Anda di halaman 1dari 17

Pengertian Hukum Menurut Para Ahli

Agar lebih memahami apa definisi hukum, maka kita dapat merujuk pada

pendapat para ahli berikut ini:


1. Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja

Menurut Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, pengertian hukum adalah semua

kaidah dan asas yang mengatur pergaulan hidup dalam masyarakat dimana

tujuannya untuk memelihara ketertiban yang dilaksanakan melalui berbagai

lembaga dan proses guna mewujudkan berlakunya kaidah sebagai suatu kenyataan

dalam masyarakat.

2. J. C. T. Simorangkir

Menurut J. C. T. Simorangkir, pengertian hukum adalah segala peraturan yang

bersifat memaksa dan menentukan segala tingkah laku manusia dalam

masyarakat, yang dibuat oleh suatu lembaga yang berwenang.

3. S. M. Amin

Menurut S. M. Amin, pengertian hukum adalah sekumpulan peraturan yang

terdiri dari norma dan sanksi-sanksi dimana tujuannya untuk mengadakan

ketertiban dalam pergaulan manusia dalam suatu masyarakat, sehingga ketertiban

dan keamanan terjaga dan terpelihara.

4. Plato

Menurut Plato, pengertian hukum adalah seperangkat peraturan-peraturan yang

tersusun dengan baik dan teratur dimana sifatnya mengikat, baik terhadap

hakim maupun masyarakat.

5. E. M. Meyers

Menurut E. M. Meyers, pengertian hukum adalah aturan-aturan yang di dalamnya

mengandung pertimbangan kesusilaan yang ditujukan kepada tingkah laku

manusia dalam sebuah masyarakat dan menjadi acuan atau pedoman bagi para

penguasa negara dalam melakukan tugasnya.

6. Prof. Dr. Van Kan


Menurut Prof. Dr. Van Kan, pengertian hukum adalah keseluruhan peraturan

hidup yang bersifat memaksa dimana tujuannya untuk melindungi

kepentingan manusia di dalam masyarakat suatu negara.


UNSUR HUKUM

1. Mengatur Tingkah Laku Masyarakat


Seperti yang disebutkan sebelumnya, tujuan utama dari hukum adalah untuk
mengatur tingkat laku seseorang dalam bermasyarakat. Artinya, setiap
tingkah laku dalam interaksi manusia di dalam masyarakat diatur dalam
hukum.

2. Hukum Dibuat oleh Lembaga Khusus


Hukum tidak dapat dibuat oleh semua pihak, tapi melalui suatu lembaga atau
badan resmi yang memiliki kewenangan untuk hal tersebut. Misalnya Kitab
Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) yang dibuat oleh Negara, dalam hal
ini dilaksanakan oleh Badan Legislatif.

3. Peraturan Bersifat Memaksa


Hukum adalah suatu peraturan yang sifatnya memaksa. Jadi, setiap individu
di dalam suatu masyarakat harus mematahui hukum yang berlaku dan akan
dikenakan sanksi bila melakukan pelanggaran.

4. Sanksi/ Hukuman Bagi Pelanggar Hukum


Di dalam hukum telah dijelaskan mengenai aturan dan juga sanksi yang akan
dikenakan kepada pelanggarnya.Adapun sanksi atau hukuman yang diberikan
kepada setiap pelanggar hukum disesauikan dengan aturan perundang-
undangan yang telah disepakati. Sanksi tersebut bisa dalam bentuk hukuman
penjara, sanksi sosial, bahkan hukuman mati. Misalnya, pelaku korupsi yang
diberikan hukuman penjara sesuai vonis peradailan.
TUJUAN HUKUM

A. Pada dasarnya, tujuan hukum ini bersifat universal yaitu :

 Terwujudnya ketertiban, ketentraman, kedamaian,


kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam kehidupan
bermasyarakat.
 Dengan adanya hukum, maka semua perkara dapat diproses
melalui pengadilan sesuai dengan ketentuan hukum yang
berlaku.

B. Secara umum, berikut ini adalah beberapa tujuan hukum;

 Mengatur interaksi manusia di dalam masyarakat.


 Memberikan jaminan keamanan, kenyamanan, dan
kebahagiaan bagi setiap anggota masyarakat.
 Mengupayakan kemakmuran bagi seluruh masyarakat.
 Melaksanakan dan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
masyarakat.
 Menjadi petunjuk dalam pergaulan bagi setiap anggota
masyarakat.
 Sebagai sarana penegak dalam proses pembangunan.
Secara umum, ada 8 macam pembagian hukum yang ada di
Indonesia.
Mengacu pada pengertian hukum,
Adapun beberapa jenisnya adalah sebagai berikut:

1. Hukum Berdasarkan Isinya


 Hukum privat, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara sesama
manusia berdasarkan kepentingannya. Adapun beberapa contoh hukum
privat adalah; hukum sipil, hukum dagang, hukum perdata.
 Hukum publik, yaitu hukum yang mengatur hubungan setiap individu di
dalam masyarakat dengan negara dan sangat berkaitan dengan kepentingan
umum. Contohnya; hukum tata negara, hukum pidana, hukum administrasi
negara.

2. Hukum Berdasarkan Sumbernya

 Hukum undang-undang, yaitu hukum yang telah tertera pada peraturan


perundang-undangan.
 Hukum adat, yaitu hukum yang dibuat berdasarkan peraturan-peraturan
kebiasaan di suatu daerah.
 Hukum traktat, yaitu suatu perjanjian yang dibuat antara dua Negara atau
lebih dalam bidang keperdataan.
 Hukum yurisprudensi, yaitu hukum yang dibuat berdasarkan putusan
hakim terdahulu untuk menyelesaikan perkara yang sama.
 Hukum doktrin, yaitu suatu pernyataan yang dibuat berdasarkan pendapat
seseorang atau beberapa orang ahlu hukum dan disepakati semua pihak.

3. Hukum Berdasarkan Bentuknya

 Hukum tertulis, yaitu hukum yang terdapat pada berbagai kitab


perundang-undangan.
 Hukum tidak tertulis, yaitu hukum yang berlaku di suatu masyarakat dan
ditaati, meskipun tidak tertulis.

4. Hukum Berdasarkan Tempatnya

 Hukum nasional, yaitu hukum yang berlaku hanya di dalam wilayah suatu
Negara.
 Hukum internasional, yaitu hukum yang mengatur tentang hubungan
antar negara di dalam dunia internasional.
5. Hukum Berdasarkan Waktunya

 Ius constitutum, yaitu hukum positif yang berlaku sekarang bagi suatu
masyarakat tertentu dalam suatu daerah tertentu.
 Ius constituendum, yaitu hukum yang diharapkan berlaku pada masa
mendatang.
 Hukum asasi, yaitu hukum alam yang berlaku di semua tempat, dalam
segala waktu, dan untuk segala bangsa di dunia.

6. Hukum Berdasarkan Cara Mempertahankannya

 Hukum material, yaitu hukum yang mengatur tentang kepentingan dan


hubungan dimana wujudnya perintah-perintah dan larangan.
 Hukum formal, yaitu hukum yang mengatur tentang bagaimana cara
melaksanakan hukum material.

7. Hukum Berdasarkan Sifatnya

 Hukum yang memaksa, yaitu hukum yang sifatnya memaksa dan mutlak,
bagaimanapun keadaannya.
 Hukum yang mengatur, yaitu hukum yang boleh dikesampingkan jika
pihak-pihak yang bersangkutan telah memiliki peraturan sendiri.

8. Hukum Berdasarkan Wujudnya

 Hukum obyektif, yaitu hukum yang ada di dalam suatu Negara dan berlaku secara
umum.
 Hukum subyektif, yaitu peraturan hukum yang timbul dari hukum objektif yang
merupakan hukum yang dihubungkan dengan seseorang yang tertentu dan berlaku bagi
orang-orang tertentu dengan demikan menjadi hak dan kewajibannya
TEORI - TEORI DALAM MENJELSKAN HAK DAN KEWAJIBAN
Ada 2 teori dalam ilmu hukum untuk menjelaskan kebenaran hak:

 Teori Kepentingan (Rudolp Von Jhering) :


Hak itu suatu yang penting bagi seseorang dan harus dilindungi
oleh hukum. Teori ini dibantah oleh UTRECHT yang mengatakan
bahwa hukum memang memilki tugas melindungi kepentingan
dari yang berhak tetapi tidak boleh mengacaukan hak dan
kepentingan, karena hukum sering melindungi kepentingan, dan
tidak memberikan hak kepada yang bersangkutan. 

 Teori Kehendak (Bernard Winscheip) :


Hak adalah kehendak yang dilengkapi dengan kekuatan dan
diberi tata tertib hukum kepada seseorang.
SEBAB TIMBUL DAN HAPUSNYA HAK SESEORANG

1. TIMBULNYA HAK SESEORANG

Hak dapat timbul pada subjek hukum disebabkan beberapa hal:


 Adanya subjek hukum yang baru, baik orang maupun badan hukum 
 Terjadinya hubungan hukum dalam bentuk perjanjian yang melibatkan
para pihak 
 Karena seaeorang telah melakukan kewajiban sebagai syarat
memperolah hak 

2. PENYEBAB HAPUSNYA HAK SESEORANG

 Apabila pemegang hek meninggal dunia


 Masa berlakunya hak telah berakhir atau habis dan tidak dapat
diperpanjang lagi
 Telah diterimanya suatu benda yang menjadi objek hak
SEBAB TIMBUL DAN HAPUSNYA KEWAJIBAN SESEORANG

1. TIMBULNYA KEWAJIBA SESEORANG

Kewajiban merupakan sebuah beban yang diberikan hukum kepada subjek


hukum. Kewajiban lahir karena beberapa faktor:

 Karena diperolehnya suatu hak yang membebani kewajiban


 Berdasarkan kesalahan / kelalaian seseorang yang menimbulkan
keruguan pada orang lain, sehingga ia berkewajiban mengganti rugi.
 Karena telah menikmati hak tertentu yang harus diimbangi kewajiban
tertentu.

2. PENYEBAB HAPUSNYA KEWAJIBAN

 Karena subjek hukum yang memiliki kewajiban meninggal

  Masa berlakunya telah habis


  Kewajiban telah terpenuhi
  Karena ketentuan undang - undang kewajibannya bisa dihapus atau hilang
  Beralihnya kewajiban tersebut kepada orang lain.
Pengertian Subyek Hukum dan Objek Hukum

SUBJEK HUKUM

 Subyek hukum adalah segala sesuatu yang


dapat mempunyai hak dan kewajiban untuk
bertindak dalam hukum.

 Jadi subjek hukum adalah pendukung hak


dan kewajiban., maka ia memiliki
kewenangan untuk bertindak. Kewenangan
untuk bertindak yang dimaksud adalah
bertindak menurut hukum.

 Yang dapat dikategorikan sebagai Subjek


Hukum adalah

 Manusia/orang (Natuurlijk persoon) dan


 Badan Hukum (Rechts persoon)
Subjek Hukum Manusia/orang

 Adalah setiap orang yang mempunyai kedudukan yang


sama selaku pendukung hak dan kewajiban.

 Pada prinsipnya orang sebagai subjek hukum dimulai sejak


lahir hingga meninggal dunia. Pengecualiannya ialah
bahwa menurut pasal 2 KUH Perdata bagi yang masih
dalam kandungan ibunya dianggap telah lahir bila
kepentingannya menghendaki. Tetapi bila bayi itu lahir
dalam keadaan mati dianggap tidak pernah ada, maka ia
bukan subjek hukum.

 Ada juga golongan manusia yang tidak dapat menjadi


subjek hukum, karena tidak cakap dalam melakukan
perbuatan hukum (Personae miserabile) yaitu :
 Anak yang masih dibawah umur, belum dewasa dan
belum menikah.
 Orang yang berada dalam pengampuan (curatele) yaitu
orang yang sakit ingatan, pemabuk, Pemboros, dan
Isteri yang tunduk pada pasal 110 KUHPer, yg sudah
dicabut oleh SEMA No.3/1963
Subjek Hukum Badan Hukum

 Adalah suatu perkumpulan atau lembaga yang dibuat oleh


hukum dan mempunyai tujuan tertentu.

 Sebagai subjek hukum, badan hukum mempunyai syarat-


syarat yang telah ditentukan oleh hukum yaitu :
1.   Memiliki kekayaan yang terpisah dari kekayaan
anggotanya
2.   Hak dan Kewajiban badan hukum terpisah dari hak dan
kewajiban para anggotanya.

 Badan hukum (rechts persoon) merupakan badan-badan


perkumpulan yakni orang-orang (persoon) yang diciptakan
oleh hukum.
 Badan hukum sebagai subyek hukum dapat bertindak
hukum (melakukan perbuatan hukum) seperti manusia
dengan demikian, badan hukum sebagai pembawa hak
dan tidak berjiwa dapat melalukan sebagai pembawa hak
manusia seperti dapat melakukan persetujuan-persetujuan
dan memiliki kekayaan yang sama sekali terlepas dari
kekayaan anggota-anggotanya, oleh karena itu badan
hukum dapat bertindak dengan perantara pengurus-
pengurusnya.
BADAN HUKUM TERBAGI
ATAS 2 MACAM TERBAGI 2 MACAM:
1. Badan Hukum Privat (Privat Recths Persoon)

 Badan Hukum Privat (Privat Recths Persoon) adalah


badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum sipil
atau perdata yang menyangkut kepentingan banyak
orang di dalam badan hukum itu.
 Dengan demikian, badan hukum itu merupakan badan
swasta yang didirikan orang untuk tujuan tertentu,
yakni mencari keuntungan, social, pendidikan, ilmu
pengetahuan, dan lain-lainnya menurut hukum yang
berlaku secara sah. Contohnya : PT, Koperasi, 
Yayasan

2. Badan Hukum Publik (Publiek Rechts Persoon)

 Badan Hukum Publik (Publiek Rechts Persoon) adalah


badan hukum yang didirikan berdasarkan publik untuk
yang menyangkut kepentingan publik atau orang
banyak atau negara umumnya. Contohnya : Negara
atau Instansi pemerintah.

 Ada empat teori yg digunakan sebagai syarat badan


hukum untuk menjadi subyek hukum,Yaitu :

1. Teori Fictie
2. Teori Kekayaan Bertujuan
3. Teori Organ
4. Teori Pemilikan
5. Tiori Kenyataan Yorudis
Teori – Teori Badan Hukum
1. Teori Fictie dari Von Savigny

Menurut Teori dari Von Savigny badan hukum semata – mata buatan negara
saja. Badan hukum itu hanyalah fiksi, yakni sesuatu yang sesungguhnya
tidak ada, tetapi orang menghidup-kannya dalam bayangan sebagai subjek
hukum yang dapat melakukan perbuatan hukum seperti manusia. Teori ini
juga diikuti oleh Houwing.

2. Teori Harta Kekayaan Bertujuan (doel vermogents theorie)

Menurut teori ini hanya manusia saja yang dapat menjadi subjek hukum.
Namun, kata teori ini ada kekayaan (vermogen) yang bukan merupakan
kekayaan seseorang, tetapi kekayaan itu terikat tujuan tertentu. Kekayaan
yang tidak ada yang mempunyainya dan yang terikat kepada tujuan tertentu
inilah  yang diberi nama badan hukum. Teori ini diajarkan oleh A. Brinz, dan
diikuti oleh Van der Hayden.

3. Teori Organ dari Otto van Gierke

Badan hukum menurut teori ini bukan abstrak (fiksi) dan bukan kekayaan
(hak) yang tidak bersubjek, tetapi badan hukum adalah sesuatu organisme
yang riil, yang menjelma sungguh – sungguh dalam pergaulan hukum yang 
dapat membentuk kemauan sendiri dengan perantaraan alat – alat yang ada
padanya (pengurus, anggota -anggotanya) seperti manusia biasa, yang
mempunyai panca indera dan sebagainya. Pengikut teori organ ini antara
lain Mr. L.C. Polano.

4. Teori Propriete Collective (Kepemilikan bersama)

Teori ini diajarkan oleh Planiol dan Molengraff. menurut teori ini hak dan
kewajiban badan hukum pada hakikatnya adalah hak dan kewajiban para
anggota bersama -sama. kekayaan badan hukum adalah kepunyaan
bersama semua anggotanya. Orang – orang yang berhimpun tersebut
merupakan satu kesatuan dan membentuk suatu pribadi yang dinamakan
badan hukum. Oleh karena itu, badan hukum adalah suatu konstruksi yuridis
saja. Starr Busmann dan Kranenburg adalah pengikut ajaran ini.

5. Teori Kenyataan Yuridis (juridishe realiteitsleere)

Tiori ini dikatakan bahwa, badan hukum itu merupakan suatu realiteit,
konkret, rill, walupun tidak bisa diraba, bukan hayal, tetapi kenyataan yuridis.
teori ini dikemukakan oleh Majers ini menekankan bahwa hendaknya dalam
mempersamakan badan hukum dengan manusia terbatas sampai pada
bidang hukum saja.
OBYEK HUKUM
 Obyek hukum Adalah segala sesuatu yang bermanfaat bagi subjek hukum
dan dapat menjadi objek dalam suatu hubungan hukum.

 Objek hukum berupa benda atau barang ataupun hak yang dapat dimiliki
dan bernilai ekonomis.

 Jenis objek hukum yaitu berdasarkan pasal 503-504 KUH Perdata


disebutkan bahwa benda dapat dibagi menjadi 2, yakni :
1. Benda yang bersifat kebendaan (Materiekegoderen),
2. Benda yang bersifat tidak kebendaan (Immateriekegoderan).

1. Benda yang bersifat kebendaan (Materiekegoderen)


Benda yang bersifat kebendaan (Materiekegoderen) adalah suatu
benda yang sifatnya dapat dilihat, diraba, dirasakan dengan panca
indera, terdiri dari benda berubah / berwujud. Yang meliputi :

a. Benda bergerak / tidak tetap, berupa benda yang dapat


dihabiskan dan benda yang tidak dapat dihabiskan

 Benda bergerak yang dapat bergerak sendiri ( Hewan)


 Benda bergeraak yang dapat dipindahkan ( meja, kursi)
 Benda bergerak karena UU ( hak pakai, bunga yang di janjikan,
sero )

b. Benda tidak bergerak

 Benda tidak bergerak karena sifatnya ( tanah, rumah )


 Benda tidak bergerak karena tujuannya ( Gambar, Kaca, alat
percetakan yang ditempatkan di gedung )
 Benda tidak bergerak karena penetapan UU ( hak
menumpang, hak usaha ).

2. Benda yang bersifat tidak kebendaan


(Immateriekegoderen).

Benda yang bersifat tidak kebendaan (Immateriegoderen) adalah suatu


benda yang dirasakan oleh panca indera saja (tidak dapat dilihat) dan
kemudian dapat direalisasikan menjadi suatu kenyataan, contohnya
merk perusahaan, paten, dan ciptaan musik / lagu dll.

Anda mungkin juga menyukai