Anda di halaman 1dari 4

ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA KEHAMILAN PADA NY.

L, UMUR 25 TAHUN,
G1P0A0 HAMIL 34 MINGGU 4 HARI DENGAN PPROM
DI PMB EMY LESTARI PURWOREJO

NAMA MAHASISWA : EKO PUJI RAHAYU


NIM : P07124521040

HARI/TANGGAL : Rabu, Tanggal 21 Februari 2022, jam 16.00 WIB


A. Data Subjektif
1. Keluhan utama
Pasien mengeluh keluar cairan bening dari jalan lahir jam 12.00 disertai mules, riwayat
berhubungan seksual dengan suami tadi malam.
Pasien merasa cemas dengan keadaan janinnya karena penyakit yang dialaminya.
2. Biodata
Nama : Ny. L
Umur : 25 tahun
Pendidikan : SMU
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Nama suami : Tn. M
Umur : 28 tahun
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Karyawan swasta
Alamat : RT 01 / RW 07, Kutoarjo,Purworejo
3. Riwayat Haid
Siklus haid 28 hari, teratur, dismenorea tidak ada, keputihan tidak ada, HPHT 24 Juni
2021, HPL 1 April 2022 , Umur kehamilan: 34 minggu 4 hari.

4. Riwayat Obstetri
G1P0A0 hamil 34 minggu 4 hari
Tempat periksa hamil: bidan dan dokter
Trimester 1: 2 kali
Trimester 2: 4 kali
Trimester 3: 2 kali
Hasil USG pada trimester 2 : letak kepala, plasenta di fundus, air ketuban dalam batas
normal, jenis kelamin laki-laki, TBJ 1900 gram
Dapat obat: tablet tambah darah, kalsium
Imunisasi 2 kali,TT1 tanggal 25/ 5/ 2021, TT2: tanggal 3/11/2021
5. Riwayat KB
Belum pernah menggunakan KB.
6. Riwayat Penyakit
Pasien tidak pernah menderita penyakit Asma, Hepatitis, TBC, Jantung, Hipertensi.
7. Pola Nutrisi
Makan Minum
Frekuensi 3x sehari 6-8 x/ hari
Jenis Nasi, sayur, lauk Air putih dan susu
Banyak 1 porsi 1gelas setiap minum
Keluhan Tidak ada Tidak ada

8. Pola Istirahat
Tidur siang 1 jam, tidur malam 6-8 jam/ hari.
9. Riwayat Psikososial
Pasien merasa cemas dengan pecahnya ketuban akan mempengaruhi kondisi janin yang
dikandungnya.
10. Riwayat sosial ekonomi
Pendapatan suami > Rp. 3.000.000,00
Pasien dalam kepengurusan jaminan kesehatan.

B. Data Objektif
KeadaanUmum : Baik
Vital Sign : Tensi 120/80 mmHg
Tinggi Badan : 158 cm
Berat Badan sekarang : 68 kg
Berat Badan sebelum hamil : 58 kg
Kenaikan BB : 10 kg
IMT sebelum hamil : 23 kg/m2
Konjungtiva : merah muda
Skera : putih
Palpasi:
Leopold 1: TFU 25 cm, teraba bokong
Leopold 2: teraba punggung kanan
Leopold 3: teraba kepala
Leopold 4: kepala masuk PAP 1/5 bagian, divergen
TBJ Mc. Donald: (25-11)x 155 gr = 2170 gram
DJJ: 144 x/menit, teratur
His (-),
Pemeriksaan dalam: dinding vagina licin, portio belum ada pembukaan, portio mencucu,
kepala turun hodge 1, selaput ketuban sulit dinilai, air ketuban mengalir, lendir darah -
Tes lakmus positif
C. Analisa
Ny. L, G1P0A0 usia 25 tahun hamil 34 minggu 4 hari, janin tunggal, hidup, intrauterine,
puka, masuk PAP dengan PPROM.
Masalah : Kecemasan
Kebutuhan : KIE dan dukungan moral
Diagnosa Potensial : Korioamnionitis

D. Penatalaksanaan
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada pasien bahwa pemeriksaan tanda vital normal. Hasil
pengkajian data subjektif keluar cairan bening dari vagina, dan dari hasil pemeriksaan
dalam air ketuban mengalir serta tes lakmus positif. Dalam hal ini pasien mengalami
ketuban pecah pada kehamilan kurang bulan.
Pasien mengerti dan bisa mengulang kembali penjelasan yang diberikan.
2. Menjelaskan tentang komplikasi yang kemungkinan nantinya akan dialami yaitu yaitu
persalinan premature, infeksi fetal/neonatal, infeksi maternal, kompresi tali pusat/
prolapse, failed induction resulting in cesarean section, pulmonary hypoplasia (early,
severeoligohydramnions), dan fetal deformation.
Pasien mengerti dan bisa mengulang penjelasan yang diberikan.
3. Memberikan dukungan moril dalam bentuk konseling agar dapat mengatasi kecemasan
yang ibu alami. Saat ini kondisi ibu dan janin dalam keadaan baik.
Pasien merasa lebih tenang setelah diberikan konseling.
4. Memberikan terapi obat antibiotik profilaksis Amoxcillin 500mg 1 tablet
Pasien bersedia meminum obat yang diberikan.
5. Memberikan edukasi untuk dilakukan rujukan ke Rumah Sakit, karena keadaan ibu
memerlukan pemantauan di Rumah Sakit untuk diberikan terapi lebih lanjut dan USG
oleh dokter.
Ibu bersedia dirujuk ke Rumah Sakit didampingi suami dan bidan.
6. Menganjurkan ibu untuk tirah baring/ bedrest untuk mengurangi kontraksi rahim untuk
mencegah persalinan premature.
Pasien mengerti terhadap penjelasan yang diberikan dan bersedia untuk tirah baring.
7. Melanjutkan pemantauan kondisi ibu dengan via WA.
Pasien dan suami mengatakan akan memberi kabar tentang kondisi yang dialami nanti
setelah dirujuk.

Anda mungkin juga menyukai