Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“HAKEKAT FILSAFAT”

DOSEN PEMBIMBING

Dr. KHOIRUL ANWAR, M.Pd.I

DISUSUN OLEH ;

(Nur Hafid, Siti Nurhaliza, Shofiatul Widad)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACHMAD SIDDIQ JEMBER

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PRODI BAHASA ARAB

2021/2022
i

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah merupakan suatu kata yang sangat pantas penulis


ucapkan kepada Allah SWT karna bimbingannyalah penulis mampu menyelesaikan
sebuah makalah dengan judul “Hakekat Filsafat”.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan Terima kasih


yang tak terhingga kepada pihak – pihak yang membantu dalam menyelesaikan
penelitian ini, khususnya kepada Bapak Dr. Khoirul Anwar, M.Pd.I selaku dosen
mata kuliah filsafat umum yang telah meluangkan waktu, tenaga dan fikiran dalam
pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian
penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan yang ada pada
makalah ini. Oleh karena itu Penulis mengundang pembaca untuk memberikan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.

Terima kasih, dan semoga makalah ini dapat memberikan tambahan


wawasan dan nilai positif bagi pembaca.

Bondowoso, 06 September 2021

Penulis
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat
1.1 Pengertian Filsafat..................................................................................3
1.2 Obyek Filsafat........................................................................................5
1.3 Struktur Pembahasan Filsafat.................................................................5

BAB III OBJEK FILSAFAT... ................................................................................ 8

1. Objek Material............................................................................................. 8
2. Objek Formal............................................................................................... 9

BAB IV MANFAAT BELAJAR FILSAFAT........................................................11

BAB V PENUTUP & KESIMPULAN………………………………………...... 12

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu mendengar tentang istilah ilmu,
namun banyak orang yang belum memahami tentang suatu ilmu yakni ilmu filsafat.
Nah dalam makalah ini kami berusaha menjelaskan tentang hakikat ilmu filsafat.

Banyak orang yang beranggapan bahwa berfilsafat adalah merenung,


namun jika kita pikir kembali Apakah semua orang yang merenung berarti orang
yang berfilsafat? Belum tentu. Berfilsafat merupakan kegiatan berpikir secara lebih
luas mendalam dan objektif sehingga permasalahan yang ada dapat dipecahkan
secara cepat dan tepat.

Pada dasarnya, setiap ilmu memiliki dua macam objek, yakni objek material
dan objek formal. Objek material adalah sesuatu yang dijadikan sasaran
penyelidikan, seperti tubuh manusia adalah objek material ilmu kedokteran.
Adapun objek formalnya adalah metode untuk memahami objek material tersebut.
Seperti pendekatan deduktif dan induktif. Filsafat sebagai proses berpikir secara
sistematis dan radikal juga memiliki objek material dan objek formal.

Dalam makalah ini kami akan mencoba menyajikan pembahasan tentang


hakekat ilmu filsafat dan sesuatu yang berkaitan dengan filsafat.

1
2

RUMUSAN MASALAH

Untuk memudahkan pembahasannya maka akan dibahas sub masalah sesuai


dengan latar belakang di atas yakni sebagai berikut :

1) Apa pengertian, objek dan struktur pembahasan filsafat?


2) Bagaimana objek material dan objek formal dalam filsafat?
3) Apa manfaat mempelajari ilmu filsafat?

B. TUJUAN
1) Mengetahui pengertian, objek dan struktur pembahasan filsafat.
2) Mengetahui bagaimana objek material dan objek formal dalam filsafat.
3) Mengetahui manfaat mempelajari ilmu filsafat.

2
3

BAB II

PEMBAHASAN

1 Pengertian Filsafat

1.1 Pengertian Filsafat

Kata filsafat berasal dari kata “philosophia” (bahasa Yunani), yang artinya
“mencintai kebijaksanaan” 1. Sedangkan dalam bahasa Inggris kata filsafat disebut
dengan istilah “philosophy”, dan dalam bahasa Arab disebut dengan istilah
“falsafah”, yang biasa diterjemahkan dengan ‘cinta kearifan’ 2.

Istilah philosophia memiliki akar kata philien yang berarti mencintai dan
sophos yang berarti bijaksana3. Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa
filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Sedangkan orang yang berusaha mencari
kebijaksanaan atau pencinta pengetahuan disebut dengan filsuf atau filosof.

Sumber dari filsafat adalah manusia, dalam hal ini akal dan kalbu manusia
yang sehat dan berusaha keras dengan sunguh-sungguh untuk mencari kebenaran
dan akhirnya memperoleh kebenaran.

Proses mencari kebenaran itu melalui beberapa tahap. Tahap pertama,


manusia berspekulasi dengan pemikirannya tentang semua hal. Kedua, dari
berbagai spekulasi disaring menjadi beberapa buah pikiran yang dapat diandalkan.
Tahap ketiga, buah pikiran tadi menjadi titik awal dalam mencari kebenaran

1 Sidi Gazalba, “Pengertian Filsafat Menurut bahasa Yunani” Diakses dari


https://lms.untad.ac.id/mod/page/view.php?id=11617, pada tanggal 03 September 2021 pukul
10.48 WIB
2 “Pengertian Filsafat” Diakses dari https://lms.untad.ac.id/mod/page/view.php?id=11617, Pada

tanggal 03 September 2021 Pukul 11.05 WIB


3 “Akar Kata Filsafat” Diakses dari https://slideplayer.info/slide/12550695/, Pada tanggal 04

September 2021 Pukul 08.03 WIB

3
4

(penjelajahan pengetahuan yang didasari kebenaran), kemudian berkembang


sebagai ilmu pengetahuan, seperti matematika, fisika, hukum, politik, dan lain-lain.

Berikut definisi filsafat yang dikemukakan para ahli 4:

1. Pythagoras (572-497 M). Dalam tradisi filsafat zaman Yunani Kuno,


Pythagoras adalah orang yang pertama-tama memperkenalkan istilah
philosophia, yang kemudian dikenal dengan istilah filsafat. Pythagoras
memberikan definisi filsafat sebagai the love of wisdon. Menurutnya,
manusia yang paling tinggi nilainya adalah manusia pecinta kebijakan
(lover of wisdom), sedangkan yang dimaksud dengan wisdom adalah
kegiatan melakukan perenungan tentang Tuhan. Pythagoras sendiri
menggap kebijakan yang sesungguhnya hanya dimiliki Tuhan semata-mata.
2. Socrates (469-399 SM). Ia adalah seorang filosof dalam bidang moral yang
terkemuka setelah Thales pada zaman Yunani Kuno. Socrates memahami
bahwa filsafat adalah suatu peninjauan diri yang bersifat reflektif atau
perenungan terhadap asas-asas dari kehidupan yang adil dan bahagia
(principles of the just and happy life).
3. Plato (427-347 SM). Seorang sahabat dan murid Socrates ini telah
mengubah pengertian kearifan (sophia) yang semula berkaitan dengan soal-
soal praktis dalam kehidupan menjadi pemahaman intelektual. Menurutnya,
filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli.
Dalam Republika, Plato menegaskan bahwa para filosof adalah pecinta
pandangan tentang kebenaran (vision of the truth). Dalam pencarian
terhadap kebenaran tersebut, filosof yang dapat menemukan dan
menangkap penegtahuan mengenai ide yang abadi dan tak pernah berubah.
Dalam konsepsi Plato, filsafat merupakan pencarian yang bersifat speklutaif
atau perekaan terhadap keseluruhan kebenaran. Maka filsafat Plato
kemudian dikenal dengan nama Filsafat Spekulatif.

4“Filsafat Menurut Para ahli”, Diakses dari


https://www.kompasiana.com/shofia_amalia/5a92207016835f0ea23144a2/filsafat-ilmu, Pada
tanggal 04 September 2021 Pukul 13.00 WIB

4
5

4. Aristoteles (384-332 SM). Aristoteles adalah seorang murid Plato yang


terkemuka. Dalam pandangannya, seringkali Aristoteles bersebrangan
dengan pendapat gurunya, namun pada prinsipnya, Aristoteles
mengembalikan paham-paham yang dikemukakan oleh gurunya tersebut.
Berkenaan dengan pengertian filsafat, Aristoteles mengemukakan bahwa
sophia (kearifan) merupakan kebajikan intelektual tertinggi. Sedangkan
philosophia merupakan padanan kata dari episteme dalam arti suatu
kumpulan teratur pengetahuan rasional mengenai sesuatu objek yang sesuai.
Adapun pengertian filsafat menurut Aristoteles, adalah ilmupengetahuan
yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu metafisika,
logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika.

1.2 Obyek Pembahasan Filsafat.

Isi filsafat ditentukan oleh objek apa yang dipikirkan. Objek yang dipikirkan
oleh filosof ialah segala yang ada dan yang mungkin ada, jadi luas sekali. Objek
yang diselidiki oleh filsafat ini disebut Objek Material dan Objek Formal5:

1. Objek material, yaitu segala yang ada dan mungkin ada. Tentang objek
material ini banyak yang sama dengan objek material sains. Bedanya ialah
dalam dua hal. Pertama, sains menyelidiki objek material yang empiris 6 ,
filsafat menyelidiki objek itu juga, tetapi bagian yang
abstraknya7. Kedua, ada objek material filsafat yang memang tidak dapat
diteliti oleh sains, seperti Tuhan, hari akhir, yaitu objek material yang untuk
selama-lamanya tidak empiris.
2. Objek formal, ialah penyelidikan yang mendalam, filsafat ingin tahu bagian
dalamnya. Kata mendalam artinya ingin tahu tentang objek yang tidak

5 E – Journal, “Objek – objek Pembahasan Filsafat” Diakses dari https://www.e-


jurnal.com/2013/10/objek-objek-filsafat.htm, pada tanggal 05 September 2021 Pukul 07.15 WIB
6 Empiris ialah sumber pengetahuan yang diperoleh dari observasi atau percobaan yang

membenarkan suatu kepercayaan dalam kebenaran atau kebohongan, sumber Wikipedia.


7 Abstrak ialah memberi nuansa mengawang-awang atau bahasa filsafatnya sesuatu yang hanya

terdapat dalam tataran idea atau konsep seperti: Konsep Negara

5
6

empiris. Penyelidikan sains tidak mendalam karena ia hanya ingin tahu


sampai batas objek itu dapat diteliti secara empiris. Objek penelitian sains
ialah pada batas yang dapat diriset, sedangkan objek penelitian filsafat
adalah pada daerah tidak dapat diriset, tetapi dapat dipikirkan secara logis.
Sains menyelidiki dengan riset, filsafat meneliti dengan memikirkannya.

1.3 Struktur Pembahasan Filsafat

Struktur pembahasan filsafat meliputi tiga point pembahasan, yang disebut


epistemologi, ontologi, dan aksiologi.

❖ Epistemologi

Epistemologi membicarakan sumber pengetahuan dan bagaimana cara


memperoleh pengetahuan. Contoh ; Tatkala manusia baru lahir, ia tidak
mempunyai pengetahuan sedikit pun. Nanti, tatkala ia 40 tahunan,
pengetahuannya banyak sekali sementara kawannya yang seumur dengan dia
mungkin mempunyai pengetahuan yang lebih banyak daripada dia dalam
bidang yang sama atau berbeda. Bagaimana masing-masing dari mereka
mendapat pengeta-huan itu? Mengapa pula tingkat akurasinya berbeda? Hal-hal
semacam ini dibicarakan di dalam epistemologi.

❖ Ontologi

Setelah mengkaji cara memperoleh pengetahuan, filosof mulai


menghadapi objek-objeknya untuk memperoleh pengetahuan. Objek-objek itu
dipikirkan secara mendalam sampai pada hakikatnya. Inilah sebabnya bagian
ini dinamakan juga teori hakikat. Ada yang menamakan bagian ini bagian
ontologi.

Pembicaraan terkait hakikat itu luas sekali, apa itu? Yakni segala sesuatu
yang ada dan yang mungkin ada, yang boleh juga mencakup pengetahuan dan
nilai (yang dicarinya ialah hakikat pengetahuan dan hakikat nilai). Nama lain
untuk teori hakikat ini ialah teori tentang keadaan.

6
7

Apa itu hakikat? Hakikat ialah realitas; realitas ialah kerealan; "real"
artinya kenyataan yang sebenarnya. jadi, hakikat adalah kenyataan yang
sebenarnya, keadaan sebenarnya sesuatu, bukan keadaan sementara atau
keadaan yang menipu, dan bukan keadaan yang berubah.

❖ Aksiologi

Untuk mengetahui kegunaan filsafat, kita dapat melihat filsafat sebagai


tiga unsur 8:

1) Filsafat sebagai kumpulan teori, filsafat ini digunakan untuk memahami


dan mereaksi dunia pemikiran. Sebagai contoh : jika Anda-umpamanya
tidak senang pada komunisme maka Anda harus mengetahui lebih
dahulu teori-teori filsafat Marxisme karena teori filsafat dalam
komunisme itu ada di dalam filsafat Marxisme.
2) Filsafat sebagai philosophy of life. filsafat dipandang sebagai
pandangan hidup, fungsinya mirip sekali dengan agama. Nah, filsafat
sebagai "agama" itu apa gunanya? Ya, gunanya sama dengan kegunaan
agama. Dalam posisi ini filsafat itu menjadi jalan kehidupan.
3) Yang amat penting ialah yang ketiga, yaitu filsafat sebagai methodology
dalam memecahkan masalah. Menyelesaikan masalah itu melalui cara
sains, yang mana pusat perhatiannya pada fakta empirik; biasanya
penyelesaianya tidak utuh karena fakta empirik tidak pernah utuh.
Alternatif orang menyelesaikan masalah ini melalui cara filsafat, yang
mana berdasarkan hati nurani.

8“Pengertian Filsafat” diakses melalui


https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/epistimologi-ontologi-aksiologi-
pengetahuan-filsafat/, pada tanggal 5 September 2021 pukul 09.30

7
8

8
9

BAB III

OBJEK FILSAFAT

Objek adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan, dengan demikian


objek adalah sesuatu yang diamati, diteliti, dipelajari serta dihahas sebagai kajian
inti. Apakah yang menjadi objek atau pokok bahasan filfasat? Apakah anda sudah
tahu apa yang menjadi objek penelitian/ pengkajian filsafat?

Filsafat sebagai kegiatan pikir murni manusia (reflective thinking)


menyelidiki objek yang tidak terbatas. Pada dasarnya,setiap ilmu memiliki dua
macam objek, yaitu objek material dan objek formal.

1. Objek Material
Objek material filsafat adalah segala sesuatu yang ada dan yang
mungkin ada. Segala sesuatu yang ada artinya yang ada dengan sendirinya.
Dan yang keberadaannya disebabkan karena keberadaan yang lain. Segala
sesuatu yang ada, ada yang wajib adanya tanpa ada kemungkinan yang lain
dan ada yang tidak wajib adanya dan wajib bergantung kepada berbagai
kemungkinan. Sesuatu yang wajib ada secara filosofis adalah wujud dari
keberadaan yang ada dengan sendirinya dan tidak berada dengan sendirinya
. Ada itu adakalanya tergambar oleh panca indera, seperti langit, bumi,
bulan, bintang, manusia, misalnya sang Pencipta alam dan bumi.9
Objek material filsafat adalah objek yang diperhatikan atau objek yang
diselidiki secara menyeluruh oleh filsafat,yaitu (a) “ada” maksudnya segala
sesuatu yang bersifat material,kongrit,seperti: manusia, benda, alam, dan
sebagainya maupun wujud lain yang bersifat immaterial,misalnya Tuhan
,(b) ”yang mungkin ada,” yaitu segala sesuatu yang bersifat abstrak
misalnya: ide, nilai, moral, pandangan hidup dan sebagainya, tetapi bisa

9 Filsafat umum dari metologi sampai Teofolosi Drs.Atang Abdul Hakim, M.A. , Dr. Beni Ahmad
Saebani, M.Si hal. 19 (Pustaka Setia Depok.)

9
10

dipahami dan dan dimengerti oleh akal ( intelegeable) ataupun oleh hati
manusia.10

2 . Objek Formal

Objek formal filsafat adalah pencarian terhadap yang ada dan yang
mungkin ada secara ada kontemplatif pada permasalahan yang tidak dapat
dijangkau oleh pendekatan empiris dan observative yang biasa berada dalam
sains.11 Objek formal juga disebut metode untuk memahami objek material
,seperti pendekatan induktif dan deduktif. Adapun, objek formal filsafat
adalah sudut pandang yang menyeluruh, radikal, dan rasional tentang segala
yang ada.12 Adapun juga objek formal filsafat adalah sudut pandang atau
bagian tertentu yang diperhatikan dari keseluruhan objek, dengan tujuan
mencari keterangan (clarification) yang utuh (holistic dan integral) dan
sedalam-dalamnya (radikal). Dengan kata lain objek formal filsafat adalah
cara pandang seseorang terhadap objek materia secara filosofis 13.Jadi objek
material merupakan bahan atau hal yang ada kemudian akan dipelajari yang
dapat dirasionalkan dan memiliki sifat empiris serta ilmiah. Dan objek
formal dapat diartikan sebagai metode yang digunakan untuk memahami
yang ada pada objek material yang ditelaah secara lebih mendetail.

Misal: contoh penelitian dalam filsafat yaitu penelitian mengenai


khasiat tanaman teh hijau. Contoh objek material dalam filsafat yaitu

10 Membuka gerbang filsafat Win Usuluddin Bernadien Agustus 2011 hal. 25,26 (Pustaka Pelajar
Yogyakarta).

11 Filsafat umum dari metologi sampai Teofolosi Drs.Atang Abdul Hakim, M.A. , Dr. Beni
Ahmad Saebani, M.Si hal. 20 (Pustaka Setia Depok.)

12 Filsafat ilmu Dr. Amsal Bakhtiar, M.A. Hal. 1 (Jakarta Rajawali Pers.)

13 Membuka gerbang filsafat Win Usuluddin Bernadien Agustus 2011 hal. 29 (Pustaka Pelajar
Yogyakarta.)
11

tanaman teh hijau, Sedangkan contoh objek formalnya adalah zat yang
terkandung dalam teh hijau yang dapat memberikan manfaat kesehatan bagi
manusia. Dan ada juga permisalan yang lain seperti, manusia merupakan
objek materia filsafat, dilihat dari kedudukannya sebagai manusia di muka
bumi maupun fungsi dan perannya sebagai anggota masyarakat. Akan
tetapi, manakala berbicara tentang bagaimana nasib dan takdir manusia,
jodoh, dan rezeki, batas usia dan masa depannya hal ini bukan lagi objek
material melainkan objek formal dalam filsafat. 14

14 Filsafat umum dari metologi sampai Teofolosi Drs.Atang Abdul Hakim, M.A. , Dr. Beni
Ahmad Saebani, M.Si hal. 20 (Pustaka Setia Depok.)
BAB IV
Manfaat Mempelajari Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu yang merupakan interaksi ilmu dan filsafat mengandung arti
bahwa filsafat saat ini tidak dapat berkembang dengan baik jika terpisah dari ilmu.
Dan juga sebaliknya,ilmu tidak dapat tumbuh dengan baik tanpa kritik dan filsafat.
Pembahasan filsafat ilmu sangat penting karena akan mendorong manusia untuk
lebih kreatif dan inovatif. Filsafat ilmu memberikan semangat bagi perkembangan
dan kemajuan ilmu dan sekaligus nilai-nilai moral yang terkandung pada setiap
ilmu. Objek dari filsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan. Oleh karena itu,setiap saat
ilmu ituu berubah mengikuti perkembangan zaman dan keadaan. Pengetahuan lama
menjadi pijakan untuk mencari pengetahuan baru.
Manfaat Mempelajari Filsafat ilmu:
a. Menyadarkan seseorang ilmuwan agar tidak terjebak kedalam pola pikir
yang hanya berfikir murni dalam bidangnya tanpa mengaitkannya dengan
kenyataan yang ada diluar dirinya. Sebab dengan mempelajari filsafat ilmu
maka para ilmuwan akan menyadari keterbatasan dirinya dan tidak
terperangkap kedalam sikap arogansi intelektual. Hal yang di perlukan
adalah sikap keterbukaan diri dikalangan ilmuwan sehingga mereka dapat
mengarahkan seluruh potensi keilmuan yang dimilikinya untuk kepentingan
umat manusia.
b. Filsafat ilmu bermanfaat untuk membangun diri kita sendiri dengan berfikir
secara radikal ( berfikir sampai ke akar-akarnya ),kita mengalami dan
menyadari keberadaan kita.
c. Filsafat ilmu memberikan kebiasaan dan kebijaksanaan untuk memandang
dan mencerahkan persoalan- persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Orang
yang hidup secara dangkal saja,tidak mudah melihat persoalan-persoalan
dalam kehidupan,apalagi melihat pemecahannya.
d. Filsafat ilmu mengajak untuk berfikir secara radikal, holistik dan
sistematis,hingga kita tidak hanya ikut-ikutan saja,mengikuti pada
pandangan umum,percaya akan setiap semboyan dalam surat-surat
kabar,tetapi secara kritis menyelidiki apa yang dikemukakan
orang,mempunya pendapat sendiri,dengan mencari kebenaran dari beberapa
sumber ilmu yang valid.

BAB V

12
PENUTUP

KESIMPULAN

Bab II mengungkapkan bahwa filsafat tergolong sebagai pengatahuan


rasional manusia yaitu pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran atau rasio
manusia. Masing-masing ilmu merniliki objek formal yang khas dan masing-
masing objek formal ilmu diteliti dengan metode yang khas pula. Dalam filsafat
objek formal dan metode berhubungan erat, yang menyangkut manusia, karena
manusia memiliki sifat dasariah yang menentukan hubungan objek dan subjek,
bersifat ekspresif, relatif dan otonom, sama dan unik, lama dan baru. Semuanya
memunculkan persoalan-persoalan filsafat, yang berbeda dengan persoalan-
persoalan ilmu. Setiap filsafat bebas memberikan tafsir atas persoalannya tapi ilmu
pada umumnya memberikan kesepakatan terhadap hasil temuannya. Filsafat justru
memberikan jawaban berbeda-beda.

13
Daftar Pustaka

1. Bakker, A. (1980). Metode-metode Filsafat, Ghalia, Jakarta.


2. Bakker, A. & Zubair, A.C. (1990). Metodologi Penelitian Filsafat, Fakultas Filsafat
UGM, Yogyakarta.
3. Cordasco, F and Gatner, M, E. S. (1945). Research and Report Writing, Barnes &
Noble, New York.
4. Giybosch, A.J, Scott, G.E. and Garrison, S.M. (1998). Student The Philosophy
Write‘s Mannual, Prentice-Hall, New Jersey.

14

Anda mungkin juga menyukai