Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki luas perairan sekitar 5,8
juta km2 atau dengan kata lain memuat 1,3 % dari luas perairan dunia. begitu luas
perairan yang dimiliki membuat Indonesia menjadi salah satu negara yang menjadi
alur pelayaran Internasional. Maka dari itu Indonesia merupakan salah satu jalur
transportasi laut Internasional yang banyak dilewati oleh kapal dari berbagai negara di
dunia.
Selain itu, Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki ribuan pulau dari
sabang sampai merauke, sehingga salah satu alat transportasi yang penting adalah
transportasi laut yaitu kapal. Seiring perkembangan industri dan kebutuhan akan
transportasi khususnya transportasi laut baik domestik maupun Internasional di
Indonesia semakin meningkat, maka tidak dapat dipungkiri semakin banyak jumlah
kapal yang berpoperasi di wilayah Indonesia, tak hanya kapal domestik saja
melainkan kapal-kapal Internasional tak terkecuali alur pelayaran sempit muara
sungai kapuas yang merupakan jalur utama menuju Pelabuhan Dwikora.
Dikarenakan Indonesia merupakan salah satu negara yang lalu lintas lautnya
padat maka tidak dipungkiri sering terjadi kasus kecelakaan laut dengan berbagai
sebab. Tingginya angka kecelakaan dialur pelayaran Indonesia membuat banyak
kalangan mempertanyakan penyebab dari naiknya tingkat kecelakaan yang ada di
Indonesia tiap tahunnya. Banyak kalangan yang masih belum faham tentang
penyebab-penyebab kecelakaan yang terjadi dialur pelayaran sehingga untuk
mengatasi permasalah tersebut masih belum bisa dilakukan bahkan prosesnya lama.
Tingginya kasus kecelakaan transportasi laut yang ada di Indonesia yang
terjadi selama ini harus menjadi perhatian semua pihak yang terkait, baik pemilik
kapal, pemerintah, instansi yang terkait dan masyarakat yang berperan aktif dalam
menanggulangi hal tersebut. Berdasarkan laporan akhir antara Pejabat Pembuat
Komite Nasional Keselamatan Transportasi dengan Direktur PT. Trans Asia
Consultans Nomor 002/STD/KNTR/KNKT/IV/09 tanggal 16 April 2009 tentang
Pekerjaan Kajian Analisis Trend Kecelakaan Transportasi Laut Tahun 2003-2008,
Jumlah kecelakaan kapal pelayaran di Indonesia cukup memprihatinkan, terutama
selama periode 2003-2008, dengan terjadinya 691 kasus kecelakaan. Pada tahun 2003
tercatat 71 peristiwa kecelakaan, tahun 2004: 79 kecelakaan, 2005: 125 kecelakaan.
Laporan Akhir Kajian Analisis Trend Kecelakaan Transportasi Laut Tahun
2003-2008 42 2006: 119 kecelakaan, 2007: 159 kecelakaan dan pada tahun 2008
terjadi 138 kasus kecelakaan, rata-rata kenaikan selama 6 tahun terakhir adalah 17%.
Jenis kecelakaan yang terjadi rata-rata selama 6 tahun (2003-2008) adalah tenggelam
(37%), kandas (13%), tubrukan (15%), kebakaran (18%) dan jenis kecelakaan lainnya
(17%) Sedangkan penyebab kecelakaan kapal adalah 37% human error, 23%
kesalahan teknis, 38% karena kondisi alam dan 2% untuk penyebab lainnya (PT.
Trans Asia Consultants, 2009) Menurut Ditjen Hubla 2006 menjelaskan bahwa rata-
rata kecelakaan dari tahun 2003 sampai 2008 mencapai 115 kecelakaan. Jumlah
kecelakaan tertinggi berada pada tahun 2007 yang mana jumlah kecelakaan mencapai
159 kecelakaan. Untuk korban meninggal dalam 6 tahun terakhir mencapai 136 jiwa.
Berdasarkan data Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), dalam
tujuh tahun terakhir ini, sedikitnya terjadi 36 kecelakaan yang melibatkan kapal laut di
sepanjang wilayah perairan nusantara. Rinciannya, 11 tenggelam, 15 terbakar, dan 10
karena tubrukan.

Tabel 1.1
Data Kecelakaan Pelayaran di Indonesia
Tahun Jumla Jenis Kecelakaan Korban Rekom
h Tengela Terbak Tubruk Korba Luka- endasi
Investi m ar an n Jiwa Luka
gasi /Meled
ak
2007 7 4 3 0 100 104 73

2008 5 2 3 0 10 51 30

2009 4 2 1 1 447 0 68
2010 5 1 1 3 15 85 45

2011 6 1 3 2 86 346 82

2012 4 0 2 2 13 10 28

2013 5 1 2 2 65 9 0

Total 36 11 15 10 736 605 326

Sumber Tabel : Database KNKT 27 Desember 2013

Akibat kecelakaan ini bukan hanya telah menghilangkan nyawa lebih dari
700 orang, tetapi juga mengancam kelangsungan perusahaan pelayaran. Pasalnya,
pengusaha angkutan laut harus menanggung kerugian materiil tidak sedikit, seperti
ganti rugi terhadap kerusakan kargo yang diangkut, kerusakan kapal dan mesinnya,
cidera badan bahkan kematian Anak Buah Kapal (ABK), kerusakan lingkungan,
pencemaran, polusi, biaya-biaya penyelamatan pengangkatan bangkai kapal, biaya-
biaya hukum, dan faktor lainnya.
Muara Sungai Kapuas juga memiliki jalur pelayaran yang terkenal sempit
diIndonesia. Namun, jalur tersebut menjadi jalur yang penting dan sangat dibutuhkan
bagi kapal-kapal yang melakukan aktivitas pelayaran didaerah pelabuhan Dwikora
sehingga daerah ini memiliki potensi resiko keselamatan kecelakaan yang cukup besar
terhadap kapal-kapal yang berlayar di Alur muara sungai kapuas. Hal ini dibuktikan
dengan kasus kecelakaan antara lain :
1. KLM Rahmatia Sentosa bertubrukan dengan Kapal Motor Wewah. Kapal
karam tepat di alur pelayaran masuk ke Sungai Kapuas. Penyebab kecelakaan
yang dialami oleh kedua kapal tersebut memiliki beberapa faktor human eror.
(nasional.kompas.com) Minggu (13/02/2011)
2. Kapal milik PT Dharma Lautan Utama ini mengangkut penumpang dari
Semarang sekitar 843 orang. KM Dharma Kencana II kandas sekitar pulau
Batu Layang, Sungai Kapuas. Penyebab kecelakaan adalah faktor alam
(pontianak.tribunnews.com) minggu (16/08/2015)
Tingginya kasus kecelakaan laut dewasa ini harus menjadi perhatian dari
semua pihak, tidak hanya dari pemilik kapal tetapi juga pemerintah, instansi terkait
dan juga masyarakat yang harus lebih aktif dalam memberikan informasi. Sebab
kerugian materiil yang ditimbulkan akibat terjadinya kecelakaan kapal tidak sedikit.
Oleh karena itu, dari latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk mengambil judul :
“Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kecelakaan Kapal (Studi Kasus Pada
Alur Pelayaran Pelabuhan Dwikora Pontianak Kalimantan Barat)”.

1.2 Rumusan Masalah


Berpijak pada latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, bahwa
tingkat kecelakaan kapal yang cukup tinggi pada area Pelabuhan Dwikora Kota
Pontianak, menjadi alasan utama bagi peneliti untuk mengkaji lebih dalam tentang
komponen-komponen yang mempengaruhi tingkat kecelakaan kapal yang terjadi.
Untuk menguji secara empirik variabel-variabel yang mempengaruhi tingkat
kecelakaan kapal, maka research problem yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah
“Faktor-faktor apa saja yang dapat meminimalisir tingkat kecelakaan kapal yang
terjadi”.
Berdasarkan latar belakang masalah dan reseacrch problem tersebut di atas,
maka pertanyaan penelitian (research question) dalam penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Apakah human error berpengaruh terhadap kecelakaan kapal pada alur pelayaran
Pelabuhan Dwikora Pontianak Kalimantan Barat?
2. Apakah faktor kesalahan teknis berpengaruh terhadap kecelakaan kapal pada alur
pelayaran Pelabuhan Dwikora Pontianak Kalimanan Barat?
3. Apakah faktor alam berpengaruh terhadap kecelakaan kapal pada alur pelayaran
Pelabuhan Dwikora Pontianak Kalimantan Barat ?
4. Apakah secara simultan human error, faktor kesalahan teknis dan faktor alam
berpengaruh terhadap kecelakaan kapal pada alur pelayaran Pelabuhan Dwikora
Pontianak Kalimantan Barat ?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian


1.3.1 Tujuan Penelitian
Setiap penelitian yang dilaksanakan pasti memiliki tujuan yang ingin
dicapai, hal ini dimaksudkan untuk dapat memberikan arah kepada seorang
peneliti dalam pelaksanaan kegiatannya agar dapat menentukan kemana
seharusnya berjalan dan berbuat. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisis pengaruh faktor human error terhadap kecelakaan
kapal pada alur pelabuhan Dwikora Pontianak Kalimantan Barat.
2. Untuk menganalisis pengaruh faktor kesalahan teknis terhadap kecelakaan
kapal pada alur pelabuhan Dwikora Pontianak Kalimantan Barat.
3. Untuk menganalisis pengaruh faktor alam terhadap kecelakaan kapal pada
alur pelabuhan Dwikora Pontianak Kalimantan Barat.
1.3.2 Kegunaan Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut :
1. Bagi Penulis
Sebagai cara untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh
dibangku kuliah dan mengaplikasikan dengan kenyataan yang ada, serta
menambah pengalaman, dan pengetahuan penulis akan masalah-masalah
yang terjadi pada kegiatan transportasi khususnya transporatasi laut.
2. Bagi Instansi
Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan informasi yang
bermanfaat sebagai bahan evaluasi terhadap tingkat terpenuhinya
keselamatan dan keamanan pelayaran, yang akan berpengaruh terhadap
tingkat kecelakaan kapal yang terjadi pada Pelabuhan Dwikora Kota
Pontianak Kalimantan Barat
3. Bagi Pembaca
Sebagai referensi penelitian lebih lanjut dan diharapkan dapat
menambah pengetahuan bagi pembaca serta pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya dalam lingkup manajemen transportasi

1.4 Sistematika Penulisan


Adapun penyusunan skripsi ini disusun dengan menggunakan sistematika
sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Bab ini menjelaskan secara singkat mengenai latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika
penulisan.
BAB II Tinjauan Pustaka
Membahas tentang pengertian pelayaran dan pelabuhan, faktor
manusia, faktor teknis, faktor alam, kecelakaan kapal, penelitian
terdahulu, hipotesis, diagram alur pemikiran, serta kerangka pemikiran.
BAB III Metodologi Penelitian
Membahas tentang variabel penelitian, definisi operasional, penentuan
sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, metode
analisis data, serta tahapan pelaksanaan kegiatan penelitian.
BAB IV Hasil dan Pembahasan
Bagian hasil dan pembahasan mencakup 3 (tiga) subbab, diantaranya
deskripsi objek penelitian, analisis data dan pembahasan dan implikasi
manajerial. Bab ini membahas hasil analisis dengan metode penelitian
yang telah ditentukan sebelumya, disertai dengan pembahasan hasil
secara rinci.
BAB V : Penutup
Sebagai bab terakhir, bab ini akan menyajikan secara singkat
kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan dan juga memuat saran-
saran bagi pihak yang berkepentingan untuk pengembangan penelitian
lebih lanjut.
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai