T1 - 352010016 - Bab Iv
T1 - 352010016 - Bab Iv
21
Kabupaten Sumba Tengah sendiri merupakan kabupaten yang baru
dimekarkan dari kabupaten induk Sumba Barat pada tahun 2007. Secara
astronomis Kabupaten Sumba Tengah terletak antara 90 20’ - 90 50’ Lintang
Selatan (LS) dan 1190 22’-1190 55’ Bujur Timur (BT).Berdasarkan posisi
geografisnya, kabupaten Sumba Tengah memiliki batas-batas daerah yaitu: Utara
- Selat Sumba, Selatan - Samudera Indonesia, Barat - Kabupaten Sumba Barat,
dan Timur - Kabupaten Sumba Timur.
Gambar 4.1.
Peta Wilayah Kabupaten Sumba Tengah
22
kabupaten Sumba Tengah berdasarkan kecamatan dapat dilihat pada gambar
berikut ini :
Gambar 4.2.
Persentase Luas Wilayah Kabupaten Sumba Tengah Menurut Kecamatan
23
Sumba Tengah sebagai wilayah yang tergolong kering di mana hanya 4 bulan
(Januari sampai dengan April, dan Desember) yang keadaannya relatif basah dan
8 bulan sisanya relatif kering.
24
Gambar 4.3.
Peta Desa Dewa Jara
25
masyarakat yang sama sekali tidak mengenyam bangku pendidikan.
Tingkat pendidikan penduduk desa Dewa Jara dapat dilihat dalam tabel
berikut ini :
Tabel 4.1.
Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Dewa Jara
No Tingkat Pendidikan Jumlah (%)
1 Belum Sekolah 160 12,1
4 Tamat SD/Sederajat 577 43,8
5 Tamat SLTP/Sederajat 172 13
6 SLTA/Sederajat 152 11,5
7 Diploma/S1 40 0,30
8. Tidak Bersekolah 216 16,4
Total 1317 100, 00
Sumber : Profil desa Dewa Jara tahun 2015
Berdasarkan tabel 4.1 diatas, dapat disimpulkan bahwa kondisi
pendidikan masyarakat desa Dewa Jara masih rendah. Hal ini dapat dilihat
sebagian dari total penduduknya masih tidak bersekolah yang berjumlah
16,4% dan penduduk yang hanya tamat Sekolah Dasar (SD) yang
berjumlah 43,8% dari total penduduk desa. Hal ini berbanding terbalik
dengan penduduk yang Tamat SLTP yang berjumlah 13%, Tamat SMA
yang berjumlah 11,5% dan Tamatan Diploma/S1 yang hanya berjumlah
sekitar 0,30 % dari total penduduk, yang lebih sedikit jumlahnya.
26
Jaramenggunakan cara tradisional yaitu membalikkan tanah menggunakan
kayu, dan dilakukan secara berkelompok. Kemudian setelah pemerintah
mengenalkan sistem pertanian yang lebih modern, saat ini masyarakat
Dewa Jara pada umumnya telah menggunakan hand tractor, porok, pacul,
linggis dan lain-lain.
Adapun kegiatan beternaktidak seperti daerah lain yang
masyarakatnya memiliki hewan dengan jumlah yang banyak, masyarakat
di desa Dewa Jara hanya memiliki hewan peliharaan dalam jumlah yang
sedikit, itu pun tidak di setiap rumah memiliki hewan peliharaan. Hewan-
hewan ternak di desa Dewa Jara dapat dibagi menjadi dua yaitu ternak
besar dan, ternak kecil. Ternak besar adalah kuda, kerbau dan sapi.
Sedangkan ternak kecil meliputi babi, kambing-domba, anjing, ayam, itik
dan lain sebagainya. Bagi masyarakat desa Dewa Jara dan Sumba pada
umumnya, beternak tidak sekedar untuk memehuhi kebutuhan konsumsi
sehari-hari tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan material untuk acara-
acara perkawinan, acara-acara kematian serta acara-acara ritual lainnya.
Meskipun pada tingkat pendidikan, jumlah penduduk yang lulusan
berpendidikan Diploma/S1 sebanyak 0,30% atau 40 orang, sebagian besar
masyarakat desa Dewa Jara menggantungkan hidup pada pertanian,
sehingga hampir tidak kelihatan aktivitas lain selain aktivitas bertani,
walaupun ada beberapa yang menggeluti keterampilan pengrajin seperti
pematung, tukang kayu, pengukir, penenun dll. Ini mengartikan bahwa
kebergantungan masyarakat desa terhadap pertanian sangat dominan dan
tidak selaras dengan pendidikannya.
27
Tabel 4.2.
Komposisi Penduduk Desa Dewa Jara
Berdasarkan Agama dan Kepercayaan
No Agama/Kepercayaan Total (%)
1 Kristen Protestan 1203 91,3
2 Kristen Katolik 96 7,2
3 Islam 7 0,5
4 Hindu - -
5 Budha - -
6 Lain – lain 11 0,8
Total 1317 100, 00
Sumber : Profil desa Dewa Jara 2015
Secara umum penduduk desa Dewa Jara memiliki penduduk
mayoritas Kristen Protestan sebanyak 91,3%, Kristen Katolik 7,2% dan
Islam sebanyak 7%. Sedangkan yang dimaksudkan lain-lain adalah
penduduk desa Dewa Jara yang memeluk kepercayaan asli Sumba yaitu
Marapu sebanyak 0,8%.Dinamika kepercayaan masyarakat di Dewa Jara
tidak jauh berbeda dengan masyarakat Sumba pada umumnya. Artinya
walaupun telah menganut suatu agama tertentu namun masyarakat Sumba
tetap berpegang teguh pada nilai-nilai leluhur (Marapu) yang tergambar
melalui pola tindakan masyarakatnya dalam kehidupan sehari-hari, melalui
upacara-upacara adat seperti upacara perkawinan dan upacara kematian.
28