Anda di halaman 1dari 43

KONTRAK PENGADAAN JASA KONSULTANSI

Nomor: ___________

Nomor : ___________

Tanggal: ___________

ANTARA

__________________

DAN

___________________

UNTUK

MELAKSANAKAN PEKERJAAN:

________________________________________________
Pada hari ini, ____ tanggal ____ bulan ____ tahun _________ (______) di_____,
telah dilakukan penandatangan Kontrak antara:

1. _________________ selaku _____________ yang bertindak untuk dan atas nama


_____________________ (selanjutnya disebut _____), yang berkedudukan di
______________, untuk selanjutnya disebut “PIHAK PERTAMA”.

2. _________________ selaku _____________ yang bertindak untuk dan atas nama


_____________________ (selanjutnya disebut _____), yang berkedudukan di
______________, untuk selanjutnya disebut “PIHAK KEDUA”.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA untuk selanjutnya disebut sebagai “PARA PIHAK”.

PARA PIHAK menerangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut:

a) Telah diadakan proses pemilihan pengadaan jasa konsultansi yang telah sesuai dengan
Dokumen Seleksi.

b) PIHAK PERTAMA telah menunjuk PIHAK KEDUA melalui __________ pada tanggal _____
bulan _____ tahun _________ (_______), untuk melaksanakan pekerjaan sebagaimana
diterangkan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak, selanjutnya disebut ”_________”.
c) PIHAK KEDUA sebagaimana dinyatakan kepada PIHAK PERTAMA, memiliki keahlian
profesional, personil, dan sumber daya teknis, serta telah menyetujui dan sanggup untuk
menyediakan jasa konsultansi sesuai dalam kontrak ini.

d) PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA menyatakan memiliki kewenangan untuk


menandatangani Kontrak ini, dan mengikat pihak yang diwakili.

e) PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan
dengan penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak:

1. telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh advokat;

2. menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;

3. telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;

4. telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan


mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua fakta dan dan
kondisi yang terkait.

Selanjutnya, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan ini bersepakat dan menyetujui hal-hal
sebagai berikut:

PASAL 1

Paraf Pihak Pertama Paraf Pihak Kedua


ISTILAH DAN UNGKAPAN

Peristilahan dan ungkapan dalam Kontrak ini memiliki arti dan makna yang sama seperti yang
tercantum dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak.

PASAL 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
1. PIHAK KEDUA harus melaksanakan dan menyelesaikan pengadaan pekerjaan _________.
2. Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lapangan pada saat
pelaksanaan dengan spesifikasi yang ditentukan dalam Kontrak, maka PIHAK PERTAMA
dan PIHAK KEDUA dapat melakukan perubahan kontrak sebagaimana diatur dalam
Syarat- Syarat Umum Kontrak

PASAL 3
JENIS DAN NILAI KONTRAK

1. Pengadaan Jasa Konsultansi ini menggunakan Jenis Kontrak Gabungan Lumpsum dan Harga
Satuan.
2. Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah sebesar Rp ______
(______________)

PASAL 4
DOKUMEN KONTRAK

1. Dokumen-dokumen berikut merupakan kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari
Kontrak ini:
a. adendum/perubahan Kontrak (apabila ada);
b. kontrak;
c. lampiran-lampiran;
d. syarat-syarat khusus kontrak;
e. syarat-syarat umum kontrak; dan
f. Dokumen Penawaran.

2. Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika terjadi
pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan ketentuan dalam dokumen
yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan
urutan hierarki pada ayat (1) di atas.

PASAL 5
HAK DAN KEWAJIBAN

Paraf Pihak Pertama Paraf Pihak Kedua


1. PIHAK PERTAMA mempunyai hak, sebagai berikut:
a. mendapatkan laporan-laporan yang tercantum didalam kontrak mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA;
b. menerima hasil pekerjaan sesuai dengan spesifikasi dan jadwal penyerahan pekerjaan
yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
c. mengenakan sanksi kepada PIHAK KEDUA apabila terjadi pelanggaran ketentuan oleh
PIHAK KEDUA;
d. memberikan instruksi kepada PIHAK KEDUA terkait pelaksanaan pekerjaan pengadaan
jasa konsultansi;
e. menerima jaminan uang muka (apabila ada); dan/atau
f. menilai kinerja PIHAK KEDUA.

2. PIHAK PERTAMA mempunyai kewajiban, sebagai berikut:


a. mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA;
b. memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh PIHAK KEDUA
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan pengadaan jasa konsultansi sesuai dengan
ketentuan kontrak;
c. membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam kontrak dan sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan kepada PIHAK KEDUA;
d. membayar uang muka (apabila dipersyaratkan); dan
e. membayar ganti rugi karena kesalahan yang dilakukan PIHAK PERTAMA;

3. PIHAK KEDUA mempunyai hak, sebagai berikut:


a. Menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan pengadaan Jasa Konsultansi sesuai
dengan harga yang telah ditentukan dalam Kontrak;
b. Memperoleh atau meminta fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana yang dibutuhkan
oleh PIHAK KEDUA untuk kelancaran pelaksaaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;

4. PIHAK KEDUA mempunyai kewajiban, sebagai berikut:


a. melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PIHAK PERTAMA;
b. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan penuh tanggung
jawab sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
c. memberikan keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan
PIHAK PERTAMA;
d. menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan waktu dan tempat penyerahan pekerjaan
yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
e. memenuhi segala rekomendasi hasil audit baik dari PIHAK PERTAMA maupun dari auditor
pemerintahan lainnya.

Paraf Pihak Pertama Paraf Pihak Kedua


5. Selain hak dan kewajiban yang secara umum disebutkan dalam ayat (1), (2), (3) dan (4), PARA
PIHAK juga terikat kepada hak dan kewajiban lainnya yang diatur dalam SSUK dan SSKK.

PASAL 6
MASA BERLAKU KONTRAK

Masa berlaku Kontrak ini terhitung sejak tanggal penandatanganan Kontrak sampai dengan
selesainya pekerjaan sebagaimana diatur dalam SSUK dan SSKK.

Dengan demikian, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA telah bersepakat untuk menandatangani
Kontrak ini pada tanggal tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di Republik Indonesia dan dibuat dalam 2 (dua) rangkap, masing-
masing dibubuhi dengan meterai, mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat bagi
PARA PIHAK, rangkap yang lain dapat diperbanyak sesuai kebutuhan tanpa dibubuhi meterai
(apabila diperlukan).

Untuk dan atas nama Untuk dan atas


PIHAK PERTAMA nama
PIHAK KEDUA

(Nama)
(Jabatan) (Nama)
(Jabatan)

Paraf Pihak Pertama Paraf Pihak Kedua


SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK (SSUK)

A. KETENTUAN UMUM

1. Definisi Istilah-istilah yang digunakan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak ini


harus mempunyai arti atau tafsiran seperti yang dimaksudkan
sebagai berikut:

1.1 Jasa Konsultansi adalah adalah Jasa layanan profesional


yang membutuhkan keahlian tertentu diberbagai bidang
keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir
(brainware).

1.2 Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah


Pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran
Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi.

1.3 Kuasa Pengguna Anggaran pada pelaksana APBN yang


selanjutnya disebut KPA adalah pejabat yang memperoleh
kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan
dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada Badan
Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi.

1.4 Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut


PIHAK PERTAMA adalah pejabat yang diberi kewenangan
oleh PA/ KPA untuk mengambil keputusan dan/ atau
melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan
pengeluaran anggaran pada Badan Aksesibilitas
Telekomunikasi dan Informasi.

1.5 Panitia/Pejabat Pemeriksa Hasil Pekerjaan yang


selanjutnya disingkat PjPHP adalah pejabat
administrasi/pejabat fungsional/personel pada Badan
Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi yang bertugas
memeriksa administrasi hasil pekerjaan Pengadaan
Barang/Jasa.

1.6 Aparat Pengawas Intern Pemerintah atau pengendali


internal yang selanjutnya disebut APIP adalah aparat yang
melakukan pengawasan melalui audit, reviu, pemantauan,
evaluasi, dan kegiatan pengawasan lain terhadap
penyelenggaraan tugas dan fungsi Pemerintah

1.7 Pelaku Usaha adalah setiap orang perorangan atau badan


usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan

Paraf Pihak Pertama Paraf Pihak Kedua


badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau
melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik
Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui

Paraf Pihak Pertama Paraf Pihak Kedua


perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam
berbagai bidang ekonomi.

1.8 Penyedia, yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA,


adalah Pelaku Usaha yang menyediakan Jasa Konsultansi
berdasarkan kontrak ini.

1.9 Surat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan, adalah


jaminan tertulis yang bersifat mudah dicairkan dan tidak
bersyarat (unconditional), yang dikeluarkan oleh Bank
Umum/Perusahaan Penjaminan/Perusahaan Asuransi yang
diserahkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA
untuk menjamin terpenuhinya kewajiban PIHAK KEDUA.

1.10 Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi yang selanjutnya


disebut Kontrak adalah perjanjian tertulis antara PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA untuk Pengadaan Jasa
Konsultansi dan mencakup dokumen lain yang merupakan
bagian dari kontrak.

1.11 Nilai Kontrak adalah total harga yang tercantum dalam


kontrak.

1.12 Hari adalah hari kalender.


1.13 Daftar kuantitas dan harga (rincian harga penawaran)
adalah daftar kuantitas yang telah diisi harga satuan dan
jumlah biaya keseluruhannya yang merupakan bagian dari
penawaran.

1.14 Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah perhitungan


perkiraan biaya pekerjaan yang disusun oleh PIHAK
PERTAMA, dikalkulasikan secara keahlian berdasarkan data
yang dapat dipertanggungjawabkan serta digunakan oleh
Pejabat Pengadaan untuk menilai kewajaran penawaran
termasuk rinciannya.

1.15 Jadwal Waktu Pelaksanaan adalah jadwal yang


menunjukkan kebutuhan waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan, terdiri atas tahap pelaksanaan
yang disusun secara logis, realistik dan dapat dilaksanakan.

1.16 Personel adalah orang yang akan ditempatkan secara


penuh sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam
Dokumen Pemilihan serta posisinya dalam manajemen

Paraf Pihak Pertama Paraf Pihak Kedua


pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan organisasi
pelaksanaan yang diajukan untuk melaksanakan pekerjaan.

Paraf Pihak Pertama Paraf Pihak Kedua


1.17 Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya kontrak ini
terhitung sejak tanggal penandatanganan kontrak sampai
dengan serah terima pekerjaan.

1.18 Tanggal mulai kerja adalah tanggal mulai kerja penyedia


yang dinyatakan pada Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK),
yang diterbitkan oleh PIHAK PERTAMA.

1.19 Tanggal penyelesaian pekerjaan adalah tanggal


penyerahan pekerjaan selesai, dinyatakan dalam berita
acara penyerahan pekerjaan yang diterbitkan oleh
Pejabat/Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan.

1.20 Kerangka Acuan Kerja yang selanjutnya disebut KAK adalah


yang disusun oleh PIHAK PERTAMA untuk menjelaskan
tujuan, lingkup jasa lainnya serta keahlian yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan berdasarkan Kontrak ini.

1.21 Penawaran Biaya adalah rincian yang memuat setiap


komponen pekerjaan pengadaan Jasa Konsultansi berupa
Jasa Konsultan Hukum Koordinasi Lintas Sektor Divisi
Layanan TI Untuk Pemerintah yang harus dilaksanakan oleh
dan merupakan bagian dari Dokumen Penawaran PIHAK
KEDUA.
1.22 Surat Perintah Pembayaran yang selanjutnya disebut SPP
adalah yang diterbitkan oleh PPK dan merupakan salah
satu tahapan dalam mekanisme pelaksanaan pembayaran
atas beban DIPA BAKTI tahun anggaran 2021.

1.23 Tenaga Ahli adalah bagian dari Personil dengan keahlian,


kualifikasi, dan pengalaman di bidang tertentu.

2. Penerapan SSUK diterapkan secara luas dalam pelaksanaan pekerjaan Jasa


Konsultansi ini tetapi tidak dapat bertentangan dengan ketentuan-
ketentuan dalam Dokumen Kontrak lain yang lebih tinggi
berdasarkan urutan hierarki dalam Kontrak.

3. Bahasa dan 3.1 Bahasa yang digunakan dan berlaku dalam kontrak ini
Hukum adalah Bahasa Indonesia.
3.2 Hukum yang digunakan adalah hukum yang berlaku di
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Paraf Pihak Pertama Paraf Pihak Kedua


4. Larangan Korupsi, 4.1 Berdasarkan etika pengadaan barang/jasa pemerintah,
PARA Kolusi, dan PIHAK dilarang untuk:

Paraf Pihak Pertama Paraf Pihak Kedua


Nepotisme a. menawarkan, menerima atau menjanjikan untuk
(KKN), memberi atau menerima hadiah atau imbalan berupa
persekongkol apa saja atau melakukan tindakan lainnya untuk
an serta mempengaruhi siapapun yang diketahui atau patut
Penipuan dapat diduga berkaitan dengan pengadaan ini;
b. membuat dan/atau menyampaikan secara tidak benar
dokumen dan/atau keterangan lain yang disyaratkan
untuk penyusunan dan pelaksanaan Kontrak ini;
dan/atau
c. melakukan persekongkolan dengan peserta lain untuk
mengatur hasil pelelangan,
sehingga mengurangi/menghambat/memperkecil/
meniadakan persaingan yang sehat dan/atau
merugikan pihak lain;
4.2 PIHAK KEDUA menjamin bahwa yang bersangkutan dan
subpenyedia (jika ada) akan bertanggung jawab penuh dan
tidak akan melakukan tindakan yang dilarang sebagaimana
dimaksud dalam Klausul 4.1;
4.3 PIHAK KEDUA yang menurut penilaian PIHAK PERTAMA
terbukti melakukan larangan-larangan diatas dapat
dikenakan sanksi-sanksi administratif sebagai berikut:
a. Pemutusan Kontrak;
b. Jaminan Uang Muka dicairkan dan disetor
sebagaimana ditetapkan dalam Kontrak ini;
c. Sisa uang muka harus dilunasi oleh PIHAK KEDUA; dan
d. Dimasukan dalam daftar hitam.
4.4 Pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud
dalam Klausul 4.3 dilaporkan oleh PIHAK PERTAMA kepada
PA/KPA dan tidak menegasikan sanksi lainnya di luar sanksi
administratif berdasarkan peraturan perundang-undangan.
4.5 Apabila PIHAK PERTAMA terlibat dalam pelanggaran
sebagaimana dimaksud dalam Klausul 4.1 maka PIHAK
PERTAMA dikenakan sanksi berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
5. Sanksi Finansial 5.1 Sanksi finansial bagi PIHAK KEDUA dapat berupa sanksi ganti
rugi, denda keterlambatan atau pencairan jaminan.
5.2 Sanksi ganti rugi sebesar nilai kerugian yang ditimbulkan
akan dikenakan kepada PIHAK KEDUA apabila jaminan tidak
dapat dicairkan, terjadi kesalahan dalam perhitungan
volume pekerjaan berdasarkan hasil audit, menyerahkan
barang/jasa yang kualitasnya tidak sesuai dengan Kontrak
berdasarkan hasil audit. Besarnya sanksi ganti rugi adalah
sebesar nilai kerugian yang ditimbulkan.
5.3 Sanksi denda keterlambatan bagi PIHAK KEDUA dikenakan

Paraf Pihak Pertama Paraf Pihak Kedua


apabila terjadi keterlambatan penyelesaian pekerjaan
dengan cara memotong pembayaran prestasi pekerjaan
PIHAK KEDUA dengan tidak mengurangi tanggung jawab
kontraktual PIHAK KEDUA.
5.4 Sanksi pencairan jaminan uang muka atau jaminan
pelaksanaan (apabila ada) bagi PIHAK KEDUA dikenakan
apabila PIHAK

Paraf Pihak Pertama Paraf Pihak Kedua


KEDUA tidak menyelesaikan pekerjaan setelah berakhirnya
masa pelaksanaan pekerjaan atau dilakukan pemutusan
kontrak.

6. Korespondensi Semua pemberitahuan, permohonan, persetujuan, dan/atau


korespondensi lainnya harus dibuat secara tertulis dalam Bahasa
Indonesia, dan dianggap telah diberitahukan kepada PARA PIHAK
atau wakil sah PARA PIHAK jika telah disampaikan secara langsung,
disampaikan melalui surat tercatat, e-mail, dan/atau faksimili
sebagaimana tercantum dalam SSKK.

7. Wakil Sah PARA PIHAK Setiap tindakan yang dipersyaratkan atau


diperbolehkan untuk dilakukan, dan setiap
dokumen yang dipersyaratkan atau
diperbolehkan untuk dibuat berdasarkan
Kontrak ini oleh PIHAK PERTAMA atau PIHAK
KEDUA hanya dapat dilakukan atau dibuat
oleh pejabat yang disebutkan dalam SSKK.

8. Pengalihan dan/atau Subkontrak 8.1 PIHAK KEDUA hanya dapat


mengalihkan seluruh Kontrak
apabila hal terjadi pergantian
nama PIHAK KEDUA, baik sebagai
akibat peleburan (merger),
konsolidasi, pemisahan maupun
akibat lainnya.
8.2 PIHAK KEDUA dapat bekerja sama
dengan penyedia lain, antara lain,
dengan mensubkontrakkan
sebagian pekerjaan, kecuali
pekerjaan utama dalam kontrak
ini.
8.3 Subkontrak sebagaimana
dimaksud dalam klausul ayat (2)
hanya boleh dilakukan, dengan
persyaratan:
a. Dilakukan terhadap
sebagian pekerjaan dalam
Kontrak dan PIHAK
KEDUA, bukan seluruh
pekerjaan dalam Kontrak;
b. Apabila sebagian pekerjaan
tersebut sejak awal di

Paraf Pihak Pertama Paraf Pihak Kedua


dalam Dokumen Pengadaan
dan disetujui secara tertulis
oleh PIHAK PERTAMA;
c. Khusus subtkontrak
sebagian pekerjaan
utama, subkontrak
hanya diperbolehkan
kepada penyedia
spesialis; dan
d. PIHAK KEDUA secara sadar
memahami tetap
bertanggung jawab atas
bagian pekerjaan yang
disubkontrakkan.
8.4 Apabila PIHAK KEDUA melakukan
subkontrak dengan melanggar
klausula Pasal dalam klausul ayat
(3), maka kontrak diputus dan
PIHAK KEDUA dikenakan sanksi
sebagaimana diatur dalam Kontrak
ini.

Paraf Pihak Pertama Paraf Pihak Kedua


9. Perpajakan 9.1 PIHAK KEDUA wajib untuk membayar semua pajak, bea,
retribusi, dan pungutan lain yang sah yang dibebankan oleh
peraturan perpajakan atas pelaksanaan Kontrak ini.
9.2 Semua pengeluaran perpajakan atas pelaksanaan Kontarak
ini dianggap telah termasuk dalam Nilai Kontrak.
9.3 Ketentuan mengenai perpajakan adalah seluruh ketentuan
perpajakan yang berlaku di Indonesia.

10. Pemisahan Apabila selama berlakunya Perjanjian ini terdapat pasal yang
menjadi tidak sah karena hukum, tidak dapat dilaksanakan atau
bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku di wilayah hukum Negara Republik Indonesia, selanjutnya
dimengerti dan disetujui oleh PARA PIHAK bahwa pasal yang tidak
sah tidak dapat dilaksanakan atau pasal yang bertentangan dengan
ketentuan perundang-undangan tersebut tidak mengakibatkan
berakhirnya Perjanjian ini dan karenanya pasal-pasal yang lain
masih tetap berlaku dan mengikat PARA PIHAK.

11. Pengabaian Jika terjadi pengabaian oleh satu Pihak terhadap pelanggaran
ketentuan tertentu Kontrak oleh Pihak yang lain maka pengabaian
tersebut tidak menjadi pengabaian yang terus-menerus selama
Masa Kontrak atau seketika menjadi pengabaian terhadap
pelanggaran ketentuan yang lain. Pengabaian hanya dapat
mengikat jika dapat dibuktikan secara tertulis dan ditandatangani
oleh PARA PIHAK atau wakil yang sah dari PARA PIHAK yang
melakukan pengabaian.
12. Penyedia Mandiri PIHAK KEDUA berdasarkan kontrak ini bertanggung jawab penuh
terhadap personel dan subpenyedianya (jika ada) serta pekerjaan
yang dilakukan oleh personel dan sub penyedianya.

B. PELAKSANAAN PEKERJAAN

13. Surat Perintah Mulai 13.1 PIHAK PERTAMA menerbitkan SPMK selambat-lambatnya 14
Kerja (SPMK) dan (empat belas) hari sejak tanggal penandatanganan
perjanjian. Waktu Pelaksanaan 13.2 Dalam SPMK dicantumkan saat paling lambat
dimulainya Pekerjaan pelaksanaan perjanjian oleh PIHAK KEDUA.
13.3 Waktu pelaksanaan pekerjaan adalah jangka waktu yang
ditentukan dalam SSKK.

14. Penyerahan Lokasi 14.1 PIHAK PERTAMA menyerahkan daftar keseluruhan lokasi kerja
Kerja kepada PIHAK KEDUA sebelum dan/atau sesudah SPMK
diterbitkan kecuali dinyatakan lain dalam SSKK.

Paraf Pihak Pertama Paraf Pihak Kedua


14.2 Jika dalam pemeriksaan lapangan bersama ditemukan hal-hal
yang dapat mengakibatkan perubahan isi Kontrak maka
perubahan tersebut harus dituangkan dalam adendum
Kontrak.

Paraf Pihak Pertama Paraf Pihak Kedua


15. Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak 15.1 PIHAK PERTAMA bersama dengan
PIHAK KEDUA menyelenggarakan rapat
persiapan pelaksanaan Kontrak, unsur
perencanaan, dan unsur pengawasan.
15.2 Hal-hal yang dibahas dan disepakati
dalam rapat persiapan pelaksanaan
Kontrak meliputi:
a. reviu kontrak, dan pembagian
tugas dan tanggung jawab dari
PARA PIHAK;
b. pemutakhiran/pembaharuan
rencana pekerjaan seperti tanggal
efektif pelaksanaan, dan tahapan
pelaksanaan kontrak;
c. diskusi bagaimana dan kapan
dilakukan pelaporan pekerjaan;
d. tata cara, waktu dan frekuensi
pengukuran dan pelaporan yang
disesuaikan dengan kondisi
pekerjaan;
e. melakukan klarifikasi hal-hal yang
masih kurang jelas dan
mendiskusikan prosedur untuk
manajemen perubahan; dan
f. melakukan klarifikasi rencana
koordinasi antar PARA PIHAK
selama pelaksanaan pekerjaan.

16. Pengawasan/ Pengendalian Pelaksanan 16.1 PIHAK PERTAMA dapat


Pekerjaan mengangkat Pengawas Pekerjaan
dan Tim Teknis yang memiliki
kewajiban untuk mengawasi
pelaksanaan pekerjaan dan untuk
menilai pelaksanaan pekerjaan.
16.2 Pengawas Pekerjaan berasal dari
unit kerja instansi yang terkait
dan/atau tenaga professional.
16.3 Dalam melaksanakan kewajibannya,
Pengawas Pekerjaan selalu
bertindak untuk kepentingan PIHAK
PERTAMA dan dapat bertindak
sebagai Wakil Sah PIHAK PERTAMA.
16.4 PIHAK KEDUA berkewajiban untuk

Paraf Pihak Pertama Paraf Pihak Kedua


melaksanakan semua perintah Pekerjaan dalam Kontrak ini dan
Pengawas Pekerjaan yang sesuai saran atau rekomendasi dari Tim
dengan kewenangan Pengawas Teknis.

17. Mobilisasi 17.1 Mobilisasi paling lambat dilaksanakan sesuai waktu yang
ditetapkan dan dapat dilakukan secara bertahap sesuai
dengan ruang lingkup pekerjaan seperti:
a. mendatangkan tenaga ahli;
b. mendatangkan tenaga pendukung; dan/atau
c. menyiapkan peralatan pendukung.
17.2 Mobilisasi personel atau peralatan (jika ada) dapat dilakukan
secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.
18. Waktu Penyelesaian Pekerjaan 18.1 Kecuali Kontrak diputuskan lebih awal,
PIHAK KEDUA berkewajiban
menyelesaikan pekerjaan selambat-
lambatnya pada tanggal penyelesaian
yang ditetapkan dalam SSKK.

Paraf Pihak Pertama Paraf Pihak Kedua


18.2 Jika pekerjaan tidak selesai pada tanggal penyelesaian bukan
akibat Keadaan Kahar atau bukan Peristiwa Kompensasi atau
karena kesalahan atau kelalaian PIHAK KEDUA maka PIHAK
KEDUA dapat dikenakan denda keterlambatan.
18.3 Tanggal Penyelesaian yang dimaksud dalam klausul ini adalah
tanggal penyelesaian semua pekerjaan.

19. Peristiwa 19.1 Peristiwa Kompensasi dapat diberikan kepada PIHAK KEDUA
Kompensasi dalam hal sebagai berikut:
a. PIHAK PERTAMA mengubah jadwal yang dapat
mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan;
b. PIHAK PERTAMA menginstruksikan kepada pihak PIHAK
KEDUA untuk melakukan pengujian tambahan yang
setelah dilaksanakan pengujian ternyata tidak ditemukan
kerusakan/kegagalan/penyimpangan;
c. PIHAK PERTAMA memerintahkan penundaaan
pelaksanaan pekerjaan; atau
d. ketentuan lain akan diatur lebih lanjut dalam SSKK.
19.2 Jika terjadi peristiwa kompensasi sehingga penyelesaian
akan melampaui Tanggal Penyelesaian maka PIHAK KEDUA
berhak untuk meminta perpanjangan Tanggal berdasarkan
data penunjang;
19.3 PIHAK PERTAMA berdasarkan pertimbangan Pengawas
Pekerjaan memperpanjang Tanggal Penyelesaian secara
tertulis dan harus dilakukan melalui addendum kontrak jika
perpanjangan tersebut mengubah masa kontrak;

20. Peringatan Dini 20.1 PIHAK KEDUA berkewajiban untuk memperingatkan sedini
mungkin PIHAK PERTAMA/Pengawas Pekerjaan atas
peristiwa atau kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi
mutu pekerjaan, menaikkan Nilai Kontrak atau menunda
penyelesaian pekerjaan.
20.2 PIHAK PERTAMA/Pengawas Pekerjaan dapat
memerintahkan PIHAK KEDUA untuk menyampaikan secara
tertulis perkiraan dampak peristiwa atau kondisi tersebut di
atas terhadap Nilai Kontrak dan Tanggal Penyelesaian
Pekerjaan.
20.3 Pernyataan perkiraan sebagaimana diatur klausul 20.2 harus
sesegera mungkin disampaikan oleh PIHAK KEDUA.
20.4 PIHAK PERTAMA berkewajiban untuk bekerja sama dengan
PIHAK KEDUA/Pengawas Pekerjaan untuk mencegah atau
mengurangi dampak peristiwa atau kondisi tersebut.
C. PENYELESAIAN KONTRAK

Paraf Pihak Pertama Paraf Pihak Kedua


21. Serah Terima Barang 21.1 Setelah pekerjaan selesai, PIHAK PERTAMA
melakukan
pemeriksaan hasil pekerjaan yang diberikan oleh PIHAK
KEDUA.

Paraf Pihak Pertama Paraf Pihak Kedua


21.2 Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PIHAK PERTAMA
meminta kepada PA/KPA untuk menugaskan Panitia/Pejabat
Penerima Hasil Pekerjaan.
21.3 Apabila dalam rangka penilaian hasil pekerjaan memerlukan
keahlian teknis khusus, maka Panitia/Pejabat Penerima Hasil
Pekerjaan dapat dibantu oleh Tim/Tenaga Ahli untuk membantu
tugas Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.
21.4 Panitia/Pejabat Pemeriksa Hasil Pekerjaan melakukan penilaian
terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh PIHAK
KEDUA.
21.5 Apabila terdapat kekurangan-kekurangan dan/atau cacat hasil
pekerjaan PIHAK KEDUA, selama Masa Berlaku Kontrak, PIHAK
KEDUA wajib memperbaiki/menyelesaikannya, atas perintah
PIHAK PERTAMA.
21.6 PIHAK PERTAMA menerima pekerjaan setelah seluruh hasil
pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Kontrak dan
diterima oleh Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.
21.7 Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat menyelesaikan pekerjaan
bukan dikarenakan keadaan kahar ataupun hal-hal lain yang
dimungkinkan berdasarkan kontrak ini, maka PIHAK KEDUA
dapat dikenakan denda keterlambatan sebagaimana diatur di
dalam SSKK.
21.8 Kontrak dinyatakan selesai apabila pekerjaan telah diperiksa
dan dinyatakan selesai oleh PIHAK PERTAMA berdasarkan
penilaian Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan serta hak dan
kewajiban PARA PIHAK yang terdapat dalam Kontrak sudah
terpenuhi.

D. ADDENDUM/PERUBAHAN KONTRAK

22. Addendum/Perubaha 22.1 Kontrak hanya dapat diubah melalui addendum/perubahan


n Kontrak kontrak secara tertulis dan ditandatangani secara patut oleh
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.
22.2 Addendum/perubahan Kontrak dapat dilaksanakan dalam hal
terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat
pelaksanaan dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis yang
ditentukan dalam dokumen Kontrak dan disetujui oleh PARA
PIHAK, meliputi:
a. menambah atau mengurangi volume yang tercantum
dalam Kontrak;
b. menambah dan/atau mengurangi jenis kegiatan;
c. mengubah spesifikasi teknis sesuai dengan kondisi
lapangan; dan/atau
d. mengubah jadwal pelaksanaan.

Paraf Pihak Pertama Paraf Pihak Kedua


22.3 Addendum/perubahan Kontrak dapat dilakukan untuk hal-
hal yang disebabkan masalah administrasi, antara lain
pergantian PIHAK PERTAMA, perubahan rekening PIHAK
KEDUA, dan sebagainya.
22.4 Pekerjaan tambah paling tinggi 10% (sepuluh persen) dari
nilai Kontrak awal dan harus mempertimbangkan
tersedianya anggaran.
22.5 Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh PIHAK PERTAMA
secara tertulis kepada PIHAK KEDUA kemudian dilanjutkan
dengan negosiasi teknis dan harga dengan tetap mengacu
pada ketentuan yang tercantum dalam Kontrak awal.
22.6 Hasil negosiasi teknis dan harga tersebut dituangkan dalam
Berita Acara sebagai dasar penyusunan adendum/perubahan
Kontrak.
22.7 Perubahan jadwal dalam hal terjadi perpanjangan waktu
pelaksanaan dapat diberikan oleh PIHAK PERTAMA atas
pertimbangan yang layak dan wajar untuk hal-hal sebagai
berikut:
a. peristiwa kompensasi; dan/atau
b. keadaan Kahar.
22.8 Dalam hal keadaan kahar waktu penyelesaian pekerjaan
dapat diperpanjang sekurang-kurangnya sama dengan
waktu terhentinya pelaksanaan Kontrak akibat Keadaan
Kahar.
22.9 Dalam hal peristiwa kompensasi, waktu penyelesaian
pekerjaan dapat diperpanjang paling lama sama dengan
waktu terhentinya/terlambatnya pelaksanaan kontrak akibat
peristiwa kompensasi.
22.10 PIHAK PERTAMA dapat menyetujui secara tertulis
perpanjangan waktu pelaksanaan setelah melakukan
penelitian terhadap usulan yang diajukan oleh PIHAK
KEDUA.
22.11 PIHAK PERTAMA dapat menugaskan pengawas pekerjaan
atau tim teknis untuk meneliti kelayakan/kewajaran
perpanjangan waktu pelaksanaan.
22.12 Persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan Kontrak
dituangkan dalam addendum/perubahan Kontrak.
23. Keadaan Kahar 23.1 Keadaan Kahar dalam Kontrak ini adalah suatu keadaan yang
terjadi diluar kehendak PARA PIHAK dan tidak dapat
diperkirakan sebelumnya, sehingga kewajiban yang
ditentukan dalam Kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi.
23.2 Yang temasuk Keadaan Kahar tidak terbatas pada:
a. Bencana alam;
b. Bencana non alam;

Paraf Pihak Pertama Paraf Pihak Kedua


c. Bencana sosial;
d. Pemogokan;
e. Kebakaran;

Paraf Pihak Pertama Paraf Pihak Kedua


f. Kondisi cuaca ekstrim; dan/atau
g. Gangguan industri lainnya sebagaimana dinyatakan
melalui keputusan bersama Menteri Keuangan dan
Menteri teknis terkait.
23.3 Apabila terjadi Keadaan Kahar, maka PIHAK KEDUA
memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA paling lambat 14
(empat belas) hari sejak menyadari atau seharusnya menyadari
atas kejadian atau Keadaan Kahar, dengan menyertakan bukti
pendukung.
23.4 Tidak termasuk Keadaan Kahar adalah hal-hal yang merugikan
akibat perbuatan atau kelalaian PARA PIHAK.
23.5 Pada saat terjadinya Keadaan Kahar, Kontrak ini akan
dihentikan sementara hingga Keadaan Kahar berakhir dengan
ketentuan:
a. PIHAK KEDUA berhak untuk menerima pembayaran sesuai
dengan prestasi atau kemajuan pelaksanaan pekerjaan
yang telah dicapai setelah dilakukan pemeriksaan bersama
atau berdasarkan audit;
b. Jika selama masa Keadaan Kahar PIHAK PERTAMA
memerintahkan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA
untuk sedapat mungkin meneruskan pekerjaan maka
PIHAK KEDUA berhak untuk menerima pembayaran
sebagaimana ditentukan dalam Kontrak dan mendapat
penggantian biaya yang wajar sesuai dengan yang telah
dikeluarkan untuk bekerja dalam situasi demikian.
Penggantian biaya ini harus diatur dalam
adendum/perubahan Kontrak.
23.6 Kegagalan salah satu Pihak untuk memenuhi kewajibannya
yang ditentukan dalam Kontrak bukan merupakan cidera janji
atau wanprestasi, jika kegagalan tersebut diakibatkan oleh
keadaan kahar, dan Pihak yang ditimpa Keadaan Kahar:
a. telah mengambil semua tindakan yang sepatutnya untuk
memenuhi kewajiban dalam Kontrak; dan
b. telah memberitahukan secara tertulis kepada Pihak lainnya
dalam Kontrak selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari
sejak menyadari atas kejadian atau Keadaan Kahar,
dengan menyertakan salinan pernyataan terjadinya
peristiwa yang menyebabkan terhentinya/terlambatnya
pelaksanaan kontrak.
23.7 Keterlambatan pengadaan akibat Keadaan Kahar tidak

Paraf Pihak Pertama Paraf Pihak Kedua


dikenakan sanksi.
23.8 Penghentian Kontrak karena keadaan kahar dituangkan secara
tertulis oleh PIHAK PERTAMA dengan disertai alasan
penghentian pekerjaan.

Paraf Pihak Pertama Paraf Pihak Kedua


23.9 Penghentian kontrak karena Keadaan Kahar dapat bersifat:
a. sementara hingga Keadaan Kahar berakhir; atau
b. permanen apabila akibat Keadaan Kahar tidak
memungkinkan dilanjutkan/diselesaikannya pekerjaan.
23.10 Penghentian pekerjaan akibat Keadaan Kahar tetap
mempertimbangkan efektifitas pekerjaan dan tahun anggaran.

E. PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN KONTRAK

24. Penghentian Kontrak 24.1 Penghentian Kontrak dapat dilakukan karena pekerjaan sudah
selesai atau terjadi Keadaan Kahar.
24.2 Penghentian kontrak karena keadaan kahar
mempertimbagkan efektifitas tahun anggaran dan dilakukan
secara tertulis oleh PIHAK PERTAMA dengan disertai alasan
penghentian pekerjaan.
24.3 Penghentian kontrak karena keadaan kahar dapat bersifat:
a. Sementara hingga keadaan kahar berakhir; atau
b. Permanen apabila akibat keadaan kahar tidak
memungkinkan dilanjutkan atau diselesaikannya
pekerjaan.
24.4 PIHAK KEDUA berhak untuk menerima pembayaran sesuai
dengan prestasi atau kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang
telah dicapai dan diterima oleh PIHAK PERTAMA.

25. Pemutusan Kontrak 25.1 Pemutusan kontrak dapat dilakukan oleh PIHAK PERTAMA
secara sepihak apabila PIHAK KEDUA tidak memenuhi
kewajibannya sesuai ketentuan dalam kontrak.
25.2 Pemutusan kontrak dilakukan sekurang-kurangnya 14
(empat belas) hari setelah PIHAK PERTAMA menyampaikan
pemberitahuan rencana Pemutusan Kontrak secara tertulis
kepada PIHAK KEDUA.
26. Pemutusan Kontrak oleh PIHAK PERTAMA 26.1 Dengan mengesampingkan Pasal 1266
dan 1267 Kitab Undang- Undang
Hukum Perdata, PIHAK PERTAMA
dapat memutuskan Kontrak ini melalui
pemberitahuan tertulis kepada PIHAK
KEDUA setelah terjadinya hal-hal
sebagai berikut:
a. PIHAK KEDUA terbukti
melakukan KKN, kecurangan
dan/atau pemalsuan dalam
proses pengadaan sebagaimana
diatur dalam klausul 4 yang

Paraf Pihak Pertama Paraf Pihak Kedua


diputuskan oleh Instansi yang
berwenang;
b. Pengaduan tentang
penyimpangan prosedur, dugaan
KKN dan/atau pelanggaran
persaingan sehat dalam
pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa dinyatakan benar
oleh Instansi yang berwenang;
c. PIHAK KEDUA berada dalam keadaan
pailit;
d. PIHAK KEDUA terbukti dikenakan
Sanksi Daftar Hitam sebelum
penandatangan Kontrak;

Paraf Pihak Pertama Paraf Pihak Kedua


e. PIHAK KEDUA gagal memperbaiki kinerja setelah
mendapat Surat Peringatan sebanyak 3 (tiga) kali;
f. PIHAK KEDUA tidak mempertahankan berlakunya
Jaminan Uang Muka;
g. PIHAK KEDUA lalai/cidera janji dalam melaksanakan
kewajibannya dan tidak memperbaiki kelalaiannya
dalam jangka waktu yang telah ditetapkan;
h. berdasarkan penelitian PIHAK PERTAMA, PIHAK
KEDUA tidak akan mampu menyelesaikan pekerjaan
selama jangka waktu yang diatur dalam Kontrak, PIHAK
KEDUA tidak dapat menyelesaikan pekerjaan;
i. PIHAK KEDUA menghentikan pekerjaan melebihi waktu
yang ditentukan dalam SSKK dan penghentian ini tidak
tercantum dalam program mutu serta tanpa
persetujuan pengawas pekerjaan (apabila ada).
26.2 Dalam hal terjadi pemutusan Kontrak, maka:
a. sisa Uang Muka harus dilunasi oleh penyedia atau
Jaminan Uang Muka dicairkan (apabila diberikan); dan
b. PIHAK KEDUA dikenakan Sanksi Daftar Hitam.
26.3 PIHAK PERTAMA membayar kepada PIHAK KEDUA sesuai
dengan pencapaian prestasi pekerjaan yang telah diterima
oleh PIHAK PERTAMA sampai dengan tanggal berlakunya
pemutusan Kontrak dikurangi denda yang harus dibayar
PIHAK KEDUA (apabila ada), serta PIHAK KEDUA
menyerahkan semua hasil pekerjaan kepada PIHAK
PERTAMA dan selanjutnya menjadi milik PIHAK PERTAMA.

27. Berakhirnya Kontrak 27.1 Kontrak berakhir apabila pekerjaan telah selesai serta hak dan
kewajiban PARA PIHAK yang terdapat dalam Kontrak sudah
terpenuhi.
27.2 Terpenuhinya hak dan kewajiban PARA PIHAK terkait dengan
pembayaran yang seharusnya dilakukan akibat dari
pelaksanaan kontrak.

28. Penggunaan PIHAK KEDUA tidak diperkenankan menggunakan dan


Dokumen menginformasikan dokumen kontrak atau dokumen lainnya yang
Kontrak dan berhubungan dengan kontrak untuk kepentingan pihak lain,
Informasi misalnya spesifikasi teknis dan/atau gambar-gambar, kecuali
dengan izin tertulis dari PIHAK PERTAMA.

Paraf Pihak Pertama Paraf Pihak Kedua


29. Hak Atas PIHAK KEDUA berkewajiban untuk melindungi PIHAK PERTAMA
Kekayaan dari segala tuntutan atau klaim dari pihak lain atas pelanggaran
Intelektual Hak Atas Kekayaan Intelektual.

30. Penanggungan dan 30.1 Terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai dengan tanggal
Risiko penandatanganan berita acara penyerahan akhir, PIHAK

Paraf Pihak Pertama Paraf Pihak Kedua


KEDUA berkewajiban untuk melindungi, membebaskan, dan
menanggung PIHAK PERTAMA beserta instansinya terhadap
semua bentuk tuntutan, tanggung jawab, kewajiban,
kehilangan, kerugian, denda, gugatan atau tuntutan hukum,
proses pemeriksaan hukum, dan biaya yang dikenakan
terhadap PIHAK PERTAMA beserta instansinya (kecuali
kerugian yang mendasari tuntutan tersebut disebabkan
kesalahan atau kelalaian berat PIHAK PERTAMA) sehubungan
dengan klaim yang timbul dari hal-hal berikut yang diakibatkan
oleh kesalahan dan/atau kelalaian PIHAK KEDUA dalam
melaksanakan hak dan kewajibannya berdasarkan Kontrak ini:
a. kehilangan atau kerusakan peralatan dan harta benda
PIHAK KEDUA, dan personil;
b. cidera tubuh, sakit atau kematian personil;
c. kehilangan atau kerusakan harta benda, dan cidera tubuh,
sakit atau kematian pihak ketiga.
30.2 Terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai dengan tanggal
penandatanganan berita acara penyerahan awal, risiko
kehilangan atau kerusakan Hasil Pekerjaan ini, bahan dan
perlengkapan merupakan risiko PIHAK KEDUA, kecuali
kerugian atau kerusakan tersebut diakibatkan oleh kesalahan
atau kelalaian PIHAK PERTAMA.
30.3 Kehilangan atau kerusakan terhadap Hasil Pekerjaan selama
Tanggal Mulai Kerja harus diganti atau diperbaiki oleh PIHAK
KEDUA atas tanggungannya sendiri jika kehilangan atau
kerusakan tersebut terjadi akibat tindakan atau kelalaian
PIHAK KEDUA.
30.4 Sejauh diperbolehkan oleh peraturan perundang-undangan,
dalam keadaan apapun suatu pertanggungjawaban PIHAK
KEDUA (termasuk pembayaran denda), baik yang diatur
maupun tidak diatur dalam Kontrak, terhadap PIHAK
PERTAMA, konsultan-konsultan hukumnya, atau para
pegawainya, atau direksi dan para pegawai dari perusahaan
yang terasosiasi, terkait dengan atau yang ditimbulkan dari
jasa dan/atau hal-hal yang diperjanjikan oleh PIHAK KEDUA
(kecuali disebabkan karena kelalaian berat dari atau kesalahan
yang dilakukan dengan sengaja oleh PIHAK KEDUA) tidak
boleh melebihi 70% dari total pembayaran kepada PIHAK
KEDUA atas biaya yang dibebankan untuk jasa yang dimaksud
tersebut.
30.5 Upaya perbaikan dan pertanggungjawaban PIHAK KEDUA
berdasarkan ketentuan dalam klausul ini adalah satu-satunya
upaya perbaikan dan bahwa batasan pertanggungjawaban
PIHAK KEDUA adalah sejauh yang diizinkan oleh peraturan
perundang-undangan. Pertanggungjawaban di luar itu tidaklah
termasuk dalam pertanggungjawaban PIHAK PERTAMA,

Paraf Pihak Pertama Paraf Pihak Kedua


terutama tapi tidak terbatas pada pertanggungjawaban atas
kehilangan keuntungan, kerugian khusus atau kerugian yang
menjadi konsekuensi karena suatu hal, termasuk tapi tidak

Paraf Pihak Pertama Paraf Pihak Kedua


terbatas pada kerugian ekonomi atau kekeliruan dalam
menghitung perkiraan simpanan atau keuntungan.

31. Tindakan PIHAK PIHAK KEDUA harus mendapatkan persetujuan tertulis PIHAK
KEDUA yang PERTAMA sebelum melakukan tindakan-tindakan berikut:
mensyaratkan
Persetujuan a. Membuat sub perjanjian sebagian pekerjaan;
PIHAK b. menunjuk Personil yang namanya tidak tercantum dalam
PERTAMA Lampiran SSKK;
c. mengubah atau memutakhirkan program mutu;
d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.

32. Laporan Hasil 32.1 Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan


Kontrak Pekerjaan untuk menetapkan volume pekerjaan atas kegiatan
yang telah dilaksanakan guna pembayaran hasil pekerjaan. Hasil
pemeriksaan pekerjaan dituangkan dalam laporan hasil
pekerjaan.
32.2 Untuk kepentingan pengawasan dan pengendalian, dibuat
laporan realisasi mengenai seluruh aktivitas pekerjaan.
32.3 Laporan dibuat oleh PIHAK KEDUA, apabila diperlukan
pemeriksaan dilakukan oleh unsur pengawas (apabila ada)
dan disetujui oleh PIHAK PERTAMA.

33. Kepemilikan 33.1 Semua laporan dan dokumen-dokumen lain yang dipersiapkan
Dokumen oleh PIHAK KEDUA berdasarkan Kontrak ini sepenuhnya
merupakan milik PIHAK PERTAMA.
33.2 PIHAK KEDUA berkewajiban untuk menyerahkan semua
dokumen beserta daftar rinciannya kepada PIHAK PERTAMA
paling lambat pada saat serah terima pekerjaan atau waktu
pemutusan Kontrak.
33.3 PIHAK KEDUA dapat menyimpan 1 (satu) buah salinan tiap
dokumen tersebut di atas dengan batasan penggunaan
diatur dalam SSKK.

34. Personel 34.1 Personel yang ditempatkan harus sesuai dengan yang
tercantum dalam Dokumen Seleksi.
34.2 PIHAK KEDUA bertanggung jawab secara penuh atas segala
pekerjaan yang dilakukan oleh Personel
34.3 Penggantian Personel tidak boleh dilakukan kecuali atas
persetujuan tertulis PIHAK PERTAMA setelah diajukannya
permohonan terlebih dahulu oleh PIHAK KEDUA kepada
PIHAK PERTAMA beserta alasan penggantian.
34.4 PIHAK PERTAMA dapat menilai dan menyetujui
penempatan/penggantian Personel menurut kualifikasi yang
dibutuhkan.
34.5 PIHAK PERTAMA dapat meminta pergantian Personel

Paraf Pihak Pertama Paraf Pihak Kedua


apabila menilai bahwa Personel:
a. tidak mampu atau tidak dapat melakukan pekerjaan
dengan baik;

Paraf Pihak Pertama Paraf Pihak Kedua


b. berkelakuan tidak baik; atau
c. mengabaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya.
34.6 Jika penggantian Personel perlu dilakukan, maka PIHAK
KEDUA berkewajiban untuk menyediakan pengganti dengan
kualifikasi yang setara atau lebih baik dari Personel yang
digantikan tanpa biaya tambahan apapun dalam waktu 7
(tujuh) hari sejak diminta oleh PIHAK PERTAMA.
34.7 Personel berkewajiban untuk menjaga kerahasiaan
pekerjaannya.

F. PEMBAYARAN KEPADA PENYEDIA


35. Nilai Kontrak 35.1 PIHAK PERTAMA membayar kepada PIHAK KEDUA atas
pelaksanaan pekerjaan dalam Kontrak sebesar nilai kontrak
atau berdasarkan hasil perhitungan akhir.

35.2 Rincian harga nilai kontrak dibuat berdasarkan pada jenis


kontrak sebagaimana disebutkan dalam Pasal….. kontrak ini.

36. Pembayaran 36.1 pembayaran ditentukan sesuai dengan yang ditetapkan dalam
SSKK.
36.2 pembayaran prestasi hasil pekerjaan dilakukan dengan
ketentuan:
a. PIHAK KEDUA telah mengajukan tagihan disertai
laporan hasil pekerjaan;
b. pembayaran dipotong angsuran uang muka, denda
(apabila ada) dan pajak.

36.3 Penyelesaian pembayaran hanya dapat dilaksanakan setelah


hasil pekerjaan dinyatakan diterima sesuai dengan berita acara
serah terima hasil pekerjaan.

37. Perhitungan Akhir 37.1Pembayaran pekerjaan terakhir dilakukan setelah pekerjaan


selesai dan berita acara penyerahan telah ditandatangani oleh
PARA PIHAK.
37.2 PIHAK PERTAMA wajib untuk menerbitkan SPP untuk
pembayaran tagihan angsuran terakhir selambat-lambatnya 14
(empat belas) hari kerja terhitung sejak tagihan dan
kelengkapan dokumen penunjang diterima oleh Pengawas
Pekerjaan.

38. Penangguhan Pembayaran 38.1 PIHAK PERTAMA dapat


menangguhkan pembayaran
setiap angsuran prestasi pekerjaan
PIHAK KEDUA jika penyedia gagal

Paraf Pihak Pertama Paraf Pihak Kedua


atau lalai memenuhi
kewajibannya.
38.2 PIHAK PERTAMA secara tertulis
memberitahukan kepada PIHAK
KEDUA tentang penangguhan hak
pembayaran, disertai alasan-
alasan yang jelas mengenai
penangguhan

Paraf Pihak Pertama Paraf Pihak Kedua


tersebut. PIHAK KEDUA diberi kesempatan untuk
memperbaiki dalam jangka waktu tertentu.
38.3 Pembayaran yang ditangguhkan disesuaikan dengan proporsi
kegagalan atau kelalaian PIHAK KEDUA.
38.4 Jika dipandang perlu oleh PIHAK PERTAMA, penangguhan
pembayaran akibat keterlambatan penyerahan pekerjaan
dapat dilakukan bersamaan dengan pengenaan denda
kepada PIHAK KEDUA.

G. PENYELESAIAN PERSELISIHAN

39. Itikad Baik 39.1 PARA PIHAK bertindak berdasarkan asas saling percaya yang
disesuaikan dengan hak-hak yang terdapat dalam kontrak.
39.2 PARA PIHAK setuju untuk melaksanakan Kontrak dengan jujur
tanpa menonjolkan kepentingan masing-masing pihak.
39.3 Apabila selama kontrak, salah satu pihak merasa dirugikan,
maka diupayakan tindakan yang terbaik untuk mengatasi
keadaan tersebut.
39.4 PARA PIHAK berkewajiban untuk bertindak dengan itikad baik
sehubungan dengan hak-hak Pihak lain, dan mengambil
semua langkah yang diperlukan untuk memastikan
terpenuhinya tujuan Kontrak.
40. Penyelesaian 40.1 PARA PIHAK berkewajiban untuk berupaya sungguh-sungguh
Perselisihan menyelesaikan semua perselisihan yang timbul dari atau
berhubungan dengan Kontrak ini atau interpretasinya selama
atau setelah pelaksanaan pekerjaan ini secara musyawarah
dan damai.
40.2 Dalam hal perselisihan tidak dapat diselesaikan secara
musyawarah dan damai, penyelesaian sengketa dapat
dilakukan melalui mediasi, konsiliasi, arbitrase atau litigasi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Paraf Pihak Pertama Paraf Pihak Kedua


SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK)

A. Korespondensi Alamat PARA PIHAK sebagai berikut:

PIHAK PERTAMA
Nama :
Alamat :
Telepon :
Website :
Fax :
e-mail :

PIHAK KEDUA
Nama :
Alamat :
Telepon :
Website :
Fax :
e-mail :

B. Wakil Sah PARA Wakil Sah PARA PIHAK sebagai berikut:


PIHAK
Untuk PIHAK PERTAMA

Untuk PIHAK KEDUA

C. Jadwal PIHAK KEDUA harus menyelesaikan pekerjaan Jasa Konsultansi ini sejak
Pelaksanaan dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja sampai dengan berakhirnya
Pekerjaan kontrak tanggal _________.

D. Sumber 1. Kontrak Berdasarkan pembebanan Tahun Anggaran:


Pendanaan dan
Tahun Anggaran 2. Kontrak berdasarkan sumber pendanaan:

E. Batasan PIHAK KEDUA berhak mempublikasikan dan menyalin ulang hasil


Penggunaan pelaksanaan Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Kontrak ini untuk
Salinan Dokumen tujuan non komersil setelah mendapat persetujuan tertulis dari PIHAK
oleh PIHAK KEDUA.
KEDUA

F. Pelaporan PIHAK KEDUA wajib untuk menyampaikan laporan pekerjaan kepada


PIHAK PERTAMA dengan rincian sebagai berikut:

Paraf Pihak Pertama Paraf Pihak Kedua


1. Laporan Pendahuluan
● Laporan Pendahuluan berisi yang rencana kerja, timeline
pekerjaan, metodologi kerja dan kerangka analisis yang akan
digunakan.
● Laporan Pendahuluan harus diberikan PIHAK KEDUA ke
PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 14 hari kerja setelah
penandatanganan kontrak.
● Laporan Pendahuluan dibuat sebanyak 1 (satu) eksemplar.

2. Laporan Bulanan
● Laporan Bulanan berisi dan tidak terbatas pada:
a. Pendapat hukum;
b. Hasil dari tindak lanjut setiap rapat perjanjian kerjasama
yang dilakukan dan progress pekerjaan pemilik program;
c. Daftar Inventaris Masalah (DIM) terhadap rancangan
perjanjian/perjanjian yang telah ada
● Laporan Bulanan harus diberikan PIHAK KEDUA ke PIHAK
PERTAMA selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja bulan
berjalan selanjutnya.
● Laporan Bulanan dibuat sebanyak 1 (satu) eksemplar.

3. Laporan Akhir
● Laporan Akhir merupakan laporan hasil keseluruhan
pekerjaan dan pendampingan beserta dengan laporan
pertanggungjawaban keuangan serta hasil verifikasi laporan
keuangan keseluruhan.
● Laporan Akhir harus diberikan PIHAK KEDUA ke PIHAK
PERTAMA selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja setelah
berakhir kontrak.
● Laporan Akhir dibuat sebanyak 1 (satu) eksemplar.

G. Pemeriksaan 1. Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan yang dilakukan oleh PIHAK
Hasil Pekerjaan KEDUA, PIHAK PERTAMA menugaskan Pejabat/Panitia Pemeriksa
Hasil Pekerjaan (untuk selanjutnya disebut PPHP).
2. PPHP melakukan penilaian dan pemeriksaan terhadap hasil
pekerjaan yang telah diselesaikan sesuai dengan laporan yang
disampaikan oleh PIHAK KEDUA.
3. Hasil pemeriksaan pekerjaan oleh PPHP dituangkan dalam Berita
Acara pemeriksaan hasil pekerjaan. Berita Acara Pemeriksaan Hasil
Pekerjaan Layanan memuat sekurangkurangnya tanggal hasil
pemeriksaan dan besar nilai pembayaran yang ditagihkan oleh PIHAK
KEDUA kepada PIHAK PERTAMA.
4. PIHAK PERTAMA menerima penyerahan pekerjaan setelah seluruh

Paraf Pihak Pertama Paraf Pihak Kedua


hasil pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Kontrak dan
diterima oleh PPHP.

H. Denda 1. Jika pekerjaan (termasuk didalamnya laporan pekerjaan) tidak dapat


diselesaikan dalam jangka waktu pelaksanaan pekerjaan karena
kesalahan atau kelalaian PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA
berkewajiban untuk membayar denda keterlambatan kepada PIHAK
PERTAMA sebesar 1/1000 (satu permil) dari total nilai Kontrak untuk
setiap hari keterlambatan.
2. PIHAK PERTAMA mengenakan Denda dengan memotong
pembayaran prestasi pekerjaan PIHAK KEDUA atau melalui
pembayaran terpisah.
3. Pembayaran Denda tidak mengurangi tanggungjawab kontraktual
PIHAK KEDUA.

I. Pembayaran Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan secara bulanan, dengan


Prestasi ketentuan sebagai berikut:
Pekerjaan a. Pembayaran Prestasi Pekerjaan Bulan Pertama senilai maksimal
______ sudah termasuk PPN yang terdiri dari:
● Biaya Personil
● Biaya Non Personil
● PPN 10%
akan dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA setelah PIHAK KEDUA
menyerahkan Laporan Pendahuluan dan Laporan Bulan Pertama
yang telah disetujui oleh PPHP.

b. Pembayaran Prestasi Pekerjaan Bulan Kedua senilai maksimal


______ sudah termasuk PPN yang terdiri dari:
● Biaya Personil
● Biaya Non Personil
● PPN 10%
akan dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA setelah PIHAK KEDUA
menyerahkan Laporan Pendahuluan dan Laporan Bulan Kedua yang
telah disetujui oleh PPHP.

c. Pembayaran Prestasi Pekerjaan Bulan Ketiga senilai maksimal


______ sudah termasuk PPN yang terdiri dari:
● Biaya Personil
● Biaya Non Personil
● PPN 10%
akan dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA setelah PIHAK KEDUA
menyerahkan Laporan Pendahuluan dan Laporan Bulan Ketiga yang
telah disetujui oleh PPHP.

d. Pembayaran Prestasi Pekerjaan Bulan Keempat senilai maksimal

Paraf Pihak Pertama Paraf Pihak Kedua


______ sudah termasuk PPN yang terdiri dari:
● Biaya Personil
● Biaya Non Personil
● PPN 10%
akan dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA setelah PIHAK KEDUA
menyerahkan Laporan Pendahuluan dan Laporan Bulan Keempat
yang telah disetujui oleh PPHP.

e. Pembayaran Prestasi Pekerjaan Bulan Kelima senilai maksimal


______ sudah termasuk PPN yang terdiri dari:
● Biaya Personil
● Biaya Non Personil
● PPN 10%
akan dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA setelah PIHAK KEDUA
menyerahkan Laporan Pendahuluan dan Laporan Bulan Kelima yang
telah disetujui oleh PPHP.

f. Pembayaran Prestasi Pekerjaan Bulan Keenam senilai maksimal


______ sudah termasuk PPN yang terdiri dari:
● Biaya Personil
● Biaya Non Personil
● PPN 10%
akan dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA setelah PIHAK KEDUA
menyerahkan Laporan Pendahuluan dan Laporan Bulan Keenam
yang telah disetujui oleh PPHP.

g. Pembayaran Prestasi Pekerjaan Bulan Ketujuh senilai maksimal


______ sudah termasuk PPN yang terdiri dari:
● Biaya Personil
● Biaya Non Personil
● PPN 10%
akan dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA setelah PIHAK KEDUA
menyerahkan Laporan Pendahuluan dan Laporan Bulan Ketujuh
yang telah disetujui oleh PPHP.

h. Pembayaran Prestasi Pekerjaan Bulan Kedelapan senilai maksimal


______ sudah termasuk PPN yang terdiri dari:
● Biaya Personil
● Biaya Non Personil
● PPN 10%
akan dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA setelah PIHAK KEDUA
menyerahkan Laporan Pendahuluan dan Laporan Bulan Kedelapan
yang telah disetujui oleh PPHP.

i. Pembayaran Prestasi Pekerjaan Bulan Kesembilan senilai maksimal

Paraf Pihak Pertama Paraf Pihak Kedua


______ sudah termasuk PPN yang terdiri dari:
● Biaya Personil
● Biaya Non Personil
● PPN 10%
akan dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA setelah PIHAK KEDUA
menyerahkan Laporan Pendahuluan dan Laporan Bulan Kesembilan
yang telah disetujui oleh PPHP.

j. Pembayaran Prestasi Pekerjaan Bulan Kesepuluh senilai maksimal


______ sudah termasuk PPN yang terdiri dari:
● Biaya Personil
● Biaya Non Personil
● PPN 10%
akan dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA setelah PIHAK KEDUA
menyerahkan Laporan Pendahuluan dan Laporan Bulan Kesepuluh
yang telah disetujui oleh PPHP.

Dokumen Penagihan terdiri atas:

1. Surat permohonan pemeriksaan hasil pekerjaan;


2. Berita acara pemeriksaan hasil pekerjaan;
3. Surat permohonan pembayaran;
4. Kuitansi 2 (dua) rangkap (1 lembar bermaterai);
5. Invoice 2 (dua) rangkap;
6. Surat pertanggungjawaban mutlak bermaterai;
7. E-faktur pajak 1 (satu) set;
8. Copy kontrak (untuk tagihan pertama).
Pembayaran dilakukan dengan cara pemindahbukuan sebagai berikut:

Nama Rekening :
Nomor Rekening :
Nama Bank :
NPWP :

J. Batas akhir Batas akhir waktu yang disepakati untuk penerbitan SPP oleh PIHAK
waktu PERTAMA untuk pembayaran tagihan adalah 14 (empat belas) hari
penerbitan SPP kalender terhitung sejak tagihan dan kelengkapan dokumen penunjang
yang tidak diperselisihkan diterima oleh PIHAK PERTAMA.

K. Penyelesaian 1. PARA PIHAK sepakat mengedepankan musyawarah dan mufakat


Perselisihan dalam menyelesaikan setiap sengketa yang timbul dari kontrak ini.
2. Apabila musyawarah dan mufakat tidak tercapai, PARA PIHAK
sepakat untuk memilih forum penyelesaian sengketa pada layanan
penyelesaian sengketa yang diselenggarakan oleh LKKP.

Paraf Pihak Pertama Paraf Pihak Kedua


Paraf Pihak Pertama Paraf Pihak Kedua

Anda mungkin juga menyukai