PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reformasi merupakan suatu gerakan yang menghendaki adanya
perubahan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara ke arah yang
lebih baik secara konstitusional. Lahirnya reformasi oleh karena pemerintah
Orde Baru yang sebelumnya berjalan secara otoriter dan sentralistik yang
tidak memberikan ruang demokrasi dan kebebasan rakyat berpartisipasi penuh
dalam proses pembangunan. Gerakan Reformasi diawali ketika Presiden
Soeharto meletakan jabatannya sebagai presiden pada 21 Mei 1998. Padahal ia
merupakan penguasa Orde Baru yang dapat bertahan 32 tahun lamanya.
Proses menuju reformasi telah dimulai ketika wacana penentangan
politik secara terbuka kepada Orde Baru mulai muncul. Penentangan ini terus
digulirkan oleh mahasiswa, cendekiawan dan masyarakat, mereka menuntut
pelaksanaan proses demokratisasi yang sehat dan terbebas dari praktik
korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang muncul dampak tidak
diimbanginya pembangunan fisik dengan pembangunan mental (character
building) terhadap para pelaksana pemerintahan (birokrat), aparat keamanan
maupun pelaku ekonomi (pengusaha/konglomerat). Mereka juga menuntut
terwujudnya rule of law, good governance, serta berjalannya pemerintahan
yang bersih. Oleh karena itu, bagi mereka reformasi merupakan sebuah era
dan suasana yang senantiasa terus diperjuangkan dan dipelihara. Jadi bukan
hanya sebuah momentum, namun sebuah proses yang harus senantiasa
dipupuk.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas di dalam makalah tentang Sistem dan Struktur Politik dan Ekonomi
pada Masa Reformasi ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana keadaan politik dan ekonomi pada masa akhir orde baru?
2. Bagaimana perkembangan politik dan ekonomi pada masa reformasi?
1
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Sistem dan Struktur
Politik dan Ekonomi pada Masa Reformasi ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui keadaan politik dan ekonomi pada masa akhir orde baru
2. Untuk mengetahui perkembangan politik dan ekonomi pada masa
reformasi.
``
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
pemerintah Indonesia tidak akan melaksanakan perjanjian IMF yang berisi
50 butir kesepakatan tersebut. Situasi tarik menarik antara pemerintah dan
IMF itu menyebabkan krisis ekonomi semakin memburuk.
4
di berbagai kota, yaitu tuntutan penurunan harga sembako (sembilan bahan
pokok), penghapusan monopoli, kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN)
serta suksesi kepemimpinan nasional.
5
gelombang protes dari berbagai kalangan komponen masyarakat terus
berlangsung.
6
Dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang akan
diselenggarakan pada tanggal 20 Mei 1998 direncanakan oleh gerakan
mahasiswa sebagai momen Hari Reformasi Nasional. Namun ledakan
kerusuhan terjadi lebih awal dan di luar dugaan. Pada tanggal 12 Mei 1998
empat mahasiswa Universitas Trisakti, Jakarta tewas tertembak peluru
aparat keamanan saat demonstrasi menuntut Soeharto mundur. Mereka
adalah Elang Mulya, Hery Hertanto, Hendriawan Lesmana, dan Hafidhin
Royan. Mereka tertembak ketika ribuan mahasiswa Trisakti dan lainnya
baru memasuki kampusnya setelah melakukan demonstrasi di gedung
MPR.
7
sekitar Tugu Monas. Akan tetapi, beliau membatalkan rencana apel dan
doa bersama karena 80.000 tentara bersiaga di kawasan tersebut. Di
Yogyakarta, Surakarta, Medan, dan Bandung ribuan mahasiswa dan rakyat
berdemonstrasi. Ketua MPR/DPR Harmoko kembali meminta Soeharto
mengundurkan diri pada hari Jumat tanggal 20 Mei 1998 atau DPR/MPR
akan terpaksa memilih presiden baru. Bersamaan dengan itu, sebelas
menteri Kabinet Pembangunan VII mengundurkan diri.
8
sektor industri dan manufaktur serta sektor finansial yang hampir ambruk,
diperparah oleh musim kemarau panjang yang disebabkan oleh El Nino,
yang mengakibatkan turunnya produksi beras.
9
Menjawab kritik-kritik atas dirinya yang dinilai sebagai orang tidak
tepat menangani keadaan Indonesia yang sedang dilanda krisis yang luar
biasa. B.J. Habibie berkali-kali menegaskan tentang komitmennya untuk
melakukan reformasi di bidang politik, hukum dan ekonomi. Secara tegas
Habibie menyatakan bahwa kedudukannya sebagai presiden adalah sebuah
amanat konstitusi. Dalam menjalankan tugasnya ini ia berjanji akan
menyusun pemerintahan yang bertanggung jawab sesuai dengan tuntutan
perubahan yang digulirkan oleh gerakan reformasi tahun 1998.
Pemerintahnya akan menjalankan reformasi secara bertahap dan
konstitusional serta komitmen terhadap aspirasi rakyat untuk memulihkan
kehidupan politik yang demokratis dan meningkatkan kepastian hukum.
10
kesepakatan dengan IMF. Pemerintah akan tetap menjunjung tinggi kerja
sama regional dan internasional, seperti yang telah dilaksanakan selama ini
dan akan berusaha dalam waktu yang sesingkat-singkatnya
mengembalikan dinamika pembangunan bangsa Indonesia yang dilandasi
atas kepercayaan nasional dan internasional yang tinggi. Seperti dituturkan
dalam pidato pertamanya, bahwa pemerintahannya akan komitmen pada
aspirasi rakyat untuk memulihkan kehidupan ekonomi dan sosial,
meningkatkan kehidupan politik demokrasi dan menegakkan kepastian
hukum. Maka fokus perhatian pemerintahan Habibie diarahkan pada tiga
bidang tersebut.
11
alasan perampingan struktur pemerintahan. Selain itu, pemerintah
berpandangan bahwa aktivitas yang dilakukan oleh kedua departemen
tersebut dapat ditangani oleh masyarakat sendiri. Dari sudut pandang
politik, pembubaran Departemen Penerangan merupakan salah satu upaya
untuk melanjutkan reformasi di bidang sosial dan politik mengingat
departemen ini merupakan salah satu alat pemerintahan Orde Baru dalam
mengendalikan media massa terutama media massa yang mengkritisi
kebijakan pemerintah.
12
pembangunan politik, mempertahankan supremasi hukum dan
menciptakan situasi sosial kultural yang kondusif untuk memajukan
kehidupan masyarakat sipil, menciptakan kesejahteraan dan rasa aman
masyarakat dengan meningkatkan keamanan dan hak asasi manusia.
13
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sendiri segera membentuk susunan
kabinet pemerintahannya yang diberi nama Kabinet Indonesia Bersatu.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses kejatuhan Orde Baru telah tampak ketika Indonesia mengalami
dampak langsung dari krisis ekonomi yang melanda negara-negara di Asia.
Ketika krisis ini melanda Indonesia, nilai rupiah jatuh secara drastis,
dampaknya terus menggerus di segala bidang kehidupan, mulai dari bidang
ekonomi, politik dan sosial. Tidak sampai menempuh waktu yang lama, sejak
pertengahan tahun 1997, ketika krisis moneter melanda dunia, bulan Mei
1998, Orde Baru akhirnya runtuh. Krisis moneter membuka jalan bagi kita
menuju terwujudnya kehidupan berdemokrasi yang sehat, yang selama ini
terkurung oleh sistem kekuasaan Orde Baru yang serba menguasai semua sisi
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Reformasi lahir sebagai reaksi langsung terhadap krisis ekonomi yang
melanda Indonesia sekaligus adanya tuntutan untuk terjadinya perubahan-
perubahan di Indonesia dalam berbagai bidang. Selama masa Reformasi
hingga kini, berbagai pembaharuan nyatanya memang terjadi. Pemilu
misalnya, berlangsung lebih demokratis. Pembaharuan di bidang hukum juga
terjadi. Desentralisasi berlangsung, dan gerakan separatis GAM bisa diakhiri.
Terhitung sejak bergantinya era Orde Baru ke era Reformasi, hingga Pemilu
tahun 2014 ada 4 tokoh yang menjadi presiden RI: BJ Habibie, Abdurrahman
Wahid, Megawati Soekarno Putri dan Susilo Bambang Yudhoyono.
B. Saran
Memahami sebab dan akibat terjadinya peristiwa reformasi 1998 dapat
memberikan pelajaran penting bagi perubahan sistem demokrasi dan upaya
memperbaiki kehidupan berbangsa dan bernegara di masa mendatang.
Pemerintahan pada era reformasi berupaya untuk memberantas berbagai kasus
KKN dan hal ini merupakan langkah yang patut dilanjutkan oleh
pemerintahan berikutnya untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dan
berwibawa sebagai salah satu upaya untuk menegakkan hukum.
DAFTAR PUSTAKA
15
Gonggong, Anhar dan Musya Asy’arie (ed). 2005. Sketsa Perjalanan Bangsa
Berdemokrasi. Jakarta: Departemen Komunikasi dan Informatika.
Lane, Max. 2012. Malapetaka di Indonesia; Sebuah Esei Renungan Tentang
Pengalaman Sejarah Gerakan Kiri. Terj. Chandra Utama. Yogyakarta:
Djaman Baroe.
Prawiro, Radius. 2004. Pergulatan Indonesia Membangun Ekonomi, Pragmatisme
dalam Aksi (edisi revisi). Jakarta: Primamedia Pustaka.
Ricklefs, MC. 2010. Sejarah Indonesia Modern 1200-2004. Jakarta: PT Serambi
Ilmu Semesta.
Suasta, Putu. 2013. Menegakkan Demokrasi Mengawal Perubahan. Jakarta:
Lestari Kiranatana.
16