dijadikan sebagai tanggungan dalam bentuk pinjaman uang. • Jaminan menurut kamus diartikan sebagai tanggungan {Wjs Poerwadarminta, Kamus umum Bahasa Indonesia}. • Jaminan adalah sesuatu yg diberikan kepada kreditur untuk menimbulkan keyakinan bahwa debitur akan memenuhi kewajiban yg dapa dinilai dg uang yg timbul dr suatu perikatan {Hartono Hadisoeprapto, Pokok2 Hk Perikatan & Jaminan]
ThomasSuyatnodkk.memberikan pengertian jaminan kredit
adalah
• ‘penyerahan kekayaan atau pernyataan kesanggupan
seseorang untuk menanggulangi pembayaran kembali suatu utang”. • Ps.8 UU N0.10 1998 jaminan adalah keyakinan atas kemampuandan kesanggupan debitur untuk melunasi hutangnya sesuai dg yg diperjanjikan.
Jaminan mrt kamus perbankan
• Jaminan yg diberikan oleh bank, jaminan tersebut dpt
berupa jaminan fisik atau non fisik. Jaminan fisik berbentuk barang, sedangkan jaminan non fisik berupaa avalist • [penanggung atau penjaminwesel. • Djuhaendah Hasan memberikkan pengertian Hukum Jaminan dan pengertian jaminan yaitu “sarana perlindungan bagi keamanan kreditur yaitu kepastian akan pelunasan hutang debitur atau pelaksanaan suatu prestasi oleh debitur atau oleh penjamindebitur • Hukum jaminanadalah perangkat hukumygmengatur ttg jaminan dr pihak debitur atau dr pihak ketiga bagi kepastian pelunaan piutang kreditur ataupelaksanaan suatu prestasi.
MACAM-MACAM JAMINAN
• 1. Mrt terjadinya yaitu jaminan yg lahir krn
ditentukan oleh uu yaitujaminan umum dan jaminan yg lahir krn perjanjian yaitu jaminan khusus. • Mrt Sifatnya yaitu jaminnan yg bersifat kebendaan adalah jaminanyg berupa hak mutlak atas suatu benda ygmempunyai ciri2 : mempunyai hubungan langsung ats benda ttt dr debitur,dpt dipertahankanterhadapsiapapun, selalumengikuti bendanya,dandpt diperalihkan. • Jaminan perorangan adalah jaminan yg menimbulkanhub langsung pd perseorangan ttt, hanya dptdipertqahankan thdp debitur ttt, terhadap harta kekayaan debitur semuanya. ( Sri Soedewi M Sofwan)
Menurut Obyeknya
• jaminan yg tergolong dalam jaminan umum ialah seluruh
harta debitur yang dijadikan jaminan atas utang debitur • ( Ps. 1131 dan Ps. 1132 KUHPerdata).jaminan khusus ialah jaminan kebendaan dan jaminan perorangan.
Menurut Penguasaannya
• Jaminan dengan penguasaan bendanya dan jaminan yg
tanpa penguasan bendanya. a. Benda tetap (tidak bergerak), contohnya: tanah dan benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah tersebut. Misalnya bangunan, mesin-mesin atau tanaman yang ditanam di atas tanah tersebut dan tidak mudah dipindah- pindahkan. Untuk jenis benda tersebut, akan dibebani dengan Hak Tanggungan sesuai dengan UU No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan beserta benda-benda lain yang terdapat di atasnya.
b. Benda bergerak; contohnya: mobil, motor, mesin-mesin,
piutang dagang (tagihan atas hasil usaha atau pekerjaan), saham-saham, atau bahkan hak-hak atas kenikmatan suatu barang tertentu, misalnya hak sewa, tagihan (piutang) terhadap proyek-proyek yang sedang dikerjakan dan lain sebagainya. Biasanya dibebani dengan 3 jenis jaminan, yaitu:
b.1. Fidusia berdasarkan Undang-Undang No. 42 Tahun 1999
b.2. Gadai atas saham-saham (Pand beslag berdasarkan Pasal
1150 s.d. Pasal 1160 KUHPerdata
b.3. Cessie (pengalihan/penyerahan) atas tagihan
berdasarkan Pasal 613 KUHPerdata.
sebenarnya untuk gadai dan cessie ini sudah dihapuskan
sejak berlakunya Undang-Undang No. 16/2001 tentang Fidusia. Namun, oleh karena masih ada beberapa bentuk jaminan yang tidak bisa dibebani dengan jaminan fidusia, maka dalam praktek untuk gadai maupun cessie tersebut masih tetap digunakan; walaupun tidak dapat didaftarkan sebagaimana halnya dengan Jaminan Fidusia.
c. Benda bergerak tapi berat bersihnya melebihi 20-M3,
yaitu Kapal laut, kapal motor, tongkang dan yang sejenis, tapi memiliki berat lebih dari 20-M3. Yang akan dibebani dengan Hipotik sesuai dengan Kitab Undang-Undang Hukum perdata Barat.
d. Benda yang didirikan di atas alas hak milik pihak
lain, contohnya: bangunan yang didirikan di atas tanah Hak Milik atau Hak Guna Bangunan, dimana pemilik tanah dan pemilik Bangunan merupakan subjek yang berbeda. Sebenarnya, jika tanah yang digunakan untuk mendirikan bangunan tersebut merupakan tanah dengan status yang dapat dibebani dengan Hak Tanggungan, maka keduanya dapat dibebani sekaligus dengan Hak Tanggungan. Namun, jika tanah tersebut berstatus tanah Negara atau Tanah Hak Pakai atau Hak Sewa yang tidak dapat dibebani dengan Hak Tanggungan, atau pemilik tanah menolak untuk memberikan jaminan berupa Hak Tanggungan atas tanahnya, maka Bangunan tersebut dapat dibebani dengan Jaminan Fidusia.