber panas yang berasal dari
energi listrik yang dikonversi menjadi sumber panas pada busur listrik, pada
pengelasan FCAW ini jenis pelindung yang digunakan adalah flux atau
serbuk yang berada di inti kawat las (kawat las digulung dalam sebuah roll).
Selain flux, FCAW juga menggunakan gas pelindung untuk melindungi
logam las yang mencair saat proses pengelasan berlangsung.
Flux cored arc welding (FCAW) merupakan las busur listrik fluk inti
tengah / pelindung inti tengah. FCAW merupakan kombinasi antara proses
SMAW, GMAW dan SAW. Sumber energi pengelasan yaitu dengan
menggunakan arus listrik AC atau DC dari pembangkit listrik atau melalui
trafo dan atau rectifier. FCAW adalah salah satu jenis las listrik yang
memasok filler elektroda secara mekanis terus ke dalam busur listrik yang
terbentuk di antara ujung filler elektroda dan metal induk. Gas pelindungnya
juga sama-sama menggunakan karbon dioxida CO2. Biasanya, pada mesin las
FCAW ditambah robot yang bertugas untuk menjalankan pengelasan biasa
disebut dengan super anemo.
Flux cored arc welding atau las busur berinti flux mirip dengan proses las
GMAW, yaitu menggunakan elektroda solid dan tubular yang diumpankan
secara kontinyu dari sebuah gulungan. Elektroda diumpankan
melalui gun atau torch sambil menjaga busur yang terbentuk diantara ujung
elektroda dengan base metal. FCAW menggunakan elektroda dimana terdapat
serbuk flux di dalam batangnya. Butiran-butiran dalam inti kawat ini
menghasilkan sebagian atau semua shielding gas yang diperlukan. Jadi
berlawanan dengan GMAW, dimana seluruh gas pelindung berasal dari
sumber luar. FCAW bisa juga menggunakan gas pelindung tambahan,
tergantung dari jenis elektroda, logam yang dilas, dan sifat dari pengelasan
yang dikerjakan.

2.2 Jenis Pengelasan Flux Cored Arc Welding (FCAW)


2.2.1 Jenis FCAW (Flux cored arc welding) berdasarkan metode pelindung.
Berdasarkan metode pelindung, FCAW dibedakan :
1. Self shielding FCAW (Pelindungan sendiri) , yaitu melindungi las yang
mencair dengan gas dari hasil penguapan dan reaksi inti fluks
2. Gas shielding FCAW (perlindungan gas) = dual gas, yaitu melindungi
las yang mencair selain dengan gas sendiri juga ditambah gas pelindung
dari luar sistem.
Kedua jenis pelindung di atas sama2 menghasilkan terak las yang
memadai untuk melindungi metal las yang akan beku. Perbedaannya terletak
pada tambahan sistem pemasok gas dan welding torch (welding gun).
2.2.2 Jenis FCAW (Flux cored arc welding) berdasarkan cara pengoperasian.
Berdasarkan cara pengoperasiannya, FCAW dibedakan menjadi :
1. Semi otomatik / semi automatic
2. Otomatik / machine otomatik
Sifat-sifat utama (Principal features) FCAW dalam proses pengelasan :
1. Produktivitas yang kontinu dari pasokan elektroda las
2. Sifat metalurgy las yang dapat dikontrol dari pemilihan fluks
3. Pembentukan manik las yang cair dapat ditopang oleh slag yang tebal dan
kuat
Pelindung gas umumnya menggunakan gas CO2 atau campuran CO2
dengan Argon. Namun dengan keberadaan oksigen kadang akan
menimbulkan problem baru yaitu dengan porosity yang dihasilkan reaksi
CO2 dan oxygen yang ada di udara sekitar lasan, sehingga perlu memilih
fluks yang mengandung zat yang bersifat pengikat oxygen atau deoxydizer.
2.2.3 Mesin las FCAW menurut arusnya dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
1. Mesin las arus searah atau Direct Current (DC)
2. Mesin las arus bolak- balik atau Alternating Current (AC)
3. Mesin las arus ganda , yang merupakan mesin las yang dapat digunakan
untuk pengelasan dengan arus searah (DC) dan pengelasan dengan arus
bolak-balik (AC).
Mesin Las arus DC dapat digunakan dengan dua cara yaitu:
- polaritas lurus
- polaritas terbalik.
Mesin las DC polaritas lurus (DC-) digunakan bila titik cair bahan
induk tinggi dan kapasitas besar, untuk pemegang elektrodanya
dihubungkan dengan kutub negatif dan logam induk dihubungkan dengan
kutub positif,sedangkan untuk mesin las DC polaritas terbalik (DC+)
digunakan bila titik cair bahan induk rendah dan kapasitas kecil, untuk
pemegang fillernya dihubungkan dengan kutub positif dan logam induk
dihubungkan dengan kutub negatif.
Pilihan ketika menggunakan DC polaritas negatif atau positif adalah
terutama ditentukan elektroda yang digunakan. Beberapa filler FCAW
didesain untuk digunakan hanya DC- atau DC+. Filler lain dapat
menggunakan keduanya DC- dan DC+.

2.3 Prinsip Kerja Las FCAW


2.3.1 Komponen-komponen Mesin Las FCAW
Gambar berikut menunjukkan skema komponen-komponen las FCAW
1. Tabung Gas CO2
Tabung gas CO2 adalah tabung yang digunakan sebagai tempat gas
pelindung wire yang menggunakan gas karbon dioksida(CO2).
2.Regulator
Regulator pada gas CO2 berbeda dengan tabung gas pada umumnya
karena pada bagian belakang regulator terdapat oven untuk memanaskan
gas CO2 karena gas CO2 bersifat dingin, jika tidak dipanaskan maka akan
terjadi penyumbatan pada saluran gas buang.
3.Selang gas CO2
Selang gas CO2 adalah alat penyalur gasCO2 ke mesin.
4.Torch / Gun / Stang Las
Gun berfungsi sebagai alat penyalur gas buang dan kawat wire pada
benda kerja.Serta sebagai penghantar massa.Skema bagian-bagian Torch
(stang las fcaw).
5.Control Box
Digunakan untuk mengatur posisi, kecepatan, besar kecil ayunan, laju
mesin Gun/Torch pada saat pengerjaan.
6.Welding Wire
Wire pada mesin FCAW berbeda dengan wire pada umumnya karena
wire pada FCAW memiliki selaput pelindung yang melindungi hasil
pengelasan dari kontaminasi udara luar.
7.Control System
Kontrol system adalah mesin yang digunakan untuk mengatur arus
pada mesin FCAW otomatis.
8.Kabel power
Kabel power adalah kabel yang menghubungkan antara mesin dan
supply tenaga.
9.Trafo
Digunakan untuk mengubah arus voltase pada supply tenaga untuk
menggerakkan motor pada control box.
10.Rail
Digunakan sebagai dudukan control box agar dapat melakukan
pengelasan dengan jarak yang panjang.
2.3.2 Prinsip Pengelasan FCAW
1. Termasuk dalam pengelasan busur (arc welding process)
2. Menggunakan elektroda terumpan(consumable electrode)
3. Produktivitas yang kontinu dari pasokan elektroda las
4. Sifat metalurgy las yang dapat dikontrol dari pemilihan fluks
5. Pembentukan manik las yang cair dapat ditopang oleh slag yang tebal dan
kuat
2.3.3 Skema & proses pengelasan FCAW

Gambar 13.4 Skema Pengelasan FCAW


1. Saat terjadi busur listrik elektrode ikut mencair dan berfungsi sebagai
logam pengisi.
2. Elektroda merupakan kawat yang terus menerus diarahkan dari spul
melalui slang dan akhirnya diumpankan ke las melalui nozel welding gun.
3. Panas untuk pengelasan dihasilkan dari busur antara kawat(inti dari fluks)
dan permukaan kerja.

2.4 Pemilihan jenis elektroda


a. Klasifikasi Kawat Elektroda
FCAW adalah proses las yang menggunakan kawat elektroda kontinyu,
di mana inti fluksi akan melindungi cairan las dan kemudian membentuk
terak ( tipis ) setelah cairan las beku, seperti proses las busur manual.
Beberapa tipe kawat elektroda dapat melindungi secara keseluruhan
proses tersebut, artinya fluksinya dapat melindungi cairan las dari
kontaminasi udara luar pada saat proses las berlangsung dan membentuk
terak pelindung saat pembekuan. Namun ada tipe kawat elektroda yang
membutuhkan gas pelindung tambahan ( kedua ), seperti gas Carbon
Dioksida ( CO2 ) atau campuran gas Argon / CO2.
Kawat elektroda berinti fluksi ( flux-core electrode wire )
diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal, antara lain :
• bahan yang dilas
• gas pelindung yang gunakan
• posisi pengelasan
• jenis arus yang dipakai
• bentuk konstruksi
Sistem penulisan pada pengklasifikasian kawat elektroda dibagi tiga
kelompok, di mana tiap kelompok terdiri dari huruf dan angka yang akan
menunjukkan arti dari klasifikasi kawat tersebut.
Ada beberapa sistem klasifikasi elektroda yang dipakai saat ini, antara lain
menurut sistem klasifikasi American Welding Society ( AWS ), Australian
Standard ( AS ), JIS, DIN, dll.
Berikut ini adalah salah satu contoh sistem klasifikasi elektroda las flux
core
yakni berdasarkan Australian Standard AS 2203 .
Kelompok Pertama : Disain dan Posisi Pengelasan
E = Elektroda
T = disain elektroda berongga/ pipa / tubular ( disambung atau tidak ) D
= posisi pengelasan: horizontal pada sambungan sudut (fillet) atau
fIlat
P = cocok untuk semua posisi
S = hanya cocok untuk jalur tunggal
Contoh :
1. Elektroda dengan label ETD artinya hanya dapat dipakai untuk
pengelasan pada posisi flat dan sambungan sudut posisi horizontal.
2. Elektroda dengan label ETP artinya dapat dipakai untuk semua posisi.
Kelompok Kedua : Jenis Gas Pelindung dan Arus Las
G = menunjukkan bahwa pengelasan membutuhkan gas pelindung
tambahan/ kedua
N = Tidak membutuhkan gas pelindung (tambahan) C = gas pelindung:
CO2
M = gas pelindung campuran
Kemudian huruf N, C atau M akan diikuti oleh hurf kecil yang akan
menunjukkan jenis arus yang dipakai.
n = DC elektroda negatif ( DC - ), potensial konstan p = DC
elektroda positif ( DC + ) , potensial konstan a = AC atau DC , arus
konstan atau potensial konstan Contoh :
ETP-GCp artinya proses pengelasan memerlukan gas pelindung CO2 dan
jenis arus yang dipakai adalah DC +
ETD-GMp-W769A.K3H5 artinya :
ETD = Elektroda tubular untuk pengelasan posisi flat atau posisi
horizontal untuk sambungan sudut
GMp = Jenis gas pelindung campuran Argon/CO2 ,
menggunakan arus
DC + W769A.K3H5
W = Bahan las ( weld metal )
76 = 0,1 x tegangan tarik minimum = 760 MPa.
9 = no. tingkat tegangan tekan ( lihat AS 2203 ) A = dilakukan
perlakuan panas ( lihat AS 2203 ) K3 = kandungan kimia ( lihat AS 2203 )
H5 = hydrogen controlled dengan konten kurang dari 5 mL/100 g.
b. Pemilihan Kawat Elektroda
Jenis elektroda yang akan digunakan pada suatu pengelasan sangat
ditentukan oleh keperluan pengelasan itu sendiri.
Secara umum jenis kawat elektroda untuk FCAW adalah : rutile, hydrogen
controlled, serbuk besi ( metal cored ) dan self-shieding yang
penggunaannya adalah sebagai berikut :
1. Rutile
Kawat elektroda rutile digunakan untuk pengelasan sambungan tumpul
(butt) dan sudut (fillet) jalur tunggal atau bertumpuk ( multiple ) pada baja
tegangan rendah atau medium untuk posisi flat, vertikal dan di atas kepala.
2. Basic ( Hydrogen Controlled )
Kawat elektroda jenis ini digunakan untuk pengelasan kualitas tinggi,
sehingga susuai untuk mengelas baja tegangan tinggi atau untuk
penggunaan di mana dibutuhkan sifat mekanik yang baik.
Secara umum kawat elektroda hydrogen controlled cocok untuk
pengelasan semua posisi.
3. Serbuk Besi ( Metal Cored )
Kawat elektroda jenis ini dibuat dengan menambahkan serbuk besi, bahan-
bahan paduan dan sedikit stabiliser arus. Proses pengelasan menggunakan
DC + dan gas pelindung adalah Argon-mix . Menghasilkan pengisian/
jalur las yang baik pada penggunaan arus tinggi dan volume yang banyak
dengan terak yang tipis.
4. Self-Shielding
Jenis kawat elektroda ini tidak membutuhkan gas pelindung tambahan,
artinya kebutuhan gas pelindung sudah tercukupi oleh fluksi yang ada pada
inti kawat.
Kelebihan kawat las self-shielding :
- Biaya pengoperasian lebih murah, karena tidak memerlukan gas
pelindung, regulator, dan flow meter.
- Dapat digunakan pada pengelasan di daerah terbuka, di mana tiupan
angin menjadi masalah.
- Harga tang las dan biaya perawatan lebih murah.
- Jenis kawat las lebih bervariasi ( a.l : untuk jalur bertumpuk, root,
paduan, dan untuk konstruksi berat ).
Kelemahan kawat las self-shielding :
- Sensitif terhadap kondisi pengelasan ( hasil tidak maksimal jika teknik
las dan penanganan atau setting tidak sesuai ).
- Asap las sangat banyak, sehingga memerlukan sistem pengisap jika
mengelas dalam ruangan ( tempat ) tertutup.
c. Stickout
Stickout adalah panjang kawat elektroda yang keluar dari
ujung nozzle. Untuk mendapatkan hasil yang terbaik, maka pengaturan
stickout harus sesuai dengan jenis pekerjaan dan diameter kawat, namun
secara umum adalah lebih panjang bila dibandingkan dengan penggunaan
pada GMAW, yaitu antara 10 mm untuk kawat diameter kecil sampai 30
mm untuk kawat diameter besar.
Biasanya tiap fabrik pembuat kawat las flux cored merekomendasikan
panjang stickout yang sesuai untuk memperoleh hasil las yang optimum,
yakni dengan mengacu pada :
- jenis gas pelindung ( jika tipe kawat non self-shielding )
- diameter kawat
- posisi pengelasan
- pengkutuban.
Gambar 9 : Stickout
d. Pengaturan Besar Arus dan Tegangan Pengelasan
1. Rutile
Tabel berikut ini adalah ketentuan untuk DC positif, gas pelindung CO2
pada penggunaan 8 – 12 L/min:

Diameter
Arus Tegangan Stickout
Kawat
(Amper) (Volt)

1,2 150 – 320 25-34 25

1,6 200 – 400 26-35 25

2,4 290 - 525 26-36 25

2. Hydrogen Controlled
Tabel berikut ini adalah ketentuan untuk DC positif, gas pelindung 18%
Argon/ CO2 pada penggunaan 15 – 20 L/min:
Diameter Kaat
Arus Stickout
Tegangan(Volt)
( Amper )

1,2 140 – 280 22-29 19

1,6 180 – 380 23-30 25

3. Serbuk Besi

Arus
( Amper ) Tegangan(Volt) Stickout
Diameter Kawat

1,6 150 – 31-32 30


400
4. Self-Shielding
Pengelasan hanya menggunakan DC negatif:
D
Arus T
Diameter
( Amper ) Tegangan Stickout
Kawat
(Volt)

0,9 70 – 150 13-17 12


1,2 100 – 180 14-18 12

1,6 150 – 250 16-21 19

2,0 200 – 280 17-22 19

2,4 250 – 350 22 19


Pengaruh dari variabel Proses kontrol FCAW mencakup :
1. Weding current
2. Arc voltage
3. Electrode extention
4. Travel speed
5. Shielding gas flow
6. Deposition rate
7. Electrode angle
Arus pada FCAW berpengaruh langsung secara proposional terhadap
elctrode :
1. Feed rate
2. Diameter
3. Composition
4. Extension rate
1) Penggunaan voltage constant pada FCAW ialah untuk mempertahankan
pelelehan elektroda pada panjang busur tetap.
2) Tegangan busur (arc voltage) dan panjang busur mempunyai hubungan
erat karena mutu tampilan, kemulusan, dan sifat lasan dengan FCAW
akan sangat dipengaruhi oleh kondisi panjang busur dan voltage
Contoh : Jika voltage busur arus terlalu panjang akan berakibat banyak
weld spatter dan manik las melebar.
FCAW dengan elektroda tanpa pelindung gas dengan busur voltage
tinggi akan mengkonsumsi nitrogen disekitarnya yang dapat berakibat
pososity pada pengelsan baja lunak dan akan berakibat retak pada baja
tahan karat karena proses akan menngurangi kandungan ferrite pada
hasil lasan.
Apabila voltage busur terlalu pendek (rendah) akan berakibat capping
yang mengecil dan convex / cembung, menurunnya daya penetrasi dan
banyak weld spatter.
3) Electrode extension perlu diperhatikan karena merupakan hambatan
dalam pemanasan elektrode sebelum meleleh.
Kondisi suhu elektrode sebelum meleleh akan berpengaruh terhadap :
1. Penggunaan energy busur (arc energy)
2. Kemampuan beku elektrode (Electrode deposition rate)
3. Daya penetrasi (Penetration ability)
4) Travel speed berpengaruh pada penetrasi dan bentuk ulir pengelasan.
Penetrasi pada travel speed yang lambat akan lebih dalam daripada
travel speed tinggi.
Pengelasan dengan travel speed lambat pada penggunaan arus (A)
tinggi akan berakibat panas yang berlebihan (over heating) pada lasan,
yang dapat menyebabkan bentuk bulir yang kasar, terperangkapnya slag
dan burn through.
Pengelasan dengan travel speed tinggi dengan arus lsitrik (A) tinggi
akan menyebabkan bulir las kasar dan undercut
Porosity : cacat yang terjadi karena adanya gas yang terperangkap
dalam lasan, biasanya berbentuk butir-butir .
5) Keakuratan aliran gas pelindung tergantung dari :
1. Bentuk nozle las
2. Jarak ujung nozle dengan benda kerja
3. Media gerak dari gas pada area pengelasan.
6) Deposition rate : Jumlah berat metal las beku / jadi per satuan waktu
Deposition rate sangat bergantung pada variabel :
1. Diameter elektrode
2. Komposisi elektrode
3. Panjang keluaran elektrode (electrode extension)
4. Arus listrik pengelasan (welding current)
7) Electrode angle sangat berpengaruh terhadap hasil lasan. Apabila sudut
dalam proses mengelas tepat, maka hasil akan lebih maksimal
Efisiensi pengelasan ialah perbandingan antara jumlah berat kawat las
yang digunakan dengan jumlah berat lasan yang jadi / beku dalam
persen Umunnya deposition rate eficiency FCAW :
1. Pelindung gas : 80 – 90 %
2. tanpa pelindung gas (self shielding) : 78 – 87 %
Mutu lasan FCAW bergantung :
1. Jenis elektrode yang digunakan
2. Metode yang digunakan
3. Kondisi bahan bakar
4. Desain sambungan las
5. Kondisi pengelasan
2.5 kelebihan dan kekurangan dari Flux Cored Arc Welding (FCAW)
1. Kelebihan
Kelebihan Flux-cored arc welding antara lain:
a. Elektroda kontinu dan otomatis.
b. Hasil pengelasan halus dan seragam.
c. Mampu untuk mengelas benda kerja yang tebal karena kecepatan
penimbunan yang tinggi.
d. Bisa ditambahkan dengan elemen paduan pada inti elektrodanya.
e. Elektroda berdiameter kecil memampukan untuk mengelas benda kerja
dengan penampang yang kecil.
f. Serba guna.
2. Kekurangan Proses Las Flux Core Arc Welding :
Kekurangan Flux-cored arc welding antara lain:
a. Karena menggunakan flux sebagai pelindung maka perlu proses
pembersihan setelah proses pengelasan selesai.
b. Terkadang akan muncul cacat porositi atau lubang lubang kecil jika
terkena hembusan angin yang mencapai kecepatan 5 mph.
c. Dari segi harga memang mesin las FCAW cukup mahal untuk usaha
kecil menengah.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun beberapa kesimpulan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Proses Pengelasan FCAW Flux Core Arc Welding Adalah sebuah proses
pengelasan yang menggunakan sumber panas yang berasal dari energi
listrik yang dikonversi menjadi sumber panas pada busur listrik, pada
pengelasan FCAW ini jenis pelindung yang digunakan adalah flux atau
serbuk yang berada di inti kawat las (kawat las digulung dalam sebuah
roll).
2. Berikut adalah beberapa jenis FCAW, yaitu: Jenis FCAW (Flux cored arc
welding) berdasarkan metode pelindung, Jenis FCAW (Flux cored arc
welding) berdasarkan cara pengoperasia, dan Mesin las FCAW menurut
arusnya.
3. Prinsip Pengelasan FCAW diantara lain, termasuk dalam pengelasan busur
(arc welding process), Menggunakan elektroda terumpan(consumable
electrode), Produktivitas yang kontinu dari pasokan elektroda las, Sifat
metalurgy las yang dapat dikontrol dari pemilihan fluks, dan Pembentukan
manik las yang cair dapat ditopang oleh slag yang tebal dan kuat
4. Beberapa tipe kawat elektroda dapat melindungi secara keseluruhan proses
tersebut, artinya fluksinya dapat melindungi cairan las dari kontaminasi
udara luar pada saat proses las berlangsung dan membentuk terak
pelindung saat pembekuan. Namun ada tipe kawat elektroda yang
membutuhkan gas pelindung tambahan ( kedua ), seperti gas Carbon
Dioksida ( CO2 ) atau campuran gas Argon / CO2.
5. Kelebihan dari Las FCAW ini adalah Elektroda kontinu dan otomatis,
Hasil pengelasan halus dan seragam, dan lain-lain serta serbaguna.
Sedangkan kelemahan dan Las FCAW ini adalah terkadang muncul
porositas dan termasuk mahal untuk kelas menengah kebawah.
3.2 Saran
Adapun beberapa saran dari pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Pengetahuaan mesin las kerap saat ini telah berkembang dan banyak
bentuk mesin skrap yang setiap cara kerjanya berbeda akan tetapi
penggunaannya sama maka dari itu kita harus mengembangkan
pengetahuan dalam ilmu teknik mesin las FCAW sebab teknik mesin las
FCAW sangat dibutuhkan dalam kehidupan dan dunia perkapalan.
2. Saran dari penulis adalah dalam menggunakan mesin FCAW jangan lupa
menggunakan peralatan keselematan kerja , karena dari mesin las FCAW
tersebut bisa terjadi yang kita tidak inginkan oleh sebab itu penting
keselamatan kerja dan sebaiknya sebelum menggunakan mesin bengkel
perkakas tersebut di cek kondisi fisik dan kelistrikan dari mesin tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

1. A.C. Suhardi, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Bahan dan
Barang Teknik, Las Busur Listrik Terendam, Surabaya 1990.
2. https://www.pengelasan.net/pengertian-las-fcaw-adalah/
3. http://hima-tl.ppns.ac.id/flux-cored-arc-welding-fcaw/
4. http://technoscientia.akprind.ac.id/full/vol7no2feb2015/164-170-nur.pdf
5. https://www.academia.edu/35450156/TEKNOLOGI_LAS_KAPAL
6. http://hima-tl.ppns.ac.id/flux-cored-arc-welding-fcaw/
7. http://www.cnzahid.com/2015/10/proses-pengelasan-fcaw-secara-detail.html
8. https://batamcivilengineeringscope.blogspot.co.id/2017/09/proses-pengelasan-
fcaw-flux-cored-arc.html

Anda mungkin juga menyukai