Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal
ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari
terdapat pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi
akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Tri Anisa
BUKU JAWABAN UJIAN
EKSI 4207/ AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Jawaban:
1. Tahapan dalam penyusunan sebuah regulasi Publik ada empat yaitu:
a. Langkah pertama adalah perumusan masalah
Penyusunan regulasi public dimulai dengan merumuskan masalah yang akan diatur. Oleh karena
itu perancang regulasi perlu menjawab pertanyaan sebagai berikut.”Apa masalah public yang
akan diselesaikan ?”. Pertanyaan itu bergunan untuk mendeskripsikan masalah public tersebut.
Langkah yang dilakukan umtuk menggali semua permasalahan adalah melalui penelitian dan
observasi pada proyek persoalan. Kemudian mari kaji proses perumusan masalahnya. Perumusan
masalah public akan meliputi hal – hal sebagai berikut.
1. Apa masalah public yang ada .
2. Siapa masyarakat yang perilakunya bermasalah.
3. Siapa aparat pelaksana yang perilakunya bermasalah.
4. Analisis keuntungan dan kerugian atas penerapan regulasi public.
5. Tindakan apa yang diperlukan untuk mengatasi masalah public.
2. Zero Based Budgeting (ZBB) merupakan anggaran sebagai jawaban untuk rasionalisasi
proses pembuatan anggaran. Dalam ZBB muncul apa yang disebut sebagai unit keputusan
( decision units ). Decision units menghasilkan berbagai paket alternative anggaran yang
dibuat sebagai motivasi anggaran organisasi yang lebih responsive terhadap kebutuhan
masyarakat dan terhadap fluktuasi jumlah anggaran. Dalam prakteknya ZBB
membutuhkan banyak paper work. ZBB merupakan system anggaran yang didasarkan
pada perkiraan kegiatan, setiap kegiatan akan dievaluasi secara terpisah. Tiga langkah
penyusunan ZBB adalah:
a. Mengitdentifikasi unit keputusan
b. Membangun paket keputusan
c. Mereviu dan menyusun peringkat paket keputusan
Proses tendering : alur berikutnya dari siklus pengadaan barang dan jasa setelah
pengumumman pengadaan adalah proses tendering. Dalam proses ini organisasi
sector public atau pemerintah daerah, misalnya melakukan seleksi atas surat
penawaran barang dan jasa yang telah dikirim oleh pihak – pihak yang mampu
menyediakan, kemudian dipilih penawaran yang paling mampu memenuhi kriteria
– kriteria yang diajukan oleh organisasi sector public.
Pengumumman hasil pengadaan : setelah melakukan proses tendering atau proses
seleksi surat penawaran barang dan jasa yang teramsuk tahapan selajutnya adalah
mengumumkan pihak yang berhak mensuplai kebutuhan barang dan jasa dari
organisasi sector public.
Penandatanganan surat perjanjian kerja ( SPK ) : setelah pengumuman hasil
pengadaan dan pemberitahuan kepada pihak yang bersangkutan tahapan
selanjutnya adalah penandatanganan surat kerjasama antara organisasi sector
public dengan pihak yang menyediakan barang dan jasa.
Pengerjaan pengadaan : tahapan selanjutnya setelah penandtanganan SPK adalah
pihak yang memenangkan tender pengadaan barang dan jasa yang dibutuhkan
organisasi sector public memulai pengerjaan / proses produksi barang dan jasa
yang diperlukan.
Serah terima barang dan jasa: setelah barang dan jasa yang diinginkan siap pakai,
tahapan selanjutny aadalah serah terima dari pihak yang ,mengdakan atau
memproduksi kepada pihak organisasi sector public.
Proses kepemilikan dan penggunaan barang dan jasa: setelah barang dan jasa
diterima , barang dan jasa tersebut telah sah menjadi milik organisasi sector public
dan siap digunakan dalam menunjang kegiatan atau program yang telah
direncakanakan. Apabila organisasi sector public ingin melakukann pengadaan
barang dan jasa kembali maka tahapannya kembali lagi pada tahapan yang
pertama.
4. Audit sector public ialah secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu proses sistematik
yang objektif terkait evaluasi bukti – bukti berkenaan dengan asersi tentang kegiatan dan
kejadian ekonomi guna memastikan derajat atau tingkat hubungan antara asersi tersebut
dengan kriteria yang ada, serta komunikasi hasil yang diperoleh tersebut kepada pihak –
pihak yang berkepentingang. (Auditing concepy committee, 1992:18)
Regulasi audit sector public : keberhasilan penyelenggaraan organisasi sector public
perlu didukung dengan pengelolaan keuangan organisasi scara tertib, taat pada peraturan
perundang – undangan, efisien, ekonomis, eketif, transparan, dan bertanggung jawab
dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatuttan. Contoh di Indonesia, oleh karena
itu untuk mewujudkan itu semua, UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara di tetapkan. Secara garis besar, di
dalam undang – undang ini, mengatur kegiatan pemeriksaan yaitu proses identifikasi
masalah dan evaluasi yang dilakukan secara independen, obyektif, dan professional,
berdasarkan standar pemeriksaan untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas,
keadilan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara. Sejak
adanya reformasi konstitusi dibidang pemeriksaan maka untuk memenuhi amanat pasal 5
UU no. 15 tahun 2004 pasal 9 ayat (1) huruf e UU no. 15 tahun 2006 tentang badan
pemeriksaa keungan, BPK selaku yang bertugas untuk memeriksa pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan Negara harus meyusun standar pemeriksaan yang diberikan
nama standar pemeriksaan keuangan Negara atau SPKN. SPKN mengikat keuangan BPK
ataupun pihak lain yang melaksanakan keuangan Negara dan atas nama BPK. Hal ini
merupakan tonggak sejarah dimulainnya reformasi terhadap pemeriksaan yag dilakukan
oleh BPK. Dengan adanya SPKN ini diharapkan hasil pemeriksaaan BPK memberikan
nilai tambah yang positif bagi pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara.