NIM : 19080574079 RESUME BAB KEKUASAAN DALAM ORGANISASI A. Pengertian Kekuasaan Kekuasaan adalah Kemampuan seseorang untuk mempengaruhi dan mendorong orang lain untuk mengikuti kehendak dan kemauannya, atau Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh. Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku (Miriam Budiardjo, 2003). Pengertian Kekuasaan Menurut para Ahli : - Dahl (1957) menyatakan bahwa ”A memiliki kekuasaan atas B sehingga A dapat meminta B melakukan sesuatu yang tanpa kekuasaan A tersebut tidak akan dilakukan B”. Definisi ini menyempitkan konsep kekuasaan, juga menuntut seseorang untuk mengenali jenis-jenis perilaku khusus. - Riker (1964) berpendapat bahwa perbedaan dalam kekuasaan benar-benar didasarkan pada perbedaan kausalitas (sebab-akibat). Kekuasaan adalah kemampuan untuk menggunakan pengaruh, sedangkan alasan adalah penggunaan pengaruh yang sebenarnya. - Russel (1983) menyatakan bahwa power (kekuasaan) adalah konsep dasar dalam ilmu sosial. Kekuasaan penting dalam kehidupan organisasi, dan bahwa kekuasaan dalam organisasi terikat dengan status seseorang. - Boulding (1989) mengemukakan gagasan kekuasaan dalam arti luas, sampai tingkat mana dan bagaimana kita memperoleh yang kita inginkan. Bila hal ini diterapkan pada lingkungan organisasi, ini adalah masalah penentuan di seputar bagaimana organisasi memperoleh apa yang dinginkan dan bagaimana para pemberi andil dalam organisasi itu memperoleh apa yang mereka inginkan. Kita memandang kekuasaan sebagai kemampuan perorangan atau kelompok untuk mempengaruhi, memberi perintah dan mengendalikan hasil-hasil organisasi. Kekuasaan mengacu pada suatu kapasitas yang dimiliki A, untuk mempengaruhi perilaku B, sehingga B bertindak sesuai dengan keinginan A. Kekuasaan dapat ada tanpa digunakan. Oleh karena itu, kekuasaan adalah kapasitas atau potensi. Seseorang dapat memiliki suatu kekuasaan tetapi tidak dapat memaksakan penggunaan kekuasaan yang dimilikinya. Aspek paling penting dari kekuasaan adalah bahwa kekuasaan merupakan suatu fungsi dari ketergantungan. Makin besar ketergantungan B pada A, makin besar kekuasaan A dalam hubungan itu. Penggunaan Kekuasaan oleh seorang pemimpin dalam menimbulkan dua dampak yaitu dampak Positif dan dampak Negatif. Penggunaan Kekuasaan yang efektif akan meningkatkan motivasi bawahannya sehingga dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Sebaliknya, penggunaan kekuasaan yang tidak efektif oleh seorang pemimpin akan mengakibatkan dampak negatif sehingga pekerjaan ataupun tugas yang diberikan kepada bawahannya tidak dalam dilaksanakan dengan baik. B. Tipe - Tipe Kekuasaan 1. Kekuasaan Balas Jasa (Reward Power) Seperti namanya, Kekuasaan jenis ini adalah kekuasaan yang menggunakan Balas Jasa atau Reward untuk memengaruhi seseorang untuk bersedia melakukan sesuatu sesuai keinginannya. Balas jasa atau Reward dapat berupa Gaji, Upah, Bonus, Promosi, Pujian, Pengakuan ataupun penempatan tugas yang lebih menarik. Namun melalui Kekuasaan Balas jasa ini, seorang pemimpin/manajer juga dapat menunda pemberian Reward (balas jasa) tersebut sebagai hukumannya jika bawahannya tidak melakukan apa yang telah diperintahkan. Kekuasaan Balas Jasa (reward) ini timbul karena Posisi atau Jabatan seseorang yang memungkinkan dirinya memberikan penghargaan atau imbalan terhadap pekerjaan ataupun tugas yang dilakukan oleh orang lain. Contohnya seorang Manajer yang memiliki kekuasaan untuk melakukan penilaian kinerja sehingga dapat menentukan besaran kenaikan gaji terhadap bawahannya. 2. Kekuasaan Paksaan (Coercive Power) Kekuasaan Paksaan atau Coercive Power ini lebih cenderung ke penggunaan ancaman atau hukuman untuk memengaruhi seseorang untuk bersedia melakukan sesuatu sesuai dengna keinginannya. Kekuasaan Paksaan ini adalah kebalikan atau sisi negatif dari Kekuasaan Balas Jasa (Reward Power). Contoh ancaman atau hukuman yang diberlakukan jika tidak mengikuti perintah yang diinstruksikan antara lain seperti pemberian surat peringatan, penurunan gaji, penurunan jabatan dan bahkan pemberhentian kerja atau PHK. 3. Kekuasaan Rujukan (Referent Power) Kekuasaan Rujukan atau Referent Power ini merupakan kekuasaan yang diperoleh atas dasar kekaguman, keteladanan, kharisma dan kepribadian dari seorang pemimpin. Contohnya Gandhi yang memimpin jutaan orang karena kepribadian dan Karismatiknya 4. Kekuasaan Sah (Legitimate Power) Kekuasaan Sah atau Legitimate Power ini berasal dari posisi resmi yang dijabat oleh seseorang, baik itu dalam suatu organisasi, birokrasi ataupun pemerintahan. Kekuasaan Sah adalah Kekuasaan yang diperoleh dari konsekuensi hirarki dalam organisasi. Seseorang yang menduduki posisi tertentu dalam organisasi memiliki hak dan wewenang untuk memberikan perintah dan instruksi dan mereka sebagai bawahan ataupun anggota tim berkewajiban untuk mengikuti instruksi atau perintah tersebut. 5. Kekuasaan Keahlian (Expert Power) Kekuasaan Keahlian atau Expert Power ini muncul karena adanya keahlian ataupun keterampilan yang dimiliki oleh seseorang. Seringkali seseorang yang memiliki pengalaman dan keahlian tertentu memiliki kekuasaan ahli dalam suatu organisasi meskipun orang tersebut bukanlah Manajer ataupun Pemimpin. Individu-individu yang memiliki keterampilan/keahlian tersebut biasanya dipercayai oleh Manajernya untuk membimbing karyawan lainnya dengan benar. C. Kekuasaan Kelompok Koalisi Koalisi adalah kelompok persekutuan, gabungan atau aliansi beberapa unsur, di mana dalam kerjasamanya, masing-masing memiliki kepentingan sendiri-sendiri. Perlu bagi koalisi dalam organisasi untuk mengupayakan suatu jumlah pemilik yang luas untuk mendukung sasaran-sasaran koalisi. Hal yang berkaitan dengan koalisi adalah saling ketergantungan di dalam organisasi itu. Semakin rutin tugas suatu kelompok, maka semakin besar kemungkinan koalisi akan terbentuk D. Kekuasaan dan Politik Politik dan kekuasaan tidak hanya terjadi pada sistem pemerintahan, namun politik juga terjadi pada organisasi formal, badan usaha, organisasi keagamaan, kelompok, bahkan pada unit keluarga. Pada hakikatnya politik berfokus pada penggunaan kekuasaan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan dalam organisasi atau pada perilaku anggota- anggotanya yang bersifat mementingkan diri sendiri dan secara organisasional tidak bersanksi. Perilaku politik mencakup seperti : • Menahan informasi utama dari para pengambil keputusan • Penyebaran desas-desus • Pembocoran informasi rahasia mengenai kegiatan organisasi ke media massa • Pertukaran dukungan dengan orang-orang lain dalam organisasi demi keuntungan timbal balik • Melawan seorang individu tertentu dengan suatu alternatif keputusan Perilaku politik biasanya muncul pada saat ada ketidakpastian, sumber daya yang langka, unit-unit (individu dan kelompok) memiliki kepentingan yang terkonflik dan saat anggota-anggota organisasi memiliki kekuatan (power) yang hampir sama Perilaku politik muncul karena adanya tidak adanya kriteria evaluasi yang jelas dari periode sebelumnya. Aktivitas politik biasanya tidak sama pada tahap hidup organisasi yang berbeda. Ada tiga tahapan organisasi yang memiliki perilaku politik yang berbeda-beda. Tahap pertama saat organisasi baru berdiri. Kedua, tahap pertumbuhan organisasi. Ketiga, saat pertumbuhan organisasi mengalami penurunan E. Kekuasaan dan Otoritas Kekuasaan dan otoritas adalah cara untuk mempengaruhi orang lain. Kekuasaan adalah sifat pribadi yang berasal dari pengetahuan dan pengalaman, dan kekuasaan adalah jabatan atau jabatan resmi yang diberikan oleh suatu organisasi atau orang lain. Otoritas legal dan resmi, dan kekuasaan tidak. Baik kekuasaan dan otoritas bisa hilang, dan mudah untuk merebut kekuasaan, terutama. Kekerasan bisa menjadi taktik orang-orang yang berkuasa, tetapi kekerasan sering kali mengakibatkan hilangnya legitimasi oleh pejabat pemerintah. Kekuasaan didefinisikan sebagai kebutuhan untuk memanipulasi orang lain dan mempunyai superioritas atas mereka F. Kekuasaan dan Kepemimpinan Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku (Miriam Budiardjo,2002). Hubungan Kekuasaan dan Kepemimpinan dapat di ibaratkan seperti gula dengan manisnya tak terpisahkan atau bisa juga di ibaratkan seperti gula dan semut dimana ada gula disitu ada semut. Seorang pemimpin yang efektif merupakan pemimpin yang dapat mengelola kekuasaannya, sehingga pemimpin dapat menggunakan kekuasaannya dengan benar untuk meningkatkan kinerja para bawahannya. Jika kepemimpinan tanpa kekuasaan tidak ada artinya dan tidak dan hal tersebut menyebabkan tidak dapat untuk mengambil keputusan karena pemimpin yang tidak mempunyai kekuasaan. Jika sebaliknya, kepemimpinan dengan kekuasaan organisasi akan berjalan dengan efektif.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu