Anda di halaman 1dari 9

Wahana Fisika, 2(1), 2017.

28-36
http://ejournal.upi.edu/index.php/wafi

e-ISSN : 2594-1989

RANCANG BANGUN SISTEM PENGUKUR


KECEPATAN KENDARAAN MENGGUNAKAN
SENSOR MAGNETIK

Aris S. Ramdhani1; Ahmad Aminudin1*; Agus Danawan1*

1)
Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia
Jl. Dr. Setiabudhi No. 229, Bandung dan 40154

*Penulis Penanggungjawab. Email : chiko.farm@gmail.com

ABSTRAK

Data kecepatan kendaran di jalan raya sangat berpengaruh bagi


keamanan dan keselamatan pengguna jalan raya. Kemajuan tekhnologi
sensor sangat membantu dalam mengukur kecepatan kendaraan dengan
otomatis. Metode yang umum dipakai ialah metode dengan
menggunakan dua buah rangkaian sensor yang sudah diatur pada jarak
tertentu. Sensor digunakan sebagai pendeteksi keberadaan kendaraan.
Data kecepatan kendaraan didapatkan dengan mencari selang waktu yang
dibutuhkan kendaraan melaju dari sensor pertama menuju sensor kedua.
Saat kendaraan melaju melewati sensor maka sinyal keluaran sensor
menjadi acuan perhitungan waktu start dan stop. Berbagai jenis sensor
yang sudah digunakan ialah sensor LDR, sensor ultrasonic, sensor laser,
sensor loop induktif dan sensor kamera. Setiap sensor yang sudah
dipergunakan memiliki berbagai jenis kekurangan dalam mendeteksi
kendaraan pada jalan raya. Oleh karena itu penulis memunculkan ide
baru dengan menggunakan sensor magnetik yang memiliki faktor
gangguan eksternal yang rendah. Sensor magnetik yang digunakan ialah
sensor Giant MagnetoResistance (GMR). Perancangan sistem pengukur
kecepatan kendaraan yang penulis lakukan berupa sebuah prototype.
Hasil pengujian sistem pengukur kecepatan kendaraan menggunakan
sensor magnetik GMR menunjukan respon yang bagus saat pengujian
dilakukan pada jarak 30cm dan 70cm antara dua buah sensor GMR.

Kata kunci: kecepatan kendaraan, sensor GMR, magnetik, tegangan

28 | Copyright © 2017, Wahana Fisika e-ISSN:2549-1989


Wahana Fisika, 2(1), 2017.28-36
http://ejournal.upi.edu/index.php/wafi
e-ISSN : 2594-1989

ABSTRACT

Data speed of vehicles on the highway are very influential to the security and
safety of users of the highway. Advances in sensor technology is very helpful in
measuring the speed of vehicles with automatic. A common method used is the
method by using two sensor circuit which is set at a certain distance. The sensor is
used as a detector for the exixtance of the vehicle. Vehicle speed data obtained by
finding the time required vehicles drove from the first sensor to the second sensor.
When the vehicle drove past the sensor, the sensor output signal to be a reference
calculation start and stop time. Many types of sensors that have been used are
LDR sensors, ultrasonic sensors, laser sensors, inductive loop sensors and camera
sensors. Each of the sensor is already used to have various types of shortcomings
in detecting vehicles on highways. Therefore, the authors bring up new ideas by
using a magnetic sensor that has a low external noise factor. The type of sensor
used magnetic sensor is giant magnetoresistance (GMR). Measuring system
design vehicle speed that the author did such a prototype. The results of testing
measuring vehicle speed using the GMR sensor showed a good response when
testing is done at a distance of 30cm and 70cm between the two GMR sensors.

Keywords: an external magnetic field, the resistivity, GMR sensor, voltage,


speed

pendeteksi keberadaan kendaraan.


1. Pendahuluan Penelitian alat pengukur kecepatan
Silikon Suatu benda yang bergerak yang sudah ada menggunakan sensor
pasti mempunyai kecepatan, misalnya berbasis sensor Light Dependent
di dalam sistem lalu lintas. Kecepatan Resistor (LDR) (Adam, 2013), sensor
suatu kendaraan baik motor atau ultrasonik (Slamet, 2010), sensor
mobil dapat diukur kecepatannya laser (Bisman, 2008), sensor loop
secara otomatis ataupun manual. Data induktif dan sensor kamera. Konsep
kecepatan kendaraan di jalan raya yang digunakan adalah menggunakan
sangat berpengaruh bagi keamanan dua buah rangkaian sensor yang
pengendara dan demi terciptanya berfungsi sebagai acuan mulai dan
keselamatan terhadap para pengguna berhentinya penghitungan waktu,
jalan raya. Maka munculah ide untuk dengan jarak antara sensor yang
membuat sistem yang dapat sudah ditentukan maka setelah
mengukur dan mengetahui kecepatan didapatkannya waktu yang
kendaraan yang melintasi jalan raya dibutuhkan kendaraan untuk
secara otomatis. menempuh jarak dari kedua sensor
tersebut diperolehlah kecepatan
Kemajuan Teknologi sensor saat ini kendaraan dengan membagi jarak dan
sudah dapat membantu dalam waktu tempuh.
menghitung data kecepatan kendaraan
pada jalan raya. Konsep metode yang Permasalahan yang ada adalah
digunakan adalah dengan keterbatasan sensor dalam mendeteksi
menggunakan sensor sebagai kendaraan yang melintasi jalan
sehingga menghasilkan pengamatan

29 | Copyright © 2017, Wahana Fisika e-ISSN:2549-1989


Wahana Fisika, 2(1), 2017.28-36
http://ejournal.upi.edu/index.php/wafi
e-ISSN : 2594-1989

yang kurang maksimal. Sensor LDR pengembangan sensor magnet GMR


dan sensor kamera sangat yang difungsikan untuk mendeteksi
mengandalkan sumber cahaya luar keberadaan kendaraan yang ada
sehingga saat malam hari sensor tidak disekitarnya. Mulai dari proses
dapat bekerja secara optimal. Sama karakterisasi daerah optimum sensor
halnya sensor ultrasonik sangat magnet GMR dalam mendeteksi
mengandalkan bentuk geometri kendaraan yang lewat disekitarnya
kendaraan yang akan diamati. sehingga didapatkan referensi
Sedangkan sensor laser akan pemasangan sensor magnet GMR
mengalami masalah saat terdapat yang optimal.
benda selain kendaraan yang
menghalangi laser menuju receiver. 2. Metode Penelitian
Konsep sensor yang paling minim Metode penelitian yang digunakan
mendapatkan gangguan permasalah pada rancang bangun pengukur
adalah sensor yang berbasis magnet. kecepatan kendaraan menggunakan
Sensor berbasis magnet mendeteksi sensor magnetik GMR adalah metode
kendaraan dari bahan logam yang deskriftif dan eksperimen. Melalui
dominan terdapat pada kendaraan metode deskriftif penulis menjelaskan
sehingga baik dalam kondisi apapun permasalahan yang dibahas.
siang, malam, hujan dan panas tidak Sedangkan melalui metode
akan berpengaruh banyak kepada eksperimen penulis merancang,
kemampuan sensor dalam mendeteksi membuat dan menguji daerah
kendaraan. Sensor induktif loop optimum kerja dari sensor GMR
detektor salah satunya. Namun sensor dalam mendeteksi keberadaan
ini memiliki sedikit kendala dalam kendaraan dan merancang, membuat
perihal pemasangan sensor karena dan menguji prototype sistem
memerlukan tempat yang sesuai agar pengukur kecepatan prototype
tidak terkena dampak efek medan kendaraan dengan mengkombinasikan
magnet bumi dan peralatan yang dua buah sensor GMR.
dibutuhkan memerlukan biaya cukup Pada proses pengujian daerah
tinggi baik dari segi pemasangan optimum kerja atau karakterisasi
sensor maupun pengadaan detektor batas ukur sensor GMR dalam
sensor. mendeteksi kendaraan dilakukan
Oleh karena itu, Berdasarkan paparan beberapa pengujian dengan
permasalahan di atas penulis mencoba menempatkan posisi sensor terhadap
mengusulkan pengembangan konsep sumber magnet dengan berbagai
baru dalam mengukur kecepatan variasi posisi. Variasi yang dilakukan
kendaraan yakni menggunakan sensor mulai dari melihat pengaruh posisi
magnet Giant Magneto Resistance muka sensor terhadap magnet,
(GMR) agar lebih efisien dalam hal pengaruh medan magnet bumi
performa pendeteksian kendaraan dan terhadap posisi sensor dan magnet,
juga efisien dalam hal biaya yang pengaruh jarak sensor dan magnet
lebih terjangkau. Proses lalu diberikan gangguan oleh
pengembangan yang diambil yakni prototype kendaraan.
dengan membuat prototype dari

30 | Copyright © 2017, Wahana Fisika e-ISSN:2549-1989


Wahana Fisika, 2(1), 2017.28-36
http://ejournal.upi.edu/index.php/wafi
e-ISSN : 2594-1989

Perancangan prototype sistem waktu yang didapat dari hasil


pengukur kecepatan kendaraan pengujian menggunakan persamaan :
mengikuti diagram alir pada gambar 1
∆𝑥
𝑉= (1)
∆𝑡
Dengan V menunjukan kecepatan
(cm/s), ∆x menunjukan jarak antara
dua buah sensor sebesar S, ∆t
menunjukan selang waktu yang
dibutuhkan kendaraan melaju melalui
sensor GMR 1 menuju sensor GMR
2.

3. Hasil Dan Pembahasan


Pengujian karkaterisasi batas ukur
Gambar 1 Diagram alir sensor dilakukan beberapa pengujian
perancangan prototype sistem yakni melihat respon keluaran sensor
pengukur kecepatan kendaraan yang diuji menurut penempatan
magnet terhadap muka sensor GMR,
Pada gambar 1 terlihat diagram alir penempatan sensor GMR terhadap
perancangan sistem pengukur medan magnet bumi, penempatan
kecepatan kendaraan menggunakan jarak antara sensor GMR dan magnet.
dua buah sensor GMR yang sudah
diatur jarak sebesar S. Sensor GMR Hasil pengambilan data respon
berfungsi memberikan sinyal pada keluaran sensor GMR pada
rangkaian timer sehingga penempatan magnet terhadap muka
menjalankan perhitungan waktu. sensor GMR terlihat pada tabel 1.

Saat kendaraan melaju melalui sensor Tabel 1 Pengujian posisi magnet


GMR 1 maka sensor GMR 1 terhadap muka sensor GMR
memberikan sinyal start perhitungan Posisi Magnet terhadap V
waktu pada rangkaan timer. No. (mV)
Muka Sensor GMR
Selanjutnya saat kendaraan melaju
melalui sensor GMR 2 maka sensor 1 Atas 15,2
GMR 2 memberikan sinyal sopt 2 Bawah 11,1
perhitungan waktu pada rangkaan
3 Kanan 4,3
timer. Selang waktu yang didapatkan
akan dikonfersi oleh rangkaian 4 Kiri 4,8
pengolahan data menjadi besar nilai
kecepatan kendaraan.
Terlihat pada tabel 1 pengujian posisi
Pengolahan data kecepatan yang
magnet terhadap muka sensor GMR
penuli lakukan menggunakan
menghasilkan besar keluaran pada
penglahan data manual dari selang
orde milivolt. Terdapat dua buah hasil
dua sisi yang memiliki nilai lebih

31 | Copyright © 2017, Wahana Fisika e-ISSN:2549-1989


Wahana Fisika, 2(1), 2017.28-36
http://ejournal.upi.edu/index.php/wafi
e-ISSN : 2594-1989

tinggi yakni 15,2 Volt dan 11,1 Volt Data hasil pengujian menunjukan
dan sisi lainnya memiliki nilai yang bahwa medan magnet bumi ikut
lebih rendah yakni 4,3 Volt dan 4,8 berpengaruh pada medan magnet
Volt. Hal tersebut menunjukan bahwa batang sehingga terdapat penguatan
saat nilai tegangan yang diperoleh pada saat rangkaian menghadap arah
GMR memiliki nilai lebih besar dapat utara dan selatan magnet bumi,
diartikan GMR sedang mendeteksi sedangkan terdapat penurunan saat
bagian magnet dengan medan magnet rangkaian menghadap arah timur dan
yang rapat. Sebaliknya saat nilai barat magnet bumi.Hal tersebut
tegangan yang diperoleh GMR dikarenakan sifat medan magnet yang
memiliki nilai yang lebih rendah cenderung membesar saat terdapat
dapat diartikan GMR sedang dua buah medan magnet yang searah
mendeteksi bagian magnet dengan garis gaya medan magnet, sedangkan
medan magnet yang kurang rapat. sifat medan magnet yang cenderung
mengecil saat terdapat dua buah
Hasil pengambilan data respon
medan magnet yang berlawanan arah
keluaran sensor GMR pada
garis gaya medan magnet.
penempatan sensor GMR terhadap
arah medan magnet bumi terlihat pada Hasil pengambilan data respon
tabel 2. keluaran sensor GMR pada
penempatan jarak antara sensor GMR
Tabel 2 Pengujian sensor GMR
dan magnet terlihat pada gambar 2.
terhadap arah medan magnet bumi
Posisi Sensor terhadap V
No.
Medan Magnet Bumi (mV)
1 Utara 17,4
2 Selatan 17,6
3 Timur 16,4
4 Barat 15,2

Terlihat pada tabel 1 pengujian sensor


GMR terhadap arah medan magnet
bumi menghasilkan besar keluaran
pada orde milivolt. Terdapat dua sisi Gambar 2 Hasil tegangan keluaran
arah mata angin yang memiliki nilai terhadap jarak antara sensor dan
lebih tinggi yakni 17,6 mV dan 17,4 magnet
mV pada arah selatan dan utara,
Terlihat pada gambar 2 nilai tegangan
sedangkan dua sisi arah mata angin
keluaran tertinggi didapatkan pada
yang memiliki nilai yang lebih rendah
saat jarak antara sensor dan magnet
yakni 15,2 mV dan 16,4 mV pada
yang paling dekat yakni pada jarak
arah barat dan timur.Namun penulis
1cm. Semakin jauh jarak antara
tidak menguji besar pengaruh medan
sensor dan magnet maka semakin
magnet bumi terhadap arah atas dan
kecil tegangan yang dihasilkan sensor
bawah berdasarkan permukaan bumi.
GMR. Pada pengujian dengan jarak

32 | Copyright © 2017, Wahana Fisika e-ISSN:2549-1989


Wahana Fisika, 2(1), 2017.28-36
http://ejournal.upi.edu/index.php/wafi
e-ISSN : 2594-1989

diatas 5cm didapatkan besar tegangan 35 34 38 36 36 36


hanya memiliki perubahan sebesar 0,1
mV. Hal tersebut menunjukan bahwa 3 0, 0, 0, 0, 0, 0,
pada jarak diatas 5cm sensor GMR 30
56 54 54 55 56 55
sudah tidak dapat bekerja dengan
maksimal dalam mendeteksi besar
4 1, 1, 1, 1, 1, 1,
medan magnet yang diberikan oleh 70
sumber magnet. Hal tersebut 29 31 28 29 28 29
menunjukan bahwa semakin jauh
sumber medan magnet dengan sensor
GMR maka semakin sedikit rapat Tabel 4 Pengujian dengan input 4V
medan magnet yang dideteksi oleh
sensor GMR. N S
𝒕̅
Pengujian keseluruhan sistem alat o. (c t (s)
prototype pengukur kecepatan (s)
m)
kendaraan dilakukan dengan
memvariasikan jarak antara dua buah 1 0, 0, 0, 0, 0, 0,
sensor GMR dengan variasi jarak 10
10cm, 20cm, 30cm dan 70cm. Selain 15 15 15 14 15 15
variasi jarak, pengujian yang
dilakukan menggunakan variasi input 2 0, 0, 0, 0, 0, 0,
masukan pada prototype kendaraan 20
20 18 16 18 18 18
saat memberikan gangguan pada alat
pengukur kecepatan dengan variasi 3 0, 0, 0, 0, 0, 0,
input 3V, 4V, 5V, 6V dan 7V aru DC. 30
Input pada prototype 31 31 30 28 30 30
merepresentasikan kecepatan pada
prototype kendaraan. 4 0, 0, 0, 0, 0, 0,
70
Hasil pengujian dengan variasi input 62 75 69 73 75 71
pada prototype kendaraan terlihat
pada tabel 3, tabel 4, tabel 5, tabel 6
dan tabel 7. Tabel 5 Pengujian dengan input 5V
Tabel 3 Pengujian dengan input 3V N S
𝒕̅
N S o. (c t (s)
𝒕̅ (s)
m)
o. (c t (s)
(s) 1 0, 0, 0, 0, 0, 0,
m) 10
11 12 11 12 11 11
1 0, 0, 0, 0, 0, 0, 2 0, 0, 0, 0, 0, 0,
20
10 14 11 13 14 13 13
18 16 17 14 18 17
3 0, 0, 0, 0, 0, 0,
30
2 20 0, 0, 0, 0, 0, 0, 22 24 25 23 25 24
4 70 0, 0, 0, 0, 0, 0,

33 | Copyright © 2017, Wahana Fisika e-ISSN:2549-1989


Wahana Fisika, 2(1), 2017.28-36
http://ejournal.upi.edu/index.php/wafi
e-ISSN : 2594-1989

50 51 50 50 50 50

Tabel 6 Pengujian dengan input 6V


N S
𝒕̅
o. (c t (s)
(s)
m)
1 0, 0, 0, 0, 0, 0, Gambar 3 Hasil kecepatan pada jarak
10
11 11 11 11 11 11 10 cm antara dua buah sensor GMR
2 0, 0, 0, 0, 0, 0,
20
11 12 11 11 12 11
3 0, 0, 0, 0, 0, 0,
30
16 15 16 18 16 16
4 0, 0, 0, 0, 0, 0,
70
36 37 38 36 36 37

Tabel 7 Pengujian dengan input 7V


N S
𝒕̅
o. (c t (s)
(s)
m) Gambar 4 Hasil kecepatan pada jarak
1 0, 0, 0, 0, 0, 0, 20 cm antara dua buah sensor GMR
10
11 11 11 11 11 11
2 0, 0, 0, 0, 0, 0,
20
11 11 11 11 11 11
3 0, 0, 0, 0, 0, 0,
30
14 13 14 14 11 13
4 0, 0, 0, 0, 0, 0,
70
32 30 28 28 28 29

Setelah dilakukan pengolahan data Gambar 5 Hasil kecepatan pada jarak


waktu tempuh maka didapatkan besar 30 cm antara dua buah sensor GMR
kecepatan sebagai berikut :

34 | Copyright © 2017, Wahana Fisika e-ISSN:2549-1989


Wahana Fisika, 2(1), 2017.28-36
http://ejournal.upi.edu/index.php/wafi
e-ISSN : 2594-1989

bumi menambahkan besar medan


sumber magnet, namun saat sensor
menghadap arah timur dan barat,
medan magnet bumi mengurangi
besar medan sumber magnet. Respon
sensor semakin jauh jarak antara
sensor GMR dan sumber magnet
maka tegangan yang dihasilkan oleh
sensor akan semakin kecil. Hal
Gambar 6 Hasil kecepatan pada jarak tersebut menunjukan bahwa semakin
70 cm antara dua buah sensor GMR jauh sumber medan magnet maka
semakin sedikit rapat medan magnet
Hasil kecepatan yang diperoleh pada yang dapat dideteksi oleh sensor.
pengujian memberikan hasil yang
bervariasi. Pada pengujian dengan Setelah dilakukan pengujian
jarak 10cm dan 20cm antara dua buah keseluruhan alat prototype pengukur
sensor menghasilkan nilai error yang kecepatan kendaraan didapatkan hasil
cukup besar terlihat pada kemiringan yang cukup baik pada saat prototype
grafik yang tidak konstan. Terdapat kendaraan diberikan input sebesar 3
nilai yang sama dengan input yang Volt DC. Namun saat input prototype
berbeda. kendaraan diberikan di atas 3 Volt
DC, beberapa pengujian
Pada pengujian jarak 30cm dan 70cm menghasilkan data dengan error yang
antara dua buah sensor menghasilkan cukup besar. Hal tersebut terlihat jelas
nilai error yang cukup sedikit terlihat pada pengujian jarak 10cm. Menurut
pada kemiringan grafik yang konstan analisis penulis hal tersebut terjadi
dengan persamaan grafik y = 44*x - dikarenakan kemampuan pencatat
76,85 pada pengujian 30cm dan y = waktu stopwatch yang penulis
46,49*x -87,76 pada pengujian 70cm. gunakan tidak dapat menghasilkan
waktu yang lebih rendah dari 0,11s.
4. Simpulan
Sehingga pada pengujian dengan
Karakterisasi batas ukur sensor jarak 10cm saat menggunakan input
memiliki beberapa faktor penting yang lebih tinggi tetap menghasilkan
yakni penempatan sensor terhadap kecepatan yang sama.
sumber magnet, penempatan sensor
Jarak antara dua sensor GMR yang
terhadap sumber medan magnet bumi
menghasilkan nilai kecepatan yang
dan jarak penempatan sensor terhadap
baik ialah pada jarak 30cm dan 70cm
sumber magnet.
dengan data dengan kenaikan yang
Respon sensor terdapat dua muka linier. Pada jarak 10cm dan 20cm data
posisi yang mendeteksi medan kecepatan yang dihasilkan masih
magnet rapat dan dua buah muka belum menunjukan linieritas yang
posisi yang mendeteksi medan baik. Sehingga dapat disimpulkan
magnet kurang rapat. Respon posisi bahwa penganjuran daerah kerja yang
sensor terhadap medan magnet bumi pada perancangan prototype pengukur
saat sensor menghadap arah utara dan kecepatan kendaraan menggunakan
selatan magnet bumi, medan magnet input rendah dan jarak antara dua

35 | Copyright © 2017, Wahana Fisika e-ISSN:2549-1989


Wahana Fisika, 2(1), 2017.28-36
http://ejournal.upi.edu/index.php/wafi
e-ISSN : 2594-1989

buah sensor GMR diatas 30cm agar


hasil kecepatan yang dihasilkan
optimal.

5. Referensi
1. Bisman, P. (2008).” Rancangan
Alat PengukurKecepatan
Kenderaan Di Jalan Tol Berbasis
Mikrokontroler AT89S51”.
Medan: Universitas Sumatra
Utara.
2. Dickson, K. (2014) Pengertian
Optocoupler dan Prinsip
Kerjanya. [Online].
http://www.creativeelectro.com/p
roduct.php?category=71. 15
April 2015.
3. Mitra, D. (2010). Sensor
Magnetik GMR, Teknologi dan
Aplikasi Pengembangannya.
Prosiding Pertemuan Ilmiah
XXV HFI jateng & DIY. ISSN
0853-0823.
4. Tipler, P.A.(1991). Fisikan Untuk
Sains dan Teknik (Edisi Ketiga)
Jakarta: Erlangga.
5. Slamet, H. (2010). Sensor
Ultrasonik SRF05 sebagai memantau
kecepatan Kendaraan Bermotor.
Jurnal Elektronik.(3)

36 | Copyright © 2017, Wahana Fisika e-ISSN:2549-1989

Anda mungkin juga menyukai