“HAKEKAT FILSAFAT”
DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH ;
2021/2022
i
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan yang ada pada
makalah ini. Oleh karena itu Penulis mengundang pembaca untuk memberikan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat
1.1 Pengertian Filsafat..................................................................................3
1.2 Obyek Filsafat........................................................................................5
1.3 Struktur Pembahasan Filsafat.................................................................5
1. Objek Material............................................................................................. 8
2. Objek Formal............................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu mendengar tentang istilah ilmu,
namun banyak orang yang belum memahami tentang suatu ilmu yakni ilmu filsafat.
Nah dalam makalah ini kami berusaha menjelaskan tentang hakikat ilmu filsafat.
Pada dasarnya, setiap ilmu memiliki dua macam objek, yakni objek material
dan objek formal. Objek material adalah sesuatu yang dijadikan sasaran
penyelidikan, seperti tubuh manusia adalah objek material ilmu kedokteran.
Adapun objek formalnya adalah metode untuk memahami objek material tersebut.
Seperti pendekatan deduktif dan induktif. Filsafat sebagai proses berpikir secara
sistematis dan radikal juga memiliki objek material dan objek formal.
1
2
RUMUSAN MASALAH
B. TUJUAN
1) Mengetahui pengertian, objek dan struktur pembahasan filsafat.
2) Mengetahui bagaimana objek material dan objek formal dalam filsafat.
3) Mengetahui manfaat mempelajari ilmu filsafat.
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
1 Pengertian Filsafat
Kata filsafat berasal dari kata “philosophia” (bahasa Yunani), yang artinya
“mencintai kebijaksanaan” 1. Sedangkan dalam bahasa Inggris kata filsafat disebut
dengan istilah “philosophy”, dan dalam bahasa Arab disebut dengan istilah
“falsafah”, yang biasa diterjemahkan dengan ‘cinta kearifan’ 2.
Istilah philosophia memiliki akar kata philien yang berarti mencintai dan
sophos yang berarti bijaksana3. Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa
filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Sedangkan orang yang berusaha mencari
kebijaksanaan atau pencinta pengetahuan disebut dengan filsuf atau filosof.
Sumber dari filsafat adalah manusia, dalam hal ini akal dan kalbu manusia
yang sehat dan berusaha keras dengan sunguh-sungguh untuk mencari kebenaran
dan akhirnya memperoleh kebenaran.
3
4
4
5
Isi filsafat ditentukan oleh objek apa yang dipikirkan. Objek yang dipikirkan
oleh filosof ialah segala yang ada dan yang mungkin ada, jadi luas sekali. Objek
yang diselidiki oleh filsafat ini disebut Objek Material dan Objek Formal5:
1. Objek material, yaitu segala yang ada dan mungkin ada. Tentang objek
material ini banyak yang sama dengan objek material sains. Bedanya ialah
dalam dua hal. Pertama, sains menyelidiki objek material yang empiris 6 ,
filsafat menyelidiki objek itu juga, tetapi bagian yang
abstraknya7. Kedua, ada objek material filsafat yang memang tidak dapat
diteliti oleh sains, seperti Tuhan, hari akhir, yaitu objek material yang untuk
selama-lamanya tidak empiris.
2. Objek formal, ialah penyelidikan yang mendalam, filsafat ingin tahu bagian
dalamnya. Kata mendalam artinya ingin tahu tentang objek yang tidak
5
6
❖ Epistemologi
❖ Ontologi
Pembicaraan terkait hakikat itu luas sekali, apa itu? Yakni segala sesuatu
yang ada dan yang mungkin ada, yang boleh juga mencakup pengetahuan dan
nilai (yang dicarinya ialah hakikat pengetahuan dan hakikat nilai). Nama lain
untuk teori hakikat ini ialah teori tentang keadaan.
6
7
Apa itu hakikat? Hakikat ialah realitas; realitas ialah kerealan; "real"
artinya kenyataan yang sebenarnya. jadi, hakikat adalah kenyataan yang
sebenarnya, keadaan sebenarnya sesuatu, bukan keadaan sementara atau
keadaan yang menipu, dan bukan keadaan yang berubah.
❖ Aksiologi
7
8
8
9
BAB III
OBJEK FILSAFAT
1. Objek Material
Objek material filsafat adalah segala sesuatu yang ada dan yang
mungkin ada. Segala sesuatu yang ada artinya yang ada dengan sendirinya.
Dan yang keberadaannya disebabkan karena keberadaan yang lain. Segala
sesuatu yang ada, ada yang wajib adanya tanpa ada kemungkinan yang lain
dan ada yang tidak wajib adanya dan wajib bergantung kepada berbagai
kemungkinan. Sesuatu yang wajib ada secara filosofis adalah wujud dari
keberadaan yang ada dengan sendirinya dan tidak berada dengan sendirinya
. Ada itu adakalanya tergambar oleh panca indera, seperti langit, bumi,
bulan, bintang, manusia, misalnya sang Pencipta alam dan bumi.9
Objek material filsafat adalah objek yang diperhatikan atau objek yang
diselidiki secara menyeluruh oleh filsafat,yaitu (a) “ada” maksudnya segala
sesuatu yang bersifat material,kongrit,seperti: manusia, benda, alam, dan
sebagainya maupun wujud lain yang bersifat immaterial,misalnya Tuhan
,(b) ”yang mungkin ada,” yaitu segala sesuatu yang bersifat abstrak
misalnya: ide, nilai, moral, pandangan hidup dan sebagainya, tetapi bisa
9 Filsafat umum dari metologi sampai Teofolosi Drs.Atang Abdul Hakim, M.A. , Dr. Beni Ahmad
Saebani, M.Si hal. 19 (Pustaka Setia Depok.)
9
10
dipahami dan dan dimengerti oleh akal ( intelegeable) ataupun oleh hati
manusia.10
2 . Objek Formal
Objek formal filsafat adalah pencarian terhadap yang ada dan yang
mungkin ada secara ada kontemplatif pada permasalahan yang tidak dapat
dijangkau oleh pendekatan empiris dan observative yang biasa berada dalam
sains.11 Objek formal juga disebut metode untuk memahami objek material
,seperti pendekatan induktif dan deduktif. Adapun, objek formal filsafat
adalah sudut pandang yang menyeluruh, radikal, dan rasional tentang segala
yang ada.12 Adapun juga objek formal filsafat adalah sudut pandang atau
bagian tertentu yang diperhatikan dari keseluruhan objek, dengan tujuan
mencari keterangan (clarification) yang utuh (holistic dan integral) dan
sedalam-dalamnya (radikal). Dengan kata lain objek formal filsafat adalah
cara pandang seseorang terhadap objek materia secara filosofis 13.Jadi objek
material merupakan bahan atau hal yang ada kemudian akan dipelajari yang
dapat dirasionalkan dan memiliki sifat empiris serta ilmiah. Dan objek
formal dapat diartikan sebagai metode yang digunakan untuk memahami
yang ada pada objek material yang ditelaah secara lebih mendetail.
10 Membuka gerbang filsafat Win Usuluddin Bernadien Agustus 2011 hal. 25,26 (Pustaka Pelajar
Yogyakarta).
11 Filsafat umum dari metologi sampai Teofolosi Drs.Atang Abdul Hakim, M.A. , Dr. Beni
Ahmad Saebani, M.Si hal. 20 (Pustaka Setia Depok.)
12 Filsafat ilmu Dr. Amsal Bakhtiar, M.A. Hal. 1 (Jakarta Rajawali Pers.)
13 Membuka gerbang filsafat Win Usuluddin Bernadien Agustus 2011 hal. 29 (Pustaka Pelajar
Yogyakarta.)
11
tanaman teh hijau, Sedangkan contoh objek formalnya adalah zat yang
terkandung dalam teh hijau yang dapat memberikan manfaat kesehatan bagi
manusia. Dan ada juga permisalan yang lain seperti, manusia merupakan
objek materia filsafat, dilihat dari kedudukannya sebagai manusia di muka
bumi maupun fungsi dan perannya sebagai anggota masyarakat. Akan
tetapi, manakala berbicara tentang bagaimana nasib dan takdir manusia,
jodoh, dan rezeki, batas usia dan masa depannya hal ini bukan lagi objek
material melainkan objek formal dalam filsafat. 14
14 Filsafat umum dari metologi sampai Teofolosi Drs.Atang Abdul Hakim, M.A. , Dr. Beni
Ahmad Saebani, M.Si hal. 20 (Pustaka Setia Depok.)
BAB IV
Manfaat Mempelajari Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu yang merupakan interaksi ilmu dan filsafat mengandung arti
bahwa filsafat saat ini tidak dapat berkembang dengan baik jika terpisah dari ilmu.
Dan juga sebaliknya,ilmu tidak dapat tumbuh dengan baik tanpa kritik dan filsafat.
Pembahasan filsafat ilmu sangat penting karena akan mendorong manusia untuk
lebih kreatif dan inovatif. Filsafat ilmu memberikan semangat bagi perkembangan
dan kemajuan ilmu dan sekaligus nilai-nilai moral yang terkandung pada setiap
ilmu. Objek dari filsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan. Oleh karena itu,setiap saat
ilmu ituu berubah mengikuti perkembangan zaman dan keadaan. Pengetahuan lama
menjadi pijakan untuk mencari pengetahuan baru.
Manfaat Mempelajari Filsafat ilmu:
a. Menyadarkan seseorang ilmuwan agar tidak terjebak kedalam pola pikir
yang hanya berfikir murni dalam bidangnya tanpa mengaitkannya dengan
kenyataan yang ada diluar dirinya. Sebab dengan mempelajari filsafat ilmu
maka para ilmuwan akan menyadari keterbatasan dirinya dan tidak
terperangkap kedalam sikap arogansi intelektual. Hal yang di perlukan
adalah sikap keterbukaan diri dikalangan ilmuwan sehingga mereka dapat
mengarahkan seluruh potensi keilmuan yang dimilikinya untuk kepentingan
umat manusia.
b. Filsafat ilmu bermanfaat untuk membangun diri kita sendiri dengan berfikir
secara radikal ( berfikir sampai ke akar-akarnya ),kita mengalami dan
menyadari keberadaan kita.
c. Filsafat ilmu memberikan kebiasaan dan kebijaksanaan untuk memandang
dan mencerahkan persoalan- persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Orang
yang hidup secara dangkal saja,tidak mudah melihat persoalan-persoalan
dalam kehidupan,apalagi melihat pemecahannya.
d. Filsafat ilmu mengajak untuk berfikir secara radikal, holistik dan
sistematis,hingga kita tidak hanya ikut-ikutan saja,mengikuti pada
pandangan umum,percaya akan setiap semboyan dalam surat-surat
kabar,tetapi secara kritis menyelidiki apa yang dikemukakan
orang,mempunya pendapat sendiri,dengan mencari kebenaran dari beberapa
sumber ilmu yang valid.
BAB V
12
PENUTUP
KESIMPULAN
13
Daftar Pustaka
14