Anda di halaman 1dari 8

BUNGA KERTAS BERWARNA

DRAFT #2

Tittle : Bunga Kertas Berwarna


Client : Bupati Kabupaten Tanggamus
DOP : Iqbal Sunni
Screenwriter : Bayu Angga Septian

No Video Audio

1 Footage TPA Sampah Buat Bunda, bumi ini terlalu


indah untuk dikotori

2 Mbak Widyawati sedang Terlalu Setia untuk


membakar sampah plastik, dikhianati
asapnya mengepul hingga
keatas

3 Footage Mbak Widyawati Alih-alih mempermudah


belanja sayuran menggunakan kemasan, tapi malah menjadi
plastik ancaman untuk lingkungan.

4 Wawancara Bunda Banyak plastik yang telah


kita buang, tanpa memikirkan
dampak kedepan.

5 Bumper Program
BUNGA KERTAS BERWARNA

6 Di dapur, Mbak Widyawati Kita semua nggak mau,


membuka belanjaannya dari ketidakpedulian kita,
warung, kemudian dia melihat Menjadi bencana di kemudian
tempat sampah, dia bimbang harinya
kemudian melipat sampah itu
dan memasukkannya kedalam
sampah plastik lain.
Ibu ini membawa sampah kresek
tersebut.

7 Mbak Widyawati berjalan Bunda ingin, bukan cuma


menuju bank sampah Recycling bunda yang belajar, tapi
Village,(track Out) diikuti kita semua belajar.
oleh banyak ibu-ibu lain, Bagaimana merawat bumi agar
para siswa SMA, dan Siswa SD. tetap lestari
mereka mengantre di Bank
Sampah Recycling Village.

8 Footage menimbang, mencatat


dan menabung

9 Wawancara bunda memegang tas Ini adalah tas cantik yang


Plastik. dibuat dari sampah kantong
plastik

10 Broll Art produksi tas Inovasi ibu-ibu hebat di


plastik.(+ 6 detik) pekon Air Naningan
11 Mbak Kris mencuci sampah Sampah plastik yang sudah
plastik dengan sabun dicuci bersih, kemudian di
Bunda Dewi Menjemur sampah keringkan.
plastik

12 Bunda memotong bagian ujung potong bagian-bagian ujung


Bunda menyusun plastik hingga plastik, buat plastik ini
6 lapis menjadi lebar,
kemudian susun hingga 6
lapis.

13 Mbak Kris memotong plastik sisa plastik yang tadi sudah


menjadi bagian kecil-kecil kita potong, bisa kita
Bunda menaburkan potongan gunakan sebagai motif.
plastik ke bahan.

14 Bunda menutup bahan tutup plastik dengan kertas


menggunakan kertas, kemudian HVS, kemudian disetrika
menyetrika hingga plastik mengeras.

15 Bunda mengagkat bahan ini adalah bahan yang sudah


kemudian memperhatikannya. jadi.

16 Bunda Dewi membuat pola pada selanjutnya kita buat pola


bahan plastik menggunakan pada bahan ini, potong
pola kertas yang sudah berdasarkan pola, kemudian
disiapkan. kita jahit.

17 Buda Dewi duduk di samping beri resleting dan tali,


Mbak Happy, mendampingi mbak jahit sesuai pola yang sudah
Happy menjahit tas. dibuat.

18 Masih bersama Mbak Happy, nah tas plastik yang cantik


Bunda Dewi mengangkat tas sudah jadi dan siap
yang sudah jadi. dipasarkan.

19 Jump Cut Bunda memamerkan tas


plastik, track out hingga ibu
ibu peserta penyuluhan masuk
dalam frame

20 Bunda melakukan penyuluhan Ibu-ibu, Pisahkan antara


kepada ibu-ibu sampah organik, sampah
anorganik dan sampah B3.

Sampah plastiknya jangan


dibuang, apalagi dibakar.
kumpulkan sampah-sampah
plastik pada bank sampah
terdekat.

21 Mbak Widyawati membeli Mulai sekarang, kita harus


sayuran, penjual menawarkan mengurangi penggunaan
kantong plastik. mbak plastik.
Widyawati menolak kemudian
memasukkan sayuran dalam tas
buatannya
22 Wawancara Bunda memegang Melalui Bunga Kertas
bunga plastik Berwarna.
kami ingin membuat solusi
yang berbeda, dimana setiap
orang dapat mendaur ulang
sampahnya sendiri.

23 Footage lampu dari botol Menerangi isprirasi dengan


bekas kreatifitas tinggi.

24 Anak-anak menyetrika Melindungi bumi yang


memotong plastik menjadi dilakukan sejak dini
bentuk daun

25 Seorang anak SD memberikan kitalah pabrik daur ulang


bunga dari plastik kepada itu
Bunda, bunda tersenyum
Bunda melihat remaja
laki-laki memberikan bunga
kepada temannya (perempuan)
namun dia menolak. Bunda
tersenyum

26 Kemudian Bunda memberikan Tidak ada sampah yang


bunga itu kepada remaja sia-sia, sampai kita sendiri
perempuan. yang menyia-nyiakannya.

27 Jump Cut, Mbak kris memegang Bunga Kertas Berwarna akan


Tas Plastik, Mbak Happy memberi warna pada inspirasi
memegang Tas Plastik, Mas bagi masyarakat Kabupaten
Surono Memegang Lampu dari Tanggamus
Botol bekas, Anak SMA
Memegang Setangkai Bunga,
Anak SD memegang 1 buket
bunga.
dan Bunda Dewi memegang tas
Plastik.
Plastic Bags for Beautiful Bag
Video for UN Environment Programme

Tittle : Plastic Bags for Beautiful Bag


Client : Bupati Kabupaten Tanggamus
DOP : Iqbal Sunni
Screenwriter : Bayu Angga Septian

No Video Audio

1 Footage TPA Sampah Kebiasaan masyarakat, adalah


suatu hal yang sulit dirubah
People’s habit is a hard
thing to change.

2 Mbak Widyawati sedang Pola konsumtif yang


membakar sampah plastik, berlebihan akan berakibat
asapnya mengepul hingga buruk bagi alam. Excessive
keatas consumption patterns will
lead to a bad result to our
nature.

3 Footage Mbak Widyawati Keinginan untuk mempermudah


belanja sayuran menggunakan kemasan, malah menjadi
plastik ancaman untuk lingkungan. A
desire to simplify packaging
becomes a threat to our
environment.

4 Wawancara Bunda Banyak plastik yang telah


kita buang, tanpa memikirkan
dampak kedepan.We waste away
so many plastic without
concerning the damage in the
future.

5 Footage TPA Indonesia sendiri


menghasilkan 64 juta ton
sampah plastik per tahun.
Hal ini memang menjadi
ancaman, namun kami selalu
berupaya untuk merubah
ancaman menjadi kesempatan.
Indonesia produces 64 tons
of plastic waste per year.
This is indeed a serious
threat, but we will always
try our best to turn these
threats into opportunities.

6 Buda Dewi tersenyum memegang Saya Dewi Handajani, saya


tas Plastik. adalah Bupati Kabupaten
Tanggamus, Provinsi Lampung,
Indonesia. Kami merubah
sampah plastik menjadi
produk kerajinan bernilai
tinggi. I am Dewi Handajani,
the regent of Tanggamus,
Lampung province. We turn
this plastic waste into
high-valued handicraft
products.

7 Di dapur, Mbak Widyawati Sebenarnya, jika plastik


membuka belanjaannya dari dapat dikumpulkan secara
warung, kemudian dia melihat bijak akan memiliki nilai
tempat sampah, dia bimbang yang berharga, sehingga
kemudian melipat sampah itu dapat meningkatkan ekonomi
dan memasukkannya kedalam masyarakat.In fact, if we
sampah plastik lain. collect plastic waste
Ibu ini membawa sampah kresek wisely, it will have a high
tersebut. valued and improve the
economy.
Footage ibu-ibu memasukkan
botol plastik dalam kresek.

8 Mbak Widyawati berjalan Di Recycling Village kami


menuju bank sampah Recycling mencoba memberikan solusi
Village,(track Out) diikuti tentang bagaimana membuat
oleh banyak ibu-ibu lain, sampah kantong plastik tidak
para siswa SMA, dan Siswa SD. lagi mencemari lingkungan,
mereka mengantre di Bank melalui proses daur ulang
Sampah Recycling Village. yang mudah. In Recycling
Village, we try to provide
solutions on how to process
these plastic waste to no
longer pollute the
environment through an easy
recycling process.

9 Footage menimbang, mencatat Recycling Village adalah


dan menabung prototype dari program
penyelamatan lingkungan yang
dimulai dari desa. Recycling
village is a prototype of
environmental sustainment
program started in village.

10 Wawancara bunda memegang tas Ini adalah tas cantik yang


Plastik. dibuat dari sampah kantong
plastik. These are beautiful
handbags made from plastic
waste.

11 Broll Art produksi tas Upaya ini mampu mendorong


plastik. pemberdayaan perempuan dalam
meningkatkan ekonomi mereka
melalui produksi produk
kerajinan yang berasal dari
sampah plastik. This effort
is able to encourage women’
empowerment in boosting
their economy through
production of handicraft
products derived from
plastic waste around us.

12 Buda Dewi duduk di samping


Mbak Happy, mendampingi mbak
Happy menjahit tas.

13 Masih bersama Mbak Happy,


Bunda Dewi mengangkat tas
yang sudah jadi.

14 Jump Cut Bunda memamerkan tas


plastik.

15 Jump cut tumpukan kardus Produk ini sangat diminati


paket. oleh konsumen, sehingga kami
harus mendaur ulang sampah
lebih banyak lagi. This
product is in high demand by
consumers, so we have to
recycle more waste.

16 Bunda melakukan penyuluhan Bank Sampah yang dibangun di


kepada ibu-ibu desa-desa, semakin
mempermudah masyarakat untuk
mengumpulkan sampah. Secara
tidak langsung hal ini
mengedukasi masyarakat agar
memilah sampah plastik dari
rumah mereka masing-masing,
sehingga akan memudahkan
kita untuk mengolahnya
kembali. We built Bank
Sampah in every village to
facilitate people to deposit
the waste. This indirectly
educates the people to sort
plastic waste from their
environment, making it
easier to process them.

17 Transaksi di bank sampah Upaya ini cukup efektif


untuk meningkatkan ekonomi
masyarakat dan melindungi
bumi dari ancaman sampah
plastik. This effort is
quite effective to boost the
economy and protect the
earth from severe plastic
waste threat.

18 Wawancara Bunda memegang Tidak ada kata terlambat


bunga plastik untuk menyelamatkan bumi.
It’s never too late to save
our earth.
19 Anak-anak menyetrika Selagi kita masih hidup,
memotong plastik menjadi berarti kita masih diberi
bentuk daun kesempatan untuk berkreasi.
As long as we breathe and
are alive, it means that we
are still given the
opportunities to be
creative.

20 Seorang anak SD memberikan


bunga dari plastik kepada
Bunda, bunda tersenyum

21 Jump Cut, Mbak kris memegang


Tas Plastik, Mbak Happy
memegang Tas Plastik, Mas
Surono Memegang Lampu dari
Botol bekas, Anak SMA
Memegang Setangkai Bunga,
Anak SD memegang 1 buket
bunga.
dan Bunda Dewi memegang tas
Plastik.
Kebiasaan masyarakat, adalah suatu hal yang sulit dirubah. Pola
konsumtif yang berlebihan akan berakibat buruk bagi alam.
Keinginan untuk mempermudah kemasan, malah menjadi ancaman untuk
lingkungan.
Banyak Plastik yang telah kita buang, tanpa memikirkan dampak
kedepan.

Saya Dewi Handajani dan saya adalah Bupati Kabupaten Tanggamus,


Provinsi Lampung, Indonesia.

Indonesia sendiri menghasilkan 64 juta ton sampah plastik per


tahun. Hal ini memang menjadi ancaman, namun kami selalu berupaya
untuk merubah ancaman menjadi kesempatan.

Sebenarnya, jika plastik dapat dikumpulkan secara bijak akan


memiliki nilai yang berharga, sehingga dapat meningkatkan ekonomi
masyarakat.

Pada recycling village kami mencoba memberikan solusi tentang


bagaimana membuat sampah kantong plastik tidak lagi mencemari
lingkungan, melalui proses daur ulang yang mudah.

Recycling Village adalah prototype dari program penyelamatan


lingkungan yang dimulai dari desa.

Bank Sampah yang dibangun di desa-desa, akan mempermudah masyarakat


untuk mengumpulkan sampah. Secara tidak langsung hal ini
mengedukasi masyarakat agar memilah sampah plastik dari rumah
mereka masing-masing, sehingga akan memudahkan kita untuk
mengolahnya kembali.

Upaya ini cukup efektif untuk meningkatkan ekonomi masyarakat,


melalui menabung sampah.

Dan akhirnya program ini mampu membuka lapangan kerja baru bagi
masyarakat khususnya pemberdayaan kaum perempuan untuk meningkatkan
penghasilan.

Melalui program ini kami ingin memberikan solusi sederhana untuk


mendaur ulang sampah plastik dengan menggunakan peralatan yang
dimiliki semua orang, seperti setrika, mesin jahit dan gunting.

Melindungi bumi bisa dilakukan sejak dini, dengan cara sederhana


dari rumah kita.kitalah pabrik daur ulang itu.

Anda mungkin juga menyukai