Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dosen Pembimbing :
Ns. Sabtria Winda Sari, M.Kep
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan laporan Praktik Profesi Keperawatan Komunitas ini. Laporan
ini dibuat sebagai salah satu tugas untuk bisa memperoleh gelar Ners di Fakultas
Keperawatan StiKes Tengku Maharatu Pekanbaru.
Dalam pembuatan laporan ini kami banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini izinkan kami menyampaikan ucapan
terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :
1. Ns. Carles, S.Kep, M.Si selaku ketua STIKes Tengku Maharatu Pekanbaru
2. Ns. Anita Syarifah, S.Kep, M.Kep selaku ka.Prodi Profesi Ners STIKes Tengku
Maharatu Pekanbaru
3. Ns. Sabtria Winda Sari, M.Kep selaku dosen pembimbing stase Komunitas yang
telah bersedia memberikan saran, masukan, bimbingan serta dukungan bagi kami.
4. Lurah beserta staf Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya yang telah
mengizinkan kami untuk melakukan Praktik Profesi Keperawatan Komunitas.
5. Ketua RW 015 Kelurahan Tobekgodang Bapak Aguswan, S.Sos, M.Si yang telah
memberikan kami kemudahan dan menerima kami sebagai anak- anaknya serta
telah memberikan kami kesempatan untuk melakukan praktik profesi di wilayah
RW 015.
6. Masyarakat RW 015 Kelurahan Tobek Godang Kecamatan Binawidya yang
telah menerima dan mendukung semua kegiatan yang kami laksanakan.
7. Teman-teman seperjuangan sebagai keluarga baru yang telah membantu dan
memberikan masukan serta kerjasama yang luar biasa sehingga kegiatan dapat
berjalan dengan baik dan dapat menyelesaikan laporan ini.
i
Kami menyadari bahwa laporan ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena
itu, kami membutuhkan kritik dan saran pembaca demi kebaikan laporan ini. Semoga
laporan ini bermanfaat dalam dunia keperawatan umumnya dan keperawatan komunitas
khususnya.
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................
i
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang penulisan...........................................................................................
..................................................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan........................................................................................................
..................................................................................................................................3
C. Manfaat Penulisan......................................................................................................
..................................................................................................................................3
D. Sistematika Penulisan................................................................................................
..................................................................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Keperawatan Komunitas...............................................................................
5
B. Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas.................................................................
14
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. Tahap Persiapan.........................................................................................................
22
B. Tahap Pengkajian.......................................................................................................
23
C. Analisa Data...............................................................................................................
73
D. Prioritas Masalah Keperawatan.................................................................................
76
iii
E. Planning Of Action (POA).........................................................................................
77
BAB IV PEMBAHASAN
A. Tahap Persiapan.........................................................................................................
83
B. Tahap Pengkajian.......................................................................................................
83
C. Diagnosa Keperawatan..............................................................................................
84
D. Tahap Intervensi.........................................................................................................
85
E. Tahap Implementasi...................................................................................................
86
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................................................
90
B. Saran..........................................................................................................................
91
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembanguan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang
dilakukan oleh seluruh komponen bangsa Indonesia dalam rangka meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap warga negara agar terwujud
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Tujuan dari pembangunan kesehatan adalah
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat yang ditandai
dengan terwujudnya kesadaran masyarakat untuk hidup dengan perilaku dan dalam
lingkungan yang sehat, mampu untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah
negara Indonesia. Dalam mewujudkan pembangunan kesehatan yang optimal tersebut
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyusun beberapa program salah satunya
adalah Program Indonesia Sehat 2025 (Kemenkes RI, 2016).
Komunitas adalah sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih dari
yang seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antara
para anggota komunitas tersebut karena adanya kesamaan interest (Hermawan, 2008).
Riyadi (2008) mengungkapkan komunitas merupakan kelompok dari masyarakat yang
tinggal di suatu lokasi yang sama di mana mereka tinggal, kelompok sosial yang
mempunyai interest yang sama.
Keperawatan komunitas adalah bidang khusus dari keperawatan yang merupakan
gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu Kesehatan masyarakat dan ilmu sosial yang
merupakan bagain integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat (Elisabeth, 2007). Keperawatan komunitas bersifat
komprehensif, umum, tidak terbatas, berkelanjutan, dan tidak terbatas pada periodik
(Efendi, 2009).
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dan pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan baik dirumah sakit, puskesmas, keluarga maupun masyarakat. Pelayanan
keperawatan yang dilaksanakan di masyarakat atau komunitas merupakan bidang khusus
dalam ilmu keperawatan. Perawatan komunitas adalah suatu bidang dalam keperawatan
yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan
1
2
dukungan peran aktif masyarakat. Peran serta masyarakat itu diartikan sebagai suatu
proses dimana individu, keluarga, dan masyarakat bertanggung jawab atas kesehatan
sendiri berdasarkan azas kebersamaan dan kemandirian. Dalam rangka mewujudkan
kesehatan masyarakat yang optimal maka dibutuhkan perawatan kesehatan masyarakat
dimana perawatan masyarakat itu sendiri adalah bidang khusus ilmu keperawatan yang
merupakan perpaduan antara kesehatan masyarakat yang didukung peran serta
masyarakat dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara
menyeluruh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia
secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatan. Peran serta aktif masyarakat itu
diartikan sebagai suatu proses dimana individu keluarga dan masyarakat bertanggung
jawab atas kesehatan sendiri berdasarkan asas kebersamaan dan kemandirian.
Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan meningkatkan upaya masyarakat dalam
uaya mewujudkan kesehatan serta mendorong kemandirian dalam memecahkan masalah
kesehatan.
Mahasiswa keperawatan program profesi ners Ilmu Keperawatan STIKes Tengku
Maharatu Pekanbaru, sebagai calon tenaga kesehatan profesional, berkewajiban untuk
berperan serta mewujudkan tercapainya pembangunan nasional khususnya pembangunan
di bidang kesehatan yaitu indonesia sehat tahun 2025. Dalam pelaksanaan perannya
dititik beratkan kepada usaha promotif, preventif dengan tidak mengabaikan kuratif dan
rehabilitatif dalam setiap tindakan keperawatan. Peran serta mahasiswa tersebut dapat
dilakukan melalui kegiatan program profesi ners dalam bidang keperawatan komunitas
dan keluarga di masyarakat. Program profesi keperawatan komunitas dan keluarga
merupakan pengalaman belajar lapangan yang memberikan kesempatan kepada
mahasiswa meningkatkan kemampuan menganalisa serta mensintesa berbagai ilmu
pengetahuan didalam memberikan pelayanan keperawatan untuk memantapkan
profesionlisme keperawatan.. Pelaksanaan praktik asuhan keperawatan komunitas terdiri
dari beberapa tahapan diantaranya pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan,
penyusunan rencana intervensi keperawatan, implementasi, dan evaluasi kegiatan.
Praktik asuhan keperawatan komunitas di RW 015 Kelurahan Tobek Godang,
Kecamatan Binawidya kota Pekanbaru.
3
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan Praktek Profesi Keperawatan Komunitas mahasiswa mampu
melakukan Asuhan keperawatan komunitas di RW 015 Kelurahan Tobek Godang
Kecamatan Binawidya.
2. Tujuan Khusus
a) Melaksanakan pengkajian yang meliputi pengumpulan data, tabulasi data serta
mempersentasikan data yang diperoleh dilapangan
b) Merumuskan masalah kesehatan dan memberikan gambaran analisa data yang
sesuai dengan masalah kesehatan yang telah disusun
c) Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan dengan masalah kesehatan yang
akan dijumpai dan diprioritaskan
d) Mengimplementasi tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun
e) Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan dan penyusunan rencana tindak lanjut
yang perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil yang optimal.
C. Manfaat Penulisan
1. Dinas Kesehatan
Laporan hasil kegiatan ini diharapkan dapat menjadi gambaran umum tentang kondisi
kesehatan masyarakat kota Pekanbaru, khususnya RW 015 Kelurahan Tobek Godang
Kecamatan Binawidya.
2. Puskesmas
Laporan hasil kegiatan ini diharapkan dapat dijadikan bahan maupun data untuk
menyusun kebijakan dan program kerja dibidang kesehatan dimasa yang akan datang.
3. Kelurahan Tobek Godang
Laporan ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi pihak kelurahan untuk mengatasi
masalah kesehatan yang dialami oleh masyarakatnya.
4
D. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan laporan akhir Praktek Profesi Keperawatan Komunitas
adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : TINJAUAN TEORITIS4
BAB III : PELAKSANAAN
BAB IV : PEMBAHASAN
BAB V : PENUTUP
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN TEORI
j. Kesehatan jiwa;
k. Kesiapsiagaan bencana dan krisis kesehatan; dan kegiatan peningkatan kesehatan
lainnya yang dibutuhkan oleh masyarakat setempat.
l. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan dengan mengutamakan pendekatan promotif dan preventif.
yang terkait kebiasaan atau perilaku dan pola hidup tidak sehat sebagai akibat
ketidakmampuan masyarakat beradaptasi terhadap lingkungan. Tujuan dilakukannya
asuhan keperawatan komunitas adalah meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
upaya mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri dan mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal.Sasaran utama asuhan keperawatan komunitas adalah
seluruh masyarakat individu, keluarga, kelompok risiko tinggi baik dalam kondisi
sehat maupun sakit (Stanhope & Lancaster, 2010).
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok risiko tinggi dalam
upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pelayanan keperawatan. Pelayanan Keperawatan Komunitas adalah seluruh
masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok yang berisiko tinggi seperti
keluarga penduduk didaerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak
terjangkau termasuk kelompok bayi, balita, lansia dan ibu hamil (Veronica, Nuraeni,
& Supriyono, 2017).
Prinsip etik praktik keperawatan komunitas yang harus diperhatikan dalam
memberikan asuhan keperawatan komunitas yaitu:
a. Prinsip otonomi, yaitu memberi kebebasan pada komunitas untuk memilih
alternatif yang terbaik dan disesuaikan dengan kondisi masyarakat.
b. Prinsip pemanfaatan, yaitu intervensi komunitas yang diberikan harus
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk komunitas.
c. Prinsip keadilan, yaitu dalam melakukan intervensi harus sesuai dengan
kemampuan dan kapasitas komunitas, sehingga diharapkan semua pelayanan
keperawatan kesehatan komunitas yang diberikan dapat dinikmati oleh seluruh
lapisan masyarakat (Stanhope & Lancaster, 2010).
Peran perawat kesehatan komunitas (Mubarak, 2010) adalah sebagai berikut:
a. Care provider, memberikan asuhan keperawatan pada klien berdasarkan tahapan
proses keperawatan;
b. Educator, memberikan pendidikan kesehatan bagi klien;
c. Counselor, membantu klien dalam mengidentifikasi suatu masalah dan bersama
dengan klien mencari solusi terhadap masalah tersebut;
d. Role model, menunjukkan suatu perilaku yang dapat dipelajari oleh masyarakat
dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan;
e. Advocate, melindungi dan membela kepentingan klien melalui tahapan
menentukan kebutuhan advokasi, menetapkan jalan masuk yang sesuai untuk
10
b. Indikator RW Siaga
1) Memiliki forum komunikasi masyarakat RW, jika terdapat minimal fasilitator
masyarakat kelurahan, susunan pengurus RW Siaga;
2) Memiliki fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan sistem rujukan, jika terdapat
fasilitas kesehatan dasar, misalnya Pustu, Polindes, atau rumah bersalin;
3) Memiliki UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang
dikembangkan, jika terdapat 1 posyandu per RW;
4) Memiliki sistem pengamatan penyakit dan faktor risiko berbasis masyarakat,
jika terdapat kegiatan pencatatan dan pelaporan kegiatan di tingkat masyarakat
yang mencakup minimal 80% kegiatan, dilaporkan secara lengkap, tepat
waktu (dengan periode 24 jam atau rutin tiap bulan). Adanya data pemantauan
wilayah setempat yang berisiko;
5) Memiliki penanggulangan kegawat daruratan dan bencana berbasis masyarakat,
jika minimal terdapat stimulasi atau gladi bencana, minimal 1 kali setahun di
daerah tidak rawan dan 2 kali setahun di daerah rawan bencana;
6) Adanya upaya mewujudkan lingkungan sehat, jika terdapat gerakan masyarakat
untuk meningkatkan/memelihara kualitas lingkungan yang dilaksanakan
secara rutin, minimal 1 kali seminggu di setiap RT;
7) Adanya upaya mewujudkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat), jika
minimal terdapat pendataan dan visualisasi data PHBS rumah tangga minimal
1 kali setahun, kegiatan promosi PHBS minimal 1 kali sebulan, kegiatan
tindak lanjut dari hasil pendataan dan promosi PHBS;13
8) Adanya upaya mewujudkan kadarzi (Keluarga Sadar Gizi) dan terbentuknya
keluarga sadar gizi, jika minimal terdapat pendataan dan visualisasi data
kadarzi minimal 1 kali setahun, kegiatan promosi kadarzi minimal 1 kali
sebulan, dan kegiatan tindak lanjut dari hasil pendataan dan promosi
kesehatan.
c. Struktur organisasi/ kepengurusan RW Siaga
Struktur organisasi/ kepengurusan RW Siaga terdiri dari:
1) Pembina
a) Memberikan pembinaan secara berkala terhadap kegiatan RW Siaga;
b) Memberikan bimbingan terhadap anggota RW Siaga;
c) Mengevaluasi program dan pelaksanaan kegiatan RW Siaga.
2) Ketua
a) Mengkordinasikan kegiatan RW Siaga;
b) Memimpin kegiatan pertemuan RW Siaga;
c) Membagi tugas kegiatan RW Siaga pada anggota setiap unit;
12
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis
terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis, sehingga masalah kesehatan yang
dihadapi oleh masyarakat, baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut
permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosiologis, ekonomi maupun spiritual dapat
ditentukan (Mubarak, 2010). Pada tahap pengkajian dilakukan kegiatan penyebaran
kuesioner, obsevasi, wawancara dan windshield survey. Hal ini sesuai dengan model
keperawatan Neuman bahwa masalah kesehatan ditimbulkan dari berbagai variabel,
yaitu fisiologis, psikologis, sosiokultural & developmental, sehingga semua aspek
perlu dikaji untuk menentukan penyebab terjadinya masalah kesehatan yang ada di
masyarakat.
a. Pengumpulan data
1) Tujuan pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
masalah kesehatan masyarakat sehingga dapat ditentukan tidakan yang harus
diambil untuk mengatasi masalah yang menyangkut aspek fisik, psikologis,
sosial, ekonomi, dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya
oleh karena itu data tersebut harus akurat dan dapat dilakukan analisis untuk
pemecahan masalah. Menurut pendapat Notoadmodjo (2010) yang mengatakan
penyebaran kuesioner pada populasi yang melebihi 100 orang populasi, maka
dapat dilakukan teknik simple random sampling, dengan pengambilan sampel
secara acak dan proposional berdasarkan jumlah populasi dari masing-masing
RT.
2) Teknik pengumpulan data
a) Pengumpulan data langsung yang terdiri dari wawancara, observasi,
whienshield survey, dan kuesioner;
b) Pengumpulan data laporan (data dari berbagai instansi dan sumber yang
terpercaya seperti catatan kesehatan, catatan pertemuan warga, dokumen
publik, dan statistik).
3) Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi
a) Data inti, seperti: riwayat atau sejarah perkembangan masyarakat data
demografi, vital statistik, dan status kesehatan komunitas;
b) Data lingkungan fisik, meliputi: pemukiman, sanitasi, dan fasilitas fasilitas
lainnya;
c) Pelayanan kesehatan.
16
Dikaji lokasi saranan kesehatan yang ada, sumber daya yang dimiliki
(tenaga kesehatan dan kader), bagaimana dengan jumlah kunjungan yang
ada, serta sistem rujukannya
d) Fasilitas sosial (pasar, toko, swalayan)
Lokasi fasilitas sosial apakah mudah dijangkau, bagaimana system
kepemilikannya, dan apakah barang yang disediakan lengkap.
e) Ekonomi
Indikator ekonomi dan sumber-sumber informasi
(1) Rumah tangga (rata-rata pendapatan biaya perbulan masing-masing
rumah tangga);
(2) Individu (pendapatan per-KK, persen yang miskin).
f) Keamanan dan transportasi
1) Keamanan
(a) Keamanan/ lingkungan yang ada;
(b) Upaya penanggulangan yang tersedia (kebakaran, polusi, sanitasi;
limbah, sampah dan air kotor).
2) Transportasi
(a) Sarana transportasi, kondisi jalan yang tersedia (tanah, beton, aspal);
(b) Jenis transportasi yang dimiliki (sepeda, sepeda motor, mobil);
(c) Sarana transportasi yang tersedia.
3) Politik dan pemerintahan
(a) Sistem pengorganisasian;
(b) Sturktur organisasi;
(c) Kelompok organisasi dalam komunitas;
(d) Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan.
g) Sistem komunikasi
(1) Sarana umum komunikasi yang tersedia di komunitas (telepon umum,
wartel, dan lain-lain);23
(2) Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas;
(3) Cara penyebaran informasi yang umum digunakan dalam komunitas:
menggunakan model tradisional, menggunakan surat pemberitahuan
atau pengeras suara yang tersedia.
h) Pendidikan
(1) Tingkat pendidikan komunitas, homogen, heterogen, dan tingkat
pendidikan mayoritas dalam komunitas;
17
(2) Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal atau non formal), meliputi
jenis pendidikan yang diadakan di komunitas, sumber daya manusia,
tenaga yang tersedia;
(3) Jenis bahasa yang digunakan dalam komunitas.
i) Rekreasi
(1) Kebiasaan rekreasi yang ada dalam komunitas, kebiasaan rekreasi
rutinitas yang dilakukan;
(2) Fasilitas rekreasi yang tersedia
4) Cara pengumpulan data
Data diperoleh dengan cara:
a) Wawancara
Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk Tanya
jawab antara perawat dengan klien, keluarga klien, atau dengan masyarakat
yang berkaitan dengan masalah kesehatan.
b) Kuesioner
Kuesioner juga sering dikenal sebagai angket. Kuesioner merupakan sebuah
daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden).
Dengan kuesioner dapat mengetahui keadaan atau data pribadi seseorang,
pengalaman atau pengetahuan dan lain-lain yang dimilikinya. Kuesioner
merupakan instrumen pengumpulan data atau informasi yang
dioperasionalisasikan ke dalam bentuk item atau pertanyaan.
c) Observasi
Melakukan pengamatan dalam keperawatan komunitas meliputi aspek fisik,
psiokologis, perilaku, dan sikap.
d) Windshield survey
Merupakan pendataan menggunakan panca indra tentang wilayah/demografi
masyarakat yang ada diwilayah tempat tinggal meliputi perumahan,
lingkungan, daerah (bangunan: tua, bahan arsitektur, bersatu, berpisah, dll),
lingkungan terbuka (luas, sempit, kualitas, pribadi, umum, dll), batas (ada
batas daerah, jalan, got, kondisi bersih, kotor), kebiasaan (tempat kumpul;
siapa, jam berapa dll), transportasi (cara datang dan pergi, situasi jalan, jenis
transportasi), pelayanan kesehatan di masyarakat (puskesmas, pustu, balai
pengobatan), tempat rekreasi (keluarga, anak-anak, umum), tempat ibadah
(mesjid, gereja, wihara), sekolah/perguruan tinggi/lembaga kursus/pelatihan
dll), organisasi di masyarakat (pokjakes, kepemudaan dll), politik
kampanye/poster).
5) Pengolahan data
18
gejala yang mendukung (IPKKI, 2017) menjelaskan terdapat tiga komponen format
diagnosa keperawatan komunitas:
a. Risk of, masalah keperawatan spesifik atau risiko masalah kesehatan di
komunitas;
b. Among, komunitas atau klien spesifik yang akan diintervensi oleh perawat
komunitas;
c. Related to, yaitu gambaran karakteristik komunitas, meliputi motivasi,
pengetahuan, keterampilan, serta faktor lingkungan. Karakteristik lingkungan
meliputi budaya, fisik, psikososial, dan politik.
Jenis diagnosa keperawatan yang dapat diangkat yaitu:
a. Sehat/wellness/ potensial
Komunitas mempunyai potensi untuk ditingkatkan, belum ada data maladaptif atau
paparan masalah kesehatan.
b. Ancaman/risiko
Belum terdapat pemaparan masalah kesehatan, namun sudah ditemukan beberapa
data maladaptif yang memungkinkan timbulnya masalah atau gangguan.
c. Nyata/actual
Gangguan atau masalah kesehatan sudah timbul didukung dengan beberapa data
maladaptif.
3. Perencanaan
Perencanaan merupakan komponen kunci dalam praktik keperawatan komunitas,
dimana dalam perencanaan terdapat suatu hubungan vital antara pengkajian dan
diagnosa keperawatan disatu sisi serta intervensi dan evaluasi disisi lain (Mubarak,
2010). Tiga tahap kegiatan dalam proses perencanaan:
a. Menentukan prioritas masalah atau diagnosa keperawatan komunitas Menurut
Effendi (2009), terdapat enam kriteria dalam menentukan prioritas masalah
keperawatan, masing-masing kriteria diberi skor 1 -10.
Kriteria tersebut adalah:
1) Kesadaran komunitas terhadap masalah;
2) Motivasi komunitas dalam menyelesaikan masalah atau mengelola masalah
dengan baik;
3) Kemampuan perawat untuk mempengaruhi atau memberikan solusi
penyelesaian masalah;
4) Tersedianya keahlian untuk menyelesaikan masalah kesehatan;
5) Keparahan atau keseriusan masalah yang dihasilkan jika tidak diselesaikan;
6) Kecepatan masalah dapat diselesaikan.
20
22
23
B. Tahap Pengkajian
Tahap pengkajian merupakan teknik pengumpulan data untuk melihat kondisi
wilayah, kesehatan, lingkungan fisik, status sosial ekonomi, fasilitas kesehatan yang
ada di RW 015 Kelurahan Tobek Godang, Kecamatan Binawidya. Pengumpulan data
menggunakan beberapa teknik yaitu wawancara dengan Lurah, kader posyandu, ketua
RW, para ketua RT, serta tokoh masyarakat. Teknik selanjutnya yaitu penyebaran
kuesioner melalui online atau offline sesuai keadaan dan kondisi keluarga dan
melakukan observasi langsung ke rumah-rumah warga yang menjadi sampel serta
melakukan windshield survey di wilayah RW 015 Kelurahan Tobek Godang,
Kecamatan Binawidya. Tahap pengkajian dilakukan dari tanggal 27-31 Maret 2022.
Jumlah KK yang dijadikan sampel yaitu sebanyak 72 KK. Hasil pengumpulan
data masyarakat di RW 015 Kelurahan Tobek Godang, Kecamatan Binawidya
didapatkan data-data sebagai berikut:
Timur : RW 09
Selatan : RW 013
Barat : RW 014 Jl. Rajawali Sakti, Kelurahan Tobek Godang
Utara : RW 013
24
Jalan Semen
e. Fasilitas Keamanan : Terdapat Pos Satpam di RW 015
Pos Satpam
Masjid Al-Kaustar
2. Hasil Kuesioner
a. Data Demografi
1) Usia
Diagram 1.1
Distribusi frekuensi berdasarkan usia KK di RW 015 Kelurahan
Tobekgodang, Kecamatan Binawidya (n=72)
Usia KK
Dewasa Muda Dewasa Pertengahan Lansia
41
19
12
Usia KK
Diagram 1.2
Distribusi frekuensi berdasarkan usia di RW 015 Kelurahan Tobek
Godang, Kecamatan Binawidya (n= 231)
USIA
34,20%
33%
35,00%
Bayi
30,00%
25,00% Toddler
20,00% Pre school
15,00% 10,40% 9,10% Usia sekolah
10,00% 4,80% 5,60%
2,60% Remaja
5,00% 0,90%
0,00% Dewasa Awal
Dewasa Madya
Lansia
Diagram 2.1
Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin (KK) di RW 015
Tobek Godang
(n=72)
60
40
20
0
Jenis Kelamin KK
Laki-laki Perempuan
Diagram 2.2
Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin anggota keluarga di RW
015 Tobek Godang (n=231)
Jenis Kelamin
laki-laki perempuan
118
113
Jenis kelamin
Agama
Islam Kristen Katolik Budha Hindu
72
0 0 0 0
Agama
Diagram 3.2
Distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan di RW 015 Kelurahan
Tobek Godang, Kecamatan Binawidya (n=72)
PEKERJAAN KK
8,20% 8,70%
5,60% 6,10%
2,20%
0,40%
TINGKAT PENDIDIKAN KK
15,00% 13,40%
10%
10,00%
5,60%
4,60%
5,00% 2,20%
0,00%
SD SMP SMA S1 Lainnya
Status Imunisasi KK
100,00%
80,00%
60,00% Lengkap
94,40%
40,00% Tidak lengkap
20,00%
0,00% 5,60%
Lengkap Tidak lengkap
Diagram 4.1 menunjukkan bahwa dari 72 KK sebanyak 68 reponden
(94,4%) imunisasi lengkap dan 4 responden (5,60%) imunisasinya tidak
lengkap. Kesimpulan dari diagram menggambarkan bahwa hampir seluruh
KK yang mewakili pengisian angket kuesioner ini imunisasi lengkap.
Diagram 4.2
Distribusi fekuensi berdasakan imunisasi di RW 015 Tobek Godang (n=
231)
Imunisasi
lengkap tidak lengkap
204
27
Imunisasi
5. Riwayat Penyakit
Diagram 5
Distribusi frekuensi berdasarkan riwayat penyakit di RW 015 Kelurahan
Tobek Godang, Kecamatan Binawidya (n= 231)
RIWAYAT PENYAKIT
78,80%
80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00% 5,60% 3,90% 2,60% 2,20%
10,00% 1,30% 1,30% 4,30%
0,00%
Diagram 5 menunjukkan bahwa dari 231 responden, yang tidak
memiliki riwayat penyakit yaitu sebanyak 182 (78,80%), dan responden
yang memiliki riwayat hipertensi sebanyak 13 responden (5,60%), yang
memiliki riwayat DM sebanyak 9 responden (3,90%), gastritis sebanyak 6
responden (2,60%), asam urat sebanyak 5 responden (2,20 %), kolesterol
sebanyak 3 responden (1,30 %), dan yang memiliki riwayat osteoporosis
sebanyak 3 responden (1,30 %), dan penyakit lainnya sebanyak 10 (4,30%).
80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
Tb paru
Saraf terjepit
Osteoporosis
DM
Sakit kepala
Hipotensi
Asam urat
Hipertensi
Kolesterol
Nyeri bekas operasi
Nyeri pinggang
Nyeri sendi
Vertigo
Gastritis
Katarak
Dermatitis
Tidak ada
Keterlambatan bicara
Lutut kebas
Rheumatoid arthritis
Osteoarthritis
b. Bayi Balita
1. Usia
Diagram 7
Distribusi frekuensi berdasarkan usia di RW 015 Kelurahan Tobek
Godang, Kecamatan Binawidya (n= 10)
USIA
70%
80,00%
60,00% Bayi
40,00% Toddler
20,00%
20,00% 10,00% Pre School
0,00%
Bayi Toddler Pre School
PEMBERIAN ASI
60% 60%
40%
20%
40%
0%
6 Bulan 2 Tahun
3. Status Gizi
Diagram 9
Distribusi frekuensi berdasarkan status gizi di RW 015 Kelurahan
Tobek Godang, Kecamatan Binawidya (n= 10)
STATUS GIZI
100%
50% 100%
0%
0% 0%
Hijau Kuning Merah
100,00%
Normal
50,00%
80,00% Meragukan
29,70%
0,00%
Normal Meragukan
5. Status Imunisasi
Diagram 11
Distribusi frekuensi berdasarkan status imunisasi di RW 015 Kelurahan
Tobek Godang, Kecamatan Binawidya (n= 10)
STATUS IMUNISASI
100,00%
100,00% Lengkap
50,00%
Tidak Lengkap
0,00%
0,00%
Lengkap Tidak Lengkap
VITAMIN A
100,00%
Dapat
50,00% 100,00%
0,00% Tidak Dapat
0,00%
Dapat Tidak Dapat
Diagram 13
Distribusi frekuensi berdasarkan kemampuan toilet training di RW 015
Kelurahan Tobek Godang, Kecamatan Binawidya (n= 10)
Mengikuti PAUD
YA TIDAK
10%
90%
40%
50%
Diagram 15 menunjukkan bahwa dari sebanyak 4 responden (40%) anak
melakukan penimbangan berat badan di rumah sakit, melakukan
penimbangan berat badan di posyandu sebanyak 5 responden (50%), dan
yang di puskesmas sebanyak 1 responden (10%). Kesimpulan dari diagram
menggambarkan bahwa hampir seluruh KK yang mewakili pengisian
angket kuesioner ini melakukan penimbangan berat badan di rumah sakit.
10%
90%
Memiliki KMS
YA TIDAK
10%
90%
20%
80%
IMUNISASI
Rumah Sakit Posyandu Puskesmas
10%
40%
50%
Pergi Ke Klinik
c. Remaja
1. Keluhan Menstruasi saat ini
Diagram 22
Distribusi Frekuensi keluhan menstruasi pada remaja putri di RW 015
Tobek Godang (n= 22)
Narkoba
60,00%
40,00% 50,50% Iya
20,00% 50,50% Tidak
0,00%
Iya Tidak
4. Pendidikan seks
Diagram 25
Distribusi Frekuensi berdasarkan pendidikan seks pada remaja di RW 015
kelurahan Tobek Godang (n= 22)
Pendidikan seks
80,00%
60,00%
Tidak
40,00%
63,60% 36,40% Iya
20,00%
0,00%
Tidak Iya
80,00%
60,00%
Iya
40,00% 77,30%
Tidak
20,00% 22,70%
0,00%
Iya Tidak
100,00%
Iya
50,00%
Tidak
81,80%
0,00% 18,20%
Iya Tidak
40,00%
Belajar
30,00%
Jalan-jalan atau bermain
20,00%
10,00% Bekerja
0,00%
Diagram 33 menunjukkan bahwa dari 22 responden sebanyak 11
responden (50%) responden melakukan aktivitas di waktu luang dengan
menonton TV, sebanyak 3 responden (13,6%) melakukan aktivitas
dilakukan diwaktu luang dengan belajar, sebanyak 6 responden melakukan
aktivitas diwaktu luang dengan berjalan-jalan atau bermain. Sebanyak 1
responden (4,5%) melakukan aktivitas diwaktu luang dengan bekerja dan
sebanyak 1 responden (4,5%) melakukan aktivitas sewaktu luang dengan
mengikuti organisasi sekolah.
100,00%
Tidak
50,00% ya
59,10% 40,90%
0,00%
40 32
4 7
1 1
0
Jenis KB
Tidak Ada 32 Pil 1 IUD 4 Suntik 7 Implan 1
Diagram 35 menunjukan bahwa dari 45 responden mayoritas pasangan usia
subur tidak ada menjalani KB dengan jumlah 32 responden (71,1%), dan
yang menggunakan KB dengan mayoritas jenil KB yang dipilih adalah
suntik berjumlah 7 responden (15,6%).
Keluhan KB
40
Tidak ada
TD meningkat
20
BB meningkat
Haid tidak teratur
0
4 4
2 2
1
Diagram 37 menunjukan bahwa responden yang menggunakan KB
mayoritas tempat memperoleh layanan KB adalah puskesmas dan praktik
bidan sebanyak 4 responden (8,9%).
3 4 2
44
6,0% Katarak
4,0% Dermatitis
Tidak Sakit
2,0%
Lnin-lain
0,0%
0,0% Normal
DIMENSI PSIKOLOGIS
100,0% 69,2%
50,0% 30,8%
0,0%
Baik Kurang baik
6. Dimensi Sosial
Diagram 45
Distribusi frekuensi berdasarkan dimensi sosial lansia di RW 015
Kelurahan Tobek Godang, Kecamatan Binawidya (n= 26)
50%
40%
30%
20%
10%
0%
positif negatif
15%
7%
78%
Diagram 58
Distribusi frekuensi perumahan berdasarkan kondisi jendela setiap harinya
(n=72)
Kondisi Jendela
Terbuka Tertutup
29%
71%
Diagram 59
Distribusi frekuensi perumahan berdasarkan jenis dinding rumah (n=72)
Jenis Dinding Rumah
1% 4%
20% Papan
Semen
Batu Bata
75% Bilik
32%
67%
Diagram 61
Distribusi frekuensi responden berdasarkan kebiasaan membersihkan
rumah (n=72)
Kebiasaan Membersihkan Rumah
1x/hari 2x/hari 1x/minggu 2x/minggu
1% 6%
46%
47%
21%
7%
72%
Diagram 63
Distribusi frekuensi syarat air bersih untuk diminum menurut keluarga
(n=72)
Syarat Air Bersih menurut Keluarga
Tidak berbau, tidak
berwarna
28%
Tidak berbau, tidak
berwarna, jernih
50%
Diagram 64
Distribusi frekuensi berdasarkan kemudahan memperoleh air (n=72)
Kemudahan Memperoleh Air
Mudah Sulit jika Musim Kemarau
1%
99%
Diagram 65
Distribusi frekuensi cara pengelolaan air oleh keluarga sebelum diminum
(n=72)
Pengelolaan Air Minum
Dimasak Langsung Diminum
22%
78%
11%
7%
82%
Diagram 67
Distribusi frekuensi berdasarkan tempat penampungan air bersih (n=72)
Jenis Tempat Penampungan Air
Tengki Air Ember Bak Air
33% 35%
32%
33%
67%
Diagram 69
Distribusi frekuensi berdasarkan kebiasaan membersihkan bak mandi
(n=72)
Cara Membersihkan Bak Mandi
Dikuras Dialirkan air
11%
89%
96%
4. Pelayanan Kesehatan
Diagram 71
Distribusi frekuensi berdasarkan jenis fasilitas pelayanan kesehatan yang
biasa digunakan oleh keluarga (n=72)
Fasyankes yang Biasa Digunakan Keluarga
Puskesmas Rumah Sakit Praktik Dokter Klinik
6%
25% 33%
36%
97%
Diagram 73
Distribusi frekuensi berdasarkan jenis pembayaran biaya pengobatan
(n=72)
Pembayaran Pengobatan
BPJS Uang Pribadi Asuransi
3%
21%
76%
21% <500.000
500.000-2.000.000
27%
2.000.000-3.000.000
42% 3.000.000-5.000.000
Diagram 75
Distribusi frekuensi berdasarkan kepemilikan tabungan/asuransi (n=72)
Punya Tabungan/Asuransi
Ya Tidak
43%
57%
4%
7. Komunikasi
Diagram 77
Distribusi frekuensi berdasarkan sumber informasi tentang kesehatan yang
diperoleh keluarga (n=72)
Sumber Informasi
Media Elektronik Petugas Kesehatan Kader Posyandu
Teman Tetangga
1% 1%
21%
14%
63%
38%
62%
Diagram 79
Distribusi frekuensi berdasarkan jumlah frekuensi mendapatkan informasi
kesehatan dalam seminggu (n=72)
Frekuensi Mendapatkan Informasi Kesehatan
1-3 kali 4-6 kali Tidak tentu Jarang >6 kali
7%
8%
24% 50%
11%
67%
9. Rekreasi
Diagram 81
Distribusi frekuensi berdasarkan jumlah frekuensi rekreasi yang dilakukan
keluarga (n=72)
Frekuensi Rekreasi
1x/bulan 2x/bulan 3x/bulan Sekali-kali Jarang Tidak Pernah
12%
17%
7%
4%
14%
46%
Diagram 81 menunjukkan bahwa sebanyak 33 keluarga (46%) jarang
melakukan rekreasi, sebanyak 12 keluarga (17%) melakukan rekreasi 1x
sebulan, 5 keluarga (7%) melakukan rekreasi 2x sebulan, 3 keluarga
(4%) melakukan rekreasi 3x sebulan, 10 keluarga (14%) melakukan
rekreasi sekali-sekali, dan 9 keluarga (12%) tidak pernah melakukan
rekreasi.
Diagram 82
Distribusi frekuensi berdasarkan jenis rekreasi (n=72)
Jenis rekreasi
Jalan-jalan Kumpul Keluarga Jalan ke Mall
Menonton TV Ke luar Kota Tidak pernah
13%
29%
12%
15%
28%
3%
ANALISA DATA
Hasil wawancara:
- Hasil wawancara dengan ketua RW 015
mengatakan bahwa partisipasi masyarakat
terhadap permasalahan RW masih tergolong
minim dan terhadap kebersihan lingkungan
seperti selokan masih ada sampah berserakan.
- Kader juga mengatakan bahwa belum ada
mendapat sosialisasi tentang bagaimana
pelaksanaan protokol kesehatan dalam
pelaksanaan posyandu selama COVID-19.
Hasil observasi
- Kondisi saluran pembuangan air sebagian
besar lancar, namun tampak kotor.
- Tampak beberapa rumah dengan jendela
tertutup.
No Analisis data Masalah
. Keperawatan
2 Hasil Angket
- PUS di RW 015 mayoritas tidak Perilaku kesehatan
menggunakan KB (71,1%) dan yang cenderung beresiko terhadap
menggunakan KB (28,9%). upaya pencegahan penyakit
- PUS yang menggunakan KB mayoritas di RW 015 Kelurahan Tobek
tidak memiliki keluhan (80%) namun terdapat Godang, Kecamatan
beberapa PUS yang memiliki keluhan seperti haid Binawidya.
tidak teratur dan berat badan meningkat
- Umumnya masyarakat memperoleh layanan KB
di Puskesmas dan Bidan (8,9%).
- Pada umumnya anak bayi/balita tidak
memeriksakan tumbuh kembang
- Ada beberapa bayi/balita status
perkembangannya meragukan (20%). Dan
beberapa bayi/balita belum mampu toilet training
(20%).
- Beberapa orang tua tidak bisa memahami
grafik KMS (20%)
- Sebagian remaja mengalami nyeri saat
menstruasi (27,3%)
- Sebagian remaja sudah menerima pendidikan
kesehatan mengenai narkoba (50%), pendidikan
seks (36,40%) dan merokok (77,3%).
- Remaja mendapatkan informasi tersebut dari guru
(31,8%).
- Pada umunya sumber stress remaja yaitu
masalah dengan pelajaran sekolah (77,3%). Dan
cara remaja tersebut mengatasi masalah dengan
curhat kepada orang lain seperti teman, dan
orangtua (45,5%).
- Remaja tidak mengetahui jikalau di puskesmas
terdapat tempat pelayanan kesehatan reproduksi
remaja (59,10%).
- Pada umumnya lansia di RW 015
mengalami batuk (15,4%) dan pilek
(15,4%).
- Pada dimensi gaya hidup lansia
menunjukkan bahwa memiliki gaya hidup yang
positif tidak lebih besar dari negatif (50%). Hal
ini mengakibatkan lansia banyak mengalami
masalah kesehatan.
Hasil Wawancara
- Hasil wawancara dari salah satu PUS
yang memiliki masalah reproduksi mengatakan
bahwa ia mengalami menorrhagia (haid lama
berhenti)
- Terdapat satu PUS yang mengalami mioma
uteri mengatakan bahwa ia merasakan disminore
(nyeri haid) dan mual.
- Ada satu orang anak yang autism Ringan
- Beberapa kader didapatkan bahwa terdapat kader
yang lupa atau bingung tentang tugas dan fungsi
pada beberapa meja
- Kader juga mengatakan bahwa belum ada
mendapat sosialisasi tentang bagaimana
pelaksanaan protokol kesehatan dalam
pelaksanaan posyandu selama COVID-19
- Hasil wawancara oleh satu remaja
mengatakan bahwa sumber utama stress saat masa
pandemi ini yakni strees dengan metode
pembalajaran online, tidak memahami pelajaran
dan tidak tau bertanya kepada siapa.
- Pada umumnya remaja mengalami nyeri
menstruasi, akan tetapi tidak mengkonsumsi obat
untuk mengurangi nyerinya.
- Hasil wawancara dengan kader
posyandu mengatakan tidak adanya posyandu
lansia di wilayah RW 015. Sehingga lansia tidak
dapat memeriksakan kesehatan secara rutin
- Hasil wawancara dengan beberapa lansia
mengatakan bahwa lansia takut memeriksakan
kesehatannya karena takut akan hasil yang kurang
baik.
Hasil observasi
- Terdapat satu orang anak tidak bisa
berbicara sesuai dengan usianya
- Tidak terdapat posyandu lansia di RW
015
D. Prioritas Masalah
E. Diagnosa Keperawatan
1. Perilaku kesehatan cenderung beresiko : kesiapan peningkatan kesehatan reproduksi,
upaya pencegahan gangguan tumbuh kembang, kesiapan peningkatan koping remaja,
upaya pencegahan penyakit tidak menulr pada lansia di RW 015 Kelurahan Tobek
Godang, Kecamatan Binawidya.
2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif : upaya pencegahan penyakit di RW 015
Kelurahan Tobek Godang, Kecamatan Binawidya.
77
F. Intervensi Keperawatan
EVALUASI
NO DIAGNOSA TUJUAN STRATEGI INTERVENSI
KRITERIA STANDAR
1 Perilaku kesehatan Tujuan jangka panjang : Promosi Penyuluhan Respon verbal 80% Kader
cenderung beresiko Setelah dilakukan kegiatan kesehatan tentang sistem mengetahui
terhadap upaya pencegahan selama 4 minggu diharapkan lima meja dengan tentang
penyakit di RW 015 masalah perilaku kesehatan protokol bagaimana
Kelurahan Tobek Godang, cenderung beresiko tidak terjadi kesehatan pada pelaksanaan
Kecamatan Binawidya. masa pandemi protokol
Tujuan jangka pendek: COVID-19 yang kesehatan dalam
Setelah dilakukan kegiatan harus dilakukan pelaksanaan
selama 1 minggu diharapkan : jika posyandu posyandu selama
tetap berjalan di COVID-19.
1) Kader mengetahui tentang masa pandemi
bagaimana pelaksanaan COVID-19 di RW
protokol kesehatan dalam 15, Sabtu, 16
pelaksanaan posyandu April 2022 (PJ
selama COVID-19. Posyandu :
2) Masyarakat mampu Emmy Liana)
menerapkan upaya
pencegahan penyakit dengan Proses Gotong Royong Respon afektif dan 80 % warga ikut
membersihkan lingkungan kelompok psikomotor dalam kegiatan
3) Lingkungan rumah setiap
RW 015 bebas dari sampah Partnership Mengadakan 1. Respon Instansi dan
4) Lapangan bola tampak bersih perlombaan psikomotor pemerintah
5) Jalanan tampak bersih posyandu dan 2. Respon setempat ikut
lomba balita sehat kognitif bekerja sama (PR)
3. Respon afektif
2 Pemeliharaan kesehatan Tujuan jangka panjang : Promosi Penyuluhan Respon verbal 80% lansia 78dapat
Setelah dilakukan tindakan kesehatan tentang penyakit mengetahui
tidak efektif di RW 015
keperawatan diharapkan kronis pada lansia tentang penyakit
Kelurahan Tobek Godang, masalah pemeliharaan kronis
kesehatan di RW 015
Kecamatan Binawidya. Proses Membentuk Respon afektif dan 80 % lansiaa ikut
Kelurahan Tobek Godang,
kelompok kelompok lansia psikomotor dalam kegiatan
Kecamatan Binawidya menjadi
sehat dan
efektif
mengadakan senam
lansia
Tujuan jangka pendek:
setelah dilakukan tindakan Partnership Membentuk 1. R Instansi dan
keperawatan diharapkan : Posyandu Lansia espon pemerintah
1) Meningkatkan pengetahuan psikomotor setempat ikut
masyarakat tentang 2. R bekerja sama (PR)
ketidakefektian pemeliharaan espon kognitif
kesehatan
2) Terbentuknya kader 3. R
posyandu lansia espon afektif
79
G. Implementasi Keperawatan
F. Evaluasi Keperawatan