Anda di halaman 1dari 4

DRAFT NASKAH DIALOG KEBANGSAAN

TEMA KEPAHLAWANAN
Oleh: Mallarangan Tutu

Bismillahirrahmaanirrahim,

Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Pertama, mari kita panjatkan puji dan syukur atas ke hadirat Allah SWT.,

karena atas izin-Nya kita dapat berkumpul bersama Dalam Rangka Dialog

Kebangsaan, dalam suasana masih memperingati Hari Pahlawan ini. Tepatnya 10

November 2021, Kemarin.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi

Muhammad saw., kepada keluarganya, sahabatnya, dan kita selaku umatnya.

Bunda Sri Rahmi yang saya hormati dan teman-teman sekalian yang saya

banggakan, hari ini saya mendapat kesempatan untuk menyampaikan sesuatu hal

mengenai kepahlawanan dalam rangka Dialog Kebangsaan memperingati Hari

Pahlawan.

Sebagaimana kita ketahui, bangsa Indonesia dijajah Belanda selama 350

tahun, belum lagi oleh Jepang. Selama itu bangsa kita hidup di bawah tekanan,

penindasan, dan ketidakberdayaan. Selama itu pula kita dibodohi dan ditipu. Bangsa

kita dijadikan sebagai alat untuk memperbesar kekuasaan dan memupuk kekayaan

penjajah. Sedangkan, bangsa pribumi hanya dijadikan pembantu dirumahnya

sendiri, sungguh tragis namun, begitu hebatnya pahlawan bangsa ini sehingga

akhirnya kita bisa terbebas dari penjajahan itu.

Ingatkah kita bagaimana Indonesia bisa merdeka seperti sekarang ini? Tentu

tidaklah mudah untuk menggapai kemerdekaan, semua bisa terwujud atas kerja
keras pahlawan Indonesia dalam menghadapi penjajahan. Dalam hal ini pahlawan

yang dimaksud adalah pejuang yang dengan berani melawan penjajahan yang

berkuasa saat itu, sampai mempertaruhkan nyawanya.

Hadirin yang berbahagia,

Dengan penjajahan demi penjajahan yang kita alami, maka lahirlah pejuang-

pejuang dari berbagi daerah di Indonesia. Salah satu contohnya adalah pertempuran

di Surabaya tanggal 10 November 1945. Waktu itu Surabaya dalam keadaan kacau

balau, suara meriam, jeritan, teriakan wanita dan tangisan anak-anak terdengar

dimana-mana. Keringat dan darah yang bercucuran menandakan tidak ada lagi

harapan yang harus diperjuangkan, namun dengan gagah berani dan semangat

yang berkobar-kobar Bung Tomo terus-menerus menggerakkan semangat

perjuangan melalui pidatonya. Bung Tomo adalah pejuang bernama asli Sutomo,

yang lahir di Surabaya 3 Oktober 1920.

Meski banyak pertumpahan darah yang terjadi semangat yang mereka miliki

tidak pernah pudar, mati satu tumbuh seribu. Pahlawan yang gugur itu menjadi

kusuma bangsa dan besar jasanya.

Perjuangan para pahlawan tanpa kenal lelah, tanpa kenal letih, siang maupun

malam tetap siap siaga menghalau serangan musuh yang selalu datang tiba-tiba

dan mereka tidak pernah mengharapkan gaji atau imbalan apapun, yang mereka

harapkan hanya satu yaitu Indonesia merdeka, terbebas dari penjajahan yang kejam

tanpa kenal belas kasih.

Hadirin yang berbahagia,

Dapat kita bayangkan betapa beratnya perjuangan yang harus mereka lalui

untuk melawan penjajahan itu namun, karena dengan tekad yang kuat mereka

berhasil menumpas penjajah itu. Meskipun hanya berbekal bambu runcing yang
merupakan senjata tradisional mereka mampu melawan penjajah yang

menggunakan senjata modern dan merupakan senjata paling ampuh pada saat itu.

Berbagai siasat dan strategi mereka lakukan demi melumpuhkan penjajahan

yang semakin merajalela di bangsa ini, dan seperti kita ketahui mereka berhasil

menumpas penjajah dari negara kita tercinta ini. Jika kita berada pada zaman

dahulu, beranikah kita seperti mereka? Tentu, demi bangsa dan tanah air kita harus

berani ikut berjuang.

Hadirin yang berbahagia,

Berkat perjuangan pahlawan itu, bangsa Indonesia akhirnya merdeka dengan

dilandasi Proklamasi Kemerdekaan dan adanya Sumpah Pemuda yang berisi

kebulatan tekad dalam tiga butir pernyataan yaitu, pada butir pertama, berupa

pengakuan bahwa ribuan pulau yang berjajar dari Sabang sampai Merauke

merupakan satu kesatuan yang diberi nama tanah air Indonesia. Butir kedua, berupa

pengakuan bahwa manusia yang mendiami ribuan pulau itu merupakan satu

kesatuan yang bernama bangsa Indonesia. Butir ketiga, menyatakan menjunjung

tinggi bahasa persatuan yang diberi nama bahasa Indonesia.

Maka atas dasar semua itu pada tanggal 10 November itu ditetapkan sebagai

Hari Pahlawan setiap tahunnya.

Hadirin yang berbahagia,

Dalam Dialog Kebangsaan ini dalam suasana memperingati Hari Pahlawan,

marilah sejenak kita renungkan dan ingat kembali sosok pahlawan Indonesia yang

gagah berani maju ke medan tempur untuk mempertahankan kemerdekaan yang

didamba-dambakan rakyat saat itu. Seperti saya katakan tadi pahlawan itu tidak

hanya rela meninggalkan keluarga, harta, tenaga serta pikirannya, tetapi juga berani

mempertaruhkan nyawanya.
Hadirin yang berbahagia,

Kita seharusnya bersyukur dan berterimakasih kepada pahlawan bangsa.

Seperti kata Presiden Soekarno dalam pidatonya yaitu, bangsa yang besar adalah

bangsa yang menghormati pahlawannya. Apajadinya Indonesia jika sampai

sekarang masih terus dijajah. Kita tidak mungkin bisa hidup bebas tanpa adanya

pengorbanan pejuang-pejuang terdahulu. Sudahkah kita menunjukan rasa

terimakasih kita untuk mereka?

Hadirin yang berbahagia,

Kita selaku rakyat Indonesia yang baik maka mari kita teruskan perjuangan

pahlawan dahulu, jangan sampai perjuangan yang sampai berkorbankan nyawa

menjadii sia-sia saja. Karena ini negara kita maka kita wajib menjaganya serta

melestarikannya.

Untuk mewujudkan rasa syukur dan terimakasih kita banyak cara yang dapat

kita lakukan. Salah satunya dengan tidak pernah ragu untuk tulus. Kepahlawanan

dibuktikan dengan pengabdian tanpa henti. Tak apa tak ditertawakan, itu ujian

ketulusan. Yang penting rakyat merasakan. Selain itu kita harus bisa menjaga adat

dan budaya Indonesia jangan sampai budaya kita dijajah oleh budaya luar. Karena

jika kita tidak mencintai budaya kita, siapalagi yang akan menjaga keberadaan

budaya Indonesia. Jadi, untuk menyelamatkan bangsa kita dari penjajahan bukan

hanya dengan pertempuran tetapi banyak cara yang bisa tempuh.

Demikian, yang dapat saya sampaikan. Semoga apa yang saya sampaikan

dapat bermanfaat bagi bapak/ibu dan bagi saya khususnya.

Terimakasih atas perhatian saudara, lebih kurangnya saya mohon maaf.

Wassalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Anda mungkin juga menyukai