Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SISTEM KEUANGAN INTERNASIONAL

Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas

Mata kuliah Ekonomi Internasional

Disusun oleh :

Achmad Solichan (030119146)


Nella Maya Sari (030219205)
Nesha Priscilla Vitaloka (030219208)
Rania Ayu Wulandari (030219212)
Siti Ulvi Ulvia Sugitno (030219228)

STIE DR. KHEZ. MUTTAQIEN – PURWAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Biaya Kualitas Dan Produktifitas :
Pengukuran, Pelaporan, Pengendalian

Tidak lupa Shalawat dan salam kami haturkan untuk junjungan Nabi agung kita, Nabi
Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk yang paling benar yakni Syariah
agama Islam yang sempurna yang merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh
alam semesta.

Kami menyadari dengan sepenuh hati bahwa terdapat ketidaksempurnaan atau


kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat meminta kritik dan saran yang
membangun dari pembaca untuk materi evaluasi kami mengenai penulisan makalah
berikutnya. Kami juga berharap hal tersebut bisa dijadikan pembelajaran untuk kami agar
dapat memperbaiki kesalahan dan melengkapi kekurangan di makalah selanjutnya.

Purwakarta, 27 Juni 2021

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulis...........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................2
2.1 Pengertian Sistem Keuangan Internasional................................................................................2
2.2 Sistem Keuangan Dari Masa Ke Masa.......................................................................................2
2.3 Sistem Penetapan Kurs Mata Uang............................................................................................6
2.4 Cara Melakukan Transaksi Internasional...................................................................................8
2.5 Kelemahan Sistem Keuangan Internasional.............................................................................11
BAB IIIPENUTUP............................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap negara mempunyai mata uang sendiri dan mata uang itu
menunjukkan nilai barangnya. Begitu juga dengan sistem keuangan internasional
ini mengacu pada institusi-institusi dimana pembayaran atas transaksi lintas negara
dilaksanakan. Sistem ini menentukan bagaiman kurs tukar asing ditentukan dan
bagaimana pemerintah dapat mempengaruhi kurs tukar.

Sistem keuangan internasional merupakan sistem keuangan yang berlaku


untuk semua negara di dunia yang membahas tentang pembayaran atas transaksi
lintas negara. Sistem moneter internasional yang berfungsi dengan baik akan
memfasilitasi perdagangan internasional dan investasi, serta mempermudah
adaptasi terhadap perubahan. Pembahasan inti dari sistem moneter internasional
adalah menentukan pengaturan sistem kurs tukar.

Semenjak dimulainya sistem standar emas hingga abad ke 20, sistem


keuangan internasional telah mengalami pasang surut. Perubahan dari sistem ke
sistem yang lain diakibatkan oleh gejolak ekonomi pada saat itu. Sampai saat ini
pun sistem keuangan internasional masih menjadi perhatian semua negara dan
masih ingin merubah sistemnya menjadi lebih berfungsi optimal. Untuk itu penulis
akan membahas terkait dengan “Sistem keuangan Internasional”.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan sistem keuangan interasional ?
2. Sistem keuangan internasional dari masa ke masa
3. Bagaimana system penetapan kurs mata uang?
4. Bagaimana cara melakukan transaksi pembayaran internasional?
5. Apa kelemahan sistem keuangan internasional ?

1.3 Tujuan Penulis


1. Mengetahui pengertian dari sistem moneter internasional.
2. Mengetahui sejarah dan perkembangan sistem moneter internasional.
3. Mengetahui proses penetapan kurs mata uang.
4. Mengetahui cara melakukan transaksi pembayaran internasional.
5. Mengetahui kelemahan sistem moneter internasional.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Keuangan Internasional


Keuangan internasional (juga disebut ekonomi moneter internasional atau
ekonomi makro internasional) adalah cabang ekonomi keuangan yang mempelajari
keterkaitan dua negara atau lebih dari sisi moneter dan ekonomi makro.

Keuangan internasional mempelajari dinamika sistem keuangan global, sistem


moneter internasional, neraca pembayaran, nilai tukar, investasi asing langsung, dan
hubungannya dengan perdagangan internasional.

Keuangan internasional, kadang disebut keuangan multinasional, menangani


manajemen keuangan internasional. Investor dan perusahaan multinasional harus
menilai dan mengelola risiko internasional seperti risiko politik dan risiko valuta
asing, termasuk keterpaparan transaksi, keterpaparan ekonomi, dan keterpaparan
penerjemahan.

2.2 Sistem Keuangan Dari Masa Ke Masa


a. Sistem Keuangan Pra Perang Dunia
Sistem keuangan waktu pra perang dunia digunakan “Standar Emas = muncul
karena menurut para ahli merupakan system kurs tetap dan cenderung stabil dan kalau
berubah tidak terlalu signifikan pada saat itu”

Keuntungan melekat pada sistem ini :


1. Stabilnya kurs valas “dimana kurs yang tingkat ketinggiannya tidak berubah dan
jika ada pergerakan akan selalu diikuti oleh ekspor/impor emas.
2. Defisit atau surplus neraca pembayaran berkecenderung tidak berlangsung “sebab
dalam kondisi surplus maupun deficit akan cenderung menimbulkan kekuatan-
kekuatan dalam perekonomian yang secara otomatis mengakibatkan surplus
maupun deficit neraca pembayaran yang terjadi yang pada akhirnya akan kembali
seimbang”

2
Kelemahan sistem standar emas :

1. Stabilitas dalam kurs valuta asing biasanya diikuti oleh ketidakstabilan tingkat
harga. Apabila terjadi aliran emas masuk maka tingkat harga dan kegiata ekonomi
akan cenderung naik dan demikian pula sebaliknya.
2. Mekanisme penyeimbangan kembali neraca pembayaran dalam praktek asing
sering tidak lancar seperti yang diungkapkan dalam teori, yang disebabkan oleh
adanya kecenderungan pemerintah negara bersangkutan untuk tidak mematuji
aturan permainan sistem standar emas.

b. Sistem Keuangan Internasional Kurun Waktu Antar Perang Dunia

Masa dimana standar emas berhenti karena gejolak PD 1 Agustus 1914, maka
terputuslah integrasi konvertibilitas mata uang terhadap emas, mekanisme
penyesuaian neraca pembayaran dan sistem perekonomian (pergerakan ekonomi
berjalan sendiri-sendiri)

Dalam masa perang negara mempraktekan sistem pengawasan/kontrol devisa =


kurs valas tidak diserahkan dalam mekanisme pasar tetapi ditentukan oleh pemerintah

Terjadinya genjala inflasi dikarenakan pemerintah saat itu banyak menggunakan


kebijakan anggaran dan cadangan valas untuk membiayai perangnya dimana untuk
menutupi anggaran devisitnya mencetak uang kertas, dimana sebelumnya status
negara kreditur menjadi debitur

c. Sistem Keuangan Internasional Masa Pasca Perang

Sistem moneter internasional masa pasca perang (sistem brettonwoods) kurun


waktu dari 1946 hingga sekarang, dimana dijumpai dua macam sistem moneter yaitu :
1. Sistem BrettonWoods masa penggunaan tahun 1946 s/d 1972
Sistem BrettonWoods (1944-1976) adalah sebuah sistem perekonomian dunia
yang dihasilkan dari konferensi yang diselenggarakan Woods, New Hampshire (1944)
Terdapat dua tujuan utama konferensi BrettonWoods , yaitu:
a. Mendorong pengurangan tarif dan hambatan lain dalam perdagangan
internasional.

3
b. Menciptakan kerangka ekonomi global untuk meminimalisir konflik
ekonomiyang terjadi di antara negara-negara, yang salah satu bagiannya
adalah mencegah terjadinya PD II di Bretton.

Konferensi BrettonWoods diikuti oleh 44 perwakilan negara. Pertemuan tersebut


menyepakati pembentukan tiga buah lembaga ekonomi Internasional:
a) International MonetaryFund (IMF),
b) International Bank forReconstructionand Development (IDRB)
c) International Trade Organization (ITO) → World Trade Organization(WTO)

2. Sistem kurs mengambang terkendali

Dolar AS disepakati untuk menjadi satu-satunya mata uang yang secara


langsung konvertibel dengan emas untuk tujuan moneter yang resmi. Satu Ons
emas disepakati bernilai US$ 35 dan untuk mata uang lainnya ditetapkan apa yang
disebut nilai pari atau kurs yang ditambatkan pada mata uang dolar Amerika
(US$), dan US$ menambatkan pada emas ($35/ons).

Pada saat itu berlaku kurs mata vang tetap. (Kurs mata uang tetap ialah
apabila dua negara atau lebih sepakat tentang kurs mata uang mereka ).
Selanjutnya, negara yang telah menentukan nilai paritasnya diharuskan untuk
menjaga agar kurs yang berlaku tidak menyimpang dari batasan-barasan yang
ditetapkan, yakni tidak lebih tinggi alau lebih rendah daripada nilai paritas plus-
minus satu persen. Misalnya pound Inggris memiliki nilai pari per ons emas
adalah £.2,80. Berdasarkan toleransi deviasi ± 1%, maka pound memiliki rentang
antara £.2,772 dan £.2,828.

kurs mengambang terkendali "IMF memberikan persetujuan negara


anggota tersebut untuk menyesuaikan dengan kurs valas dengan cara
mendevaluasi atau merevaluasi mata uangnya sendiri-sendiri.

Pada masa pasca perang dunia pertama terbentuklah 3 lembaga ekonomi


internasional :

1. IMF (Internasional MonetaryFund), yang menjadi perhatian utama adalah


bidang keuangan internasional, yang meliputi : menetapkan kurs devisa,

4
pemeliharaan kurs devisa, membantu negara anggota dalam menghadapi
kesulitan neraca pembayaran.
2. IBRD (Internasional Bank forReconstructionand Development) / wordbank
perhatian utama mengenai investasi internasional
3. ITO (International Trade Organization) perhatian utama meningkatkan taraf
hidup masyarakat dunia melalui peningkatan volume perdagangan dengan cara
meriberalisasi perdagangan internasional.

Ada 6 tujuan yang ingin dicapai:

 Untuk memajukan kerjasamamoneter internasional dengan jalan mendirikan


lembaga IMF.
 Untuk memperluas perdagangan dan investasi dunia.
 Untuk memajukan stabilitas kurs valas.
 Untuk mengurangi dan membatasi praktik-praktik pembatasan terhadap
pembayaran internasional.
 Untuk menyediakan dana yang dipinjamkan dalam bentuk pinjaman Jangka
pendek atau jangka menengah.
 Untuk memperpendek dan memperkecil besar defisit atau surplusurplus neraca
pembayaran.

d. Sistem Keuangan Internasional Yang Berlaku Sekarang


Tahun 1962 perancismempelopori penukaran mata uang US$ dengan emas
yang diikuti oleh negara lain sehingga cadangan hingga 1968 terasa sangat besar,
sehingga amerika memutuskan untuk mencabut (konverbilitas mata uangnya US$
terhadap emas (1971), maka berakhir masa sistem moneter brettonwoods.

Brettonwoods runtuh pada thn 1971 dan pada tahun 1976 dari pertemuan Jamaica
dihasilkan SecondAmandement terhadap pasal-pasal persetujuan IMF. Amandemen
kedua ini antara lain menyangkut :
o Kurs Devisa yang berlaku adalah floatingexchangerate atau managefloating
o SDR merupakan cadangan devisa Internasional yang akan dibagikan kepada
semua negara anggota dengan jalan memindah bukukannya pada rekening negara
bersangkutan. SDR betul-betul uang dan dapat digunakan untuk melunasi
pembayaran.
5
o Emas secara resmi di demonetized dan fungsinya sebagai cadangan moneter
dihapus. Negara-negara anggota dilarang mengaitkan nilai mata uangnya pada
emas. Separuh dari cadangan emas dikembalikan kepada para angggota.
Kewajiban IMF untuk mentransfer emas kepada para anggotanya juga
dihilangkan. Sisanya dijual dengan harga lelang, hasilnya dipergunakan untuk
menolong negara-negara miskin.
o Pengawasan oleh IMF ada tiga prinsip khusus itu ialah:
1. Negara anggota harus menghindarkan diri melakukan tindakan
memanipulasikan kurs devisa dengan maksud menghalang-halangi
penyeimbangan kembali neracaapembayaran atau untuk meningkatkan daya
saing melawan hasil-hasil produksi para anggota lain secara tidak wajar.
2. Negara anggota harus mengadakan intervensi terhadap nilai valuta asing di
bursa valuta asing dengan tujuan untuk mengurangi gejolak pasar.
3. Negara-negara anggota harus memperhitungkan kepentingan sesama angota
dalam menjalankan kebijakan-kebijakan intervensinya.
o Fasilitas Kredit dana IMF
 StandbyAgreement. Diperkenalkan pada tahun1952. Tujuannya untukb
memberikan peluang kepada negara anggota guna mendapatkan dan pinjaman
justru sebelum adanya kesulitan neraca pembayaran.
 The CompensatoryFinancingFacility. Diperkenalkan pada tahun 1963. Fasiitas
ini memberikan bantuan kepada negara anggota untuk mengatasi kesulitan
neraca pembayaran sebagai akibat dari, misalnya kegagalan panen.
 The ExtendedFundFacility. Diperkenalkan mulai tahun 1974. Memberikan
pinjaman kepada negara-negara anggota yang mengalami kesulitan neraca
pembayaran yang diakibatkan oleh faktor-faktor lain yang bersifat struktural
yang membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikannya.

2.3 Sistem Penetapan Kurs Mata Uang


Mekanisme penentuan kurs bisa dikategorikan menjadi beberapa kelompok :

1. Free Float (Mengambang Bebas)


Berdasarkan sistem ini, kurs mata uang dibiarkan mengambang bebas
tergantung kekuatan pasar.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kurs, misal inflasi, pertumbuhan


6
ekonomi, inflasi akan digunakan oleh pasar dalam mengevaluasi kurs mata uang
negara yang bersangkutan. Jika variable tersebut berubah, atau penghargaan
terhadap variable tersebut berubah, kurs mata uang akan berubah. Sistem
mengambang bebas juga disebut sebagai clean float.

2. Float yang dikelola (Managed Float)


Sistem mengambang bebas mempunyai kerugian karena ketidakpastian kurs
cukup tinggi. Sistem float yang dikelola, yang sering disebut juga sebagai dirty
float, dilakukan melalui campur tangan Bank Sentral yang cukup aktif.

Bank Sentral kemudian akan melakukan intervensi jika kurs yang terjadi di
luar batasan yang telah ditetapkan.

Beberapa bentuk intervensi :

a. Menstabilkan fluktuasi harian.

Bank Sentral melakukan cara ini dengan tujuan menjaga stabilitas kurs agar
perubahan kurs cukup teratur.

b. Menunda kurs (leaning against the wind).

Melalui cara ini bank sentral melakukan intervensi dengan tujuan mencegah
atau mengurangi fluktuasi jangka pendek yang cukup tajam, yang diakibatkan
oleh kejadian yang sifatnya sementara.

3. Kurs tetap secara tidak resmi (unofficial pegging).

Melalui cara ini Bank Sentral melawan kekuatan pasar dengan menetapkan
(secara resmi) kurs mata uangnya.

4. Perjanjian Zona Target Tertentu

Melalui perjanjian ini, beberapa negara sepakat untuk menentukan kurs mata
uangnya secara bersama dalam wilayah kurs tertentu. Jika kurs melewati batas
atas atau batas bawah, Bank Sentral negara yang bersangkutan akan melakukan
intervensi.

5. Dikaitkan dengan mata uang lain

7
Sekitar 62 negara dari 162 negara anggota IMF mengkaitkan nilai mata uangnya
terhadap mata uang lainnya. Sebagian mengkaitkan nilai mata uangnya terhadap
mata uang negara tetangga.

6. Dikaitkan dengan kelompok mata uang lain

Sekitar 21 negara mengkaitkan mata uangnya terhadap kelompok mata uang


lainnya. Basket, kelompok, atau portofolio mata uang tersebut biasanya terdiri
dari mata uang partner dagang yang penting. 19 negara mengkaitkan nilai mata
uangnya terhadap portofolio yang mereka buat sendiri.
7. Dikaitkan dengan indikator tertentu
Dua negara, Chili dan Nikaragua, mengkaitkan mata uangnya terhadap indikator
tertentu, seperti kurs riil efektif, kurs yang telah memasukkan inflasi terhadap
partner dagang mereka yang penting8. Sistem kurs tetap Di bawah sistem kurs
tetap, pemerintah atau Bank Sentral menetapkan kurs secara resmi. Kemudian
Bank Sentral akan selalu melakukan intervensi secara aktif untuk menjaga kurs
yang telah ditetapkan tersebut.

Jika kurs resmi dirasakan sudah tidak sesuai dengan kondisi fundamental ekonomi
negara tersebut, devaluasi atau revaluasi dilakukan. Cara yang bisa dilakukan
selain devaluasi adalah :

1. pinjaman asing
2. pengetatan
3. pengendalian harga dan upah

4. pembatasan aliran modal keluar

2.4 Cara Melakukan Transaksi Internasional


Adapun cara untuk melakukan pembayaran internasional yang timbul akibat
perdagangan dan peminjaman internasional antara lain sebagai berikut:
1. pembayaran dengan surat wesel dagang (Commercial Bill of Exchange
atau Commercial draft atau Trade Bill)
Surat wesel dagang adalah pembayaran yang dilakukan dengan cara
eksportir menarik surat wesel atas importir sejumlah harga barang-barang
beserta biaya-biaya pengirimannya.

Dalam surat wesel tersebut harus dilampiri dokumen-dokumen berupa:


8
a. faktur (invoice),
b. konosemen atau surat muatan (bill of lading),
c. daftar isi barang (packing list),
d. surat keterangan asal barang (certificate of origin),
e. surat keterangan pabean,
f. surat asuransi (insurence).

Cara pembayaran semacam ini sekarang masih banyak digunakan dalam


lalu lintas pembayaran internasional. Dengan surat wesel, apabila eksportir
membutuhkan uang sebelum jatuh tempo, maka ia dapat menjualnya kepada
pihak lain, yang kelak akan menukarkannya kepada importir setelah wesel itu
jatuh tempo.

2. Kompensasi pribadi

kompensasi pribadi adalah adalah cara pembayaran dengan mengalihkan


penyelesaian utang piutang pada seorang penduduk dalam satu negara tempat
penduduk tersebut tinggal.

Cara pembayaran ini digunakan di Indonesia sekitar tahun 1960-an, namun


sekarang sudah tidak banyak lagi digunakan dalam perdagangan internasional.

3. Pembayaran tunai

Pembayaran tunai atau pembayaran di muka adalah pembayaran yang


dilakukan dengan menggunakan uang tunai atau cek, yang dilakukan bersama-
sama dengan surat pesanan atau menunggu diterimanya kabar bahwa barang
yang telah dipesan dikapalkan oleh eksportir. Cara pembayaran ini
mempunyai risiko yang besar.

4. Pembayaran dengan letter of kredit

Letter of credit atau commercial letter of credit adalah surat yang dikeluarkan
oleh bank atas permintaan pembelian sejumlah barang di mana bank sendiri
yang mengakseptir (menyetujui) dan membayar surat wesel yang ditarik oleh
eksportir.

Transaksi yang menggunakan fasilitas L/C terdiri atas :

9
a. L/C biasa, artinya L/C dimana seorang importir bisa langsung
membayar sesuai dengan harga barang melalui bank yang ditunjuk
b. Merchant L/C, artinya L/C dimana seorang importir dapat
memasukkan barang terlebih dahulu dengan melakukan pembayaran
sebagian, sedangkan sisanya dibayar kemudian

c. Indutrial L/C, artinya impor banang-barang industri atau barang modal


secara cepat dan tidak dipakai untuk barang konsumsi.

d. Red Clause L/C, artinya L/C yang mencantumkan instruksi kepada


Advising Bank (bank yang ditunjuk) untuk melaksanakan pembayaran
sebagian dari jumlah L/C kepada eksportin sebelum mengapalkan
barangbarang ekspor.

e. Usance L/C, artinya L/C yang pembayarannya baru dilakukan dengan


tenggang waktu tertentu, misalnya 1 bulan dari pengapalan barang
atau 1 bulan setelah penunjukan dokumen.
5. Pembayaran Kemudian atau Rekening Terbuka (Open Account)

Pembayaran kemudian atau rekening terbuka adalah cara membiayai


transaksi perdagangan internasional di mana eksportir mengirimkan barang
kepada importir tanpa adanya dokumen-dokumen untuk meminta
pembayaran. Pembayaran dilakukan setelah barang laku dijual atau satu
sampai dengan tiga bulan setelah tanggal pengiriman, sesuai dengan
penjanjian yang disepakati bersama. Sistem ini sangat membantu
pengimpor melakukan transaksi perdagangan, akan tetapi berisiko besar
bagi pengekspor.
6. Pembayaran dengan Konsinyasi
Pembayararan secara konsinyasi dilakukan setelah barang yang dikirim
sudah terjual seluruhnya atau sebagian. Metode ini biasanya dilakukan kepada
orang yang telah dikenal dengan baik. Jadi, barang yang akan dijual
merupakan barang titipan untuk jangka waktu tertentu dan pembayaran
dengan termin waktu. Untuk memperkecil risiko penjual, sebaiknya
menggunakan jasa bank dalam pengiriman dokumen penagihan dan bonded
warehouse untuk penitipan barangnya. Apabila barang sudah terjual, pembeli
membayar kepada bank sejumlah uang atas nilai barang dan sebagai gantinya
bank akan menyerahkan delivery instruction kepada bonded warehouse untuk

10
mengeluarkan barangnya.

2.5 Kelemahan Sistem Keuangan Internasional


Ketika sistem moneter internasional dikaitkan dengan emas, yang pada
akhirnya menyebabkan saling ketergantungan di antara sistem mata uang sehingga
menjadi jangkar bagi nilai tukar yang tetap (fixed exchange rate) dan
menstabilkan inflasi. Ketika sistem Gold Standard hancur, fungsi yang bernilai ini
tidak bertahan lama dan dunia terjebak dalam rezim inflasi yang terus menerus.
Sistem moneter internasional saat ini tidak mengatur interdepensi (saling mengait)
antara berbagai mata uang dan juga tidak menstabilkan harga. Alih-
alihnmengandalkan keseimbangan yang dihasilkan secara otomatis, AS terpaksa
harus "menampar" mitra dagangnyanyang mengancam layaknya musuh. Setelah
revolusi di Eropa Timur dan hancurnya komunisme, kita tiba-tiban memiliki 10
negara baru yang masuk dalam sistem moneter internasional, (pecahan Uni
Soviet) seluruhnya dengan mata uang yang baru atau kebutuhan baru terhadap
kebijakan mata uangnya. Sistem moneter seperti apanyang seharusnya Michel
Camdessus (Managing Director IMF saat itu) rekomendasikan kepada negeri-
negeri baru itu? Jawabannya akan menjadi nyata sebelum tahun 1971 masing-
masing negara itu mesti menstabilkan mata uangnya terhadap Dollar AS atau
terhadap salah satu mata uang yang stabil yang berhadapan dengan Dollar AS
yang dikaitkan dengan emas.

Memperbaiki nilai tukar terhadap blok Dollar yang meliputi hampir seluruh
ekonomi dunia, telah memberi negara-negara transisi baru yang relatif memiliki
tingkat harga yang stabil di antara negara-negara barat. Sekarang saya ingin
menunjukkan kontribusi amat penting oleh IMF di antara awal pendiriannya tahun
1946 dan 1971. Pada awal pendiriannya IMF memberi negara-negara sebuah
filosofi manajemen makro ekonomik yang logis berdasarkan nilai tukar tetap atau
terkendali (fixed exchange rate). Kesepakatan yang luar biasa ini sekarang
diserahkan kepada para pemimpin moneter domestik.

Untuk meyakinkan, sebuah negara dapat memperbaiki mata uangnya terhadap


salah satu mata uang utama seperti Dollar AS. Pada praktiknya, kebijakan seperti
itu memerlukan aksi dari kepemimpinan yang kuat; rencana stabilisasi (inflasi)
11
melibatkannilai tukar tetap yang diterapkan di Argentina oleh Domingo Cavallo
yang menggambarkan betapa jarang kualitas pemimpin sepertinya. Dalam periode
nilai tukar tetap sebelum 1971, kepemimpinan yang kuat tidak diperlukan sebab
ada sebuah sistem dimana mayoritas negara mematuhinya dan IMF memiliki
seperangkat aspek teknis untuk menerapkannya. Namun setelah tahun 1971 IMF
kehilangan sentuhan tersebut ketika beralih dari nilai tukar tetap (terhadap emas)
sebelum 1971 menjadi nilai tukar mengambang setelah 1971 dan khususnya
setelah 1973, tahun dimana sistem moneter internasional membatalkan nilai tukar
tetap beralih ke nilai tukar mengambang.

IMF kemudian bergeser tugasnya sebagai pusat sistem moneter internasional


menjadi peran baru sebagai konsultan makroekonomi khusus dan pengawas utang
(bahkan broker utang-pent), fungsi yang sebenarnya bisa diperankan dengan baik
oleh konsultan swasta. Ketika tantangan dari negara- negara transisi muncul, IMF
tidak memiliki sistem yang saling mengait untuk stabilitas moneter untuk
menawarkan sistem yang baik dan hampir tanpa pengeculian seringkali konsep
yang ditawarkan serampangan. Kegagalan negara transisi dibuktikan dengan fakta
bahwa tidak satupun dari negara-negara tersebut di akhir 1996, mampu
melampaui tingkat pendapatan sejak masa transisi bermula, dan hanya dengan
satu atau dua pengecualian, inflasi kembali mencapai 2 digit.

Perbaikan sejak akhir perang dingin sejauh ini lebih memburuk dibanding
perbaikan di akhir sebagian besar perang dunia (I dan II) yang amat
menghancurkan. Sistem moneter internasional yang absolut di dunia saat ini
tidaklah ada. Setiap negara memiliki sistemnya sendiri. Kebanyakan orang tidak
mengerti bagaimana tidak biasanya (unusual) sistem ini. Selama ribuan tahun
negara-negara telah mematok mata uang mereka terhadap salah satu logam mulia
(emas atau perak) atau terhadap mata uang lain. Tetapi dalam seperempat abad
terakhir sejak sistem moneter internasional (bretton woods) hancur, negara-negara
mengadopsi sistem moneternya sendiri, fen omena yang tidak memiliki contoh
sejarah dalam kerjasama antar negara yang dikenal sebagai sistem moneter
internasional.

12
Para ekonom mengetahui bahwa ketergantungan diantara sistem moneter
internasional didukung oleh fakta bahwa keseimbangan neraca pembayaran (suatu
negara) saling berhubungan satu sama lain. Apabila satu negara memiliki neraca
perdagangan yang surplus maka negara-negara lain memiliki neraca perdagangan
yang defisit. Jadi suatu negara bergerak menuju surplus atau defisit yang secara
otomatis berpengaruh terhadap negara lain. Ini memiliki pengaruh di dalam sistem
nilai tukar mata uang. Di dalam sebuah dunia dari n negara dengan n mata uang,
ada n-1 nilai tukar yang independen. Setiap negara tidak dapat menetapkan nilai
tukarnya. Akan ada banyak nilai tukar tetap di antara negara-negara.

Ada satu derajat bebas (degree of freedom), yang membiarkan kenaikan


terhadap apa yang para ekonom menyebutnya dengan (redundancy problem)
masalah kelebihan . Aturan dimana tambahan derajat kebebasan untuk
memelihara kestabilan harga, atau dalam kasus standar emas (gold standard)
adalah memelihara atau menstabilkan harga emas. Di atas kertas, pengumpulan
data hampir 200 negara dengan mata uang tunggal dan nilai tukar mengambang
akan menunjukkan hasil berupa kebingungan yang luar biasa. Dalam prakteknya,
bagaimanapun juga, sistem ini tidaklah begitu buruk. Ada hubungan yang penting
dalam struktur finansial dunia berkenaan dengan konfigurasi kekuatan dalam
ekonomi dunia dan aturan khusus yang dijalankan oleh mata uang negara AS.

Ketika suatu negara memiliki supereconomy, mata uangnya seringkali


memenuhi banyak fungsi dari sebuah mata uang internasional, sebuah judul yang
kita coba berangkat dari sini. 1. Negara yang Mengalami Kepailitan Pada tahun
1970-an adalah waktu yang baik bagi bank untuk memberikan pinjaman kepada
negara berkembang. Kondisi saat itu menggambarkan seakan negara tidak akan
mengalami kepailitan. Kenyataan memperlihatkan “ sovereign debt ” (utang
pemerintah negara berdaulat) menghantam bisnis internasional. Beberapa negara
berkembang ternyata tidak mampu mengembalikan utangnya bahkan
bunganyapun tidak terbayar. Krisis “ sovereign debt ” terjadi di Polandia pada
tahun 1981, sedangkan di Meksiko, Brazilia dan Argentina terjadi tahun 1982.
Penyebab bertambahnya utang negara berkembang yaitu melonjaknya
hargaminyak. Pada tahun 1973 – 1974 harga minyak mengalami kenaikan 4 kali
lipat dan tahun 1979-1980 dinaikkan lagi 2 kali lipat. Kenaikan harga minyak ini

13
mendorong meningkatnya inflasi yang kemudian ditambah lagi dengan terjadinya
resesi dunia. Sementara itu, komoditi ekspor non migas negara berkembang
menurun, sehingga menggoncang perekonomian dan kemampuan untuk
membayar utang.

Tahun 1979 – 1980 harga minyak mulai naik lagi. Akan tetapi kenaikan harga
tersebut diikuti dengan kenaikan suku bunga yang berpengaruh pada suku bunga
pinjaman baru maupun sisa pinjaman yang pada umumnya digunakan suku bunga
variabel. Negara berkembang menanggung biaya bunga sebesar AS$ 2,5
milliar/tahun untuk setiap kenaikan 1 persen suku bunga pinjaman AS$. Hal ini
mengakibatkan naiknya nilai mata uang AS$. Negara berkembang pada umumnya
meminjam uang dalam bentuk AS$ sehingga setiap kenaikan nilai mata uang AS$
menambah beban. Beban tersebut menjadi lebih berat karena pembayaran
komoditi ekspor diterima dalam berbagai mata uang lain yang digunakan untuk
membayar utang dalam AS $.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Para ahli beranggapan bahwa uang dan Sistem Moneter Internasional
merupakan unsur yang bersifat netral baik ekonomis atau politis, namun
anggapan ini tidak terbukti dalam ekonomi modern.

Sistem Penetapan Kurs Mata Uang


a. pembayaran dengan surat wesel dagang (Commercial Bill of
Exchange atau Commercial draft atau Trade Bill)
b. Kompensasi pribadi
c. Pembayaran tunai
d. Pembayaran dengan letter of kredit
e. Pembayaran Kemudian atau Rekening Terbuka (Open Account)
f. Pembayaran dengan Konsinyasi (Consign 4311`ment)

15
DAFTAR PUSTAKA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Keuangan_internasional
https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/sistem-keuangan-internasional
https://www.slideshare.net/mobile/dhiya_right/sistem-keuangan-internasional

http://roni336.blogspot.com/2010/08/kelemahan-sistem-moneter- internasional.html
https://alexandria05.blogspot.com/2014/10/makalah-sistem-moneter- internasional.html

https://www.inforexnews.com/strategi-trading-forex/sistem-moneter-internasional

16

Anda mungkin juga menyukai