Anda di halaman 1dari 30

Pengertian industry

Menurut undang-undang no 3 tahun 2014 industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang
mengolah bahan baku dan memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang
mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industry

Pengertian industry farmasi

Berdasarkan pmk no 26 th 2018 mengatakan bahwa ndustri Farmasi adalah perusahaan berbentuk
badan hukum yang memiliki izin untuk melakukan kegiatan produksi atau pemanfaatan sumber daya
produksi, penyaluran obat, bahan obat, dan fitofarmaka, melaksanakan pendidikan dan pelatihan,
dan/atau penelitian dan pengembangan.

A. Bangunan Industri Farmasi


Bangunan industri adalah sesuatu yang didirikan oleh manusia, seperti
gedung, rumah, dan lain-lain yang digunakan untuk mengolah barang dengan
menggunakan sarana dan prasarana tertentu. Bangunan dan fasilitas untuk
pembuatan obat hendaklah memiliki desain, konstruksi dan letak yang memadai,
serta disesuaikan kondisinya dan dirawat dengan baik untuk memudahkan
pelaksanaan operasi yang benar. Tata letak dan desain ruangan harus dibuat
sedemikian rupa untuk memperkecil resiko terjadinya kekeliruan, pencemaran
dan kesalahan lain, dan memudahkan pembersihan, sanitasi dan perawatan yang
efektif untuk menghindari pencemaran silang, penumpukan debu atau kotoran,
dan dampak lain yang dapat menurunkan mutu obat (Sagita dkk., 2012).

Gambar 1. Bangunan Industri Farmasi

1. Prinsip
Bangunan dan fasilitas untuk pembuatan obat harus memiliki desain,
konstruksi dan letak yang memadai, serta disesuaikan kondisinya dan dirawat
dengan baik untuk memudahkan pelaksanaan operasi yang benar. Tata letak dan
desain ruangan harus dibuat sedemikian rupa untuk memperkecil risiko terjadi
kekeliruan, pencemaran silang dan kesalahan lain, serta memudahkan
pembersihan, sanitasi dan perawatan yang efektif untuk menghindarkan
pencemaran silang, penumpukan debu atau kotoran, dan dampak lain yang dapat
menurunkan mutu obat (CPOB, 2012).
Desain dan tata letak ruang hendaklah memastikan:
1. Kompatibilitas dengan kegiatan produksi lain yang mungkin dilakukan di
dalam sarana yang sama atau sarana yang berdampingan.
2. Pencegahan area produksi, area penyimpanan dan area pengawasan mutu
dimanfaatkan sebagai jalur lalu lintas umum bagi personil yang tidak
berkepentingan.
2. Ketentuan Umum
1. Letak bangunan hendaklah sedemikian rupa untuk menghindari pencemaran
dari lingkungan sekelilingnya, seperti pencemaran dari udara, tanah dan air
serta dari kegiatan industri lainya yang berdekatan. Bangunan dan fasilitas
hendaklah didesain, dikonstruksi, dilengkapi dan dirawat sedemikian agar
memperoleh perlindungan maksimal terhadap pengaruh cuaca, banjir,
rembesan dari tanah serta masuk dan bersarang serangga, burung, binatang
pengerat, kutu atau hewan lain.
2. Hendaklah tersedia prosedur untuk pengendalian binatang pengerat dan hama.
3. Bangunan dan fasilitas hendaklah dirawat dengan cermat, dibersihkan dan,
bila perlu, didisinfeksi sesuai prosedur tertulis rinci. Catatan pembersihan dan
disinfeksi hendaklah disimpan.
4. Seluruh bangunan dan fasilitas termasuk area produksi, laboratorium, area
penyimpanan, koridor dan lingkungan sekeliling bangunan hendaklah dirawat
dalam kondisi bersih dan rapi. Kondisi bangunan hendaklah ditinjau secara
teratur dan diperbaiki di mana perlu. Perbaikan serta perawatan bangunan dan
fasilitas hendaklah dilakukan hati-hati agar kegiatan tersebut tidak
memengaruhi mutu obat.
5. Tenaga listrik, lampu penerangan, suhu, kelembaban dan ventilasi hendaklah
tepat agar tidak mengakibatkan dampak yang merugikan baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap produk selama proses pembuatan dan
penyimpanan, atau terhadap ketepatan / ketelitian fungsi dari peralatan.
6. Desain dan tata letak ruang hendaklah memastikan :
a) kompatibilitas dengan kegiatan produksi lain yang mungkin dilakukan di
dalam sarana yang sama atau sarana yang berdampingan; dan
b) pencegahan area produksi dimanfaatkan sebagai jalur lalu lintas umum
bagi personil dan bahan atau produk, atau sebagai tempat penyimpanan
bahan atau produk selain yang sedang diproses.
7. Tindakan pencegahan hendaklah diambil untuk mencegah personil yang tidak
berkepentingan masuk. Area produksi, area penyimpanan dan area
pengawasan mutu tidak boleh digunakan sebagai jalur lalu lintas bagi personil
yang tidak bekerja di area tersebut.
8. Kegiatan di bawah ini hendaklah dilakukan di area yang ditentukan:
a) penerimaan bahan;
b) karantina barang masuk;
c) penyimpanan bahan awal dan bahan pengemas;
d) penimbangan dan penyerahan bahan atau produk;
e) pengolahan;
f) pencucian peralatan;
g) penyimpanan peralatan;
h) penyimpanan produk ruahan;
i) pengemasan;
j) karantina produk jadi sebelummemperoleh pelulusan akhir;
k) pengiriman produk dan;
l) laboratorium pengawasan mutu;
Jika lingkungan pabrik tidak dapat dihindarkan dari pencemaran karena
perubahan struktur tanah atau perencanaan kota, hendaklah diambil tindakan sebagai
berikut:
Lingkungan Bentuk cemaran Tindakan pencegahan
Udara Berbagai jenis debu Melengkapi sistem ventilasi
misalnya, debu dari industri dengan saringan udara awal
lain dan partikel pestisida dan saringan udara akhir
yang masing-masing
mempunyai efisiensi 30-40%
dan 90-95%.
Tanah Bekas timbunan sampah dan - Konstruksi bangunan
bahan kimia yang kokoh dan kedap air
sesuai dengan peraturan
bangunan yang berlaku;
- Bebas dari rembesan air,
serangga, binatang
pengerat serta dari
kontaminan lain; dan
- Dilengkapi dengan
saluran pembuangan air
yang efektif untuk
mencegah banjir.

Air tanah - Berkas timbunan bahan - Semua bekas timbunan


kimia bahan harus digali dan
- Air sadah atau air yang dibuang sesuai dengan
mengandung zat koloid peraturan pemerintah
- Mikroba patogen yang berlaku, bekas
penimbunan ini
hendaklah dinetralisasi
(misal dengan kapur
tohor);
- Pelunakan air
- Sedimentasi dan
penyaringan
- Disinfektan misal: dengan
klorinasi
Bangunan dan fasilitas harus dikonstruksi, dilengkapi dan dirawat dengan
tepat agar memperoleh perlindungan dari pengaruh cuaca, banjir, rembesan dari tanah
serta masuk dan bersarangnya serangga, burung, binatang pengerat, kutu atau hewan
lain. Sebaiknya tersedia prosedur untuk pengendalian binatang pengerat hama. Selain
itu perlu diadakan sarana perlindungan seperlunya terhadap:
Lingkungan Tindakan Pencegahan (antara lain)
Cuaca - Memberikan cat tahan cuaca pada
tembok;
- Memasang alat penyerap kelembaban
udara secara pendinginan atau secara
penyerapan oleh bahan kimia yang
higroskopis.

Banjir - Mendesain letak bangunan dibuat


lebih tinggi daripada permukaan air
banjir;
- Memasang saluran pembuangan air
yang efektif.

Rembesan air - Memasang saluran pembuangan air


yang efektif;
- Membuat pondasi dan lantai bangunan
yang tahan rembesan air sesuai
dengan teknik bangunan yang berlaku.

Masuk dan bersarangnya binatang kecil, - Memasang saringan udara pada alat
tikus, burung, serangga dan hewan lain pengendali udara;
- Memasang kawat kasa dan atau tirai
plastik;
- Melaksanakan pest control.
Pest Control merupakan sistem pengendalian hewan di area pabrik untuk
menjaga kebersihan lingkungan. Adapun pest control di bagi menjadi
beberapa bagian :
 Chemical bait adalah cara menangkap tikus atau hewan pengerat lainnya
dengan menaruh kotak di sepanjang dinding bangunan pabrik yang diisi
dengan racun tikus.
 Fogging dilakukan dengan pengasapan untuk membunuh nyamuk dan lalat.
 Spraying adalah penyemprotan untuk membunuh kecoa.
 Glue trap yakni pemasangan perangkap yang dilengkapi dengan lem.
 Flying catcher berupa pemasangan kotak lampu dilengkapi lem akan
menjebak serangga yang masuk dan serangga itu akan tertempel di lampu
tersebut. Biasanya diletakkan sebelum masuk ruangan dan ruangan itu tidak
boleh ada kotoran serangga.
 Insect killer berupa pemasangan kotak lampu yang dilengkapi dengan
penyetrum listrik untuk membunuh serangga. Biasanya diletakkan sebelum
masuk ruangan.

Penggunaan lem agar hewan yang mati tidak terbawa kemana–mana, sehingga
mudah dibersihkan. Perlu diingat, bahwa ruang produksi tidak boleh ada pest control,
karena justru pest control itu zat kimianya akan dapat mengkontaminasi.
B. Dinding Bangunan
Permukaan dinding, lantai dan langit langit bagian dalam ruangan di mana
terdapat bahan baku dan bahan pengemas primer, produk antara atau produk ruahan
yang terpapar ke lingkungan hendaklah halus, bebas retak dan sambungan terbuka,
tidak melepaskan partikulat, serta memungkinkan pelaksanaan pembersihan (bila
perlu disinfeksi) yang mudah dan efektif.
Konstruksi lantai di area pengolahan hendaklah dibuat dari bahan kedap air,
permukaannya rata dan memungkinkan pembersihan yang cepat dan efisien apabila
terjadi tumpahan bahan. Sudut antara dinding dan lantai di area pengolahan
hendaklah berbentuk lengkungan.
Pipa yang terpasang di dalam ruangan tidak boleh menempel pada dinding
tetapi digantungkan dengan menggunakan siku-siku pada jarak cukup untuk
memudahkan pembersihan menyeluruh.
Untuk daerah pengolahan dan pengemasan primer hendaklah dihindarkan
pemakaian bahan dari kayu. Bila terpaksa menggunakan bahan dari kayu hendaklah
diberi lapisan misal cat poliuretan atau enamel. Lapisan cat tidak mudah mengelupas.
C. Lantai
Dalam bangunan suatu industri farmasi permukaan bagian dalam ruangan
seperti dinding, lantai dan langit-langit hendaklah licin, bebas dari keretakan dan
sambungan terbuka serta mudah dibersihkan dan bila perlu mudah didesinfeksi. Di
koridor produksi dimana anda akan menemukan lantai halus yang terbuat dari
bahan epoksi dan anda tidak akan menemukan sudut dimanapun. Sudut-sudut yang
terbentuk, misal pada pertemuan antara lantai dan dinding, tidak berbentuk siku,
namun melengkung. Hal yang mungkin tidak bisa dilihat atau dirasakan adalah
bahwa ada perbedaan tekanan udara antara ruangan dengan koridor. Hal ini dilakukan
agar tidak terjadi kontaminasi antar bahan karena adanya partikel-partikel yang
berterbangan (Pawestrisiwi, T, 2012).
Pada ruang produksi tablet, kapsul, dan sirup terbuat dari semen yang dilapisi
epoksi sehingga lantai mempunyai permukaan yang rata, mudah dibersihkan, tidak
menahan parikel dan tahan terhadap detergent dan desinfektan. Sedangkan pada
ruangan produksi sediaan sterilisasi injeksi lantai tidak boleh ada sekat . Hal ini
meminimalisir adanya bakteri, mudah dibersihkan. Lantai dan dinding bangunan
harus dilapisi cat yang dapat mencegah tumbuhnya lumut dan jamur (misalnya cat
Epoxy atau cat minyak).
Menurut BPOM, 2012 :

1) Permukaan dinding, lantai dan langit-langit bagian dalam ruangan di mana terdapat
bahan baku dan bahan pengemas primer, produk antara atau produk ruahan yang
terpapar ke lingkungan hendaklah halus, bebas retak dan sambungan terbuka, tidak
melepaskan partikulat, serta memung-kinkan pelaksanaan pembersihan (bila perlu
disinfeksi) yang mudah dan efektif.
2) Konstruksi lantai di area pengolahan hendaklah dibuat dari bahan kedap air,
permukaannya rata dan memungkinkan pembersihan yang cepat dan efisien apabila
terjadi tumpahan bahan. Sudut antara dinding dan lantai di area pengolahan
hendaklah berbentuk lengkungan.
Lantai pada ruang aseptic dispensing harus memenuhi spesisfikasi permukaan
datardan halus,tanpa sambungan, keras,resisten terhadap zat kimia danfungi, serta
tidak mudah rusak.
Gambar 2. Lantai ruangan yang terbuat dari bahan epoksi

D. Pembagian Area dalam Industri Farmasi


Ruangan di industri farmasi merupakan salah satu aspek yang harus dijaga
kebersihannya. Untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang antar produk maka
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1) Permukaan ruangan harus kedap air, tidak terdapat sambungan atau retakan, tidak
merupakan tempat pertumbuhan mikroba, mudah dibersihkan, bagian sudut dan
tepi dinding dibuat melengkung.
2) Pipa saluran udara, listrik dipasang diatas langit-langit.
3) Lampu penerangan harus dipasang rata dengan langit-langit.
4) Tahan terhadap bahan pembersih.
Area pabrik dibagi menjadi 4 zona dimana masing-masing zona memiliki
spesifikasi tertentu. Empat zona tersebut meliputi :
a. Unclassified Area
Area ini merupakan area yang tidak dikendalikan (Unclassified area)
tetapi untuk kepentingan tertentu ada beberapa parameter yang dipantau.
Termasuk didalamnya adalah laboratorium kimia (suhu terkontrol), gudang
(suhu terkontrol untuk cold storage dan cool room), kantor, kantin, ruang
ganti dan ruang teknik.

(a) (b) (c)

(d) (e)

Gambar 3: (a) gudang, (b) laboratorium kimia, (c) kantor, (d) kantin, (e) ruang ganti

b. Black area
Area ini disebut juga area kelas E. Ruangan ataupun area yang termasuk
dalam kelas ini adalah koridor yang menghubungkan ruang ganti dengan area
produksi, area staging bahan kemas dan ruang kemas sekunder. Setiap
karyawan wajib mengenakan sepatu dan pakaian black area (dengan penutup
kepala)
c. Grey area
Area ini disebut juga area kelas D. Ruangan ataupun area yang masuk
dalam kelas ini adalah ruang produksi produk non steril, ruang pengemasan
primer, ruang timbang, laboratorium mikrobiologi (ruang preparasi, ruang uji
potensi dan inkubasi), ruang sampling di gudang. Setiap karyawan yang
masuk ke area ini wajib mengenakan gowning (pakaian dan sepatu grey).
Antara black area dan grey area dibatasi ruang ganti pakaian grey dan airlock.

(a) (b) (c)

(d)
Gambar 4: (a) ruang produksi non steril, (b) ruang pengemasan primer, (c) ruang penimbangan, (d)
laboratorium mikrobiologi

d. White area
Area ini disebut juga area kelas C, B dan A (dibawah LAF). Ruangan
yang masuk dalam area ini adalah ruangan yang digunakan untuk
penimbangan bahan baku produksi steril, ruang mixing untuk produksi steril ,
background ruang filling , laboratorium mikrobiologi (ruang uji sterilitas).
Setiap karyawan yang akan memasuki area ini wajib mengenakan pakaian
antistatik (pakaian dan sepatu yang tidak melepas partikel). Antara grey area
dan white area dipisahkan oleh ruang ganti pakaian white dan airlock.
Gambar 5. Ruangan produksi steril

Airlock berfungsi sebagai ruang penyangga antara 2 ruang dengan kelas


kebersihan yang berbeda untuk mencegah terjadinya kontaminasi dari ruangan
dengan kelas kebersihan lebih rendah ke ruang dengan kelas kebersihan lebih tinggi.
Berdasarkan CPOB, ruang diklasifikasikan menjadi kelas A, B, C, D dan E, dimana
setiap kelas memiliki persyaratan jumlah partikel, jumlah mikroba, tekanan,
kelembaban udara dan air change rate.
Ruangan untuk proses produksi harus memenuhi persyaratan tertentu, untuk
memenuhi persyaratan tersebut harus digunakan HVAC ( Heating, Ventilating, and
Air Conditioner ) yang mengontrol kondisi lingkungan produksi seperti suhu,
kelembaban relative (RH), tekanan udara, tingkat kebersihan (sesuai dengan kelas
yang dipersyaratkan).
 Kelas A digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang beresiko tinggi seperti
pengisian produksi steril.
 Kelas B digunakan untuk pembuatan dan pengisian secara aseptis. Kelas ini
adalah lingkungan latar belakang untuk zona A.
 Kelas C merupakan koridor ruangan steril.
 Kelas D digunakan untuk pembuatan produk non steril seperti pembuatan
tablet dan pengemasan primer.
 Kelas E jarang digunakan akan tetapi pada beberapa sumber mengatakan
bahwa kelas E disebut juga sebagai gudang.
Dalam CPOB Terkini (cGMP), penentuan kelas ditentukan oleh parameter-
parameter sebagai berikut :

1. Jumlah partikel di udara lingkungan


2. Jumlah mikroba di udara lingkungan dan permukaan obyek
3. Jumlah pergantian udara ( air exchange )
4. Kecepatan alir udara ( air flow ) dan pola aliran udara ( air flow pattern )
5. Perbedaan tekanan antar ruang
6. Temperatur (t) dan Kelembaban relatif ( Relative Humidity/RH)

E. Persyaratan Area
Persyaratan area bangunan industri farmasi :
1. Area Penimbangan
Penimbangan bahan awal dan perkiraan hasil nyata produk dengan cara
penimbangan hendaklah dilakukan di area penimbangan terpisah yang
didesain khusus untuk kegiatan tersebut. Area ini dapat menjadi bagian dari
area penyimpanan atau area produksi.

Gambar 6. Desain Area Penimbangan


Lingkupan kerja di area penimbangan:
1. Material yang akan ditimbang disiapkan oleh personil yang bewenang

Gambar 7. Persiapan material untuk ditimbang

2. Wadah/container material yang akan ditimbang dibersihkan terlebih dahulu

Gambar 8. Pembersihan container

3. Dilakukan penimbangan bahan awal

Gambar 9. Proses penimbangan bahan awal


4. Setelah dilakukan penimbangan maka bahan awal diberi penandaan yang
jelas

Gambar 10. Bahan yang telah ditimbang

Hal-hal yang perlu diperhatikan:


1. Dilakukan oleh personil berwenang
2. Penimbangan atau penghitungan dan penyerahan bahan awal, bahan
pengemas, produk antara dan produk ruahan dianggap sebagai bagian dari
siklus produksi dan memerlukan dokumentasi serta rekonsiliasi yang
lengkap.
3. Tata cara penanganan, penimbangan, penghitungan dan penyerahan bahan
awal, bahan pengemas, produk antara, dan produk ruahan hendaklah sesuai
dengan prosedur tertulis.
4. Semua pengeluaran bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan produk
ruahan termasuk bahan tambahan yang telah diserahkan sebelumnya ke
produksi, hendaklah didokumentasikan dengan benar.
5. Hanya bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan yang
telah diluluskan oleh Pengawasan Mutu dan masih belum daluwarsa yang
boleh diserahkan.
6. Untuk menghindari terjadinya campur baur, pencemaran silang, hilangnya
identitas dan keragu-raguan, maka hanya bahan awal, produk antara dan
produk ruahan yang terkait dari satu bets saja yang boleh ditempatkan dalam
area penyerahan. Setelah penimbangan, penyerahan dan penandaan, bahan
awal, produk antara dan produk ruahan hendaklah diangkut dan disimpan
dengan cara yang benar sehingga keutuhannya tetap terjaga sampai saat
pengolahan berikutnya.
7. Sebelum penimbangan dan penyerahan, tiap wadah bahan awal hendaklah
diperiksa kebenaran penandaan, termasuk label pelulusan dari bagian
Pengawasan Mutu.
8. Kapasitas, ketelitian dan ketepatan alat timbang dan alat ukur yang dipakai
hendaklah sesuai dengan jumlah bahan yang ditimbang atau ditakar.
9. Untuk tiap penimbangan atau pengukuran hendaklah dilakukan pembuktian
kebenaran identitas dan jumlah bahan yang ditimbang atau diukur oleh dua
orang personil yang independen, dan pembuktian tersebut dicatat.
10. Ruang timbang dan penyerahan hendaklah dijaga kebersihannya. Bahan awal
steril yang akan dipakai untuk produk steril hendaklah ditimbang dan
diserahkan di area steril (lihat Glosarium: Ruang Steril).
11. Kegiatan penimbangan dan penyerahan hendaklah dilakukan dengan
memakai peralatan yang sesuai dan bersih.
12. Bahan awal, produk antara dan produk ruahan yang diserahkan hendaklah
diperiksa ulang kebenarannya dan ditandatangani oleh supervisor produksi
sebelum dikirim ke bagian produksi.
13. Sesudah ditimbang atau dihitung, bahan untuk tiap bets hendaklah disimpan
dalam satu kelompok dan diberi penandaan yang jelas.

2. Area Produksi
a) Luas area kerja dan area penyimpanan bahan atau produk yang sedang
dalam proses hendaklah memadai untuk memungkinkan penempatan
peralatan dan bahan secara teratur dan sesuai dengan alur proses,
sehingga dapat memperkecil risiko terjadi kekeliruan antara produk obat
atau komponen obat yang berbeda, mencegah pencemaran silang dan
memperkecil risiko terlewat atau salah melaksanakan tahapan proses
produksi atau pengawasan.
b) Permukaan dinding, lantai dan langit-langit bagian dalam ruangan di
mana terdapat bahan baku dan bahan pengemas primer, produk antara
atau produk ruahan yang terpapar ke lingkungan hendaklah halus, bebas
retak dan sambungan terbuka, tidak melepaskan partikulat, serta
memung-kinkan pelaksanaan pembersihan (bila perlu disinfeksi) yang
mudah dan efektif.
c) Konstruksi lantai di area pengolahan hendaklah dibuat dari bahan kedap
air, permukaannya rata dan memungkinkan pembersihan yang cepat dan
efisien apabila terjadi tumpahan bahan. Sudut antara dinding dan lantai di
area pengolahan hendaklah berbentuk lengkungan.
d) Pipa, fiting lampu, titik ventilasi dan instalasi sarana penunjang lain
hendaklah didesain dan dipasang sedemikian rupa untuk menghindarkan
pembentukan ceruk yang sulit dibersihkan. Untuk kepentingan perawatan,
sedapat mungkin instalasi sarana penunjang seperti ini hendaklah dapat
diakses dari luar area pengolahan.
e) Pipa yang terpasang di dalam ruangan tidak boleh menempel pada
dinding tetapi digantungkan dengan menggunakan siku-siku pada jarak
cukup untuk memudahkan pembersihan menyeluruh.
f) Pemasangan rangka atap, pipa dan saluran udara di dalam ruangan
hendaklah dihindarkan. Apabila tidak terhindarkan, maka prosedur dan
jadwal pembersihan instalasi tersebut hendaklah dibuat dan diikuti.
g) Lubang udara masuk dan keluar serta pipa-pipa dan salurannya hendaklah
dipasang sedemikian rupa untuk mencegah pencemaran terhadap produk.
h) Saluran pembuangan air hendaklah cukup besar, didesain dan dilengkapi
bak kontrol untuk mencegah alir balik. Sedapat mungkin saluran terbuka
dicegah tetapi bila perlu hendaklah dangkal untuk memudahkan
pembersihan dan disinfeksi.
i) Area produksi hendaklah diventilasi secara efektif dengan menggunakan
sistem pengendali udara termasuk filter udara dengan tingkat efisiensi
yang dapat mencegah pencemaran dan pencemaran silang, pengendali
suhu dan, bila perlu, pengendali kelembaban udara sesuai kebutuhan
produk yang diproses dan kegiatan yang dilakukan di dalam ruangan dan
dampaknya terhadap lingkungan luar pabrik. Area produksi hendaklah
dipantau secara teratur baik selama ada maupun tidak ada kegiatan
produksi untuk memastikan pemenuhan terhadap spesifikasi yang
dirancang sebelumnya.
j) Area produksi hendaklah mendapat penerangan yang memadai, terutama
di mana pengawasan visual dilakukan pada saat proses berjalan.
k) Pengawasan selama-proses dapat dilakukan di dalam area produksi
sepanjang kegiatan tersebut tidak menimbulkan risiko terhadap produksi
obat.
l) Pintu area produksi yang berhubungan langsung ke lingkungan luar,
seperti pintu bahaya kebakaran, hendaklah ditutup rapat. Pintu tersebut
hendaklah diamankan sedemikian rupa sehingga hanya dapat digunakan
dalam keadaan darurat sebagai pintu ke luar. Pintu di dalam area produksi
yang berfungsi sebagai barier terhadap pencemaran silang hendaklah
selalu ditutup apabila sedang tidak digunakan.
Gambar 11. Desain Tata Letak Ruang Produksi NonSteril dan Steril
Gambar 12. Area Produksi
3. Area Penyimpanan
a) Area penyimpanan hendaklah memiliki kapasitas yang memadai untuk
menyimpan dengan rapi dan teratur berbagai macam bahan dan produk
seperti bahan awal dan bahan pengemas, produk antara, produk ruahan
dan produk jadi, produk dalam status karantina, produk yang telah
diluluskan, produk yang ditolak, produk yang dikembalikan atau produk
yang ditarik dari peredaran.
b) Area penyimpanan hendaklah didesain atau disesuaikan untuk menjamin
kondisi penyimpanan yang baik; terutama area tersebut hendaklah bersih,
kering dan mendapat penerangan yang cukup serta dipelihara dalam batas
suhu yang ditetapkan.
c) Apabila kondisi penyimpanan khusus (misal suhu, kelembaban)
dibutuhkan, kondisi tersebut hendaklah disiapkan, dikendalikan, dipantau
dan dicatat di mana diperlukan.
d) Area penerimaan dan pengiriman barang hendaklah dapat memberikan
perlindungan bahan dan produk terhadap cuaca. Area penerimaan
hendaklah didesain dan dilengkapi dengan peralatan yang sesuai untuk
kebutuhan pembersihan wadah barang bila perlu sebelum dipindahkan ke
tempat penyimpanan.
e) Apabila status karantina dipastikan dengan cara penyimpanan di area
terpisah, maka area tersebut hendaklah diberi penandaan yang jelas dan
akses ke area tersebut terbatas bagi personil yang berwenang. Sistem lain
untuk menggantikan sistem karantina barang secara fisik hendaklah
memberi pengamanan yang setara.
f) Hendaklah disediakan area terpisah dengan lingkungan yang terkendali
untuk pengambilan sampel bahan awal. Apabila kegiatan tersebut
dilakukan di area penyimpanan, maka pengambilan sampel hendaklah
dilakukan sedemikian rupa untuk mencegah pencemaran atau pencemaran
silang. Prosedur pembersihan yang memadai bagi ruang pengambilan
sampel hendaklah tersedia.
g) Area terpisah dan terkunci hendaklah disediakan untuk penyimpanan
bahan dan produk yang ditolak, atau yang ditarik kembali atau yang
dikembalikan.
h) Bahan aktif berpotensi tinggi dan bahan radioaktif, narkotik, obat
berbahaya lain, dan zat atau bahan yang mengandung risiko tinggi
terhadap penyalahgunaan, kebakaran atau ledakan hendaklah disimpan di
area yang terjamin keamanannya. Obat narkotik dan obat berbahaya lain
hendaklah disimpan di tempat terkunci.
i) Bahan pengemas cetakan merupakan bahan yang kritis karena
menyatakan kebenaran produk menurut penandaannya. Perhatian khusus
hendaklah diberikan dalam penyimpanan bahan ini agar terjamin
keamanannya. Bahan label hendaklah disimpan di tempat terkunci.

Gambar 13. Desain Tata Letak Ruang penyimpanan


(a) (b)
Gambar 14 : (a) ruang penyimpanan bahan awal, (b) ruang penyimpanan produk jadi

4. Area Pengawasan Mutu


a) Laboratorium pengawasan mutu hendaklah terpisah dari area produksi.
Area pengujian biologi, mikrobiologi dan radioisotop hendaklah
dipisahkan satu dengan yang lain.
b) Laboratorium pengawasan mutu hendaklah didesain sesuai dengan
kegiatan yang dilakukan. Luas ruang hendaklah memadai untuk
mencegah pencampurbauran dan pencemaran silang. Hendaklah
disediakan tempat penyimpanan dengan luas yang memadai untuk
sampel, baku pembanding (bila perlu dengan kondisi suhu terkendali),
pelarut, pereaksi dan catatan.
c) Suatu ruangan yang terpisah mungkin diperlukan untuk memberi
perlindungan instrumen terhadap gangguan listrik, getaran, kelembaban
yang berlebihan dan gangguan lain, atau bila perlu untuk mengisolasi
instrumen.
d) Desain laboratorium hendaklah memerhatikan kesesuaian bahan
konstruksi yang dipakai, ventilasi dan pencegahan terhadap asap. Pasokan
udara ke laboratorium hendaklah dipisahkan dari pasokan ke area
produksi. Hendaklah dipasang unit pengendali udara yang terpisah untuk
masing-masing laboratorium biologi, mikrobiologi dan radioisotop.
Gambar 15. Desain Tata Letak Ruang Laboratorium Pengawasan Mutu

Gambar 16. Area Pengawasan Mutu

5. Sarana Pendukung
a) Ruang istirahat dan kantin hendaklah dipisahkan dari area produksi dan
laboratorium pengawasan mutu.
b) Sarana untuk mengganti pakaian kerja, membersihkan diri dan
toilet hendaklah disediakan dalam jumlah yang cukup dan mudah
diakses.

c) Toilet tidak boleh berhubungan langsung dengan area produksi atau area
penyimpanan. Ruang ganti pakaian hendaklah berhubungan langsung
dengan area produksi namun letaknya terpisah.
d) Sedapat mungkin letak bengkel perbaikan dan perawatan peralatan
terpisah dari area produksi. Apabila suku cadang, asesori mesin dan
perkakas bengkel disimpan di area produksi, hendaklah disediakan
ruangan atau lemari khusus untuk penyimpanan alat tersebut.
e) Sarana pemeliharaan hewan hendaklah diisolasi dengan baik terhadap
area lain dan dilengkapi pintu masuk terpisah (akses hewan) serta unit
pengendali udara yang terpisah (BPOM, 2012).

F. Jumlah Partikel Tiap Ruang


Pembagian kelas juga didasarkan atas perbedaan risiko terapetiknya.
Kelas untuk risiko terapetik paling tinggi adalah kelas A, sementara kelas
yang paling tidak berisiko terapetik adalah kelas G. Untuk obat nonsteril
sebenarnya tidak pernah ditetapkan, hanya ada kelas A, B, C, D saja. Namun,
di Indonesia dimodifikasi dengan adanya penambahan kelas E, F, dan G
sehingga masalah standar untuk obat nonsteril dapat diatasi.
Mengenai debu atau partikel, mutlak untuk dipenuhi batasan jumlahnya
pada tiap kelas. Sebelum mengetahui masing-masing jumlah partikel dari tiap
kelas, ada baiknya untuk mengetahui macam-macam debu atau partikel, yaitu:
1. Coarse dust: 50 sampai 500 mikrometer.
2. Fine dust: 1 sampai 50 mikrometer.
3. Ultra fine dust: kurng dari 0,5 sampai 1 mikrometer.
4. Partikel: kurang dari 0,05 mikrometer.

Di bawah ini adalah persyaratan dari tiap kelasnya.

Catatan:
Kelas A, B, C dan D adalah kelas kebersihan ruang untuk pembuatan produk
steril.
Rekomendasi jumlah partikel di lingkungan produk nonsteril CPOB :

Jumlah maksimum partikel/m3 yg diperbolehkan


Kelas Non-operasional Operasional
0,5 (µm) 5,0 (µm) 0,5 (µm) 5,0 (µm)
E (ruang proses) ≤ 3.520.000 ≤ 29.000 NS NS
F (ruang NS NS NS NS
pengemasan
sekunder)
G (gudang, NS NS NS NS
kantin)

Untuk mencapai syarat dari kelas A, digunakan UDAF (Uni Directional Air
Flow). Dalam kelas-kelas ini jadi ada syaratnya, dalam 1 meter kubik, berapa jumlah
partikel yang diperbolehkan. Contohnya pada kelas A yang diperbolehkan pada saat
istirahat atau tidak sedang proses produksi, jumlah partikl ukuran 0,5 mikrometer
yang diperbolehkan adalah 3.520, dan seterusnya. Dalam hal ini, ada alat yang dapat
menghitung jumlah partikel, yaitu particle counter, alat ini dapat menghisap udara 1
meter kubik, lalu menghitung jumlah partikelnya (CPOB, 2012).

Anda mungkin juga menyukai