PROYEK INOVASI
PENGARUH AROMATERAPI PEPPERMINT TERHADAP
PENURUNAN MUAL MUNTAH PADA PASIEN YANG
MENJALANI KEMOTERAPI DI RUANG BEDAH SYARAF
(RUANG C) RSUD DR. SOEDARSO
Disusun Oleh
3.1 KANKER
2.1.1 Definisi
2.1.2 Etiologi
Segala sesuatu yang menyebabkan terjadinya kanker disebut
karsinogen.Karsinogen menimbulkan perubahan pada DNA yang satuan
terkecilnya adalah gen; sehingga sering karsinogen disebut bersifat
mutagenik. Dari berbagai penelitian dapat diketahui bahwa karsinogen dapat
dibagi ke dalam 4 golongan, yaitu karsinogen kimia, virus, radiasi (ion dan
non-ionasi) dan agen biologic (Guru Besar Patologi Anatomik FKUI
Jakarta, 2002).
1. Karsinogen kimia
Kebanyakan karsinogen kimia ialah pro-karsinogen, yaitu
karsinogen yang memerlukan perubahan metabolis agar menjadi
karsinogen aktif (ultimate carcinogen), sehingga dapat menimbulkan
perubahan pada DNA, RNA atau protein sel tubuh. Beberapa karsinogen
kimia dapat bekerja bersama-sama atau dengan jenis karsinogen lain
seperti virus atau radiasi mempengaruhi terbentuknya neoplasma.
2. Karsinogen virus
Virus yang bersifat karsinogen disebut virus onkogenik. Dari
berbagai penelitian diketahui bahwa baik virus DNA maupun virus RNA
dapat menimbulkan transformasi sel.
3. Karsinogen Radiasi
Radiasi dari manapun sumbernya : UV sinar matahari , sinar X, fisi
nuklir, radionuklida sudah dibuktikan merupakan karsinogen. Radiasi
UV menimbulkan pyrimidine dimer yang merusak rangka fosfodiester
DNA.
4. Agen Biologi
a. Hormon
Beberapa hormon yang bekerja sebagai ko-faktor pada karsinogenesis
adalah estrogen yang menyebabkan pembentukan kanker
endometrium dan payudara. Hormon steroid merangsang
pembentukan karsinoma sel hati.
b. Mitotoksin
Mitotoksin adalah toksin yang dibuat oleh jamur. Aspergilus flavus
ialah jamur yang terdapat pada kacang-kacangan yang kurang baik
pengolahan dan penyimpanannya, membuat aflatoksin terutama
aflatoksin B1. Aflatoksin B1 bersifat karsinogenik kuat dan berkaitan
dengan terjadinya karsinoma sel hati. Apabila aflatoksin tercerna,
maka akan dioksidasi di sel hati dan menimbulkan hasil antara yang
kemudian berikatan dengan guanin pada DNA.
c. Parasit
Yaitu Schistoma dan Clonorchis sinensis. Infeksi schistoma
dihubungkan dengan terjadinya kanker kandung kemih (karsinoma sel
skuamosa) dan infeksi Clonorchis sinensis dihubungkan dengan
terjadinya adenokarsinoma kandung empedu
2.1.3 Patofisiologi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kanker merupakan satu di antara penyakit yang tidak menular yang
menjadi beban kesehatan terutama bagi yang di diagnose menderita kanker.
Kanker ditandai dengan adanya sel abnormal yang bisa berkembang tanpa
terkendali dan memiliki kemampua untuk menyerang dan berpindah antar
sel dan jaringan tubuh.
Mual merupakan suatu perasaan yang tidak menyenangkan dengan
diawali perasaan ingin muntah, serta adanya gejalan otonom seperti pucat,
berkeringat, adanya peningkatan saliva dan takikardi. Sedangkan muntah
adalah pengeluaran paksa isi lambung melalui mulut.
Muntah terjadi yaitu pada awal terjadinya gerakan antiperistaltikusus
atau gerakan peristaltik yang terbalik. Gerakan peristaltic normalnyayaitu
kebawah sedangkan pada orang yang mau muntah gerakanperistaltic
mengarah ke atas. Lalu kita akan bernafas dalam, tulang lidahdan laring kita
naik ke atas untuk menarik sfingler esofagus atas supayaterbuka, lalu glottis
tertutup, kemudian palatum mole (langit-langit mulutyang lunak sebelah
belakang) juga terangkat untuk menutupi nares(rongga hidung) posterior.
Kemudian muncul kontraksi kuat dari bawahdiafragma dan otot dinding
abdomen, akibatnya terjadi peningkatantekanan intragastrik atau perut
seperti diperas, sehingga sfingteresofagus bawah jadi berelaksasi sehingga
isi lambung keluar. Adapun terapi mual dan muntah diberikan sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi pasien.
Aromaterapi peppermint adalah salah satu aromaterapi yang dapat
digunakan untuk melemaskan otot-otot yang kram, memperbaiki gangguan
ingestion, digestion, menurunkan terjadinya mual dan muntah serta
mengatasi ketidakmampun flatus. Aromaterapi peppermint dapat
mengurangi rasa mual muntah pada pasien. Aromaterapi peppermint yang
secara khusu bekerja di otot halus saluran gastrointesnal dan seluruh
empedu, selain itu peppermint juga mengandung aromaterapi dan minyak
esensial yang memiliki efek farmakologis.
5.2 Saran
Setelah kelompok melakukan studi kasus, kelompok mengalami
beberapa hambatan dalam penulisan ini. Namun, dengan bantuan dari
berbagai pihak kelompok mampumenyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Demi kemajuan selanjutnya penulis menyarankan agar :
1. Sebagai tim kesehatan yang baik perlu meningkatkan pengetahuan dan
keterampilanagar mampu merawat pasien secara komprehensif dan
optimal.
2. Mampu memberikan informasi untuk pengetahuan pasien mengenai
masalahkesehatan yang dialami pasien.
3. Dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada pasien.
Khususnya dalam bidang keperawatan, untuk meningkatkan pelayanan
atau asuhan keperawatan yanglebih optimal dan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Wulandari, Rinda Intan Sari & Mugi Hartoyo. 2015. Pengaruh Aromaterapi
Perpermint Terhadap Penurunan Mual Muntah Akut Pada Pasien Yang
Menjalani Kemoterapi Di Smc Rs Telogorejo. Fakultas Keperawatan
Poltekkes Depkes Kemenkes Semarang.
Zuraida, & Elsa, D. S. (2018). Perbedaan Efektivitas Pemberian Essensial Oil
Peppermint dan Aroma Terapi Lavender terhadap Intensitas Mual dan
Muntah pada Ibu Hamil Trimester I di Puskesmas Baso Kabupaten Agam.
Jurnal Menara Ilmu, Vol. 12(4), ISSN 1693-2617, E-ISSN 2528-7613, 142-
152