Anda di halaman 1dari 9

Nama : NURALANG

NPM : 2043700069 / APOTEKER PG B


TUGAS : OSCE
RESPONSI 1
PENDAHULUAN TENTANG FORMULASI TABLET
1. Apa yang dimaksud dengan formula tablet, bagaimana cara mempersiapkannya?
Jawab:
Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan ataupun tanpa
bahan pengisi. Sebagian besar tablet dibuat dengan cara pengempaan dan merupakan
bentuk sediaan yang paling banyak digunakan. Tablet dapat dibuat dengan berbagai
ukuran, bentuk dan penandaan permukaan tergantung pada desain cetakan.
Cara mempersiapkan:
1) siapkan granul yang telah diberi pelican
2) masukkan kedalam hopper.
3) Coba dulu mesin tablet hingga diperoleh beberapa butir tablet.
4) ukur kekerasan bobotnya.
5) jika kekerasan kurang dari 4,0kg atur punch atas sampai kekerasan antara 4,0-7,0 kg.
6) jika bobot kurang dari 600mg atur punch bawah sehingga bobot tablet memenuhi syarat
farmakope.
7) jika bobot dan kekerasan telah terpenuhi, jalankan mesin hingga granul habis semua
mnjadi tablet.
8) pisahkan antara tablet yang diberi pelicin talk dan Mg-stearat. Simpan untuk percobaan
berikutnya.

2. Sebutkan dan jelaskan penggolongan tablet?


Jawab :
No Golongan Jenis
1 Tablet oral yang dihantarkan ke dalam Tablet kempa, tablet berlapis, tablet
saluran cerna. salut kempa, tablet kerja cepat, tablet
lepas lambat, tablet salut enteric,
tablet salut gula, tablet salut coklat,
tablet salut film, tablet kunyah.
2 Tablet yang di hantarkan ke rongga Tablet bukal, Tablet sublingual,
mulut. Tablet hisap.
3 Tablet yang dilarutkan terlebih dulu Tablet effervescent.
dalam air lalu diminum.
4 Tablet ntuk komponen sediaan racikan Tablet dispensing, tablet triturat.
obat resep.
5 Tablet untuk diinjeksikan setelah Tablet hipodermik.
dilarutkan dalam pembawa.
6 Tablet untuk dihantarkan ke rongga tubuh Tablet vagina, Tablet rektal.
lainnya.
7 Tablet yang ditanam. Tablet Implantasi.
8 Tablet untuk menegakkan diagnosis Tablet Diagnosis.

3. Apa yang dimaksud dengan granulasi, jelaskan ada berapa macam metode
granulasi.
Jawab:
Granulasi adalah proses pembesaran ukuran serbuk dimana suatu campuran serbuk
yang mempunyai daya kohesi kecil dirubah menjadi ukuran partikel yang lebih besar.
Granulasi dimulai dengan pencampuran bahan aktif yang diperlukan, sehingga dicapai
suatu bentuk bahan aktif melalui proses campuran.
Metoda Granulasi:
1. Granulasi Basah: komponen bahan dibagi kedalam 2 bagian, yaitu fase dalam dan
fase luar. Komponen fase dalam kemudian dilakukan granulasi, jika digunakan air
maka kandungan air setelah dikeringkan adalah 1-3%.
2. Granulasi Kering: komponen bahan dicampurkan, kemudian dikempa dalam bentuk
lempengan besar, (slugin) kemudian dibuat menjadi granul sampai memenuhi
parameter.

4. Bagaimana cara mengevalusi granul, jelaskan


Jawab:
a. Waktu Alir: waktu yang dibutuhkan sejumlah granul untuk mengalir melewati
corong, yang dinyatakan sebagai banyaknya serbuk yang mengalir tiap satuan
waktu
b. Sudut Diam: sudut tetap yang terjadi antara timbunan partikel berbentuk kerucut
dengan alat pengukur. sudut diam diperoleh sebaiknya antara 250 sampai 300
(United State Pharmacopeial Convention, 2007). Bila sudut diam lebih kecil dari
300 biasanya menunjukkan bahwa bahan dapat mengalir bebas, apabila sudutnya
lebih besar atau sama dengan 400 biasanya mengalirnya kurang baik. Cara
menghitung pada sudut diam alan Tan Q = h/r, dengan h adalah tinggi kerucut
dan r adalah jari-jari bidang dasar kerucut. Besar kecilnya sudut diam dipengaruhi
oleh bentuk, (Aulton M.E., 2002).
c. Pengetapan: yaitu penerapan sejumlah volume granul atau serbuk akibatnya
adanya hentakan atau tap. Bentuk, ukuran dan kerapatan dari suatu granul akan
berpengaruh terhadap uji pengetapan. Serbuk memiliki sifat alir yang baik jika
memiliki nilai indeks < 20% (Chandira et al., 2012). Semakin kecil indeks
pengetapan (dalam persen) maka akan semakin baik sifat alirnya.
d. Distribusi Ukuran Granul: evaluasi untuk mengetahui penyebaran ukuran granul
yang di peroleh.

5. Bagaimana cara mengevaluasi tablet, jelaskan


Jawab :
a. Uji Keseragaman Bobot Tablet
Ditimbang 20 tablet, dihitung rata-rata tablet. tidak boleh lebih dari 2 tablet yang
bobotnya menyimpang (5%) dari bobot rata-rata, dan tidak satu tablet pun
yang bobotnya menyimpang (10%) dari berat rata-rata (Anonim, 1979).
b. Uji Kekerasan Tablet
Diambil 10 tablet secara acak. Tablet-tablet ini diuji secara individual dengan alat
Hardner Tester. Kemudian tetapkan nilai rata-ratanya (Siregar dan Wikarsa, 2010).
Syarat: Kekerasan yang dibutuhkan pada tablet kunyah berkisar antara 4-7 kg
(Goeswin, 2008).
c. Uji Kerapuhan Tablet
Diambil 20 tablet secara acak, kemudian ditimbang berat tablet. Tablet
dimasukkan dalam alat friability tester, dan dirotasi sebanyak 100 putaran. Tablet
dibersihkan dari debunya, lalu ditimbang kembali. Dihitung persentase friabilitas dari
kehilangan bobot tablet (Siregar dan Wikarsa, 2010).
Syarat: Untuk tablet kunyah, kerapuhan yang berkisar antara 3%-4% dapat
diterima, sedangkan untuk tablet konvensional ≤ 1% (Goeswin, 2008).
Dihitung dengan rumus:
Wo−Wt
Kerapuhan= x 100 %
Wo

Keterangan:
Wo : Berat tablet sebelum pengujian
Wt : Berat tablet setelah pengujian
d. Uji tanggapan rasa
Bagikan 10 tablet kunyah kepada responden yang berusia 20-25 tahun,
kemudian diminta untuk memberikan tanggapan mengenai kemenarikan warna,
rasa manis, rasa peppermint, dan bau peppermint tablet kunyah antasida untuk
tiap formula dengan mengisi angket.

6. Apa yang dimaksud dengan bahan tambahan/eksepien, sebutkan dan jelaskan


dengan lengkap.
Jawab:
Eksipien adalah zat yang digunakan sebagai bahan tambahan atau pendukung
dalam suatu formula sediaan, bersifat inert dan tidak mempunyai efek farmakologi.
Sifat eksipien yang diperlukan 6 adalah stabil secara fisik dan kimia, bebas
mikroorganisme patogen, dapat mendukung bioavailabilitas, tersedia dalam
perdagangan dan harga terjangkau
a. Bahan pengisi berfungsi untuk memperbesar volume massa agar mudah dicetak.
Bahan pengisi ditambahkan jika zat aktifnya sedikit atau sulit dikempa. Contoh:
laktosa, pati, kalsium fosfat, selulosa mikrokristal.
b. Bahan pengikat berfungsi memberikan gaya adhesi pada massa serbuk sewaktu
digranulasi serta menambah daya kohesi pada bahan pengisi. Bahan pengikat
menentukan keseragaman ukuran, kekerasan dan mudah tidaknya granul yang
dihasilkan untuk dikempa menjadi tablet. Zat yang umumnya digunakan yaitu
povidon atau PVP, gelatin, sukrosa, metilselulosa
c. Bahan penghancur merupakan zat yang akan mengembang dengan adanya air
setelah tablet ditelan. Tekanan pengembangan sangat berperan dalam kehancuran
tablet, dalam hal ini adalah ikatan yang mengompakkan hasil cetakan. Bahan yang
umum digunakan adalah pati dan selulosa yang termodifikasi secara kimia,
natrium alginat dan selulose mikrokristal
d. Bahan pelicin memudahkan pengeluaran tablet keluar dari cetakan dengan
permukaan sisi tablet. Berguna mencegah massa tablet melekat dan mengurangi
gesekan selama proses pengempaan. Pada umumnya bahan pelicin bersifat
hidrofobik, sehingga cenderung menurunkan kecepatan disintegrasi dan disolusi
tablet.

7. Apa keuntungan dan kerugian dari granulasi basah, kering dan kempa langsung.
Jawab :
Granulasi Basah
a. Keuntungan Metode Granulasi Basah :
1) Memperoleh aliran yang baik.
2) Meningkatkan kompreabilitas.
3) Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai.
4) Mengontrol pelepasan.
5) Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses.
6) Distribusi keseragaman kandungan.
7) Meningkatkan kecepatan disolusi.
b. Kerugian Granulasi basah :
1) Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi
2) Biaya cukup tinggi.
3) Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat dikerjakan dengan
cara ini. Untuk zat termolabil dilakukan dengan pelarut polar.
Granulasi kering
a. Keuntungan Granulasi Kering.
1) Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat, mesin
pengaduk berat dan pengeringan yang memakan waktu.
2) Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab.
3) Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat oleh pengikat.
b. Kekurangan Granulasi Kering.
1) Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug.
2) Tidak dapat menstribusikan zat warna seragam.
3) Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya
kontaminasi silang.
Kempa Langsung
a. Keuntungan kempa Langsung.
Kelebihan dari kempa langsung adalah hanya melibatkan pencampuran kering,
ekonomis, lebih efisien waktu dan energi, pemrosesan tanpa memerlukan lembap dan
panas, disintegran dapat berfungsi secara optimum, permasalahan stabilitas kimia
tablet kempa langsung lebih sedikit.
b. Kerugian Kempa Langsung.
Kerugian metode kempa langsung :a.Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan
bulk antara zat aktifdengan pengisi dapat menimbulkan stratifikasi di antara
granulyang selanjutnya dapat menyebabkan kurang seragamnyakandungan zat aktif
di dalam tablet.b.Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk
dikempalangsung karena itu biasanya digunakan 30% dari formula agarmemudahkan
proses pengempaan sehingga pengisi yangdibutuhkan pun makin banyak dan
mahal.c.Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang digunakanharus
bersifat: mudah mengalir, kompresibilitas yang baik,kohesifitas dan adhesifitas yang
baik

8. Apa yang disebut dengan zat warna, Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis zat warna,
beri contoh masing-masing 2 buah.
Jawab:
 Bahan pewarna dan lak yang diizinkan sering ditambahkan pada formulasi tablet
berfungsi meningkatkan nilai estetika atau untuk identitas produk. Misalnya zat
pewarna dari tumbuhan.
 Zat pewarna ditambahkan dalam jumlah kecil bertujuan untuk : Menutupi warna obat
yang kurang baik, sehingga mempunyai nilai estetika yang menarik.Untuk
mengidentifikasi produk, sebagai pembeda 1 produk dengan produk lainnya.Dengan
ditambahkannya bahan pewarna dapat menjadi penawar bau dari obat tersebut.Jika
menggunakan bahan peraroma-perasa, bahan pewarna dapat digunakan untuk
menyesuaikan warna terhadap aroma-rasa tersebut.
 Untuk membedakan dosis: Untuk memudahkan pengawasan misalnya warna yang
pudar menunjukan bahwa kapsul/tablet tersebut telah rusak.
Pewarna Nama umum
Red 3 Erytrhrosine
Red 40 Allura red AC
Yellow 5 Tartrazin
Yellow 6 Sunset yellow
Blue 1 Brilliant blue
Blue 2 Indigotine
Blue 3 Fast green

9. Ada berapa macam mesin tablet, dan sebutkan bagian-bagian dari mesin tablet
berikut fungsinya.
Jawab:
Alat yang digunakan saat evaluasi sediaan :
Nama Alat Fungsi
Hardness terter Uji Kekerasan
Disintegrator Uji waktu hancur
Friability tester Uji kerapuhan.
Disolusi tester Uji disolusi
Jangka sorong Evaluasi keseragaman ukuran
Climatic chamber Stabilitas dipercepat.

10. Masalah apa yang sering terjadi pada proses granulasi dan proses pembuatan
tablet.
Jawab:
masalah yang sering terjadi dalam pembuatan tablet:
a. Binding, kerusakan pada tablet akibat massa yang akan dicetak melekat pada dinding
ruang cetakan.
b. Sticking/picking, perlekatan yang terjadi pada punch atas dan bawah akibat
permukaan punch tidak licin, ada lemak pada pencetak, zat pelicin kurang, atau
massa basah.
c. Whiskering, terjadi karena pencetak tidak pas dengan ruang cetakan atau terjadi
pelelehan zat aktif pada tekanan tinggi, akibatnya pada penyimpanan dalam botol,
sisi-sisi yang berlebih akan lepas dan menghasilkan bubuk.
d. Splitting, lepasnya lapisan tipis dari permukaan tablet terutama pada bagian tengah.
e. Capping, membelahnya tablet di bagian atas.
f. Mottling, terjadi karena zat warna tersebar tidak merata pada permukaan tablet
g. Crumbling, tablet menjadi retak dan rapuh.

PENDAHULUAN TENTANG FORMULASI SEDIAAN SEMI PADAT


1. Apa yang dimaksud dengan formulasi sediaan semi padat?
Jawab:
Semi padat atau semi solid adalah sediaan yang mengandung satu atau lebih
bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai, sediaan solid merupakan
produk topikal untuk diaplikasikan pada kulit atau membrane mukosa untuk memberikan
efek local dan kadang-kadang sistemik.

2. Jelaskan definisi dari Salep, Pasta, Krim dan Gel


Jawab:
a. Salep: salep adalah sediaan yang terdiri dari komponen basis yang berupa larut air
(polietilenglikol/PEG), atau basis lemak seperti minyak mineral, petrolatum. Salep
merupakan sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai
obat luar, bahan obat ini harus larut atau terdispersi homogeny kedalam dasar salep
yang cocok.
b. pasta: pasta merupakan sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan
obat yang ditunjukkan untuk pemakaian luar, atau pasta adalah sediaan berupa masa
lembek yang dimasukkan untuk pemakaian luar digunakan sebagai antiseptikum atau
pelindung kulit.
c. Krim: adalah bntuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat
terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai, atau krim adalah sediaan
setengah padat berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60 % dan
dimasukkan untuk pemakaian luar.
d. Gel: Gel merupakan sistem semi ladat terdiri dari suspense yang di buat dari partikel
anorganik yang kecil atau molekul organic yang benar, terdispersi oleh suatu cairan,
gel kadang-kadang disebut jeli, atau gel adalah sediaan bermasal lembek, berupa
suspense yang dibuat dari zara kecil senyawa organic atau makromolekul senyawa
organik, masing-masing terbungkus dan saling terserap oleh cairan.

3. Sebutkan dan jelaskan mengenai Dasar sediaan Salep, Pasta, Krim dan Gel
Jawab:
Dasar salep hidrokarbon meliputi:
a. Vaselin putih (white petrolatum/white soft parafin)
b. Vaselin kuning (yellow petrolatum/yellow soft parafin),
c. Campuran vaselin dengan cera, parafin cair, parafin padat, minyak nabati.
Dasar salep serap meliputi:
a. adeps lanae, unguentum simpleks (cera flava: oleum sesami = 30 : 70),
b. campuran 3 bg kolestrol, 3 bg stearil alkohol, 8 bg malam putih dan 86 bg vaselin
putih;
c. campuran 30 bg malam kuning dan 70 bg minyak wijen
Dasar salep yang dapat dicuci dengan air:
a. Emulsi minyak dalam air;
b. Vanishing cream;
c. Emulsifying wax;
d. Emulsifying ointment b.p.
e. Hydrophilic ointment
Pasta berlemak: Vaselin, Parafin cair Pasta tidak berlemak: seperti gliserin, Mucilago
atau sabun.
Untuk krim tipe A/M digunakan sabun polivalen, span, adeps lanae, koleterol, dan cera.
untuk krim tipe M/A digunakan sabun monovalen seperti: trietanolamin, natrium
laurisulfat, kuning telur, gelatinum, caseinum, CMC, dan emulgidum. Gel fase tunggal
dapat dibuat dari makromolekul sintetik (karbomer) atau dari Gom alam seperti tragakan.
Walaupun gel-gel ini umumnya mengandung air, etanol, dan minyak dapat juga
digunakan sebagai pembawa. Contonya minyak mineral dan dikombinasi dengan resin
polietilena untuk membentuk dasar gel berminyak.

4. Bagaimana cara pembuatan secara umum dari Salep, Pasta, krim dan Gel.
Jawab:
Pada prinsipnya metode pembuatan sediaan semi solida dibagi menjadi 2 metode, yaitu :
a) Metode pelelehan (fusion)
1) Timbang bahan berkhasiat yang akan digunakan, gerus halus sesuai dengan ukuran
partikel yang dikehendaki.
2) Timbang basis yang tahan pemanasan, panaskan di atas penangas air hingga diatas
titik leleh (sampai lumer)
3) Untuk sediaan krim, pemanasan fase air dan fase minyak dilakukan terpisah
masing-masing dilakukan pada suhu 70 0C
4) Setelah dipanaskan, masukkan ke dalam mortir hangat (dengan cara membekar
alkohol di dalam mortir), aduk sampai dingin dan terbentuk masa semisolid.
5) Tambahkan basis yang sudah dingin sedikit demi sedikit (dengan metode
pengenceran geometris) ke dalam bahan berkhasiat, aduk sampai homogen dan
tercempur rata.
b) Metode triturasi
1) Timbang bahan berkhasiat yang akan digunakan, gerus halus sesuai dengan ukuran
partikel yang dikehendaki
2) Timbang basis, campurkan satu sama lain dengan metode pencampuran geometris,
sambil digerus dalam mortir sampai homogen.
3) Tambahkan basis yang sudah tercampur sedikit demi sedikit ke dalam mortir yang
sudah berisi bahan berkhasiat
4) Aduk sampai homogen dan tercampur rata.

5. Bagaimana cara mengevaluaasi sediaan Salep, Pasta, Krim dan Gel jelaskan.
Jawab :
1) Pengamatan organoleptis: Dilakukan pengamatan warna, bau dan konsistensi
sediaan salep.
2) Uji homogenitas: Sejumlah salep dioleskan pada plat kaca lalu diamati
homogenitasnya. Salep yang homogen ditandai dengan tidak terdapatnya
gumpalan pada hasil pengolesan, struktur yang rata dan memiliki warna yang
seragam
3) Uji Ph: 1 gram salep dan diencerkan dengan 10 mL aquades, kemudian diukur
pHnya menggunakan Ph meter.
4) Pengukur daya sebar: Sebanyak 0,5 g salep diletakkan diantara dua lempeng
objek transparan yang diberi beban 100 g. Pengukuran diameter daya sebar
dilakukan setelah salep tidak menyebar kembali atau lebih kurang 1 menit setelah
pemberian beban
5) Pengukuran viskositas: Viskositas diukur sebelum dan sesudah
penyimpanan dipercepat dengan menggunakan viskometer Brookfield dengan
spindel 7 pada 50 putaran per menit (rpm).
6) Penentuan sifat aliran: Sediaan salep diaduk selama 60 detik, lalu dituang ke
dalam gelas piala 100 mL, kemudian viskositasnya diukur pada kecepatan 5, 10,
20, 30 dan 50 rpm. Sifat aliran ditentukan dengan mem-buat rheogram hubungan
antara shearing stress (tekanan geser) dengan rate of shear (kecepatan geser).
Tekanan geser dinyatakan dalam satuan dyne.cm-2, sedangkan kecepatan geser
dinyatakan dalam putaran per menit (rpm)
7) Uji kestabilan Evaluasi kestabilan salep dari sediaan ekstrak etanol daun gulma
siam dengan jenis basis salep yang berbeda dilakukan sebelum dan sesudah
penyimpanan dipercepat. Penyimpanan dipercepat dilakukan pada suhu antara 5°C
dan 35°C masing- masing 12 jam selama 10 siklus

Anda mungkin juga menyukai