Anda di halaman 1dari 1

PKI MADIUN 1948

Nama : Silvana Herman


Kelas : 12 IPA 3
Pelajaran : Sejarah tugas 1

Pemberontakan PKI 1948 atau yang juga disebut Peristiwa Madiun adalah pemberontakan
komunis yang terjadi pada tanggal 18 September 1948 di kota Madiun. Pemberontakan ini
dilakukan oleh "Front Demokrasi Rakyat" (FDR), yang terdiri atas Partai Komunis Indonesia
(PKI), Partai Sosialis Indonesia (PSI), Partai Buruh Indonesia (PBI) Pemuda Rakyat dan
Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI).

Pada tanggal 18 September 1948, Musso memproklamasikan berdirinya pemerintahan Soviet


di Indonesia. Sejak saat itu, gerakan PKI ini semakin merajalela hingga menguasai dan
menduduki tempat-tempat penting di Madiun..

Keberhasilan FDR/PKI menguasai Madiun didisusul dengan aksi penjarahan, penangkapan


sewenang-wenang terhadap musuh PKI. Mereka tidak segan-segan menembak, hingga
berbagai macam tindakan fasisme berlangsung sehingga membuat masyarakat Kota Madiun
ketakutan.

Sama dengan di Madiun dan Magetan, aksi serangan FDR/PKI selalu meninggalkan jejak
pembantaian massal terhadap musuh-musuh mereka. Antropolog Amerika, Robert Jay, yang
ke Jawa Tengah pada tahun 1953 mencatat bagaimana PKI melenyapkan tidak hanya pejabat
pemerintah, tapi juga penduduk, terutama ulama-ulama ortodoks, santri dan mereka yang
dikenal karena kesalehannya kepada Islam: mereka itu ditembak, dibakar sampai mati, atau
dicincang-cincang.

Masjid dan madrasah dibakar, bahkan ulama dan santri-santrinya dikunci di dalam madrasah,
lalu madrasahnya dibakar. Setelah itu, rumah-rumah pemeluk Islam dirampok dan dirusak.
Presiden Soekarno menyeru agar rakyat membantu alat pemerintah untuk memberantas
semua pemberontakan dan mengembalikan pemerintahan yang sah di daerah. Madiun harus
lekas di tangan kita kembali”.

Setelah gerakan makar FDR/PKI berhasil ditumpas TNI dibantu masyarakat, awal Januari
tahun 1950 sumur-sumur ‘neraka’ yang digunakan FDR/PKI mengubur korban-korban
kekejaman mereka dibongkar oleh pemerintah. Puluhan ribu masyarakat dari Magetan,
Madiun, Ngawi, Ponorogo, Trenggalek datang menyaksikan pembongkaran sumur-sumur
‘neraka’.

Dengan ditumpasnya pemberontakan PKI di Madiun dan pemberontakan G30SPKI 1965,


maka selamatlah bangsa Indonesia dari bahaya komunis. Kini, TNI dan ulama adalah pihak
yang selalu di barisan terdepan melawan kebangkitan paham dan gerakan kiri tersebut.

Anda mungkin juga menyukai