DASAR TEORI
22 Universitas Sriwijaya
23
Universitas Sriwijaya
24
Universitas Sriwijaya
25
Universitas Sriwijaya
26
Universitas Sriwijaya
27
dimulai dengan pengupasan tanah penutup dengan cara membuat paritan besar
yang biasanya disebut box cut dan tanah penutupnya dibuang ke daerah yang
tidak di tambang.
Universitas Sriwijaya
28
Universitas Sriwijaya
29
Pada Pit Taman Tambang Air Laya ini proses penggalian Top soil
menggunakan alat – gali-muat backhoe Komatsu PC800 dan alat angkut
dumptruck Scania. Lalu tanah pucuk tersebut di-dumping dekat daerah disposal
yang dianggap sudah final. Tanah pucuk ini nantinya dapat dimanfaatkan kembali
untuk rencana reklamasi. Pada Pit Taman Tambang Air Laya bulan Februari 2016
tidak terdapat lagi penanganan tanah pucuk (top soil).
Universitas Sriwijaya
30
1) Lunak (soft) atau mudah digali (easy digging), misalnya: tanah atas atau top
soil, pasir (sand), lempung pasiran (sandy clay), dan pasir lempungan
(clayed sand).
2) Agak keras (medium hard digging), misalnya: tanah liat atau lempung (clay)
yang basah dan lengket dan batuan yang sudah lapuk (wheathered rock).
3) Sukar digali atau keras (hard digging) misalnya: batu sabak (slate), material
yang kompak (compacted material), batuan sedimen (sedimentary rock),
konglomerat (conglomerat), dan breksi (breccia).
4) Sangat sukar digali atau sangat keras (very hard digging) atau batuan segar
(fresh rock) yang memerlukan pemboran dan peledakan sebelum dapat
digali, misalnya: batuan beku segar (fresh igneous rock) dan batuan malihan
segar (fresh metamorfic rock).
Pada daerah Pit Taman materialnya berupa tanah liat atau lempung (clay)
yang basah dan lengket yang masuk dalam kategori material agak keras (medium
hard digging). Penggalian overburden bertujuan untuk membuang atau
membebaskan tanah dan material yang menutupi endapan batubara yang ingin
ditambang.
Penggalian dan pemuatan dikerjakan dengan alat gali-muat excavator
backhoe Komatsu PC1250 sebanyak 2 unit dan PC800 sebanyak 2 unit. Setelah
itu overburden tersebut dimuat ke dalam dumptruck Komatsu HD785 yang
kemudian diangkut ke tempat penimbunan (disposal area) yang berjarak 3600
meter. Jumlah alat angkut yang dipasangkan dengan dua buah PC1250 adalah
sebanyak 8 unit, dan jumlah alat angkut yang dipasangkan dengan PC800 adalah
sebanyak 8 unit, jadi total alat angkut oveburden pada Pit Taman Tambang Air
Laya adalah sebanyak 16 unit.
Overburden yang ditimbun di disposal area nantinya akan digunakan
kembali untuk menutupi lubang bekas galian tambang dalam rencana reklamasi.
Universitas Sriwijaya
31
kondisi batubara keras dan tidak bisa digali langsung. Ripping hanya sekedar
membantu membongkar batubara dan untuk proses loading tetap menggunakan
excavator.
Universitas Sriwijaya
32
Universitas Sriwijaya
33
kondisi lapangan operasi penggalian serta alat mekanis yang digunakan dengan
asumsi bahwa setiap alat angkut yang datang, mangkuk (bucket) alat gali muat
sudah terisi penuh dan siap ditumpahkan. Setelah alat angkut terisi penuh segera
berjalan dan dilanjutkan dengan alat angkut lainnya sehingga tidak terjadi waktu
tunggu pada alat angkut maupun alat gali-muatnya.
Pemuatan dan pengangkutan batubara pada pit Taman dilakukan dengan
mengkombinasikan alat angkut dan alat gali muat batubara, yakni Dumptruck
Scania dan juga Excavator PC-400 sebanyak 2 buah, dengan masing masing
excavator melayani 6-7 buah Dumptruck. Pemuatan batubara kedalam dumptruck
oleh Excavator PC400 adalah 10-12 kali pengisian.
Universitas Sriwijaya
34
3.4.1 Bulldozer
Universitas Sriwijaya
35
1. Rubber Tired
Bulldozer yang menggunakan roda penggerak karet (rubber tired), jenis ini
memiliki gerakan lebih lincah dan gesit, namun bulldozer jenis ini hanya
cocok untuk daerah kerja yang kering dan landasan yang keras.
2. Crawler Tired
Bulldozer dengan roda penggerak rantai (crawler tired). Bulldozer jenis ini
memiliki gerakan lambat namun daya gusurnya meyakinkan dan dapat
bekerja pada daerah yang kering maupun basah. Hal ini dikarenakan roda
penggeraknya mampu mencengkeram landasan kerjanya sehingga tidak
mudah selip.
Pada proyek-proyek konstruksi, terutama proyek yang ada hubungannya
dengan pemindahan tanah (earth moving), bulldozer digunakan pada pelaksanaan
pekerjaan sebagai berikut:
1. Pembersihan medan dari kayu-kayuan, pokok-pokok/tonggak-tonggak
pohon dan bebatuan.
2. Pembukaan jalan kerja di pegunungan maupun di daerah berbatu-batu.
Universitas Sriwijaya
36
Universitas Sriwijaya
37
Universitas Sriwijaya
38
b. Rear wheel drive (tenaga penggerak pada roda belakang), merupakan tipe
yang paling umum digunakan.
c. Four wheel drive, tenaga penggerak pada roda depan dan belakang.
d. Double rear wheel drive, tenaga penggerak pada dua pasang roda belakang
.
2) Berdasarkan cara dumping
a. End dump, mengosongkan muatan ke belakang.
b. Side dump, mengosongkan muatan ke samping.
c. Bottom dump, mengosongkan muatan ke bawah.
Badan dump truck terbuat dari baja yang kuat dengan kapasitas antara lima
sampai 40 ton. Pemilihan dump truck tergantung pada keadaan tempat kerja dan
letak tempat pembuangan material. Pemilihan dump truck agak sukar, tetapi batas
standar kapasitas minimum dari dump truck kira-kira empat sampai lima kali
kapasitas alat penggalinya.
3.4.4 Ripper
Ripper adalah alat garu berfungsi untuk membantu bulldozer dalam
mengatasi batu-batu yang keras. Bulldozer yang bekerja sendiri tanpa dibantu oleh
ripper dalam menghadapi batu-batu yang keras, hasil kerjanya tidak semaksimal
seperti kalau dibantu dengan ripper.
Universitas Sriwijaya
39
ripper itu sendiri. Gigi ripper dapat dinaik-turunkan sesuai dengan kedalaman
penggalian yang dikehendaki dan kondisi material yang akan digaru. Ripper
merupakan alat yang menyerupai cakar (shank) yang dipasangkan di belakang
traktor. Fungsi dari alat ini adalah untuk menggemburkan tanah keras. Pekerjaan
penggemburan ini memerlukan penetrasi ripper ke dalam tanah dan traktor
berkemampuan besar. Jumlah cakar ripper antara satu sarnpai lima buah. Bentuk
dari shank ada 2 macam, lurus dan lengkung. Shank lurus dipakai untuk material
yang padat dan batuan berlapis. Sedangkan shank yang lengkung dipakai untuk
batuan yang retak.
3.4.5 Grader
Grader adalat alat yang biasa digunakan sebagai penunjang aktivitas
penambangan yang dilengkapi dengan blade (Gambar 3.7). Alat ini digunakan
untuk pekerjaan pemeliharaan karena hasil galian tanah dari blade-nya yang
sedikit sehingga cocok untuk pekerjaan pemerataan jalan. Grader dapat dibedakan
menjadi dua jenis berdasarkan tenaga penggeraknya, yaitu:
1. Tower Grader
Tower Grader membutuhkan alat penarik seperti traktor atau bulldozer.
2. Motor Grader
Berbeda dengan tower grader, motor grader mempunyai tenaga penggerak
sendiri. Jenis motor grader dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Straight motor grader adalah tipe yang paling sederhana, kerangka bagian
depan menjadi satu dengan bagian belakang, sehingga dalam operasinya
tidak luwes.
b. Articulated motor grader mempunyai kerangka bagian depan dan roda-roda
depannya dapat digerak-gerakkan, atau terpisah dengan kerangka bagian
belakang; dalam operasionalnya tipe ini lebih luwes dan punya jari-jari
perputaran yang lebih kecil dari tipe straight motor grader.
c. Crab type motor grader hampir sama dengan tipe articulated, tetapi roda-
roda bagian belakang berotasi sendiri-sendiri, sehingga memungkinkan
Universitas Sriwijaya
40
melakukan gerakan yang lebih bervariasi, jenis ini sangat cocok untuk
daerah yang masih belum rata.
Universitas Sriwijaya
41
Universitas Sriwijaya
42
Misalnya tanah biasa yang bercampur kerikil, pasir yang bercampur dengan
kerikil, pasir yang kasar.
3) Material yang setengah keras (sedang)
Misalnya batubara, shale (clay yang sudah mulai kompak), batuan kerikil
yang mengalami sedimentasi dan pengompakan, batuan beku yang sudah
mulai lapuk, dan batuan-batuan beku yang mengalami banyak rekahan.
4) Material yang keras
Misalnya sandstone, limestone, slate, vulcanic tuff, batuan beku yang mulai
lapuk, mineral-mineral penyusun batuan yang telah mengalami sementasi
dan pengompakan.
5) Material sangat keras
Misalnya batuan-batuan beku dan batuan - batuan metamorf, contohnya
granit, andesit, slate, kwarsit, dan sebagainya.
Keadaan material yang akan digali sangat mempengaruhi suatu proses
penambangan. Misalnya material tanah penutup dijumpai dalam bentuk lapisan
tanah pucuk (top soil) yang mengandung humus, tanah penutup lunak, dan tanah
penutup keras. Jenis material tersebut akan menentukan besarnya produksi alat
dan cara pengoperasiannya. Bentuk lapisan tanah penutup, ukuran ketebalan dan
luasnya akan menentukan volume keseluruhan sehingga dengan faktor
pengembangan tertentu dapat digunakan untuk mencari dan menentukan lokasi
penampungan material hasil penggalian.
Terdapat tiga bentuk volume material yang mempengaruhi perhitungan
pemindahannya, yaitu dinyatakan dalam bank cubic meter (BCM), loose cubic
meter (LCM) dan compacted cubic meter (CCM). Perubahan ini terjadi karena
adanya perubahan sifat fisik material sebelum digali, sesudah digali dan
dipadatkan kembali setelah digali BCM adalah volume material pada kondisi
aslinya di tempat (insitu) yang belum terganggu. LCM adalah volume material
yang sudah lepas akibat penggalian, sehingga volumenya bertambah dengan berat
tetap sama. CCM adalah volume material yang mengalami pemadatan kembali
setelah penggalian, sehingga volumenya akan menyusut (shrinkage) menjadi lebih
Universitas Sriwijaya
43
kecil dari volume lepas bahkan, untuk material tertentu, bisa lebih kecil dari
volume aslinya.
Universitas Sriwijaya
44
Keadaan jalan akan mempengaruhi daya angkut alat alat yang dipakai. Bila
jalan jalan baik, alat dapat bergerak lebih cepat dan kapasistas angkut dapat
lebih besar. Kemiringan dan jarak harus diukur dengan teliti karena hal itu
yang diperlukan untuk pengangkutan material tersebut (cycle time).
Universitas Sriwijaya
45
c. Kondisi dan jarak jalan angkut, meliputi kemiringan dan lebar jalan angkut,
baik di jalan lurus maupun di tikungan sangat berpengaruh terhadap lalu
lintas jalan angkut. Apabila kondisi jalan sudah memenuhi syarat, maka
akan memperlancar jalannya lalu lintas alat angkut, sehingga akan
memperkecil waktu edar alat angkut serta jarak jalan angkut juga
mempengaruhi waktu edar.
Universitas Sriwijaya
46
Excellent 84 81 76 70
Good 78 75 71 65
Fair 72 69 65 60
Poor 63 61 57 52
3.6.6 Cuaca
Cuaca sangat berpengaruh pada kegiatan penambangan. Adapun hal itu
berkaitan pada musim hujan, dimana keadaan lokasi akan membuat lapisan tanah
menjadi lengket dan jalan menjadi licin, sehingga alat – alat tidak dapat bekerja
dengan baik. Sebaliknya pada musim panas akan membuat lapangan berdebu, hal
ini akan membuat pandangan para operator terhambat. Dari hal tersebut, dapat
disimpulkan bahwa panas dan dingin (suhu) akan mengurangi efisiensi kerja
daripada alat tersebut.
Universitas Sriwijaya
47
Keterangan:
P = Produktivitas alat muat, bcm/jam atau ton/jam untuk batubara
Kb = Kapasitas bucket specs alat
Ff = Fill factor (faktor koreksi pengisian bucket)
Sf = Swell factor
Eff = Effisiensi kerja alat
CT = Waktu edar alat muat/excavator, detik
3.7.2 Produktivitas Alat Angkut
Produktivitas alat angkut dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
(Indonesianto, 2005) berikut:
n×KB×Eff ×FB×SF×3600
P=
CT X Densitas Batubara …........................(3.3)
Keterangan:
P = Produktivitas alat angkut, bcm/jam atau ton/jam
N = Frekuensi pengisian truck
Kb = Kapasitas bucket specs alat
Ff = Fill factor (faktor koreksi pengisian bucket)
Sf = Swell factor
Eff = Effisiensi kerja alat
CT = Waktu edar alat angkut/dump truck, detik
Universitas Sriwijaya
48
Keterangan:
MF = Match Factor
n1 = banyak pengisian
n2 = jumlah alat angkut
n3 = jumlah alat gali muat
CT = Cycle Time
Keserasian kerja antara alat muat dan alat angkut berpengaruh terhadap
faktor kerja. Hubungan yang tidak serasi antara alat muat dan alat angkut akan
menurunkan faktor kerja. Harga match factor dapat dituliskan sebagai berikut:
1) MF < 1
Artinya alat gali muat bekerja kurang dari 100 % dan alat angkut bekerja
100 % sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat gali muat.
2) MF = 1
Artinya alat gali muat dan alat angkut bekerja 100 % sehingga tidak terjadi
waktu tunggu bagi kedua alat tersebut.
3) MF > 1
Artinya alat gali muat bekerja 100 % dan alat angkut bekerja kurang dari
100% sehingga terjadi antrian.
Universitas Sriwijaya