Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. LIMIT FUNGSI
1. Konsep Limit Fungsi
Limit fungsi menggambarkan seberapa jauh sebuah fungsi akan berkembang
apabila variabel didalam fungsi yang bersangkutan secara terus menerus berkembang
mendekati suatu nilai tertentu. Jika y = f(x), dapat diketahui limit perkembangan f(x)
apabila nilai variabel x terus-menerus berkembang mendekati nilai tertentu. Misalkan,
jika fungsi f(x) mendekati L manakala nilai variabel x mendekati a, maka L disebut
limit dari fungsi f(x) untuk x mendekati a dan dinotasikan dengan:
𝒍𝒊𝒎 𝒇(𝒙) = 𝑳
𝒙 𝒂
Notasi di atas dibaca dengan “limit fungsi f(x) untuk x mendekati a adalah
L”. Artinya jika variabel x berkembang secara terus menerus hinggga mendekati
bilangan tertentu a, maka nilai fungsi f(x) akan berkembang pula hingga
mendekati L. Dua hal yang perlu diperhatikan dalam notasi limit di atas adalah:
Pertama, x → a dibaca dan ditafsirkan sebagai x mendekati a (bukan berarti x =
a). Kedua, lim f(x) = L harus dibaca dan ditafsirkan bahwa L adalah limit fungsi
f(x) dan bukan berarti L adalah nilai dari fungi f(x).
1 | Matematika Ekonomi
Pengembang: Marhazni, SE., MM
Email: Marhazni01@gmail.com
INISIASI 6
LIMIT DAN TURUNAN FUNGSI
Apabila salah satu dari ketentuan-ketentuan di atas tidak terpenuhi, maka limit
dari fungsi yang bersangkutan tidak terdefinisi. Dengan demikian limit sebuah fungsi
dikatakan tidak ada jika limit salah satunya tidak ada, atau limit kedua sisinya tidak
ada, atau limit kedua sisinya ada tetapi tidak sama.
Contoh berikut akan membantu mempermudah dalam memahami limit.
Andaikan dimiliki sebuah fungsi y = f(x) = 5x + 5, maka limit fungsi untuk nilai x
disekitar atau mendekati 2 (x 2) dinyatakan dengan: lim 𝑓(𝑥) = lim 5𝑥 + 5. Nilai
𝑥→2 𝑥→2
limit f(x) untuk x a didekati dari sisi kiri (x < a) dan untuk x a didekati dari sisi
kanan (x > a) dapat dilihat pada table berikut.
x2 f(x) = 5x + 5
f(1.9) 5(1.9) + 5 = 14,5
f(1.99) 5(1.99) + 5 = 14,95
f(1.999) 5(1.999) + 5 = 14,995
f(1.9999) 5(1.9999) + 5 = 14,9995
f(2.0001) 5(2.0001) + 5 = 15.0005
f(2.001) 5(2.001) + 5 = 15.005
f(2.01) 5(2.01) + 5 = 15.05
f(2.1) 5(2.1) + 5 = 15.5
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai fungsi y = f(x) akan berkembang
semakin mendekati 15 ketika nilai x bergerak mendekati 2 tetapi x ≠ 2, baik ketika
bergerak dari sisi kiri maupun ketika x bergerak dari sisi kanan. Situasi di atas dapat
dituliskan: lim 5𝑥 + 5 = 15.
𝑥→2
Contoh lain adalah lim (1 − 2x²) = −7 (limit ada dan terdefinisi), sebab
x 2
pergerakan x 2 baik dari sisi kiri maupun dari sisi kanan akan menyebabkan nilai f(x)
akan semakin mendekati nilai -7 sehingga dapat dinyatakan dengan: lim (1 − 2𝑥²) = −7
𝑥→2
2 | Matematika Ekonomi
Pengembang: Marhazni, SE., MM
Email: Marhazni01@gmail.com
INISIASI 6
LIMIT DAN TURUNAN FUNGSI
limit f(x) untuk x a ada, dan f(x) pada x = a atau f(a) juga terdefinisi dan sama
dengan limit f(x) untuk x a, maka fungsi f(x) dikatakan kontinu pada titik x = a.
Jika salah satu atau lebih syarat di atas tidak terpenuhi, maka fungsi tersebut
dikatakan diskontinu (tidak kontinu). Ketidakkontinuan sebuah fungsi dapat
berbentuk salah satu dari tiga kemungkinan berikut: diskontinu tak berhingga,
diskontinu berhingga, dan diskontinu titik lowong
Fungsi f(x) dikatakan diskontinu tak berhingga pada x = a jika f(x) berkembang
menjadi tak terhingga (positif atau negative) untuk x a. Dengan kata lain, suatu
fungsi dikatakan diskontinu tak berhingga pada x = a jika f(a) dan limit f(x) untuk x
a tidak terdefinisi atau tidak memiliki limit.
Contoh: fungsi f(x) = 9 / (x – 3 )2 merupakan fungsi yang diskontinu tak
berhingga pada x = 3, sebab f(3) serta limit f(x) untuk x 3 tidak terdefinisi, karena
f(x) terus berkembang tanpa batas ketika x semakin mendekati 3. Dengan demikian
f(3) = ∞ dan limit f(x) untuk x 3 = ∞. Sementara pada semua nilai x selain x = 3,
fungsi f(x) bersifat kontinu. Misalnya pada x = 4 nilai limitnya adalah 9, dan pada x =
2 nilai limitnya juga 9.
Fungsi f(x) dikatakan diskotinu berhingga pada x = a jika f(x) terdefinisi tapi
nilainya berubah secara drastis pada x = a, yaitu jika f(a) terdefinisi dan lim f(x)
untuk x → a tidak terdefinisi. Kurva dari fungsi yang diskontinu berhingga pada x = a
mempunyai dua macam nilai f(a) untuk x → a yaitu limit masing-masing sisinya. Ciri
khusus dari fungsi yang bersifat diskontinu berhingga (finite discontinuity) adalah
nilai fungsinya sama dengan nilai limit pada salah satu sisinya.
Contoh: fungsi f(x) = 3 / x merupakan fungsi yang diskontinu berhingga pada x
= 0, sebab fungsi f(x) terdefinisi, tetapi nilainya berubah secara drastis pada x = 3,
oleh karena itu, limit f(x) untuk x 0 tidak terdefinisi. Tetapi untuk nilai selain x =
0, fungsi tersebut kontinu dan limitnya ada.
Fungsi f(x) dikatakan diskontinu titik lowong pada x = a jika f(a) tidak
terdefinisi, sementara limit f(x) untuk x → a terdefinisi. Kurva fungsi yang diskontinu
titik lowong pada x = a tampak seakan-akan kontinu, namun sesungguhnya terputus
karena pada x = a tersebut f(x) tidak terdefinisi. Titik dimana f(x) tidak terdefinisi
tersebut dinamakan dengan “titik yang hilang” dalam fungsi yang bersangkutan.
Contoh: fungsi f(x) = (x2 – 4) / (x – 2) diskontinu titik lowong pada x = 2, sebab
3 | Matematika Ekonomi
Pengembang: Marhazni, SE., MM
Email: Marhazni01@gmail.com
INISIASI 6
LIMIT DAN TURUNAN FUNGSI
f(2) tidak ada atau tidak terdefinisi, tetapi limit f(x) untuk x 2 ada atau terdefinisi.
Sedangkan pada titik lain selain x = 2, fungsi f(x) bersifat kontinu karena fungsi f(x)
tersebut terdefinisi.
4. Kaidah-Kaidah Limit
a. Limit Fungsi Konstanta
Untuk fungsi konstanta yaitu y = f(x) = k, dimana k adalah suatu konstanta, maka
limit dari k untuk x a adalah konstanta itu sendiri. Contoh: y = f(x) = 5, maka limit
fungsi tersebut untuk x 2 adalah 5 atau lim (5) = 5.
𝑥→2
untuk x 3 adalah:
lim (𝑥³) = 3³ = 27
𝑥→3
lim {1 − 2𝑥²)(𝑥³)} = lim (1 − 2𝑥²) . lim (𝑥³) = (1 – 2.22)( 23) = (-7)(8) = -56
𝑥→2 𝑥→2 𝑥→2
y = f(x)
y + ∆y = f(x + ∆x)
∆y = f(x + ∆x) – y
∆y = f(x + ∆x) – f(x) …………………………….(1)
Jika ruas kiri dan ruas kanan pada persamaan 1 di atas dibagi dengan ∆x maka
persamaan tersebut menjadi:
∆y / ∆x = f(x + ∆x) – f(x) / ∆x …………………..(2)
Bentuk persamaan kedua di atas yaitu ∆y / ∆x inilah yang disebut dengan kuosien
diferensi atau hasil bagi perbedaan yang menunjukkan tingkat perubahan rata-rata
variabel y terhadap variabel x. Contoh, kuosien diferensi dari fungsi y = f(x) = 3x2 – x
dapat dihitung sebagai berikut:
y = f(x) = 3x2 – x
y + ∆y = 3(x + ∆x)2 – (x + ∆x)
y + ∆y = 3{x2 + 2x(∆x) + (∆x)2} – x – (∆x)
y + ∆y = 3x2 + 6x(∆x) + 3(∆x)2 – x – (∆x)
∆y = 3x2 + 6x(∆x) + 3(∆x)2 – x – (∆x) – y
∆y = 3x2 + 6x(∆x) + 3(∆x)2 – x – (∆x) – 3x2 + x
∆y = 6x(∆x) + 3(∆x)2 – (∆x)
∆y / ∆x = {6x(∆x) + 3(∆x)2 – (∆x)} / ∆x
∆y / ∆x = 6x + 3∆x – 1
Proses menurunkan fungsi seperti contoh di atas disebut dengan diferensiasi yang
pada dasarnya merupakan penentuan nilai limit suatu kuosien diferensiai dalam hal
penambahan variable x yang sangat kecil atau mendekati nol. Hasil yang diperoleh dari
proses diferensiasi tersebut disebut dengan turunan atau derivatif. Dengan demikian jika
y = f(x) maka kuosien diferensinya adalah:
∆y / ∆x = f(x + ∆x) – f(x) / ∆x
Sedangkan turunan fungsinya adalah:
lim ∆y/∆x = lim f(x + ∆x) − f(x) / ∆x
∆x0 ∆x0
Dari contoh perhitungan kuosien diferensi di atas dari fungsi y = f(x) = 3x2 – 1
diperoleh kuosien diferensi: ∆y / ∆x = 6x + 3∆x – 1, dengan demikian turunan
fungsinya adalah:
lim ∆y/∆x = lim (6x + 3∆x − 1) = 6x + 3(0) − 1 = 6x − 1
∆x0 ∆x0
6 | Matematika Ekonomi
Pengembang: Marhazni, SE., MM
Email: Marhazni01@gmail.com
INISIASI 6
LIMIT DAN TURUNAN FUNGSI
Contoh:
▪ y = f(x) = 5 maka y’ = f’(x) = 0
▪ y = f(x) = -2 maka y’ = f’(x) = 0
Contoh:
▪ f(x) = x4 maka y’ = f’(x) = 4x(4 - 1) = 4x3
▪ f(x) = x-3 maka y’ = f’(x) = -3x (-3 - 1) = -3x-4
Contoh:
▪ f(x) = 2x4 maka y’ = f’(x) = 2(4x4 - 1) = 2(4x3) = 8x3
▪ f(x) = 3x-2 maka y’ = f’(x) = 3(-2x-2 - 1) = 3(-2x-3) = -6x-3
7 | Matematika Ekonomi
Pengembang: Marhazni, SE., MM
Email: Marhazni01@gmail.com
INISIASI 6
LIMIT DAN TURUNAN FUNGSI
Contoh:
▪ y = 5 / x4 maka y’ = -5(4x4-1) / (x4)2 = -5x3 / x8 = -20 / x5
▪ y = -2 / x3 maka y’ = 2(3x3-1) / (x3)2 = 6x2 / x6 = 6 / x4
y=u±v
y’ = u’ ± v’
y’ = g’(x) ± h’(x)
Contoh:
▪ y = 2x2 + 3x3 maka y’ = 2(2x2-1) + 3(3x3-1) = 4x + 9x2
▪ y = x4 – x3 maka y’ = 4x4-1 - 3x3-1 = 4x3 – 3x2
y = u.v = h(x).g(x)
y’ = uv’+ u’v
y’ = h(x).g’(x) +h’(x).(g(x)
Contoh:
▪ Misalkan y = u.v dimana u = 2x3 dan v = x2 maka u’ = 6x2 dan v’ = 2x, maka:
y’ = u.v’ + u’.v
y’ = (2x3)(2x) + (6x2)(x2)
y’ = 4x4 + 6x4 = 10x4
▪ y = (4x)(2x)
8 | Matematika Ekonomi
Pengembang: Marhazni, SE., MM
Email: Marhazni01@gmail.com
INISIASI 6
LIMIT DAN TURUNAN FUNGSI
y’ = (4x)(2) + (4)(2x)
y’ = 8x + 8x = 16x
y = u / v = h(x) / g(x)
y’ = (u’v – uv’) / v2
y’ = {h’(x).g(x) - h(x).g’(x)} / g(x)2
Contoh:
▪ y = 4x2 / x3 maka u’ = 8x, v = 3x2 dan v2 = (x3)2 sehingga:
y’ = u’.v - u.v’/ v2
y’ = (8x)(x3) - (4x2)(3x2) / (x3)2
y’ = (8x4 - 12x4) / x6
y’ = -4x4 / x6 = -4 / x2 = -4x-2
▪ y = (4x) / (2x) maka u’ = 4, v’ = 2 dan v2 = (2x)2 sehingga:
y’ = 4(2x) – 4x(2) / (2x)2
y’ = 8x – 8x / 4x2
y’ = 0 / 4x2 = 0
h. Turunan Fungsi Komposit
Jika y = f(u) dimana u = g(x) atau biasa ditulis dengan y = f(g(x)) = h(x) maka
berlaku aturan sebagai berikut:
Contoh:
▪ y = (4x3 + 5)2 misalkan u = 4x3 + 5 dan y = u2, maka u’ = 12x2 dan y’ = 2u
h’(x) = 2u(12x2)
h’(x) = 2(4x3 + 5)(12x2)
h’(x) = 96x5 + 120x2
▪ y = (2x3 + 2x2)2 misalkan u = 2x3 + 2x2 dan y = u2, maka u’ = 6x2 + 4x dan y’ =
2u
h’(x) = 2u(6x2 + 4x)
h’(x) = 2(2x3 + 2x2)( 6x2 + 4x)
h’(x) = 2(12x5 + 8x4 + 12x4 + 8x3)
h’(x) = 24x5 + 40x4 + 16x3
9 | Matematika Ekonomi
Pengembang: Marhazni, SE., MM
Email: Marhazni01@gmail.com
INISIASI 6
LIMIT DAN TURUNAN FUNGSI
y = un
y’ = nu(n-1).u’
Contoh:
▪ y = (4x3 + 5)2 u = 4x3 + 5 dan u’ = 12x2
y’ = 2(4x3 + 5)2-1.(12x2)
y’ = 2(48x5 + 60x2)
y’ = 96x5 + 120x2
▪ y = (2x3 + 4x2)3 u = 2x3 + 4x2 dan u’ = 6x2 + 8x
y’ = 3(2x3 + 4x2)3-1(6x2 + 8x)
y’ = 3(2x3+ 4x2)2(6x2 + 8x)
y’ = (18x2 + 24x)(2x3+ 4x2)2
Kaidah ini memiliki kemiripan dengan kaidah pada poin h, dan memang merupakan
kasus khusus dari kaidah pada poin h tersebut. Kasus khusus yang lain adalah jika u
= f(x) = x, sehingga y = un = xn, maka y’ = nun-1 (kaidah poin b).
j. Turunan Fungsi Balikan (Inverse)
Jika y = f(x) dan x = g(y) merupakan dua fungsi yang saling berbalikan (inverse)
maka berlaku aturan:
Contoh:
▪ y = 5x2 + 2x
y’ = 10x + 2
x’ = 1 / (10x + 2)
▪ x = 5y + 0.5y4
x’ = 5 + 2y3
y’ = 1 / (5 + 2y3)
10 | Matematika Ekonomi
Pengembang: Marhazni, SE., MM
Email: Marhazni01@gmail.com
INISIASI 6
LIMIT DAN TURUNAN FUNGSI
Jika y = alog x, maka turunan dari fungsi y atau y’ dapat ditentukan dengan kaidah
sebagai berikut.
y = alog x
y’ = 1 / (x ln a)
Contoh:
▪ y = 5log 10 y’ = 1 / (10 ln 5)
▪ y = 2log 8 y’ = 1 / (8 ln 2)
y = log U
y’ = (U’ / U) . log e
Contoh:
▪ y = log (x2 + 5) misalkan U = x2 + 5 sehingga U’ = 2x
y’ = (log e / x2 + 5) . 2x = (2x / x2 + 5) . log e = 2x / 5 ln(10) + 5 ln(10)
▪ y = log (x – 3 / x + 2) misalkan U = (x – 3 / x + 2) maka U’ = 5 / (x + 2)2 (lihat
kembali kaidah pembagian dua fungsi)
y’ = (log e / U) . 5/(x + 2)2
y’= {5 / (x – 3)(x + 2)} . log e = {5 / (x2 – x – 6)} . log e
11 | Matematika Ekonomi
Pengembang: Marhazni, SE., MM
Email: Marhazni01@gmail.com